Anda di halaman 1dari 13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Stasiun dan Sanitasi Stasiun


2.1.1 Pengertian Stasiun
Pengertian stasium menurut Peraturan Menteri Perhubungan No.29 Tahun 2011
Tentang persyaratan teknis bangunan stasiun kereta api “Stasiun kereta api merupakan
prasarana kereta api sebagai tempat pemberangkatan dan pemberhentian kereta api.”
Stasiun merupakan salah satu tempat-tempat umum dimana ada kumpulan manusia yang
beraktifitas dalam satu tempat tersebut.
Stasiun Kereta Api merupakan prasarana kereta api sebagai tempat pemberangkatan
dan pemberhentian kereta api (Permenhub No. 29 Tahun 2011). Kereta api adalah sarana
perkeretaapian dengan tenaga gerak baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan
sarana perkeretaapian lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak dijalan rel yang
terkait dengan perjalanan kereta api.
2.1.2 Pengertian Sanitasi Stasiun
Sanitasi adalah upaya pengendalian faktor-faktor lingkungan dari kemungkinan
gangguan/kerugian baik fisik, kesehatan, maupun daya tahan tubuh manusia. Sehingga
sanitasi stasiun kereta api merupakan suatu upaya untuk mengendalikan faktor-faktor
lingkungan di stasiun kereta apai yang kemungkinan dapat menimbulkan
kerugian/bahaya bagi perkembangan fisik,kesehatan dan daya tahan tubuh manusia.
Ruang lingkup dari sanitasi stasiun kereta api meliputi:
a. Penyehatan Udara
b. Penyehatan air
c. Penyehatan Makanan dan minuman
d. Pengelolaan limbah padat dan limbah cair
e. Pengendalian vector
f. Penyehatan Tanah
Sanitasi di stasiun sangat diperlukan karena adanya kumpulan manusia yang
berhubungan langsung dengan lingkungan yang memungkinkan untuk terjadinya
penularan penyakit dan kecelakaan apabila fasilitas sanitasi yang sudah tersedia masih
belum memadai. Permasalahan sanitasi stasiun merupakan suatu hal yang penting untuk
dikaji dalam kehidupan masyarakat khususnya Indonesia. Hal tersebut mengingat masih
adanya permasalahan di bidang kesehatan terkait dengan sanitasi di tempat umum
khususnya di stasiun kereta api . Maka dari itu perlu dilakukan upaya melindungi,
memelihara dan mewujudkan lingkungan yang sehat pada stasiun sebagai sarana dan
bangunan umum. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan berbagai upaya
pengendalian faktor resiko penyebab timbulnya penyakit, yaitu salah satunya dengan
melakukan inspeksi pada stasiun.
2.2 Persyaratan Stasiun Kereta Api
Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan No. 29 Tahun 2011 tentang Persyaratan
Teknis Bangunan Stasiun Kereta Api, Stasiun Kereta Api adalah prasarana kereta api
sebagai tempat pemberangkatan dan pemberhentian kereta api.
A. Persyaratan Penempatan
Persyaratan penempatan pembangunan stasiun kereta api berdasarkan Peraturan
Menteri Perhubungan No. 29 Tahun 2011:
1) Sesuai dengan pola operasi perjalanan kereta api
2) Menunjang pengoperasian sistem perkeretaapian
3) Tidak mengganggu lingkungan
4) Memiliki tingkat keselamatan dan keamanan berdasarkan ketentuan yang berlaku
Gedung Pokok terdiri atas:
a) Hall
b) Perkantoran kegiatan stasiun
c) Loket karcis
d) Ruang tunggu
e) Ruang informasi
f) Ruang fasilitas umum
g) Ruang fasilitas keselamatan
h) Ruang fasilitas keamanan
i) Ruang fasilitas penyandang cacat dan lansia
j) Ruang fasilitas kesehatan
Gedung Penunjang terdiri atas:
a) Pertokoan
b) Restoran
c) Perkantoran
d) Parkiran
e) Perhotelan

