2.1.1 Pengertian Pengawasan TPM Pengawasan terhadap pengolahan makanan adalah kegiatan penilaian terhadap tempat-tempat yang memproduksi makanan. Objek pengawasan antara lain rumah makan, warung nasi, catering, industry rumah tangga pangan,pedagang kaki lima, warung kopi dan makanan,depot air minum. Penularan penyakit melalui terutama melalui kontak dengan makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari oleh serangga atau kontaminasi oleh tangan yang kotor. Pengunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan benar. Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar atau membersihkan tinja, sehingga mengkontaminasi perabotan dan alat-alat yang dipegang. Pengawasan terhadap TPM yang merupakan tugas dari bagian Kesling di Puskesmas antara lain adalah : 1. Pembinaan dan pengambilan sampel makanan terhadap TPM , diantaranya rumah makan / restoran, jasa boga, industri rumah tangga, makanan jajanan, pelatihan dan penyuluhan terhadap pengelola TPM, pembinaan terhadap tempat pengisisian air minum isi ulang. 2. Melaksanakan kursus pengolahan makanan dan minuman kepada pengelola TPM dilingkungan Puskesmas. Menurut keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1098/MENKES/SK/Vll/2003 tentang persyaratan hygiene sanitasi rumah makan dan restoran pada pasal (1) terdapat pengertian rumah makan dan restoran. Rumah makan adalah setiap tempat usaha komersial yang ruang lingkup kegiatannya menyediakan makanan dan minuman untuk umum di tempat usahanya. Kebersihan di Rumah makan sangat penting, mengingat salah satu fungsi dari rumah makan yaitu sebagai tempat menjual makanan dan dihidangkan kepada pembeli. Sebagaimana tempat umum lainnya, rumah makan perlu mendapat pengawasan khusus mengenai keadaan sanitasinya. Bila tidak maka akan menimbulkan hal – hal yang tidak diinginkan seperti timbulnya penyakit menular. 2.1.2 Tujuan Pengawasan Makanan Tujuan dari pengawasan makanan dan minuman adalah sebagai berikut: Terlaksananya Pengelolaan higiene sanitasi pangan di seluruh Tempat Pengelolaan Makanan. Terlaksananya Pengendalian Faktor Risiko Penyakit Bawaan Pangan dan KLB Keracunan Pangan di Seluruh Sasaran Tempat Pengelolaan Makanan Terlaksananya Survailans Epidemiologi faktor risiko penyakit bawaan pangan di seluruh Tempat Pengelolaan Pangan. Sasaran dari penyelenggaraan pengawasan makanan dan minuman : a. Jasaboga b. Restoran c. Rumah makan d. DAM e. Makanan jajanan f. Rumah tangga/sekolah g. Kantin/sentra makanan jajanan 2.2. Higiene sanitasi makanan dan minuman Higiene sanitasi adalah suatu upaya untuk menghindarkan diri dari penyakit. Secara defenisi higiene adalah usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan pada kegiatan kebersihan individu dan kesehatan pribadi Sedangkan sanitasi adalah pencegahan penyakit dengan cara mengatur faktor lingkungan yang berkaitan dengan transmisi penyakit . Higiene sanitasi makanan minuman diperlukan untuk melindungi makanan dari kontaminasi maupun mikroorganisme penular penyakit. Tindakan saniter ditujukan pada semua tingkatan pengelolaan makanan minuman. Pengelolaan makanan minuman yang tidak higienis dan saniter dapat mengakibatkan adanya bahan-bahan di dalam makanan minuman yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada konsumen. Makanan minuman yang dikonsumsi dapat menimbulkan penyakit disebabkan 2 hal, yaitu makanan minuman tersebut mungkin mengandung komponen beracun, seperti logam berat, dan bahan kimia beracun. Hal yang kedua, makanan terkontaminasi mikroorganisme patogen dalam jumlah cukup untuk menimbulkan sakit. Mikroorganisme tersebut dapat berasal dari proses pembusukan makanan, atau terdapat dalam makanan karena dibawa serangga seperti lalat, kecoa, dan tikus (Depkes RI, 1997). Beberapa penyebab penyakit tersebut antara lain: Salmonella thyposa, Shigella dysentriae, virus hepatitis, toksin dari bakteri seperti Clostridium botulinum, berbagai jamur, pewarna makanan, dan pengawet makanan (Depkes RI, 2000). Gangguan kesehatan yang terjadi berupa gangguan pada saluran pencernaan, dengan gejala mual, perut mulas, muntah, dan diare. Tempat umum biasanya menyediakan berbagai makanan minuman bagi orang yang beraktivitas di tempat itu. Penyediaan makanan minuman jajanan ini seharusnya memenuhi kriteria kesehatan yang telah ada di negara kita yaitu Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Kepmenkes RI) No. 942/Menkes/SK/VII/2003 tentang pedoman persyaratan higiene sanitasi Makanan Jajanan. Menurut Depkes (2004), makanan minuman jajanan adalah makanan minuman yang diolah oleh pengrajin makanan di tempat berjualan dan atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain disajikan oleh jasa boga, rumah makan/restoran, dan hotel. 