Anda di halaman 1dari 7

2.

1 PENGERTIAN PELARUT ORGANIK

Pelarut organik adalah pelarut yang umumnya mengandung atom karbon dalam
molekulnya. Menurut Sudarmadji (1989), pelarut organik berdasakan konstanta
elektrikum dapat dibedakan menjadi dua yaitu pelarut polar dan pelarut non polar.
Konstanta dielektrikum dinyatakan sebagai gaya tolak menolak antara dua pertikel yang
bermuatan listrik dalam suatu molekul. Semakin tinggi konstanta dielektrikumnya maka
pelarut bersifat semakin polar.

2..2 SIFAT UMUM PELARUT ORGANIK

1. Cair, mudah menguap

2. Mudah terbakar dan meledak

3. Bersifat lipofilik(Afinitas tinggi terhadap lemak , Afinitas rendah terhadap air,


Akumulasi dalam jaringan lemak dan membran sel saraf, Merusak jaringan dan
Menghambat hantaran impuls saraf)

4. Bentuk cairan tak berwarna, kecuali isophorone

5.Potensi pelarut sebagai anestesi umum dan agent defatting berhubungan secara
proposional dengan daya larutnya

2.3 ABSORBSI PELARUT ORGANIK

 Semua pelarut organic pada umumnya diabsorbsi melalui inhalasi (pernapasan)


- Up take / retensi paru : 40%-80% pada keadaan istirahat, bila bekerja maka
meningkat 2-3 kali
 Sebagian besar , absorbsi melalui kulit:
- Paling mudah bila sifat pelarut larut dalam lemak dan air
- Daya menguap tinggi, maka absorbsi pada kulit rendah (lebih mudah terhirup)
2..4 EFEK KESEHATAN

A. EFEK KESEHATAN UNTUK PEKERJA

Penggunaan Pelarut organik di bidang industri bermacam-macam, contohnya


benzena, toluena, xylena (BTX) di gunakan sebagai lem, pelarut, cat, dan lain-lain.
Penggunaan toluena sebagai sebagai pelarut cat, thinner, tinta, lem, bahan tambahan
produk kosmetik, industri pestisida, crude petroleum, disinfektan, industri plastik, dan
serat sintetik.

Rute masuk ke dalam tubuh dapat melalui tiga mekanisme, yaitu inhalasi
(terhirup), ingesti (tertelan), dan kontak langsung melalui kulit. Pelarut organik seperti
benzena, toluena, xylena (BTX) mudah menguap, seringkali uap BTX terhirup oleh
pekerja yang tidak mengunakan alat pelindung diri. Pelarut organik ini berbahaya bagi
kesehatan pekerja karena dapat menyebabkan (tergantung jenisnya):

 Iritasi hidung, tenggorokan, dan saluran napas

 Iritasi dan inflamasi pada paru

 Gangguan susunan saraf pusat

 Gangguan susunan saraf tepi

 Gangguan neurologis: gangguan pendengaran contohnya toluena

 Gangguan sistem reproduksi

 Beberapa bersifat karsinogenik contohnya benzena

 Gangguan organ seperti ginjal, hati, dll

 Iritasi mata

 Iritasi kulit (3,4,5)

Gangguan kesehatan akut pada pekerja yang terpajan benzena secara berlebihan
(overexposed workers) berupa sakit kepala, vertigo, mual, muntah. Pajanan kronis
benzena dapat menyebabkan gangguan darah seperti anemia dan menurunnya jumlah sel
darah putih. Kontak dalam waktu yang lama dengan kulit menyebabkan kerusakan kulit
mirip akibat terbakar. Studi epidemiologi terhadap para pekerja yang terpajan benzena
dalam periode waktu yang lama menunjukkan bertambahnya pekerja yang menderita
kanker, seperti kanker darah (leukemia).

B. EFEK KESEHATAN DIRUMAH

Kebanyakan masyarakat tidak menyadari efek buruk yang disebabkan oleh bahan
kimia yang digunakan, sehingga akan mejadikan penumpukan penyakit di dalam tubuh
yang nantinya bisa berujung pada kematian.

Dikatakan oleh Hillya, efeknya bagi kesehatan dibagi menjadi efek jangka pendek
dan jangka panjang. Efek jangka pendek misalnya pusing, sakit kepala, rasa pening, dan
mual. Hal ini timbul akibat dari sifatnya yang mudah menguap dan kurang polar akan
dengan mudah memasuki tubuh melalui hirupan (inhalasi) maupun penyerapan
kulit.misalnya hirupan (inhalasi) bahan kimia jenis heksan yang banyak digunakan pada
obat pembunuh serangga. Sedangkan jika paparan terhadap bahan kimia tersebut
berlangsung lama, maka dapat menyebabkan kelemahan otot, pengllihatan menjadi
buram/kabur, serta mati rasa di jari-jari tangan atau kaki (tergantung tubuh mana yang
sering terpapar.