Ruang lain yang menunjang stasiun kereta api Gedung Kegiatan Jasa terdiri atas:
a) Ruang tunggu penumpang
b) Bongkar muat barang
c) Gudang
d) Parkiran
e) Penitipan barang
f) ATM
g) Ruang lain yang menunjang stasiun kereta api.
B. Persyaratan Teknis Bangunan
Persyaratan teknis bangunan stasiun kereta api berdasarkan Peraturan Menteri
Perhubungan No. 29 Tahun 2011:
1. Konstruksi, material, disain, ukuran dan kapasitas bangunan sesuai dengan
standar kelayakan, keselamanan dan keamanan serta kelancaran sehingga
seluruh bangunan stasiun dapat berfungsi secara handal.
2. Memenuhi persyaratan keselamatan dan keamanan gedung dari bahaya banjir,
bahaya petir, bahaya kelistrikan dan bahaya kekuatan konstruksi.
3. Instalasi pendukung gedung sesuai dengan peraturan perundang undangan
tentang bangunan, mekanikal elektrik, dan pemipaan gedung (plumbing)
bangunan yang berlaku.
4. Menjamin bangunan stasiun dapat berfungsi secara optimal dari segi tata letak
ruang gedung stasiun, sehingga pengoperasian sarana perkeretaapian dapat
dilakukan secara nyaman.
Komponen gedung meliputi:
a. gedung atau ruangan;
b. media informasi (papan informasi atau audio);
c. fasilitas umum, terdiri dari:
d. ruang ibadah;
e. toilet;
f. tempat sampah; dan
g. ruang ibu menyusui.
h. fasilitas keselamatan dan keamanan;
i. fasilitas penyandang cacat atau lansia;
j. fasilitas kesehatan.
k.
C. Komponen Sanitasi Stasiun Kereta Api
Persyaratan yang harus dipenuhi berkaitan dengan sanitasi stasiun kereta api, antara
lain :
1. Bagian luar (lingkungan)
a. Tempat parkir
Terdapat tempat parkir kendaraan yang bersih
b. Penghijauan
Terdapat minimal satu pohon perindang, tanaman perdu, semak, dan
rumput.
2. Bagian dalam
a. Ruang tunggu
Ruangan bersih
Tempat duduk bersih
Lantai terbuat dari bahan kedap air, tidak licin, dan mudah dibersihkan
b. Peron
c. Kantor administrasi
d. Ruang ibadah
e. Ruangan ibu menyusui
f. Ruangan Bebas Merokok
g. Pertokoan
3. Sarana sanitasi
a. Toilet/WC
Digunakan jamban tipe leher angsa
Jamban untuk pria harus terpisah dengan jamban untuk wanita
Jumlah jamban 1 buah untuk setiap 1 – 250 pengunjung pada suatu saat,
dengan jumlah minimal 2 buah
Stasiun dengan kapasitas minimal 250 pengunjung harus memiliki 1
urinoir
Tempat cuci tangan
Tersedia minimal 1 buah tempat cuci tangan untuk umum yang dilengkapi
dengan sabun dan serbet
b. Instalasi air bersih
Sistem air bersih dipasang dengan mempertimbangkan sumber air bersih,
kualitas air bersih, sistem distribusi dan penampungannya;
Komponen dan peralatan air bersih sesuai ketentuan di bidang gedung dan
bangunan.
c. SPAL
Memiliki sistem pembuangan yang baik, terhubung dengan saluran umum
atau septic tank tersendiri (untuk pembuangan air kotor)
d. Manajemen sampah
e. Tersedianya tempat sampah yang tertutup dan kedap air
Adanya sistem pembuangan sampah oleh petugas terkait secara rutin
4. Kesehatan dan keselamatan kerja
a. Ruang kesehatan
Tersedianya ruang kesehatan beserta tenaga medis/paramedis
Kotak P3K
Tersedia minimal 1 kotak P3K yang berisi obat-obatan lengkap untuk P3K
b. Instalasi pemadam kebakaran
Tersedianya alat pemadam kebakaran yang dapat dilihat dan dicapai
dengan mudah oleh umum
Terdapat SOP penggunaan alat PMK
c. Instalasi listrik
Terdapat instalasi listrik yang tertutup dan terdapat tanda bahaya
d. Penerangan
e. Di setiap ruangan dan tempat tertentu (area parkir, pintu keluarmasuk)
harus diberi penerangan yang cukup
f. Sirkulasi udara
Terdapat sarana sirkulasi udara (alami maupun buatan)
5. Media informasi
a. Papan informasi
b. Pengeras suara

2.3 Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan di Stasiun Kereta Api