2.2.1. Persyaratan Higienie Sanitasi Pengolahan Makanan dan minuman 1. Tenaga/karyawan pengolah makanan : a. Memiliki sertifikat hygiene sanitasi makanan b. Berbadan sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter c. Tidak mengidap penyakit menular seperti typhus, tbc dan lain-lain atau pembawa kuman (carrier). d. Setiap karyawan harus memiliki buku pemeriksaan kesehatan yang berlaku. 2. Peralatan yang kontak dengan makanan : a. Permukaan utuh (tidak cacat) dan mudah dibersihkan. b. Lapisan permukaan tidak terlarut dalam asam/basa atau garam-garam yang lazim dijumpai dalam makanan. c. Bila kontak dengan makanan, tidak mengeluarkan logam berat beracun yang membahayakan yaitu : 1) Timah hitam (Pb) 2) Arsenikum (As) 3) Tembaga (Cu) 4) Seng (Zn) 5) Cadmium (Cd), dan 6) Antimon (Stibium) d. Wadah yang digunakan harus mempunyai tutup yang menutup sempurna. e. Kebersihannya ditentukan dengan angka kuman sebanyak-banyaknya 100/cm3 permukaan dan tidak ada kuman E-Coli. 3. Cara Pengolahan : a. Semua kegiatan pengolahan makanan harus dilakukan dengan cara terlindung dari kontak langsung dengan tubuh. b. Perlindungan kontak langsung dengan makanan dilakukan dengan : 1) Sarung tangan plastik sekali pakai 2) Penjepit makanan 3) Sendok garpu c. Untuk melindungi pencemaran terhadap makanan digunakan : 1) Celemek/apron 2) Tutup rambut 3) Sepatu dapur d. Perilaku tenaga/karyawan selama bekerja : 1) Tidak merokok 2) Tidak makan atau mengunyah 3) Tidak memakai perhiasan, kecuali cincin kawin yang tidak berhias (polos) 4) Tidak menggunakan peralatan dan fasilitas yang bukan untuk keperluannya. 5) Selalu mencuci tangan sebelum bekerja dan setelah keluar dari kamar kecil. 6) Selalu memakai pakaian kerja dan pakaian pelindung dengan benar. 7) Selalu memakai pakaian kerja yang bersih yang tidak dipakai di luar tempat jasa boga. 2.3. Pembinaan dan Pengawasan Pemeriksaan berkala yang dilakukan pada jasaboga, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota/KKP dan dapat melibatkan Asosiasi Jasaboga setempat dan menyampaikan hasil pemeriksaan jasa boga tersebut kepada Bupati/ Walikota/Administrator Pelabuhan/Bandar Udara dan masyarakat berhak mengetahui hasil pemeriksaan tersebut. Adapun ruang lingkup dari pembinaan dan pengawasan jasa boga adalah sebagai berikut: 1) Pengawasan bahan makanan, meliputi : a) Sumber bahan makanan b) Suhu dan tempat penyimpanan c) Peralatan d) Tenaga penjamah e) Pencucian f) Kualitas 2) Pengawasan peralatan pengolahan, meliputi : a) Cara pencucian b) Bahan dan keutuhannya c) Jumlah dan penggunaannya d) Penyimpanan e) Tenaga penanggung jawab 3) Pengawasan proses pengolahan makanan di setiap bagian pengolahan : a) Dapur panas (hot kitchen) b) Dapur dingin (preparation kitchen) c) Dapur pembuat roti/kue (pastry/bakery) d) Dapur pewadahan makanan (pantry) e) Peralatan yang digunakan (utensil) f) Suhu ruangan (holding room) g) Tenaga pengolah (food handler) h) Pemakaian bahan tambahan makanan (food additives) 4) Pengawasan penyimpanan makanan meliputi : a) Suhu dan waktu simpan b) Peralatan untuk menyimpan makanan c) Jenis makanan yang disimpan d) Tenaga penanggung jawab e) Pencegahan kontaminasi silang 5) Pengawasan pengangkutan makanan meliputi : a) Cara membawa makanan b) Wadah atau alat pembawa c) Kendaraan yang digunakan d) Tenaga yang membawa makanan 6) Pengawasan penyajian makanan a) Cara penyajian b) Perlakuan terhadap makanan c) Lamanya waktu penyajian d) Peralatan pemanas makanan e) Tenaga penyaji makanan 7) Pengawasan cara pencucian peralatan, meliputi : a) Mesin pencuci b) Peralatan cuci tradisional c) Bahan pembersih d) Bahan desinfektan e) Suhu pencucian f) Tenaga pencuci 