Anda di halaman 1dari 25

PARASITOLOGI

“Mikologi Pangan, Air, Udara, Tanah ”

Disusun Oleh Kelompok 2 :

Raihan Walid
Rani Aulia
Safira Septiyanti
Siti Risqa Sa’adah

Kelas : 1D3B

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
TAHUN 2020
1) MIKOLOGI PANGAN

A. Pengertian Mikologi Pangan


Mikologi Pangan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang jamur yang
mempunyai peran yang merugikan maupun menguntungkan pada bidang pangan. Mikologi
pangan yang menguntungkan dapat ditemukan dalam berbagai bioteknologi di bidang pangan
seperti jamur yang berada dalam tempe, oncom, dan kecap. Sedangkan ada beberapa
mikologi pangan yang bersifat parasit atau merugikan yang bisa kita lihat pada roti yang
disimpan tidak benar sering berjamur sehingga tidak layak untuk dimakan.

B. Jenis Mikologi Pangan

1. Mikologi pangan yang menguntungkan

1. Aspergillus sp.

1.1.Definisi.
Aspergillus adalah suatu jamur yang termasuk dalam kelas Ascomycetes yang dapat
ditemukan dimana–mana di alam ini. Ia tumbuh sebagai saprofit pada tumbuh-
tumbuhan yang membusuk dan terdapat pula pada tanah, debu organik, makanan dan
merupakan kontaminan yang lazim ditemukan di rumah sakit dan Laboratorium.
Aspergillus adalah jamur yang membentuk filamen-filamen panjang bercabang, dan
dalam media biakan membentuk miselia dan konidiospora. Aspergillus berkembang
biak dengan pembentukan hifa atau tunas dan menghasilkan konidiofora pembentuk
spora. Sporanya tersebar bebas di udara terbuka sehingga inhalasinya tidak dapat
dihindarkan dan masuk melalui saluran pernapasan ke dalam paru.(Tarigan, 1991)

1.2.Ciri-ciri.
Cici–ciri Aspergillus adalah mempunyai hifa berseptat dan miselium bercabang,
sedangkan hifa yang muncul diatas permukaan merupakan hifa fertil, koloninya
berkelompok, konidiofora berseptat atau nonseptat yang muncul dari sel kaki, pada
ujung hifa muncul sebuah gelembung, keluar dari gelembung ini muncul sterigma,
pada sterigma muncul konidium–konidium yang tersusun berurutan mirip bentuk
untaian mutiara, konidium–konidium ini berwarna (hitam, coklat, kuning tua, hijau)
yang memberi warna tertentu pada jamur. (Schlegel, 1994) Secara umum ciri-cirinya
adalah sebagai berikut.
 Koloninya berwarna kuning, abu-abu atau coklat.
 Berbentuk rantai seperti kuas/bergerombol bulat.
 Organisme multiseluler.
 Membentuk konidia.
1.3. Taksonomi
Kingdom :     Myceteae
Divisi :     Amastigomycota
Kelas :     Ascomycetes
Ordo :     Eurotiales
Famili :     Euroticeae
Genus :     Aspergillus
Spesies :   Aspergillus fumigatu, Aspergillus flavus, Aspergillus clavatus,
Aspergillus nidulans, Aspergillus niger, Aspergillus oryzae, Aspergillus yermus, dan
Aspergillus wentii

1.4. Habitat
Ia tumbuh sebagai saprofit pada tumbuh-tumbuhan yang membusuk dan terdapat pula
pada tanah, debu organik, makanan dan merupakan kontaminan yang lazim ditemukan
di rumah sakit dan Laboratorium.

1.5. Morfologi

 Memiliki konidia sebagai alat perkembang biakan


 Memiliki konidiofor yaitu hifa yang tumbuh tegak pada permukaan substrat.
 Stolon adalah hifa yang membentuk jaringan pada permukaan substrat

1.6. Anatomi

 Memiliki dinding sel yang kemudian akan membentuk askus spora.


 Memiliki sekat di dalam setiap hifa yang berfungsi untuk menghubungkan hifa yang
satu dengan yang lain.

1.7. Reproduksi

 Vegetatif dengan cara konidia (spora besar) yang membesar dan membentuk miselia
haploid baru.
 Generatif pada miselia

1.8. Peranan
 Digunakan dalm pembuatan kecap dan tauco.
 digunakan dalm pembuatan minuman beralkohol.
1. Mucor

2.1. Definisi

Mucor adalah genus dari sekitar 3000 jenis cetakan umumnya ditemukan di tanah , sistem
pencernaan, tanaman permukaan, dan busuk materi sayuran. Mucor merupakan devisi
Zygomycota, kelas Zygomycetes, ordo Mucorales, Keluarga Mucoraceae, Genus Mucor
Frasen.

2.2. Ciri – ciri


Ciri-ciri spesifik Mucor

 Hifa nonseptat
 Sporangiospora tumbuh pada seluruh bagian miselium, bentuk sederhana dan
bercabang.
 Kolumela berbentuk bulat, silinder atau seperti buah advokat.
 Spora halus dan teratur.
 Suspensor zigospora sama besar
 Tidak berbentuk stolon, rizoid sporangiola (sporangia kecil yang mengandung
beberapa spora).

2.3. Reproduksi

Zygospores dari Mucorales Struktur ini merupakan reproduksi spora seksual beberapa
genera Mucorales. Mereka biasanya gelap, kasar, 1-bersel, dan terhubung ke filamen oleh sel
pendek yang disebut suspensors. Mereka jarang terjadi selain dari struktur berbuah aseksual
dan tidak biasanya digunakan secara eksklusif untuk tujuan identifikasi (Zycha dan
Siepmann: 1970 ) Selama reproduksi aseksual, tegak sporangiophores hyphal terbentuk..
Ujung sporangiophore membengkak untuk membentuk sporangium bulat yang berisi
uninukleat, sporangiospores haploid. Perpanjangan sporangiophore yang disebut columella
menjorok ke dalam sporangium itu. Dinding sporangium mudah pecah untuk melepaskan
spora, yang berkecambah siap untuk membentuk miselium baru pada substrat yang sesuai.
sedangkan selama reproduksi seksual, strain yang kompatibel bentuk pendek, gametangia
disebut hifa khusus. Pada titik di mana dua gametangia sekering komplementer, sebuah
zygosporangium, berdinding tebal bola berkembang. zygosporangium ini biasanya berisi
zygospore tunggal. Nuklir karyogami dan meiosis (rekombinasi seksual) terjadi dalam
zygospores, yang dianggap tahan lama dan tahan terhadap kondisi buruk. Mereka mungkin
berkecambah membentuk hifa atau sporangium termasuk. Mucor baik homothallic (self-
kompatibel) dan heterotolik spesies. (Laurence B. Molloy:1999).

