PENDAHULUAN
1
(Hg), timbal (Pb), tembaga (Cu), kadmium (Cd) dan stronsium (Sr) adalah
contoh logam berat yang berupa kontaminan yang berasal dari luar tanah dan
sangat diperhatikan karena berhubungan erat dengan kesehatan manusia,
pertanian dan ekotoksikologinya Pangan yang dikonsumsi sehari-hari
merupakan hasil pertanian. Pangan seharusnya memenuhi kriteria ASUH
(Aman, Sehat, Utuh dan Halal). Salah satu parameter tersebut, yaitu Aman,
termasuk dalam masalah mutu. Mutu dan keamanan pangan berpengaruh
langsung terhadap kesehatan masyarakat dan perkembangan sosial. Makanan
yang bermutu baik dan aman diperlukan untuk meningkatkan kesehatan,
kesejahteraan individu dan kemakmuran masyarakat. Sayuran merupakan
sumber pangan yang mengandung banyak vitamin dan mineral yang secara
langsung berperan meningkatkan kesehatan. Oleh karena itu, hygienitas dan
keamanan sayuran yang dikonsumsi menjadi sangat penting agar tidak
menimbulkan gangguan kesehatan. Namun banyak jenis sayuran yang
beredar di masyarakat tidak terjamin keamanannya karena diduga telah
terkontaminasi logam-logam berat seperti timbal (Pb), kadmium (Cd), atau
merkuri (Hg).
1.3 Tujuan
1) Dapat mengetahui penyakit Itai-itai
2) Dapat mengetahui faktor penyebab penyakit Itai-itai
3) Dapat mengetahui gejala yang ditunjukkan dari penyakit Itai-itai
4) Dapat mengetahui cara penyebaran dari penyakit Itai-itai
5) Dapat mengetahui cara penyembuhan pada penderita penyakit Itai-itai
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
keracunan yang bersifat kronis menyerang juga saluran pencernaan, ginjal,
hati dan tulang. Usaha manusia untuk mengetahui pengaruh kadnium
terhadap kesehatan dapat menggunakan pendekatan dengan cara percobaan-
percobaan terhadap binatang seperti yang diterangkan sebagai berikut :
- Pengaruh Cd terhadap ginjal.
Percobaan binatang dengan menyuntikan larutan kadnium klorida kedalam
tubuh kelinci betina manunjukkan bahwa kelinci tersebut turun berat
badannya. Urinenya me ngandung protein melampaui batas normal dan
kadang-kadang disertai keluarnya alkaliphosphatase dan asam Phosphatase
sebagai tanda adanya kerusakan pada tubulus distal dari ginjal.
Konsentrasi kadnium klorida sebesar antara 10,50 - 300 ppm dalam air
minum tikus menyebabkan perubahan dari hampir seluruh pembuluh darah
ginjal apabila diperiksa dengan mikroskop electron. Tetapi tidak ada tanda
-tanda perubahan yang terlihat dalam waktu 24 minggu apabila kadar
kadnium dalam air minum tersebut hanya 1 ppm.
- Pengaruh Cd terhadap hipertensi.
Kadnium sebagai penyebab hipertensi atau penyebab penyakit jantung
pada manusia (aterosclerotic heart disease) mungkin masih diragukan,
tetapi percobaan dengan binatng untuk mengetahui hubungan tersebut
telah dilakukan. Binat ang percobaan kelinci dibuat hipertensi dengan
memberikan injeksi intra peritoneal kadnium asetat seminggu sekali
sampai beberapa bulan lamanya. Suatu endapan kadnium terbentuk
beberapa waktu kemudian dalam jaringan hati dan ginjal (batu ginjal
merupakan salah satu penyebab hipertensi dan hipertensi merupakan salah
satu penyebab penyakit jantung)
- Pengaruh Cd terhadap kerapuhan tulang.