Penghirupan gasolin yang banyak digunakan dalam cat dan penghilang gemuk,
dapat menimbulkan iritasi pada mata dan gangguan sistem pernapasan. Jika uap gasolin
masuk ke pernapasan cukup banyak maka dapat menyebabkan penurunan kesadaran
dengan cepat. Paparan jangka panjangnya terhadap kulit dapat menimbulkan iritasi kulit
atau dematitis kontak iritan, serta gejala neurologis. Dermatitis kontak iritan ditandai
dengan kulit yang memerah dan melepuh, terasa perih dan gatal.

Paparan terhadap kerosin yang juga banyak digunakan dalam cat, dapat
menyebabkan iritasi pada mata dan kulit, cedera paru-paru, dermatitis, mudah marah,
gelisah dan mudah mengantuk. Efek yang lebih buruk pun dapat terjadi apabila paparan
terhadap kerosin cukup banyak, yakni akan menimbulkan kejang, koma bahkan
kematian.

Paparan dari Benzene yang melalui hirupan (inhalasi) ternyata dapat


menyebabkan gangguan pada darah, termasuk berkurangnya sel darah merah dan
kerusakan sel-sel darah merah (anemia plastik). Sedangkan efek jangka pendeknya
berupa pening, mengantuk, sakit kepala, iritasi mata dan kulit, serta gangguan pada
saluran pernapasan. Paparannya sangat cepat dan dalam kadar yang tinggi dapat
menyebabkan gangguan kesadaran.

Toluen telah diteliti dampaknya terhadap kerusakan sel-sel tubuh, sehingga


paparannya dalam jangka lama dapat menyebabkan kanker.inhalasi toluene jangka
pendek dapat menyebabkan gangguan sistem saraf pusat seperti cepat lelah, mengantuk,
sakit kepala, mual, iritasi saluran pernapasan bagian atas, iritasi pada mata, sakit
tenggorokan dan pening

2.4 CARA PENGENDALIAN

A. PEKERJA

Mengingat bahaya kesehatan yang ditimbulkan pelarut organik, maka dokter


perusahaan atau dokter kesehatan kerja (okupasi) perlu melakukan langkah-langkah
pengendalian agar dapat memberikan perlindungan pada pekerja dan mendeteksi
penyakit secara dini.

Langkah pengendalian yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

3 Peningkatan pengetahuan pekerja mengenai bahaya potensial yang ada dan kesadaran
penggunaan alat pelindung diri yang sesuai.

4 Monitoring lingkungan kerja. Monitoring lingkungan kerja adalah metode untuk


menilai pajanan bahaya potensial di area kerja dengan cara mengukur keberadaan
pajanan tersebut di udara, air dan tanah.
5 Monitoring biologi (Biomonitoring). Biomonitoring adalah metode untuk menilai
pajanan bahaya potensial tempat kerja dan atau efeknya pada tubuh pekerja dengan
cara mengukur keberadaan pajanan (umumnya bahan kimia), metabolit atau produk
reaksi yang terdapat dalam jaringan atau specimen tubuh seperti darah, urin atau
rambut.

6 Pemeriksaan Medical Check Up (MCU) sebelum kerja, berkala/tahunan, dan


pemeriksaan khusus

B. ANGGOTA RUMAH

Agar tidak terjadi efek buruk bagi kesehatan, maka cara menggunakan bahan-
bahan pelarut organik harus hati-hati. Penyimpanannya harus ditempat yang aman,
ventilasi udara yang baik, dan tidak mudah dijangkau oleh anak-anak. Oleh karena
itu, untuk mencegah paparannya terhadap tubuh, bila bekerja dengan pelarut organik
disarankan menggunakan sarung tangan dan masker atau bekerja di dalam lemari
asam sehingga uapnya tidak terisap oleh kita. Jika telah selesai dalam
penggunaannya, cucilah tangan dengan air mengalir dan sabun agar sisa-sisa bahan
kimia bersih dari tangan. Jangan lupa untuk simpan kembali ke tempat asal yang lebih
aman. Kemudian, apabila ada diantara anggota keluarga yang mengalami keracunan
bahan kimia tersebut, segeralah menghubungi dokter.
https://www.slideshare.net/conny05oktober1992/k3-pelarut-organik-pak-depkes2005-b

https://www.coursehero.com/file/40509457/Toksik-solventppt/

https://www.scribd.com/doc/114001184/Pelarut-Organik-Dan-Bahayanya-Di-Rumah

Soemarko DS. Penyakit Akibat Pajanan Pelarut Organik. Pertemuan Ilmiah Tahunan
PERDOKI 2013

United States Department of Health and Human Services. Toxicological profile for
toluene. Agency for Toxic Substances and Disease Registry (ATSDR). September 2000
DAFTAR PUSTAKA
https://www.studiobelajar.com/penduduk/

Anda mungkin juga menyukai