Anda di halaman 1dari 13

KONSEP

PENGOLAHAN AIR
MINUM DENGAN
REVERSE OSMOSE
P O LT E K K E S K E M E N K E S S U R A B AYA
D I I I K E S E H ATA N L I N G K U N G A N S U R A B AYA
SEMESTER III (2017/2018)
NAMA KELOMPOK C SUB 2
1. Moudy Bella Ariska (P27833116014)
2. Silvi Maharani (P27833116015)
3 . E u n i ke Fe b e N O. (P27833116016)
4. Lovina C . (P27833116028)
5. Nur Fadilla (P27833116029)
6 . Yu s u f E d d y D . (P27833116036)
7. Lisa Afida R. (P27833116046)
Teknik pengolahan AIR telah ada bahkan
dizaman nenek moyang kita. Seperti
mengendapkan partikel-partikel padat
terlarut hingga didapatkan air bebas partikel
padat. Kemudian namun apakah metode
sederhana itu cukup untuk membuat air laut
dan air limbah menjadi air layak pakai ?
Tentu tidak. Oleh karena itu dibutuhkan
pengolahan air yang maju dan canggih untuk
memecahkan masalah ini.
Reverse osmosis (RO) yang kita ketahui sebenarnya disebut juga
hyperfiltration yaitu sebuah sistem filtrasi dengan menggunakan membrane
tanpa pori (dense) dimana mekanisme transport terjadi melalui fenomena
difusi

Kelemahan :
a. Membran RO masih sangat rentan terhadap
fouling. Fouling merupakan proses
pembentukan deposit akibat aktivitas mikroba,
adanya sedimentasi padatan tersuspensi, atau
hasil reaksi kimia berupa terjadinya korosi.
b. Untuk menghilangkan mikroba-mikroba dan
padatan-padatan tersuspensi sehingga
membutuhkan biaya yang lebih besar.
c. Perlu penanganan khusus berupa pencucian
kembali membran untuk menangani
membrane mampat karena terjadinya fouling.
PRINSIP DASAR OSMOSIS
BALIK
Jika air tawar dan air payau/ asin dipisahkan dengan membran
semi permeabel, maka air tawar akan terdifusi ke dalam air asin
melalui membran semi permeabel tersebut sampai terjadi
kesetimbangan. Daya penggerak yang menyebabkan terjadinya
aliran/difusi air tawar ke dalam air asin melalui membran semi
permeabel tersebut dinamakan tekanan osmosis. Besarnya tekanan
osmosis tersebut dipengaruhi oleh karakteristik/ jenis membran,
temperatur air, dan konsentarsi garam serta senyawa lain yang terlarut
dalam air.
Apabila pada suatu sistem osmosis tersebut, diberikan tekanan
yang lebih besar dari tekanan osmosisnya, maka aliran air tawar akan
berbalik yakni dari air asin ke air tawar melalui membran semi
permeabel, sedangkan garamnya tetap tertinggal di dalam larutan
garammya sehingga menjadi lebih pekat. Proses tersebut dikenal
dengan proses osmosa balik.
PROSES DESALINASI OSMOSA
BALIK
Di dalam proses desalinasi air payau dengan sistem
osmosa balik ini, tidak mungkinkan untuk memisahkan
seluruh garam dari air payaunya, karena akan
membutuhkan tekanan yang sangat tinggi. Untuk mengolah
air payau menjadi air tawar, air baku yaitu air payau
dipompa dengan tekanan tinggi ke dalam suatu modul
membran osmosa balik yang mempunyai dua buah pipa
keluaran, yakni pipa keluaran untuk air tawar yang
dihasilkan (product) dan pipa keluaran untuk air garam
yang telah dipekatkan (reject).
PROSES PENGOLAHAN
Treatment
Pretreatment (Pengolahan Lanjutan)
(Pengolahan Pendahuluan)
Sebelum air dari unit pengolahan
Pengolahan pendahuluan pendahuluan disaring dengan
diperlukan untuk memenuhi membran reverse osmosis,
standar kualitas air baku yang terlebih dahulu disaring dengan
akan diolah pada unit osmosa saringan skala mikro yang
balik. mempunyai lubang perforasi
Berdasarkan hasil analisa air sebesar 0,1 0,3 mikro meter.
baku pengolahan pendahuluan Dengan demikian maka air yang
atau yang disebut dengan akan disaring dengan membran
pretreatment terdiri dari reverse osmosis sudah tidak
beberapa unit proses, yaitu mengandung pengotor dan
oksidasi dan filtrasi. kekeruhan lagi.
PROSES PENGOLAHAN
Lanjutan Pengolahan Lanjutan