8) Pengawasan higiene sanitasi lingkungan, meliputi : a) Air bersih dan air panas b) Kebersihan ruangan kerja c) Pembuangan sampah dan air limbah d) Pembuangan asap dapur e) Pencegahan serangga dan tikus f) Pencahayaan, ventilasi dan lalu lintas ruangan 9) Management pengawasan: a) Pencatatan temuan-temuan b) Arsip pengawasan/hasil laboratorium c) Kursus penjamah d) Pemeriksaan kesehatan karyawan e) Daftar menu yang disajikan f) Pakaian kerja g) Arsip menu setiap pengolahan makanan 10) Pemantauan cemaran makanan a) Dalam upaya memantau cemaran makanan, dianjurkan kepada pengusaha agar setiap menu yang disajikan, pengusaha wajib menyimpan sedikitnya 1 (satu) unit contoh porsi makanan lengkap (meal) yang disimpan di lemari es pada suhu di bawah 40C (- 40C) selama paling sedikit 1 kali 24 (dua puluh empat) jam. Setelah waktu itu makanan boleh dibuang untuk dimusnahkan (dibakar). b) Penyimpanan contoh menu makanan seperti tersebut dilengkapi dengan label yang memberikan keterangan tentang : (1) Tanggal pengolahan (2) Waktu penyajian (3) Nama penjamah yang mengolah makanan (4) Tempat penyajian (nama pemesan makanan) 2.4. Kegiatan pokok Pengawasan Makanan dan minuman 2.4.1 Kegiatan pokok dan rincian kegiatan Pelaksanaa kegiatan penyehatan makanan meliputi: 1. Pembinaan sarana Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) dengan inspeksi sanitasi dan konseling 2. Pengawasan makanan olahan TPM dengan melaksanakan sampling makanan 2.4.2 Cara melaksanakan kegiatan a. Pembinaan sarana TPM dengan Inspeksi sanitasi Inspeksi sanitasi ini dilakukan dengan mengamati kondisi fisik sarana TPM menggunakan checklist sesuai peraturan yang berlaku,menyampaikan hasil pemeriksaan pada pemilik TPM dan rencana tindak lanjutnya. b. Pengawasan sarana TPM Pengawasan dilakukan dengan penyuluhan Higienie dan sanitasi makanan dan minuman dan di sarana TPM 2.4.3 Target a. Pelaksanaan inspeksi sanitasi ke tempat pengolahan makanan sebesar 95 % dari jumlah TPM dalam setahun dan semuanya memenuhi syarat kesehatan b. Hasil sampling makanan-minuman, Usap Alat dan Rectal swab memenuhi syarat 100% 2.4.4. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan Evaluasi kegiatan penyehatan Tempat pengelolaan makanan dilakukan setiap Bulan, dikatakan tercapai bila TPM yang dikunjungi sebesar 95% dari target bulanan komulatif dan semua TPM yang dikunjungi memenuhi syarat, untuk kegiatan sampling dievaluasi setiap selesai pelaksanaan kegiatan. Hasil kegiatan penyehatan tempat pengelolaan makanan dicatat dalam buku kegiatan, buku rekap TPM dan dilaporkan menggunakan form laporan Tribulan TPM Daftar Pustaka Anonim.2016.Kerangka Acuan Penyehatan Tempat Pengolahan Makanan. Universitas Indonesia.https://id.scribd.com/document/353979178/3-Kerangka-Acuan-Program- Penyehatan-Tempat-Pengolahan-Makanan diakses 3 Oktober 2017 jam 19.00 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1098/Menkes/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Hygienie dan Sanitasi Rumah makan dan Restoran Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 715/menkes/SK/V/2003 tentang Persyaratan Higienie dan Sanitasi Jasaboga
Nb: tambahkan di hasil dan pembahasan
Data TPM di Wilayah Bratang Surabaya Tahun 2017 NO JENIS TPM JUMLAH 1 Restoran/rumah makan/warung makan 9 2 Industri makanan 2 3 Jasaboga/Catering 0 4 Sentra PKL 1( 8 Pedagang ) 5 Pedagang Kaki Lima 6 Jumlah 25
1. SKEDUL (JADWAL) PELAKSANAAN KEGIATAN
a. Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan dan Pengawasan Sarana TPM PELAKSANAAN KEGIATAN NO KEGIATAN OKT NOV DES JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP Inspeksi 1 sanitasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ TPM Penyuluhan 2 √ √ Mak-Min
JADWAL KEGIATAN INSPEKSI SANITASI
TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM)
NO BULAN LOKASI
1 Januari Restoran
2 Februari Restoran
3 Maret Restoran 4 April PKL
5 Mei PKL
6 Juni PKL
7 Juli PKL
8 Agustus Industri makanan
9 September Restoran
10 Oktober Industri makanan
11 November Sentra PKL
12 Desember Sentra PKL
Jadwal Penyuluhan dan materi dalam TPM
NO TANGGAL LOKASI Materi
Prinsip pemilihan bahan,
1 5 Mei 2017 Industri penyimpanan bahan, dan penyimpanan makanan jadi