Ruang Lingkup
No Ruangan Analisa Bahaya
Kesehatan Lingkungan
I Ruang Pokok
1. Ruang tunggu a. Penyehatan udara a. Fisik : adanya debu yang
b. Pengendalian vector bertebaran, kerikil dan benda
c. Pengelolaan sampah lain yang dibawa
pengunjung dari luar stasiun.
b. Biologi : mikroorganisme
berupa bakteri,virus,
parasite,dll karena
kelembaban dan suhu udara
yang cocok untuk
pertumbuhannya.Bisa juga
berasal dari kontaminasi
droplet pengunjung yang
sakit dan tidak memakai
masker.
c. Kurangnya jumlah tempat
sampah, sehingga sampah
berserakan
d. Pengangkutan sampah yang
kurang sehingga sampah
menumpuk
e. Tidak ada pemilahan sampah
f. Tempat sampah yang tidak
tertutup sehingga
mengundang vector
(lalat,tikus)
g. Ventilasi yang kurang
sehingga tidak ada sirkulasi
udara dan pengap
h. Kebersihan tempat kurang
i. Penerangan terlalu redup
2. Ruang informasi a. Penyehatan udara a. Fisik : debu, kotoran dari
b. Penanggulangan luar ruangan
vector b. Biologi : resiko terinfeksi
c. Pengelolaan sampah bakteri legionella akibat AC
yang tidak bersih
c. Tidak tersedia tempat
sampah yang cukup
d. Kemungkinan ditemukan
vector tikus dan nyamuk dari
tumpukan kertas-kertas.
e. Konsleting listrik akibat
kabel terbuka.
f. Kebersihan kurang terjaga.

3. Ruang Kesehatan a. Penyehatan udara a. Fisik : Fisik : debu, kotoran


b. Pengendalian Vektor dari luar ruangan
c. Pengelolaan sampah b. Biologi : resiko terinfeksi
d. Pengelolaan limbah bakteri legionella akibat AC
cair yang tidak bersih,resiko
e. Penyehatan air terinfeksi dari orang yang
sakit.
c. Tidak tersedia tempat
sampah yang cukup
d. Tidak ada pemilahan sampah
(organic,anorganik,dan B3
medis)
e. Tidak terdapat alat desinfeksi
atau cuci tangan dengan
sabun
f. Ada wastafel tetapi rusak
atau macet.
g. Kebersihan kurang terjaga
h. Ditemukan vector nyamuk
dan tikus dari tumpukan
selimut/tempat tidur,
i. Penerangan terlalu redup
j. Air tidak memenuhi syarat
dari segi kualitas maupun
kuantitas