Air yang akan masuk ke dalam membran osmosis balik harus mempunyai
persyaratan tertentu, misalnya kekeruhan harus nol, kadar besi harus <
0,1 mg/l, pH harus dikontrol agar tidak terjadi pengerakan kalsium
karbonat dan lainnya.
Dalam pengoperasian penyaringan skala molekul ini dibantu oleh injeksi
3 jenis bahan kimia, yaitu anti scalant (anti pengerakan), anti biofouling
(anti penyumbatan karena unsur biologis) dan bahan pengawet yang
berfungsi untuk mengawetkan membran yang berupa Thin Composite
Film.
PERANGKAT IPA RO
1. Perangkat Utama 2. Perangkat Penunjang
Perangkat utama dalam sistem Perangkat penunjang dalam
pengolahan pendahuluan didisain sistem pengolahan pendahuluan
sesuai dengan kualitas air baku ini dipasang untuk mendukung
yang terdiri dari 5 unit operasi unit pretreatment yang
pemroses, yaitu unit Pencampur terdiri dari 4 bagian, yaitu Pompa
Statis (static mixer), unit Tangki Air Baku untuk intake (Raw
Reaktor (reactor tank), Saringan Water Pump), Pompa Dosing
Pasir Cepat (rapid sand filter), (Dosing Pump), Tangki Bahan
Saringan Mangan Zeolit (Iron Kimia (Chemical Tank), dan
manganese greensand filter) dan perpipaan serta kelengkapannya.
Saringan Karbon Aktif (activated
carbon filter). Sedangkan
perangkat utama pengolahan
lanjutan adalah membran
reverse osmosis.
PERANGKAT IPA RO
3. Kapasitas Pengolahan 4. Kapasitas Pengolahan
Lanjutan
Pendahuluan Sistem reverse osmosis yang
Spesifikasi dari setiap unit diterapkan mempunyai
pemroses dalam sistem kemampuan mengolah air baku
pengolahan pendahuluan didisain 30.000 liter/hari dan mampu untuk
untuk mengolah air baku dengan memproduksi air hasil olahan
kapasitas 3 kali lipat kapasitas (produk) 10.000 liter/hari dan
sisanya sebagai buangan (asin).
sistem reverse osmosis, dimana Untuk mendukung kerja alat
sepertiganya akan diolah menjadi pengolah air payau sistem reverse
air tawar sisanya sebagai reject osmosis ini dilengkapi dengan
untuk membuang garamnya. beberapa alat ukur seperti:
pengukur tekanan operasi
(pressure meter), pengukur laju
alir (flow meter) dan pengukur
kandungan garam serta rangkaian
elektrik untuk otomatisasi operasi
sistem.
KESIMPULAN

Reverse osmosis (RO) yang kita ketahui sebenarnya disebut juga


hyperfiltration yaitu sebuah sistem filtrasi dengan menggunakan
membrane tanpa pori (dense) dimana mekanisme transport terjadi
melalui fenomena difusi. Pengolahan air payau dengan sistem osmosa
balik terdiri dari dua bagian, yakni unit pengolahan awal (Pretreatment)
dan unit pengolahan lanjutan (Treatment), yaitu unit osmosa balik.
Namun dalam pelaksanaan sistem RO masih memiliki kelemahan yaitu
membran RO masih sangat rentan terhadap fouling serta biaya yang
harus dikeluarkan sebanyak dua kali lebih besar.

Anda mungkin juga menyukai