2.4. Taksonomi

Kingdom : Fungi

Divisio : Zygomycota

Class : Zygomycetes

Order : Mucorals

Familia : Mucoraceae

Genus : Mucor

Species : Mucor sp.

2. Rhizopus sp.

3.1. Definisi

Rhizopus adalah genus fungi saprofit yang umum pada tanaman dan parasit yang
terspesialisasi pada hewan. Mereka ditemukan di berbagai substrat organik, termasuk
buah dan sayuran matang, jeli, sirup, kulit, roti, kacang tanah, dan tembakau.

3.2. Taksonomi
Kingdom : Fungi
Divisio : Zygomycota
Class : Zygomycetes
Ordo : Mucorales
Familia : Mucoraceae
Genus : Rhizopus
Species : Rhizopus oryzae

3.3. Klasifikasi
Berdasarkan struktur tubuh dan reproduksinya rhizopus termasuk fungi pada devisi
Zygomycota. Struktur Tubuh Rhizopus mempunyai tiga tipe hifa, yaitu:

 Stolon, hifa yang membentuk jaringan pada permukaan substrat (misalnya roti)
 Rizoid, hifa yang menembus substrat dan berfungsi sebagai jangkar untuk menyerap
makanan
 Sporangiofor, hifa yang tumbuh tegak pada permukaan substrat dan memiliki
sporangium globuler di ujungnya

3.4. Ciri-ciri

 Habitat di darat, di tanah yang lembab atau sisa organisme mati


 Hifanya bercabang banyak tidak bersekat saat masih muda dan bersekat setelah
menjadi tua
 Miseliumnya mempunyai tiga tipe hifa yaitu : stolon (hifa yang membentuk jaringan
di permukaan substrat seperti roti), rhizoid (hifa yang mnembus substrat dan berfungsi
untuk menyerap makanan), sporangiofor (tangkai sporangium)
 Berkembangbiak dengan cara vegetatif yaitu membuat sporangium yang
menghasilkan spora. Generatif yaitu dengan konjugasi dua hifa (-) dan hifa (+).

3.5. Cara Reproduksi

Cara Reproduksi Rhizopus bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi


secara aseksual adalah dengan spora nonmotil yang dihasilkan oleh sporangium,
sedangkan reproduksi seksualnya dengan konjugasi. Reproduksi vegetatif dengan cara
membentuk spora tak berflagel (aplanospora) dan generatif dengan cara
gametangiogami dari dua hifa yang kompatibel/konjugasi dengan menghasilkan
zigospora.

2. Mikologi Pangan yang Merugikan

1. Aspergillus flavus

1.1. Definisi
Aspergillus flavus adalah salah satu jenis jamur yang sering mengkontaminasi
makanan. Jamur jenis ini dapat menyebabkan infeksi Aspergillosis dan juga
merupakan jamur yang paling banyak menghasilkan aflatoksin. Aflatoksin adalah
jenis toksin yang bersifat karsinogenik.

1.2. Klasifikasi

Kingdom Fungi
Division Ascomycota
Class Eurotiomycetes
Order Eurotiales
Family Trichocomaceae
Genus Aspergillus
Species Aspergillus flavus

1.3. Ciri-ciri
Aspergillus flavus memiliki konidiofor yang panjang (400-800 μm) dan relatif
kasar, bentuk  kepala konidial bervariasi dari bentuk kolom, radial, dan bentuk bola,
hifa berseptum,dan koloni kompak. Koloni dari Aspergillus flavus umumnya tumbuh
dengan cepat dan mencapai diameter 6-7 cm dalam 10-14 hari Kapang ini memiliki
warna permulaan kuning yang akan berubah menjadi kuningkehijauan atau coklat
dengan warna inversi coklat keemasan atau tidak berwarna,sedangkan koloni yang
sudah tua memiliki warna hijau tua. Aspergillus flavus tersebar luas di dunia.

Aspergillus flavus merupakan kapang yang menghasilkan toksin atau racun


berupa aflatoksin. Aflatoksin adalah senyawa racun/toksin yang dihasilkan oleh
metabolit sekunder kapang/jamur Aspergillus flavus dan A.parasiticus. Aflatoksi
merupakan segolongan mikotoksin (racun/toksin yang berasal dari
fungi/kapang/jamur)yang sangat mematikan dan karsinogenik (pemicu kanker) bagi
manusia dan hewan. Kapang ini biasanya ditemukan pada bahan pangan/pakan yang
mengalami proses pelapukan antara biji kacang-kacangan (kedelai, kacang tanah, dan
bunga matahari), rempah-rempah (seperti ketumbar, lada, jahe, serta kunyit) dan
serealia (seperti padi, gandum, sorgum dan jagung).

1.4. Morfologi

Jamur dalam grup ini sering menyebabkan kerusakan pada makanan. Konidia
grup ini berwarna kuning sampai hijau dan mungkin membentuk skerotia.
Konidiofora tidak berwarna, kasar bagian atas agak bulat sampai kolumner, vesikel
agak bulat sampai berbentuk batang pada kepala yang kecil, sedangkan pada kepala
yang besar bentuk globulosa. Konidia kasar dengan bermacam – macam warna.

1.5. Reproduksi

Secara umum perkembangbiakan dari divisi ascomycotina yaitu terdapat dua


cara : Secara vegetatif, Dengan cara kalmidospora (spora berdinding tebal),
fragmentasi (pemisahan sebagian cabang dari miselium yang selanjutnya tumbuh
menjadi individu baru), tunas/kuncup (budding) yaitu pada Saccharomyces. Secara
generatif, Dengan menghasilkan spora yang dibentuk di dalam askus. Askus-askus itu
berkumpul dalam badan yang disebut askokarp.

1.6. Gangguan Kesehatan

 Keracunan akut (aflatoksikosis), dengan gejala mual, muntah, kerusakan hati hingga
kematian pada kasus serius
 Perkembangan anak dan pertumbuhan janin terganggu
 Metabolisme protein terganggu
 Kekebalan tubuh menurun
 Kanker hati (Hepatocellular carcinoma (HCC)

2. Geotrichum candidum

2.1. Definisi

Geotrichum spesies yang diketahui beberapa cepat melalui proses yang dikenal
sebagai arthrospores dan dalam kebanyakan kasus, hal itu mempengaruhi manusia
jika tertelan melalui produk-produk makanan yang mengandung spesies seperti susu,
produk susu, dan beberapa kelompok tertentu sereal, yang berisi spesies . Ada
beragam versi melaporkan apakah, Geotrichum negatif mempengaruhi manusia
dengan sebagian dari mereka mengelompokkan sebagai bagian dari flora manusia,
dan dengan demikian, tidak ada didokumentasikan fakta yang membuktikan hal itu
mempengaruhi orang-orang negatif.

2.2. Ciri-ciri

 Merupakan fungi yang menyerupai khamir


 Berwarna putih, kuning, orange, atau merah.
 Sering tumbuh pada produk susu membentuk koloni berwarna putih kekuningan.
 Hifanya septat, dani biasanya bercabang.
 Spora aseksualnya adalah artospora (oidia) berbentuk silinder jika berasal dari hifa
di bawah permukaan atau berbentuk oval jika berasal dari hifa aerial (di atas)
permukaan

2.4. Klasifikasi
Kingdom      : Fungi
Phylum         : Ascomycota
Subphylum   : Pezizomycotina
Class             : Ascomycetes
Order            : Sordariales
Family          : Sordariaceae

C. CARA PENGENDALIAN

Menghambat pertumbuhan dan inaktivasi Usaha ini dapat dilakukan dengan beberapa
cara :

1. menggunakan fungisida pada saat sebelum panen, untuk bijian dan kacangan
dilakukan proses pengeringan yang baik dan menjaga kondisi dalam penyimpanan
tetap kering.

2. Pada buah dilakukan pembungkusan dengan kertas lilin yang mengandung fungisida
seperti biphenyl

3. Penggunaan pengawet asam organic efektif untuk menghambat pertumbuhan jamur


pada beberapa produk jam, roti, dan beberapa produk berbentuk pasta.

4. Perlakuan pasteurisasi cukup untuk inaktivasi sebagian besar jenis jamur, dan harus
segera dikemas yang baik untuk mencegah terjadinya rekontaminasi.

5. Pencegahan Kontaminasi Selama Proses Produksi


Pencegahan kontaminasi jamur pada proses produksi hanya dapat dilakukan dengan
membuat rencana pelaksanaan HACCP yang baik, diantaranya :

a. Pengendalian kondisi gudang penyimpanan bahan mentah sangat penting untuk


menghambat pertumbuhan jamur pencemar
b. pemeriksaan terhadap bahan mentah sangat penting mengingat prevalensi cemaran
yang cukup tinggi
c. Suhu dan lama waktu pemanasan merupakan kriteria kontrol untuk mengeliminir
jamur pada bahan mentah
d. Pengendalian yang ketat terhadap ruangan proses perlu dilakukan karena udara
merupakan media utama terjadinya bahaya rekontaminasi oleh spora jamur.
e. Sterilisasi udara untuk tujuan aerasi memberikan kontribusi pada kemungkinan
terjadinya cemaran pada proses fermentasi

D. PEMERIKSAAN PADA SEMPEL MAKANAN

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan seperti roti yang berjamur
,tempe,oncom.
2. Bersihkan kaca benda dengn alkohol 70% lalu panaskan diatas api lampu spirtus
untuk menghilangkan lemaknya.
3. Letakan 1-2 tetes larutan LPCB ( Lacto Phenol Catton Blue) diatas kaca benda tadi
ratakan.
4. Siapkan Ose berbentuk cangkul ,panaskan dengan api lampu spirtus setelah itu
dinginkan.
5. Ambillah jamur yang ada pada roti, tempe , oncom dengan mencangkulnya pelan-
pelan pakai ose yang sudah dingin tadi ratakan dan tutup dengan cover glass.
6. Periksalah dengan pembesaran 10 Xdan 40 X amati dan gambar bentuk jamurnya.

2) MIKOLOGI AIR

Mikologi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang fungi


(jamur) atau sering disebut juga cendawan. Kajian dalam mikologi antara lain meliputi
taksonomi jamur, fisiologi jamur, bioteknologi jamur, budidaya jamur. Mikologi sangat besar
pengaruhnya terhadap fitopatologi karena banyak penyakit tumbuhan yang disebabkan oleh
jamur; sehingga pernah fitopatologi disebut sebagai mikologi terapan. Pada kali ini kami
akan membahas mengenai jamur-jamur yang terdapat di air.

1. Saprolegnia

Kebanyakan jamur-jamur yang masuk ordo ini adalah penghuni air bersih. Talus
berupa hifa bercabang-cabang sampai merupakan miselium yang cukup lebat. Koloni
mudah dilihat tanpa menggunakan mikroskop. Dinding sel terdiri atas selulosa. Hifa
pada umumnya bersekat-sekat, paling sedikit yang berbatasan dengan alat reproduksi
yang berupa zoosporangium. Zoosporangium ini terdapat pada ujung hifa, dan
diameternya agak lebih besar sedikit daripada hifa biasa, berwarna coklat muda jika
dilihat dari bawah mikroskop. Pada saprolegniaceae terdapat dua macam zoospore.
Zoospore primer berbentuk seperti buah alpukat dengan dua flagel pada ujung yang
runcing. Zoospore sekunder berbentuk seperti ginjal dan pada cekungan lambungnya
terdapat dua flagel yang ujungnya berlawanan arah. Jamur yang mempunyai satu macam
zoospore saja disebut jamur monomorfik sedang yang dua dimorfik.
Saprolegnia merupakan cendawan berfilamen, organisme tidak bersekat
(senositik) yang hidup pada habitat air tawar dan untuk mendapatkan makanan mereka
hidup secara saprofit atau parasit. Saprolegnia atau dikenal juga sebagai “ water molds “
dapat menyerang ikan maupun telur ikan. Mereka umumnya dijumpai pada air tawar
maupun air payau. Jamur ini dapat tumbuh pada selang suhu 0 0 C- 350 C , dengan
selang pertumbuhan optimal 15-300 C. pada umumnya Saprolegnia akan menyerang
bagian tubuh ikan yang terluka, dan selanjutnya dapat pula menyeabar pada jaringan
sehat lainnya. Serangan Saprolegnia biasanya berkaitan dengan kondisi kualitas air yang
buruk, seperti sirkulasi air rendah, kadar oksigen terlarut rendah atau kadar ammonia
tinggi, dan kadar bahan organik tinggi.

Bangkai ulat air yg ditumbuhi Saprolegnia Ikan koi ditumbuhi Saprolegni


a. Klasifikasi Saprolegnia

Klasifikasi Saprolegnia menurut Scott (1961) dalam Mulyani (2006) adalah sebagai
berikut :

Filum : Phycomycetes

Kelas : Oomycetes

Ordo : Saprolegnialis

Famili : Saprolegniaceae

Genus : Saprolegnia

Spesies : Saprolegnia sp

Ciri lain yang dimiliki oleh Saprolegnia adalah memiliki sporangium yang
berdiameter 100 mikron, lebih lebar dari hifanya. Beberapa contoh yang bersifat patogen
pada ikan adalah Saprolegnia parasitica (penyebab ulterative dermal necrosis pada
salmon), Saprolegnia diclina dan Saprolegnia ferax.

b. Gejala Klinis
 Infeksi saprolegniasis relative mudah dikenali, yaitu terlihat adanya benang
benang halus menyerupai kapas yang menempel pada telur atau luka pada bagian
eksternal ikan. Gejala tersebut juga dapat digunakan sebagai diagnosa awal.
 Diagnosa juga dapat dilakukan secara laboratories dengan cara mengambil
mycelia, diletakkan pada permukaan slide glas dan ditetesi sedikit air untuk
selanjutnya diamati di bawah mikroskop.
 Mycelia penyebab saprolegniasis memiliki percabangan dengan struktur
hypha aseptate. Reproduksi aseksual dapat diamati dari keberadaan zoosporangium
pada ujung hypha: Saprolegnia sp sp. menghasilkan zoospore primer & sekunder.
 Saprolegnia sp biasanya ditandai dengan munculnya "benda" seperti kapas,
berwarna putih, terkadang dengan kombinasi kelabu dan coklat, pada kulit, sirip,
insang, mata atau telur ikan. Apabila anda sempat melihatnya di bawah mikroskop
maka akan tampak jamur ini seperti sebuah pohon yang bercabang-cabang.

2. Achyla Sp.

Achlya sp juga merupakan jenis jamur yang banyak ditemukan sebagai agen
infeksius pada penyakit ikan. Jamur ini juga penyebab penyakit saproligniasis, selain
yang disebabkan oleh Saprolegnia sp dan Aphanomyces sp. Gejala klinis mirip seperti
serangan Saprolegnia sp, yaitu menyerang organ eksternal ikan seperti kulit, sirip, dan
insang, telur, serta organ yang terserang menujukkan indikasi ditumbuhi benang-benang
halus seperti kapas. Gejala klinis lainnya adalah timbulnya borok akibat serangan
sekunder, kemudian berkembang menembus jaringan kulit, dan meluas hingga ke tulang
belakang ikan yang mengakibatkan ikan kehilangan sebagian komponen tubuh
posteriornya.

a. Klasifikasi

Filum : Phycomycetes

Kelas : Oomycetes

Ordo : Saprolegnialis

Famili : Saprolegniaceae
Genus : Achlya

Spesies : Achlya sp

3. Aphanomyces astaci
Aphanomycetes merupakan jamur yang merupakan penyebab utama penyakit UES
(Ulceratif Epizootic Syndrome) pada ikan. Gejala klinis dari UES adalah terdapat bercak
putih pada daging di bawah otot dan pada beberapa kasus berwana coklat timbul warna
kecoklatan pada otot (Rukyani, 1994).

a. Ciri mikroskopis jamur Aphanomyces astaci adalah:


 memiliki miselium berdiameter 5-15 um dan bercabang.
 Zoospora muncul pada ujung sporangium dalam bentuk memanjang, kemudian
menjadi kista disekitar ujung sprorangium.
 Zoospora dibentuk dari hifa vegetatif. Hifa Aphanomyces astaci bercabang, tidak
bersepta dan berpigmen (Alderman, 1982).
 parasitik adalah menghasilkan kantung spora yang keluar dari bagian tengah atau
samping hifa sedangkan Aphanomyces astaci saprofitik hanya menghasilkan satu
cluster spora dan keluar dari bagian terminal atau ujung hifa (Fraser et al, 1992).

b. Klasifikasi
Phylum : Phycomycetes
Class : Oomycoetes
Order : Saprolegniales
Family : Saprolegniaceae
Genus : Aphanomyces
Spesies: Aphanomyces astaci

4. Ichthyosporidium hoferi

Ichthyoponus merupakan penyakit yang disebabkan oleh jamur Ichthyosporidium


hoferi jamur ini bersifat obligat parasit dengan siklus hidup yang kompeks. Suhu
optimumnya adalah 10C dan dapat tumbuh pada suhu 3-20C, tetapi tidak dapat tumbuh
pada suhu 30C (Post, 1987). Sebaran penyakit biasanya berlangsung melalui pencernaan,
yaitu melalui spora yang termakan. Oleh karena itu, ikan yang terserang ringan sampai
sedang biasanya tidak menunjukkan gejala penyakit. Pada kasus serangan berat, kulit
ikan tampak berubah kasar seperti amplas. Hal ini disebabkan terjadinya infeksi dibagian
bawah kulit dan jaringan otot. Ikan dapat pula menunjukkan gejala pembengkokan
tulang. Bagian internal ikan akan tampak pembengkakan disertai dengan adanya luka
berwarna kelabu-putih (Ishak, 2011). Pada organ internal seperti hati, ginjal, jantung dan
limpa yang terinfeksi ditemukan nodul granumalomatosis (Sugianti, 2005). Terdapat satu
sampai tiga luka pada hati dan ginjal dengan lebar 0,5-2,3 cm. Luka tersebut menonjol di
sekitar jaringan dan terasa kasar bila disentuh. Secara makroskopis terdapat nodul yang
berwana putih sampai krem yang terdapat pada hati dan berdiameter antara 0,5-10 mm
(Rahimian, 1998).Secara mikroskopis Ichthyosporidium hoferi memiliki hifa yang tidak
bersepta. Pada jaringan yang terinfeksi cabang dari hifa tersebut terikan dengan dinding
jaringan serta terdapat granula (Rand, 1994). Mortalitas akibat infeksi akut terjadi dalam
waktu 2–4 minggu dengan adanya infasi di jantung, degenerasi dan nekrosis otot
(Sugianti, 2005)

a. Klasifikasi
Kingdom : Fungi
Phylum : Microspora
Kelas : Microsporea
Ordo : Microsporida
Family : Nosematidae
Genus : Ichthyosporidium
Spesies :Ichthyosporidium hoferi
5. Rhinosporidium Seeberi

Penyebab penyakit Rhinosporidiosis. Infeksi pada jaringan mukokutan (kulit dan


mukosa) menyebabkan penyakit granulomatosis kronik ditandai dengan pembentukan
masa polip, tumon papiloma, wart-like bertangkai/tidak bertangkai. Jaringan menjadi
hyperplasia dengan vaskularisasi bertambah, rapuh mudah berdarah. Predileksinya di
hidung, mata, mukosa, kulit (agak jarang). Di Asia habitat jamur ini berhubungan dengan
air, ikan atau serangga air. Jamur ini biasanya menyerang pria dewasa muda yang sering
kontak dengan air dan pasir, kebanyakan penderita adalah penyelam.

a. Pengobatan
Tidak dapat diobati dengan antibiotik. Satu-satunya pengobatan yang diketahui secara
klinis berhasil melawan Rhinosporidiosis adalah eksesi bedah dari polip.

6. Loboa Loboi
Penyebab penyakit Lobomycosis. Infeksi subkutan kronik pada manusia dan lumba-
lumba (Lobo tahun 1931). Jamur ini ditemukan di daerah sungai Amazon, menyerang
pria dewasa. Infeksi jamur akibat trauma terjadi nodula kecil mirip keloid. Jamur ini
tidak dapat tumbuh di dalam media sintesis (in vitro). Penyakit lobomycosis juga dapat
disebabkan oleh jamur Lacazia loboi. Lacazia loboi adalah jamur ragi seperti yang
menyebabkan infeksi pada manusia dan botol berhidung lumba-lumba (Tursiops
truncatus). berair lingkungan tampaknya wajib untuk siklus hidup dari L. loboi. Hal ini
saprophytic dalam air dan ditularkan ke host rentan melalui kontak. Infeksi akibat L.
loboi sebagian besar dilaporkan dari tropis zona. L. loboi adalah agen penyebab dari
mikosis tropis, lobomycosis, yang d itandai dengan lesi mukokutan, yang biasan ya
nodular, berdiam, verrucose, kembang kol dan hiper atau hipopigmentasi. Ekstremitas
bawah dan telinga yang paling sering terlibat. Hidung dan lesi labial jarang dilaporkan.
Karyawan akuarium dan petani merupakan sebagian besar kasus dengan lobomycosis.
Pekerjaan seperti goldmining, memancing, dan berburu juga predisposisi L. Infeksi
loboi.Sebuah trauma kulit sebelumnya, gigitan serangga, atau luka potong meningkatkan
masuknya jamur melalui kulit melalui kontak dengan terinfeksi sekitarnya, seperti
lumba-lumba. Tidak ada bukti yang menunjukkan penularan dari orang-ke-orang dari
lobomycosis.
Di dalam jaringan, Loboa loboi berbentuk bulat, lonjong atau seperti buah lemon.
Uniform dengan diameter 9-10 μm. Reproduksi dengan tunas pada satu atau beberapa
titik, tunas sering tidak lepas dari induknya, ukuran induk dan anak biasanya sama
sehingga tampak rangkaian seperti manik-manik. Sel berdinding tebal (1 μm) terdiri atas
tiga lapis dan multinuclear. Jamur ini tidak bisa dibiakkan dan diagnosa hanya bisa
dengan cara biopsi dan pemeriksaan histopatologi.

a. Klasifikasi Loboa Loboi


Kingdom : Jamur
Divisi : Ascomycota
Kelas : Eurotiomycetes
Order : Onygenales
Keluarga : Incertae sedis
Genus : Lacazia

b. Pengobatan
Eksisi bedah atau cryosurgery adalah pengobatan pilihan. Pengobatan dengan anti jamur
telah dianggap tidak efektif, tetapi penggunaan clofazimine dan dapson pada pasien
dengan kusta dan lobomycosis telah ditemukan untuk meningkatkan kedua. Rejimen
pengobatan ini, dengan bersamaan itraconazole , telah digunakan untuk mencegah
kekambuhan setelah operasi.

7. Trichophyton
Trichophyton menyebabkan penyakit tinea pedis, Penyakit terdapat di daerah
tropik maupun daerah lainnya. Banyak terdapat di Indonesia. Kelainan mengenai kulit di
antara jari-jari kaki, terutama antara jari ke 3-4 dan 4-5, telapak kaki dan bagian lateral
kaki. Karena tekanan dan kelembaban maka gambaran klinis khas dermatofitosis tidak
terlihat. Bila terjadi infeksi sekunder oleh kuman dapat timbul pustula dan rasa nyeri.
Faktor predisposisi berupa kaki yang selalu basah, baik oleh air (tukang cuci), maupun
oleh
keringat (sepatu tertutup dan memakai kaos k aki). Sering terjadi maserasi kulit yang
terkena.

a. Klasifikasi Trichophyton
Kingdom :Fungi
Phylum :Ascomycota
Class :Euascomycetes
Order :Onygenales
Family :Arthrodermataceae
Genus :Trichophyton
Spesies :Trichophyton mentagrophytes

Pengobatan
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengobatan peyakit tinea pedis:
 Oleskan krim / bedak anti jamur yang tepat untuk membasmi jamur dermatofita
yaitu yang mengandung miconazole nitrate 2 % setiap hari 1-2 kali selama 2-3
minggu agar pengobatan tuntas .
 Bila gatal , jangan digaruk karena garukan dapat menyebabkan infeksi .
 Jaga kebersihan kulit dan kaki. Bila berkeringat keringkan dengan handuk. Ganti
pakaian dan juga kaos kaki yang lembab .
 Gunakan pakaian dan kaos kaki yang terbuat dari bahan yang dapat menyerap
keringat seperti katun dan ganti setiap hari .
 Untuk menghindari penularan penyakit jamur maka pakaian, kaos kaki, handuk,
saputangan, dan sandal yang digunakan penderita harus segera dicuci dan
direndam air panas.

3) MIKOLOGI UDARA

Selain gas, partikel debu dan uap air, udara juga mengandung mikroorganisme. Di
udara terdapat sel vegetatif dan spora bakteri, jamur, dan ganggang, virus dan kista protozoa.
selama udara terkena sinar matahari, udara tersebut akan bersuhu tinggi dan berkurang
kelembabannya. Selain mikroba yang mempunyai mekanisme untuk dapat toleran pada
kondisi ini, kebanyakan mikroba akan mati. Udara terutama merupakan media penyebaran
bagi mikroorganisme. Mereka terdapat dalam jumlah yang relatif kecil bila dibandingkan
dengan di air atau di tanah. Mikroba udara dapat dipelajari dalam dua bagian, yaitu mikroba
di luar ruangan dan mikroba di dalam ruangan,

A. Jenis dan Distribusi Mikroba di Udara 


Kelompok mikroba yang paling banyak berkeliaran di udara bebas adalah bakteri,
jamur (termasuk di dalamnya ragi) dan juga mikroalge. 

Kehadiran jasad hidup tersebut di udara, ada yang dalam bentuk vegetatif (tubuh
jasad) ataupun dalam bentuk generatif (umumnya spora). 

Mikrooganisme di udara dibagi menjadi 2, yaitu mikroorganisme udara di luar


ruangan dan mikroorganisme udara di dalam ruangan. Mikroba paling banyak ditemukan di
dalam ruangan.

1.  Mikroba di Luar Ruangan

Mikroba yang ada di udara berasal dari habitat perairan maupun terestrial. Mikroba di
udara pada ketinggian 300-1,000 kaki atau lebih dari permukaan bumi adalah organisme
tanah yang melekat pada fragmen daun kering, jerami, atau partikel debu yang tertiup
angin. Mikroba yang ditemukan di udara di atas pemukiman penduduk di bawah ketinggian
500 kaki yaitu spora Bacillus dan Clostridium, yeast, fragmen dari miselium, spora fungi,
serbuk sari, kista protozoa, alga, Micrococcus, dan Corynebacterium, dan lain-lain. 
2. Mikroba di dalam Ruangan

Dalam debu dan udara di sekolah dan bangsal rumah sakit atau kamar orang
menderita penyakit menular, telah ditemukan mikroba seperti bakteri tuberkulum,
streptococcus, pneumococcus, dan staphylococcus. 

Bakteri ini tersebar di udara melalui batuk, bersin, berbicara, dan tertawa. Pada proses
tersebut ikut keluar cairan saliva dan mukus yang mengandung mikroba. Virus dari saluran
pernapasan dan beberapa saluran usus juga ditularkan melalui debu dan udara. Patogen dalam
debu terutama berasal dari objek yang terkontaminasi cairan yang mengandung patogen. 
Tetesan cairan (aerosol) biasanya dibentuk oleh bersin, batuk dan berbicara. Setiap tetesan
terdiri dari air liur dan lendir yang dapat berisi ribuan mikroba. Diperkirakan bahwa jumlah
bakteri dalam satu kali bersin berkisar antara 10.000 sampai 100.000.  Banyak patogen
tanaman juga diangkut dari satu tempat ke tempat lain melalui udara dan penyebaran
penyakit jamur pada tanaman dapat diprediksi dengan mengukur konsentrasi spora jamur di
udara.

JAMUR PENYEBAB INFEKSI DI UDARA

1.Jamur Histoplasma capsulatum (Penyakit: Histoplamasis)

Penyakit yang ditularkan lewat udara ini merupakan infeksi jamur pada paru-paru yang
disebabkan karena menghirup spora jamur
Histoplasma capsulatum. Kebanyakan virus ini
ditemukan di tanah, kotoran burung, dan kelelawar.
Spora jamur ini akan masuk ke dalam paru-paru ketika
seseorang bernapas.

Sayangnya, kebanyakan orang yang mengidap histoplasmosis enggak menyadari bahwa


dirinya telah terinfeksi. Pasalnya, dalam kebanyakan kasus histoplasmosis tidak
menunjukkan gejala. Yang perlu diwaspadai, penyakit ini bisa berakibat serius pada orang
dengan sistem imun yang tidak prima.

Menurut ahli, histoplasmosis akan memunculkan gejala jika seseorang menghirup spora
jamur dalam kadar yang banyak. Umumnya, gejala ini baru akan muncul tiga sampai 17 jari
setelah terpapar. Gejalanya bisa berupa sakit kepala, nyeri otot, batuk kering, demam, dan
sesak napas.
Jamur Aspergillus (Penyakit: Aspergillosis)

Aspergillosis adalah sekelompok penyakit yang disebabkan oleh sejenis jamur bernama
aspergillus. Penyakit yang disebabkan oleh aspergillus umumnya memengaruhi sistem
pernapasan, namun juga dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya, seperti kulit, mata, atau
sinus. Mayoritas jamur tidak berbahaya, namun beberapa jenis jamur dapat menimbulkan
penyakit serius ketika sporanya terhirup oleh penderita gangguan sistem kekebalan tubuh,
penyakit paru, atau asma.

Aspergillosis dapat menyebabkan gejala berbeda-beda, tergantung dari jenis penyakitnya.


Tiga jenis utama penyakit aspergillosis adalah:
 Allergic bronchopulmonary aspergillosis
Ini adalah jenis aspergillosis yang disebabkan oleh alergi ketika menghirup
partikel aspergillus. Allergic bronchopulmonary aspergillosis biasanya menyerang
penderita asma atau cystic fibrosis. Gejala kondisi ini adalah demam, batuk
berdahak atau batuk darah.
 Chronic pulmonary aspergillosis
Penyakit yang punya nama lain aspergilloma ini merupakan infeksi jangka
panjang yang biasanya hanya berkembang pada penderita penyakit yang memiliki
masalah pada paru-paru sebelumnya, seperti tuberkulosis atau penyakit paru
obstruktif kronis. Gejala umum dari penyakit ini adalah sesak, mengi, berat badan
turun, kelelahan, dan batuk darah.
 Invasive pulmonary aspergillosis
Aspergillosis jenis ini hanya menyerang penderita gangguan sistem kekebalan
tubuh. Jamur aspergillus dapat menyebar ke aliran darah penderita, sehingga
berisiko mematikan jika tidak ditangani dengan cepat. Gejala invasive pulmonary
aspergillosis umumnya berupa demam, menggigil, batuk darah, sesak, nyeri dada
atau nyeri sendi, mimisan, wajah membengkak separuh.
Selain ketiga jenis di atas, ada juga tipe aspergillosis yang dapat menyerang
bagian tubuh di luar paru-paru, misalnya sinus. Jika menyerang sinus, maka gejala
yang ditimbulkan bisa berupa mimisan, demam, pilek, nyeri pada wajah, dan sakit
kepala.

Penyebab Aspergillosis
Aspergillosis disebabkan oleh jamur aspergillus. Jamur ini tidak dapat menular antar
manusia.
Di luar ruangan, jamur aspergillus dapat ditemukan pada dedaunan yang membusuk,
tanaman, pohon dan padi-padian. Sedangkan di dalam ruangan, spora jamur ini dapat
ditemukan di penyejuk ruangan, saluran pemanas ruangan, beberapa makanan, serta
rempah-rempah.
Pada manusia sehat, terpapar aspergillus tidak akan menimbulkan penyakit. Sebab,
sistem kekebalan tubuh manusia dapat menghancurkan spora jamur tersebut. Namun,
pada penderita gangguan sistem kekebalan tubuh, spora aspergillus akan menyerang
paru-paru dan bagian tubuh lainnya.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena aspergillosis
adalah:
 Menderita gangguan sistem kekebalan tubuh, seperti HIV/AIDS.
 Memiliki jumlah sel darah putih rendah.
 Memiliki rongga udara di paru (kavitas) yang terbentuk akibat radiasi atau penyakit
paru lainnya seperti tuberkulosis dan sarkoidosis.
 Menderita asma atau cystic fibrosis.
 Menjalani terapi kortikosteroid dalam jangka panjang.

Jika diabaikan atau tidak ditangani secara tepat, aspergillosis dapat menyebabkan
komplikasi berupa:
Infeksi sistemik. Infeksi dapat menyebar dengan cepat ke bagian tubuh lain, seperti otak,
jantung, dan ginjal.
Perdarahan. Penderita aspergillosis dapat mengalami perdarahan parah pada paru-paru.

2.Jamur Coccidoides (Penyakit: Coccidiodomycosis)

Coccidioidomycosis adalah infeksi yang disebabkan oleh jamur


Coccidoides. Jamur Coccidoides banyak ditemukan di wilayah
barat daya Amerika Serikat (AS), sebagian wilayah Meksiko, dan
Amerika Selatan. Jamur ini juga ditemukan di sebagian wilayah
Washington. Jamur Coccidoides hidup di tanah sebagai lumut yang bisa “pecah”
menyebabkan spora berterbangan di udara saat kondisi tanah tersebut terganggu.
Anda bisa terinfeksi jamur ini dengan menghirup spora jamur yang beterbangan di udara.
Meski demikian, tidak semua orang yang menghirup spora jamur tersebut lantas jatuh sakit.
Beberapa orang bisa lebih rentan mengalami sakit yang parah dari infeksi ini.
Biasanya, orang yang terinfeksi coccidioidomycosis bisa sembuh dengan sendirinya dalam
hitungan minggu atau bulanan. Akan tetapi, beberapa orang mungkin butuh menggunakan
obat antijamur.
Gejala coccidioidomycosis yang umum, meliputi:
 Kecapekan
 Batuk
 Demam
 Napas pendek
 Sakit kepala
 Berkeringat di malam hari
 Nyeri sendi atau pegal linu
 Ruam kulit di area tubuh atas atau di kedua kaki

4) MIKOLOGI TANAH

a.Penyakit Bercak daun kopi

Penyakit ini disebabkan oleh jamur C. coffeicola yang dapat muncul di pembibitan sampai
tanaman dewasa serta menyerang buah kopi. Daun yang sakit timbul bercak berwarna kuning
yang tepinya dikelilingi halo (lingkaran) berwarna kuning.

Penyakit ini umumnya dijumpai dipertanaman yang kurang mendapat pemeliharaan.


Penyebaran penyakit dibantu oleh keadaan lingkungan yang lembab dan pola tanam yang
kurang baik. Penyebaran penyakit melalui spora yang terbawa angin dan aliran air hujan serta
alat-alat pertanian.Buah yang terserang timbul bercak berwarna coklat, biasanya pada sisi
yang lebih banyak menerima cahaya matahari. Bercak ini membusuk dan dapat sampai ke biji
sehingga menurunkan kualitas.

b.Penyakit Jamur upas

Klasfikasi Corticium salmonicolor, Kingdom: Fungi, Phylum: Basidiomycota, Class:


Basidiomycetes, Subclass: Agaricomycetidae, Order: Polyporales, Family:  Corteceae,
Genus: Cortecium, Species:  C. salmonicolor.
Jamur ini menyebar melalui tiupan angin atau percikan air. Keadaan lembab dan kurang sinar
matahari sangat membantu perkembangan penyakit ini.

Jamur C. salmonicolor dapat menyerang batang, cabang, ranting dan buah kopi. Infeksi jamur
ini pertama kali terjadi pada sisi bagian bawah cabang ataupun ranting. Serangan dimulai
dengan adanya benang-benang jamur tipis seperti sutera, berbentuk sarang laba laba.
Selanjutnya pada bagian tersebut terjadi nekrosis kemudian membusuk sehingga warnanya
menjadi coklat tua atau hitam. Nekrosis pada buah bermula dari pangkal buah disekitar
tangkai, kemudian meluas keseluruh permukaan dan mencapai endosperma.

d.Penyakit akar: coklat, hitam,putih

Klasifikasi Phellinus noxius, Rosellinia bunodes, dan Rigidoporus microporus,

Kingdom: Fungi Division: Basidiomycota Class: Agaricomycetes Order: Hymenochaetales


Family: Hymenochaetaceae Genus: Phellinus spesies : Phellinus noxius.
Kingdom: Fungi Phylum: Ascomycota Class: Sordariomycetes Subclass: Xylariomycetidae
Order: Xylariales Family: Xylariaceae Genus: Rosellinia Species: R. Bunodes

Kingdom: Fungi Phylum: Basidiomycota Class: Basidiomycetes Subclass: Agaricomycetidae


Order: Polyporales Family: Meripilaceae Genus: Rigidoporus Species: R. microporus

Gejala tanaman terserang warna daun hijau kekuningan, kusam, layu dan menggantung.
Seluruh daun menguning kemudian layu secara serempak, akhirnya mengering di cabang.
Gejala khas jamur akar coklat, terutama akar tunggang tertutup oleh kerak yang terdiri dari
butir-butir tanah yang melekat kuat. Diantara butir-butir tanah tampak adanya anyaman
benang jamur coklat kehitaman. kayu akar yang sakit membusuk, kering dan lunak. Gejala
khas jamur akar hitam, pada pangkal batang dan permukaan kayu akar terdapat titik-titik
hitam. Jamur akar putih pada permukaan akar terdapat benang jamur berwarna putih menjalar
sepanjang akar dan pada ujungnya meluas seperti bulu. Penyebaran dan perkembangan
penyakit lebih cepat pada tanah berpasir dan lembab.

Pengendalian Penyakit Pada Tanaman Kopi :

– Membongkar pohon terserang sampai keakarnya, lalu membakar (terutama pada penyakit
Akar dan Jamur Upas ). Lubang bekas bongkaran di tabur Jamur Trichoderma 200 gr.

– Pohon sehat disekitar pohon sakit dan pohon-pohon sisipan ditaburi Trichoderma 200
gr/pohon dan pupuk kandang/pupuk organik. Diulang setiap 3 bulan sampai areal tersebut
bebas dari jamur. ( perlakuan Trichoderma ini untuk semua jenis penyakit pada tanaman
kopi)

d. Penyakit Antraknosa pada Tanaman Cabai

Penyebab dari penyakit ini adalah adannya cendawan yang bernama Colletotrichum
capsici. Cendawan ini menyerang bagian buah tanaman cabai. Gejala awal yang dapat
dikenali dari serangan penyakit tanaman cabai ini adalah adanya bercak yang agak
mengkilap, sedikit terbenam dan berair. Dalam waktu yang tidak lama maka buah akan
berubah menjadi coklat kehitaman dan membusuk. Belum ada cara untuk mengembalikan
buah yang terkena cendawan ini 100%.

e. Penyakit garis kuning pada daun

Penyebab dari penyakit ini adalah cendawan yang bernama Fusarium oxysporum.
Cendawan ini menyerang bagian daun tanaman yang belum terbuka. Menyerang pada
tanaman kelapa terutama bibit. Gejala serangan yang ditimbulkan adalah Infeksi penyakit
sudah terjadi pada saat daun belum membuka, Setelah daun membuka akan tampak adanya
bulatan-bulatan oval berwarna kuning pucat mengelilingi warna coklat tempat konidiofora,
Bagian-bagian tersebut kemudian mengering.

e. Penyakit batang dry basal rot.

Penyebab dari penyakit ini adalah cendawan yang bernama Ceratocyctis paradoxa.cendawan
ini menyerang bagian buah pada tanaman. Menyerang pada tanaman kelapa – kelapan. Gejala
serangan yang bisa diamati tandan buah yang sedang berbunga mengalami pembusukan,
pelepahnya mudah patah, tetapi daun tetap berwarna hijau untuk beberapa saat, meskipun
pada akhirnya akan membusuk dan mongering. Semua gejala tersebut sesungguhnya
disebabkan karena terjadinya pembusukan (busuk kering) pada pangkal batang.

f. Penyakit busuk tandan (bunch rot)

Penyebab dari penykit ini adalah cendawan yang bernama Marasmius palmivorus sharples.
Tanaman ini juga menyerang tanaman kelapa sawit. Gejala serangan buah yang matang dan
dapat menembus daging buah, sehingga menurunkan kualitas minyak sawit. Pengendalian
tindakan pencegahan dilakukan dengan melakukan penyerbukan buatan dan sanitasi kebun
terutama pada musim hujan.

g. Penyekit Akar Putih


Penyebabnya adalah cendawan yang bernama Rigidoporus lignosus. Cendawan ini
menyerang tanaman karet. Gejala yang bisa diamati adalah tanaman yang terserang warna
daunnya menjadi pucat, ranting-ranting ujungnya mati, dan kadang-kadang tanaman muda
yang teserang berbunga lebih awal. Akar tanaman yang terserang terdapat hifa cendawan
yang berwarna putih. Penularan penyakit akar putih terjadi melalui persinggungan antara akar
karet dengan sisa-sisa akar tanaman lama.

h. Penyakit Hawar Daun Kentang.


Daun kentang yang terkena penyakit ini menunjukkan gejala – gejala yaitu bercak nekrosis di
tepi – tepi daun, terutama pada suhu rendah dan kelembaban serta curah hujan tinggi.
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Phytophthora infestans. Pengendalian terhadap penyakit
tersebut adalah dengan menenam kentang yang tahan penyakit, menggunakan bibit kentang
yang sehat, dan melakukan penyemprotan dengan fungisida.

i. Penyakit embun tepung.


Penyakit ini disebabkan oleh jamur Peronospora parasitica. Jamur ini kadang – kadang
menyerang biji yang sedang berkecambah sehingga biji menjadi keropos dan akhirnya mati.
Jamur ini kadang – kadang menyerang daun pertama pada kecambah sehingga tumbuhan
menjadi kerdil. Tumbuhan kerdil dapat tumbuh terus tapi pada daun – daunnya terdapat
kercak – bercak hitam. Untuk memberantas jamur ini dilakukan pengendalian secara kimia,
yaitu dengan pemberian fungsida pada tanaman yang terserang jamur.

j. Penyakit Bercak Daun


Petogen penyebab penyakit ini adalah jamur pestalotia palmarum. Gejala bercak timbul pada
daun tanaman yang masih muda, mula-mula bercak tersebut transparan, kemudian bercak
menjadi kuning kecoklatan sampai kelabu. Daun yang terserang menjadi lebih cepat gugur.
Pada tanaman yang sudah berbuah penyakit ini tidak terlalu berbahaya.
Pengendalian dilakukan dengan memusnahkan bagian tanaman yang terserang. Untuk
mencegah serangan di pembibitan biasanya dilakukan penyemprotan dengan larutan
fungisida.

DAFTAR PUSTAKA
http://translate.google.co.id/translate?
hl=id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Lobomycosis&prev=search

http://translate.google.co.id/translate?
hl=id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Lacazia&prev=search

Anda mungkin juga menyukai