Penyakit kerapuhan tulang seperti didapatkan pada penyakit itai itai
diketemukan pula pada percobaan pada tikus jantan yang diberi diet
makanan yang mengandung kadnium serta kadar protein dan kalsiumnya
rendah. Bardasarkan percobaan ini orang menduga bahwa makanan yang
bergizi rendah menyebabkan orang mudah terkena keracunan kadnium
(kadnium intoxication)
4
2.2 Penyebab penyakit Itai-itai
Penyakit Itai-itai yang ditemukan di Jepang pada tahun 1946,
penyebabnya adalah keracunan Cd yang kronis seperti diumumkan oleh
Departemen Kesehatan Jepang pada tahun 1968 (Sutanto, 1991). Lebih
tepatnya peristiwa ini terjadi di Fuchu, Jepang. Daerah ini terdapat
pertambangan Pb, Zn, Cd. Limbah pertambangan ini mengalir ke hulu sungai
kemudian mengalir ke daerah persawahan penduduk dan menyebabkan kadar
Cd pada beras tinggi. Beras yang dimakan ini telah terkontaminasi dengan
limbah pertambangan terutama Cd dan mengakibatkan penduduk di daerah
Fuchu menderita rematik danmialgia (nyeri otot). Penderita penyakit ini
umumnya wanita usia lanjut dengan keluhan nyeri pada pinggang.
Kadmium merupakan logam berat jenis non-essensial. Keberadaannya
di alam khususnya di lapisan kerak bumi jumlahnya relatif kecil. Namun,
kandungan kadmium di dalam tanah akan meningkat karena proses alami
seperti bencana alam (gunung meletus) dan oleh ulah manusia yang dapat
menyebabkan pencemaran ligkungan maupun proses pemupukan yang
berlebihan (William & David, 1977). Kadmium biasanya digunakan untuk
pelapisan logam dan mutunya lebih baik dari pelapis seng, walaupun harga
relatif lebih mahal. Proses tersebut dilakukan dengan berbagai cara misalnya,
elektrolisis, pencelupan, penyemprotan. Proses ini tentunya menghasilkan
sisa-sisa kadmium ke lingkungan terutama tanah dan saluran air. Melalui
saluran air dan tanah ini kadmium akan meneyebar luas sampai ke area
pertanian, perkebunan, dan pemukiman, sehingga memberikan dampak buruk
pada kehidupan tanaman, hewan, manusia melalui rantai makanan.
Keracunan kadmium sering terjadi pada pekerja di industri-industri
yang berkaitan dengan logam. Pekerja di perindustrian ini setiap hari pasti
berkontak langsung dengan berbagai macam logam yang diolah dalam
industri tersebut. Pengolahan kadmium menghasilkan uap logam Cd atau
CdO. Senyawa ini lah yang dapat menyebabkan keracunan pada para pekerja
karena dapat masuk dengan mudah melalui sistem respirasi. Kadmium ini
lebih bersifta toksik bila terhirup melalui respirasi. Keracuanan yang kronis
terjadi pada organ ginjal bila konsentrasi kadmium mencapai 200 μg per gram
5
terjadi kerusakan ginjal. Perlu kewaspadaan pada para pekerja industri yang
berkaitan dengan logam.
6
2.4 Mekanisme
Kadmium
Kadmium
diikat oleh
albumina
7
Ginjal disfungsi Ekskresi protein meningkat
Glomeruli
Disfungsi
Reabsorpsi buruk
8
2.5 Penyegahan dan penyembuhan
Salah satu cara pencegahan serta upaya terhadap keracunan logam
berat ini salh stunya yaitu, menghindari kontak dengan kadmium dalam
tubuh, tidak ada pengobatan yang efektif lainnya untuk keracunan kadmium.
Pengobatan ditujukan untuk mengurangi serta meringankan gejala keracunan.
Adapun upaya lain yang bisa dilakukan untuk mengurangi kemungkinan
keracunan kadmium diantaranya:
1) Hindari merokok, karen merokok merupakan sumber terbesar dari paparan
kadmium dalam tubuh.
2) Mengidentifikasi potensi sumber kadmium di sekitar rumah guna
melakukan pencegahan keracunan.
3) Makan diet seimbang, yang menyediakan jumlah yang cukup kalsium,
kelenjar, protein dan seng.
