Debu listrik statik, yaitu debu mempunyai sifat listrik statis yang dapat menarik
terutama berasal dari logam berat. Contoh : Cd, Cr, Mn, Ni dan Vanadium pentoksida
Debu toksik : Debu yang menyebabkan racun bagi tubuh, biasanya juga berasal dari
Ukuran 3-5 mikron, akan tertahan oleh saluran pernafasan bagian tengah. Ukuran 1-3 mikron,
sampai dipermukaan alveoli.
Ukuran 0,5-1 mikron, hinggap di permukaan alveoli/selaput lendir sehingga dapat
menyebabkan terjadinya fibrosis paru. Ukuran 0,1 0,5 mikron, melayang dipermukaan
alveoli Menurut WHO (1996), ukuran debu partikel yang membahayakan manusia adalah
debu yang memiliki ukuran 0,1-5 mikron atau 10 mikron, sedangkan Departemen Kesehatan
RI mengisyaratkan bahwa ukuran debu yang membahayakan berkisar 0,1 sampai 10 mikron.
Inhalable 100 , Thoracic 10 , Respirable 4 .
Untuk batas tertinggi pajanan debu di lingkungan pabrik/industri, batasan yang dipakai
adalah Nilai Ambang Batas, yaitu sebesar 10 mg/ m3. Namun apabila yang diukur adalah
besar pajanan debu di lingkungan umum dan perkantoran, maka persyaratan yang digunakan
adalah Baku Mutu Lingkungan, yaitu sebesar 0,26 mg/ m3.
Debu bahan kimia yang terdapat di udara ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui
saluran pernapasan sehingga dapat menyebabkan iritasi pada hidung,tenggorokan dan paruparu. Debu-debu ini juga dapat tinggal di dalam paru-paruuntuk waktu yang lama dimana
dapat menyebabkan reaksi dengan segera atau reaksidapat timbul bertahun-tahun setelah
terkena pemajanan pertama, seperti pemajananoleh debu asbes.
Beberapa reaksi biaologis an penyakit yang dapat ditimbulkan adalah :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Penyakit paru yang diakibatkan oleh reaksi tubuh terhadap penimbunan debu.
Reaksi sistemik oleh karena absorpsi ke dalam darah.
Reaksi alergi dan sensitisasi.
Iritasi hidung dan tenggorokan.
Demam.
Perdangan oleh bakteri dan jamur.
6.5 Peralatan
a. Gravity Settling Chamber
Kekurangan :
b. Cyclone
Prinsip Penyisihan :
Catatan Penting :
Kelebihan :
Kekurangan :
Prinsip Penyisihan :
Shaking FF
Reverse air FF
Pulse jet FF
b. Sistem control
Setelah semua usaha pencegahan dilakukan secara maksimal, dan jika masih terdapat
debu dari proses tersebut, maka barulah dilakukan pengendalian atau pengontrolan terhadap
debu tersebut. Beberapa teknik pengendalian yang dapat dilakukan adalah seperti dust
collection systems, sistem pwet dust suppression systems, and airborne dust capture through
water sprays.
Wet Dust Suppression Systems : Menggunakan cairan (yang banyak digunakan adalah
air, tapi bisa juga bahan kimia yang bisa mengikat debu) untuk membasahi bahan
yang bisa menghasilkan debu tersebut sehingga bahan tersebut tidak cenderung
menghasilkan debu.
Airborne Dust Capture Through Water Sprays : Menyemprot debu-debu yang timbul
pada saat proses dengan menggunakan air atau bahan kimia pengikat, semprotan
harus membentuk partikel cairan yang kecil (droplet) sehingga bisa menyebar diudara
dan mengikat debu yang berterbangan membentuk agglomerates sehingga turun
kebawah.
Dilution Ventilation : Teknik ini adalah untuk mengurangi konsentrasi debu yang ada
di udara dengan mendilusi udara berdebu dengan udara tidak berdebu atau bersih.
Secara umum sistem ini masih kurang baik untuk kesehatan karena debu pada
dasarnya masih terdapat diudara, akan tetapi sistem ini bisa digunakan jika sistem lain
Sumber :
Harrington ; F.S Gill. 2005. Buku Saku Kesehatan Kerja. Edisi 3. Penerbit ECG :
Jakarta.
Slamet, Juli. S. 2006. Kesehatan Lingkungan. Gajah Mada University Press :
Yogyakarta.
Soedirman, dan Suma`mur. 2014. Kesahatan Kerja Dalam Perspektif Hiperkes &
Yokyakarta.