4. Ruang Kepala a. Penyehatan udara a. Fisik : debu, kotoran dari


stasiun b. Pengelolaan sampah luar ruangan
c. Pengendalian vektor b. Biologi : resiko terinfeksi
bakteri legionella akibat AC
yang tidak bersih
c. Tidak tersedia tempat
sampah yang cukup
d. Kemungkinan ditemukan
vector tikus dan nyamuk dari
tumpukan kertas-kertas.
e. Konsleting listrik akibat
kabel terbuka.
f. Kebersihan kurang terjaga.
g. Penerangan terlalu redup
5. Ruang Pengatur a. Penyehatan udara a. Fisik : adanya debu yang
perjalanan Kereta b. Pengelolaan sampah bertebaran, kerikil dan benda
c. Pengendalian vektor lain yang dibawa dari luar
ruangan.
b. Biologi : mikroorganisme
berupa bakteri,virus,
parasite,dll karena
kelembaban dan suhu udara
yang cocok untuk
pertumbuhannya.
c. Ventilasi kurang sehingga
tidak ada sirkulasi udara
yang mengakibatkan pengap
d. Konsleting listrik karena
kabel yang terbuka dan tidak
terlindungi
e. Ditemukan vector
tikus,nyamuk karena
kurangnya kebersihan
ruangan
f. Stang pengatur perjalan
kereta berkarat akibat
kurangya proses perawatan
g. Tidak tersedia tempat
sampah yang cukup dan
tertutup
6. Loket tiket a. Penyehatan udara a. Fisik : adanya debu yang
b. Pengelolaan sampah bertebaran, kerikil dan benda
Pengendalian vektor lain yang dibawa
pengunjung dari luar stasiun.
b. Biologi : mikroorganisme
berupa bakteri,virus,
parasite,dll karena
kelembaban dan suhu udara
yang cocok untuk
pertumbuhannya.Bisa juga
berasal dari kontaminasi
droplet pengunjung yang
sakit dan tidak memakai
masker.
c. Kurangnya jumlah tempat
sampah, sehingga sampah
berserakan
d. Pengangkutan sampah yang
kurang sehingga sampah
menumpuk
e. Tidak ada pemilahan sampah
f. Tempat sampah yang tidak
tertutup sehingga
mengundang vector
(lalat,tikus)
g. Ventilasi yang kurang
sehingga tidak ada sirkulasi
udara dan pengap
h. Kebersihan tempat kurang
i. Tidak ada pembatas antrian
j. Penerangan terlalu redup
7. Toilet/kamar mandi a. Penyehatan udara a. Fisik : adanya debu yang
b. Pengelolaan sampah bertebaran, kerikil dan benda
c. Pengendalian vector lain yang dibawa dari luar.
d. Pengelolaan limbah b. Biologi : mikroorganisme
e. Penyehatan air berupa bakteri,virus,
parasite,dll karena
kelembaban dan suhu udara
yang cocok untuk
pertumbuhannya. Mikroba
juga bisa berasal dari
urin/feses manusia
c. Ventilasi kurang sehingga
tidak ada sirkulasi udara.
d. Tidak terjaga kebersihannya
e. Tidak ada sistem penglahan
limbah/septictank dan
peresapan tidak memenuhi
syarat kesehatan
f. Saluran air mampet,tidak
tertutup
g. Tidak ada fasilitas cuci
tangan dengan sabun
h. Air yang digunakan tidak
mencukupi kebutuhan
i. Air tidak memenuhi syarat
kualitas baik fisik,kimia,dan
bakteriologis.
j. Ditemukan vector tikus atau
nyamuk dan jentik di bak
penampungan air
k. Tidak disediakan tempat
sampah yang cukup
l. Tempat sampah tidak
tertutup,tidak kedap air dan
tidak ada pemilahan
m. Pengangkutan sampah
kurang sehingga sampah
menumpuk.
n. Sistem penerangan terlalu
redup
8. Rel Kereta dan a. Penyehatan udara a. Fisik: Debu,pecahan
Peron b. Pengendalian vector besi,pecahan kaca,dll
c. Pengelolaan sampah b. Biologi : Cemaran mikroba
d. Penyehatan tanah berupa bakteri,virus,parasite
dari udara luar
c. Penerangan yang terlalu redup
d. Tingkat kebisingan yang
melebihi ambang batas
e. Tidak tersedia tempat sampah
yang cukup
f. Ditemukan vector tikus dan
lalat yang beterbangan
g. Konstruksi rel tidak sesuai dan
tidak dilengkapi penahan
seperti batuan kecil/kerikil
sehingga kontur tanah turun
h. Lantai peron licinsehingga
penumpang rawan jatuh
i. Peron tidak dilengkapi
pembatas aman
j. Cemaran oli/pelumas untuk
rel mengenai ke tanah.
k. Kondisi lingkungan kurang
bersih
II Ruang Fasilitas Penunjang
1. Ruang Menyusui a. Penyehatan udara a. Fisik : adanya debu yang
b. Pengelolaan sampah bertebaran, kerikil dan benda
c. Pengendalian vektor lain yang dibawa pengunjung
dari luar stasiun.
b. Biologi : mikroorganisme
berupa bakteri,virus,
parasite,dll karena
kelembaban dan suhu udara
yang cocok untuk
pertumbuhannya.Bisa juga
berasal dari kontaminasi
droplet pengunjung yang sakit
dan tidak memakai masker.
c. Tidak tersedia tempat sampah