4) Jika memiliki air sumur, periksa juga kandungan kadmium
5) Jika kandungan kadmium ditemukan dalam air sumur, dianjurkan untuk
minum dan memasak menggunakan air kemasan atau memasang filter air
yang menghilangkan kadmium dan logam lainnya.
6) Jauhi tempat limbah yang berbahaya.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penyakit itai itai adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
keracunan logam berat seperti kadmium di perairan/air minum. Salah satu
efek utama dari keracunan kadmium adalah lemah dan rapuh tulang. Tulang
belakang dan kaki sakit, dan gaya berjalan melenggang sering berkembang
karena cacat tulang yang disebabkan oleh kadmium.
Penyakit Itai-itai yang ditemukan di Jepang pada tahun 1946,
penyebabnya adalah keracunan Cd yang kronis seperti diumumkan oleh
Departemen Kesehatan Jepang pada tahun 1968 (Sutanto, 1991). Penderita
penyakit ini umumnya wanita usia lanjut dengan keluhan nyeri pada
pinggang. Keracunan kadmium sering terjadi pada pekerja di industri-industri
yang berkaitan dengan logam. Pekerja di perindustrian ini setiap hari pasti
berkontak langsung dengan berbagai macam logam yang diolah dalam
industri tersebut. Pengolahan kadmium menghasilkan uap logam Cd atau
CdO. Senyawa ini lah yang dapat menyebabkan keracunan pada para pekerja
karena dapat masuk dengan mudah melalui sistem respirasi.
Gejala kronis atau gejala umum yang terjadi disaat awal keracunan
yaitu kemampuan penciuman menurun, gigi terasa ngilu seperti rheumatik
dan berubah warna menjadi warna kuning keemasan, serta nafas pendek. Jika
penderita tidak ditangani dengan baik dalam gejala kronis, maka penyakit
itai-itai akan memasuki tahap gejala akut. Gejala akut memiliki berbagai ciri
yaitu kadmium dapat menyebabkan keadaan melunaknya tulang yang
umumnya diakibatkan kurangnya vitamin B yang dapat menyebabkan
terjadinya gangguan daya keseimbangan kandungan kalsium dan fosfat dalam
ginjal.
10
3.2 Saran
Karena penyakit itai-itai disebabkan oleh keracunan logam berat seperti
kadmium, maka penyakit ini dapat dicegah dengan upaya industri
pertambangan yang harus memiliki tempat pembuangan limbah. Dengan
adanya tempat pembuangan limbah tersebut, maka limbah tidak langsung
dibuang ke lingkungan melainkan dilakukan proses terlebih dahulu agar
limbah yang dibuang tidak berdampak buruk bagi lingkungan atau
lingkungan tidak tercemar. Hal ini dikarenakan limbah yang mengandung
logam berat seperti kadnium (cd) yang masuk ke dalam lingkungan,
tumbuhan, dan manusia memiliki batasan toleransi agar tidak
membahayakan. Dan upaya lainnya yaitu menghindari kontak dengan
kadmium dalam tubuh, tidak ada pengobatan yang efektif lainnya untuk
keracunan kadmium. Pengobatan ditujukan untuk mengurangi serta
meringankan gejala keracunan. Adapun upaya lain yang bisa dilakukan untuk
mengurangi kemungkinan keracunan kadmium diantaranya: Hindari
merokok, mengidentifikasi potensi sumber kadmium, Makan diet seimbang,
dan menjauhi limbah berbahaya.
11
DAFTAR PUSTAKA
Alfian, Zul. 2005. Analisis Kadar Logam Kadmium (Ca2+) dari Kerang
yang Diperoleh dari Daerah Belawan secara Spektrometri Serapan Atom.
JurnalSains Kimia. Vol 9, No.2, 2005: 73-76
Muhajir, Abdul. 2009. Studi Kandungan Logam Berat Kadmium (Cd) pada
Kerang Darah (Anadara granosa) dari Beberapa Pasar Kota Malang, Skripsi.
Malang : Jurusan Biologi F.SAINTEK UIN.
12