Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN IMPLEMENTASI K3

PENGUKURAN DEBU MENGGUNAKAN HVDS DAN LVDS

Disusun oleh :

Ajeng Febrianti Rahayu (101711535018)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

PSDKU UNIVERSITAS AIRLANGGA

DI BANYUWANGI

2020
I. PENGUKURAN DEBU

Debu adalah partikel padat yang diameter 0,1-50 μm atau lebih dapat dihasilkan
oleh manusia atau alam dan merupakan hasil dari proses pemecahan suatu bahan (Aini,
2015). Istilah debu yang digunakan di industri menunjuk pada partikel yang berukuran
antara 0,1 sampai 25 mikron. Debu yang sering terdapat di Industri yaitu asbes, silica,
Pada lingkungan kerja debu berpotensi menimbulkan: (a) gangguan kesehatan, antara
lain gangguan hidung dan tenggorokan yang dapat mengakibatkan selesma dan infeksi
lain atau kanker hidung, gangguan paru akibat bronchitis, emphysema, pneumoconiosis,
asma atau kanker; (b) peledakan, jenis debu yang termasuk antara lain debu tepung,
karet batubara dan debu metal, misalnya aluminium, bisa meledak jika berada dalam
ruang terbatas; (c) pengaruh terhadap produktivitas kerja dan menyebabkan kerusakan
produk. faktor yang menentukan besarnya gangguan kesehatan akibat debu, yaitu kadar
debu di udara, ukuran atau diameter debu, sifat debu, reaktifitas debu, cuaca kerja, lama
waktu paparan, kepekaan individu. Tempat kerja yang berdebu menyebabkan pelaksanaan
kerja menjadi lebih sulit dan bisa merusak produk atau mesin, oleh karena itu perlu dilakukan
pengukuran debu.

Pengukuran debu dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu Personal Dust Sampler,
Low Volume Dust Sampler, High Volume Dust Sampler, Hijet Dust Sampler, Digital Dust
Indikator, Electrostatic Dust Sampler, dan Metode Petridish (Dust Fall Method). PDS, LVDS,
HVDS, dan HDS merupakan pengukuran debu sistem filtrasi. Prinsip kerja sistem filtrasi yaitu
debu dalam ruang kerja dihisap dengan suction pump yang dihubungkan dengan filter holder
(tempat filter) melalui pipa-pipa penghubung. Filter yang telah dipasang di filter holder sudah
diketahui beratnya. Udara yg dihisap kecepatan alirannya dapat diketahui melalui flow rate atau
rotameter. Dengan mengetahui kecepatan aliran udara,maka dapat diketahui volume udara yg
dihisap selama pengambilan sample.
II. TUJUAN
Mengetahui kadar debu ditempat kerja
III. ALAT DAN BAHAN
1. Filter, petridish
2. Filter holder
3. Three foot (penyanggah)
4. Suction pump
5. Flow rate meter
6. Timbangan digital
7. Pipa plastik, decicator
8. Pinset

IV. METODE PENGUKURAN


HVDS
1. Siapkan dua filter dengan ukuran 110 mm
2. Ukur berat filter menggunakan timbangan baik filter control maupun perlakuan
3. Catat berat awal kedua filter yang tertera pada layar timbangan sebagai berat awal
filter
4. Ambil filter dari timbangan menggunakan pinset, dan masukan filter yang telah
ditimbang ke dalam decicator untuk menjaga kelembabannya.
5. Apabila sudah siap melakukan pengukuran, ambil filter dari decicator dan letakkan
filter control disekitar alat HVDS serta filter perlakuan dipasang pada filter holder.
6. Sebelum melakukan pengukuran, siapkan stopwatch
7. Nyalakan alat HVDS dengan menekan tombol on dan tekan stopwatch
8. Catat flow rate setiap 10 menit waktunya minimal 30 menit,
9. Hasil dari flow rate pada HVDS konversikan terlebih dahulu pada tabel yg tertera
pada alat
10. Setelah 30 menit, matikan alatnya, dan lepas filternya. Lipat menjadi empat bagian
agar debu tidak tumpah
11. Timbang kembali filter pada timbangan baik filter control maupun perlakuan
sebagai berat filter akhir.
12. Angka-angka yang telah diperoleh, kemudian dimasukkan ke dalam rumus
( x 2−x 1 )−( y 2− y 1 )
3
G (mg/m )= t
Fx
1000
Dengan :
G = kadar debu total (mg/m3)
x 2−x 1 = berat filter paper kontrol sesudah – sebelum perlakuan (mg)
y2 - y1 = berat filter paper kontrol sesudah – sebelum perlakuan (mg)
t = waktu pengukuran (menit)
F = flowrate (liter per menit)
13. Interpretasikan dengan peraturan yang ada
14. Buatlah kesimpulan dari hasil pengukuran.
LVDS
1. Siapkan dua filter dengan ukuran 47 mm
2. Ukur berat filter menggunakan timbangan baik filter kontrol maupun perlakuan
3. Catat berat awal kedua filter yang tertera pada layar timbangan sebagai berat awal
filter
4. Ambil filter dari timbangan menggunakan pinset, dan masukan filter yang telah
ditimbang ke dalam decicator untuk menjaga kelembabannya.
5. Apabila sudah siap melakukan pengukuran, ambil filter dari decicator dan letakkan
filter control disekitar alat LVDS serta filter perlakuan dipasang pada filter holder.
6. Sebelum melakukan pengukuran, siapkan stopwatch
7. Nyalakan alat LVDS dengan menekan tombol on dan tekan stopwatch
8. Catat flow rate setiap 10 menit waktunya minimal 30 menit,
9. Setelah 30 menit, matikan alatnya, dan lepas filternya. Lipat menjadi empat bagian
agar debu tidak tumpah
10. Timbang kembali filter pada timbangan baik filter kontrol maupun perlakuan
sebagai berat filter akhir.
11. Angka-angka yang telah diperoleh, kemudian dimasukkan ke dalam rumus
( x 2−x 1 )−( y 2− y 1 )
G (mg/m3)= t
Fx
1000
Dengan :
G = kadar debu total (mg/m3)
x 2−x 1 = berat filter paper kontrol sesudah – sebelum perlakuan (mg)
y2 - y1 = berat filter paper kontrol sesudah – sebelum perlakuan (mg)
t = waktu pengukuran (menit)
F = flowrate (liter per menit)
12. Interpretasikan dengan peraturan yang ada
13. Buatlah kesimpulan dari hasil pengukuran.

REFERENSI

Atmaja, Aditya Surya, dkk. 2007. Identifikasi Kadar Debu di Lingkungan Kerja dan Keluhan
Subyektif Pernafasan Tenaga Kerja Bagian Finish Mill. Jurnal Kesehatan Lingkungan,
Volume 3 Nomor 2, (online), diakses pada tanggal 20 November 2020 di
www.media.neliti.com

Aini, Silvi Qiro’atul. 2015. Hubungan Paparan Debu dengan Kapasitas Vital Paru Pekerja
Batu Bara. Jurnal Agromed Unila, Volume 2 Nomor 4, (online), diakses pada tanggal
20 November 2020 di www.juke.kedokteran.unila.ac.id

Video materi debu, pengenalan alat dan teknis pengukuran debu total diupload oleh pmjimmy
safetydarihati, (online), diakses pada tanggal 20 November 2020 di www.youtube.com

Anda mungkin juga menyukai