yang cukup dan memenuhi
persyaratan
d. Tempat sampah yang tidak
tertutup dan kedap air
e. Ventilasi yang kurang
sehingga tidak ada sirkulasi
udara
f. Ditemukan nyamuk dan tikus.
g. Penerangan terlalu redup
h. Kebersihan tempat kurang
2. Ruang Ibadah a. Penyehatan udara a. Fisik : adanya debu yang
b. Pengelolaan sampah bertebaran, kerikil dan benda
c. Pengendalian vector lain yang dibawa dari luar.
d. Pengelolaan limbah b. Biologi : mikroorganisme
e. Penyehatan air berupa bakteri,virus,
parasite,dll karena
kelembaban dan suhu udara
yang cocok untuk
pertumbuhannya.
c. Ventilasi kurang sehingga
tidak ada sirkulasi udara.
d. Tidak terjaga kebersihannya
e. Saluran air mampet,tidak
tertutup
f. Air yang digunakan tidak
mencukupi kebutuhan
g. Air tidak memenuhi syarat
kualitas baik fisik,kimia,dan
bakteriologis.
h. Ditemukan vector tikus atau
nyamuk dan jentik di bak
penampungan air
i. Tidak disediakan tempat
sampah yang cukup
j. Tempat sampah tidak
tertutup,tidak kedap air dan
tidak ada pemilahan
k. Kebersihan fasilitas ibadah
(mukena,rak alquran) kurang
terjaga.
l. Sistem penerangan terlalu
redup
3. Pertokoan/kantin a. Penyehatan Udara a. Fisik : adanya debu yang
b. Penyehatan air bertebaran, kerikil dan benda
c. Penyehatan Makanan lain yang dibawa dari luar.
dan Minuman b. Biologi : mikroorganisme
d. Pengelolaan Sampah berupa bakteri,virus,
e. Pengendalian vector parasite,dll karena
f. Pengelolaan limbah kelembaban dan suhu udara
cair yang cocok untuk
pertumbuhannya.
c. Ventilasi kurang sehingga
tidak ada sirkulasi udara.
d. Tidak terjaga kebersihannya
e. Saluran air mampet,tidak
tertutup
f. Air yang digunakan tidak
mencukupi kebutuhan
g. Air tidak memenuhi syarat
kualitas baik fisik,kimia,dan
bakteriologis.
h. Ditemukan vector tikus atau
nyamuk dan jentik di bak
penampungan air. Selain itu
makanan dihinggapi lalat
karena tidak ditutup
i. Tidak disediakan tempat
sampah yang cukup
j. Tempat sampah tidak
tertutup,tidak kedap air dan
tidak ada pemilahan
k. Sistem penerangan terlalu
redup
l. Peralatan yang digunakan
mengolah makanan kurang
bersih dan dari bahan yang
mudah berkarat
m. Penjamah makanan tidak
memakai alat perlindungan
seperti celemek,penutup
kepala, dll
n. Penyajian makanan tidak
disertai tutup
o. Tempat pengolahan makanan
kurang bersih
4. Gudang a. Penyehatan Udara a. Fisik : adanya debu yang
b. Pngendalian vektor bertebaran, kerikil dan benda
lain yang dibawa dari luar.
b. Biologi : mikroorganisme
berupa bakteri,virus,
parasite,dll karena
kelembaban dan suhu udara
yang cocok untuk
pertumbuhannya.
c. Ventilasi kurang sehingga
tidak ada sirkulasi udara.
d. Tidak terjaga kebersihannya
e. Penataan barang tidak sesuai
dengan jenisnya.
f. Adanya vector tikus
g. Penerangan terlalu redup
5. Ruang ATM a. Penyehatan Udara a. Fisik : adanya debu yang
b. Pengelolaan sampah bertebaran, kerikil dan benda
lain yang dibawa dari luar.
b. Biologi : mikroorganisme
berupa bakteri,virus,
parasite,dll karena
kelembaban dan suhu udara
yang cocok untuk
pertumbuhannya. Resiko
terkontaminasi bakteri
legionella dari AC/pendingin
yang kurang bersih
c. Tidak tersedia tempat sampah
yang memadai
d. Penerangan terlalu terlalu
redup/silau
6. Tempat Parkir a. Penyehatan udara a. Fisik : adanya debu yang
b. Pengelolaan sampah bertebaran, kerikil dan benda
c. Pengendalian vektor lain yang dibawa dari luar.
b. Biologi : mikroorganisme
berupa bakteri,virus,
parasite,dll karena
kelembaban dan suhu udara
yang cocok untuk
pertumbuhannya.
c. Tidak tersedia tempat sampah
d. Area parkir kurang bersih
e. Tidak ada pemisahan dan
palang pintu pada pintu masuk
dan pintu keluar
f. Area parkir tidak cukup
menampung kendaraan
g. Tidak ada pemisahan jenis
kendaraan
h. Intensitas kebisingan melebihi
standar
i. Keamanan kurang
terjamin( tidak ada pagar
pembatas CCTV atau petugas
parkir lengah)

Daftar Pustaka
Deviyanti. 2015. Sanitasi Kereta Api Ekonomi Pasundan Dan Keluhan Kesehatan
Penumpang. Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 1, No. 1.
Peraturan Menteri Perhubungan No. 29 Tahun 2011 Tentang Persyaratan Teknis
Bangunan Stasiun Kereta Api.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai