Anda di halaman 1dari 9

 Jamur pada tempe

Perbesaran : 40 x 10
Jenis jamur : Rhizopus oryzae

Jamur pada tempe yang kami temukan adalah berwarna hitam, terdapat cabang- cabang yang
berupa hifa-hifa yang banyak, dan diujung hifa ada sporangium yaitu sebagai kotak spora.
Sayangnya jamur yang kami teliti kotak sporanya pecah.

Klasifikasi jamur tempe


Kingdom : Fungi
Divisi : Zygomycota
Class : Zygomycetes
Ordo : Mucorales
Familia : Mucoraceae
Genus : Rhizopus
Species : Rhizopus oryzae
Merupakan jamur yang sering digunakan dalam pembuatan tempe. Jamur ini aman
dikonsumsi karena tidak menghasilkan toksin dan mampu menghasilkan asam laktat.
Rhizopus oryzae mempunyai kemampuan mengurai lemak kompleks menjadi trigliserida dan
asam amino. Selain itu jamur ini juga mampu menghasilkan protease. Menurut Sorenson dan
Hesseltine (1986), Rhizopus oryzae tumbuh baik pada kisaran pH 3,4-6. Pada penelitian,
semakin lama waktu fermentasi, pH tempe semakin meningkat sampai pH 8,4, sehingga
jamur semakin menurun karena pH tinggi kurang sesuai untuk pertumbuhan jamur. Secara
umum jamur juga membutuhkan air untuk pertumbuhannya, tetapi kebutuhan air
untuk jamur lebih sedikit dibandingkan dengan bakteri. Selain pH dan kadar air, jumlah
nutrien dalam bahan juga dibutuhkan oleh jamur.
Ciri-ciri :
- Koloni berwarna putih berangsur-angsur menjadi abu-abu
- Stolon halus atau sedikit kasar dan tidak berwarna hingga kuning kecoklatan,
- Sporangiofora tumbuh dari stolon dan mengarah ke udara, baik tunggal atau dalam
kelompok (hingga 5 sporangiofora)
- Rhizoid tumbuh berlawanan dan terletak pada posisi yang sama dengan sporangiofora
sporangia globus atau sub globus dengan dinding berspinulosa (duri-duri pendek), yang
berwarna coklat gelap sampai hitam bila telah masak
- Kolumela oval hingga bulat, dengan dinding halus atau sedikit kasar
- Spora bulat, oval atau berbentuk elips atau silinder.

Cara Reproduksi
Rhizopus bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara aseksual adalah
dengan spora nonmotil yang dihasilkan oleh sporangium, sedangkan reproduksi seksualnya
dengan konjugasi..
 Jamur pada oncom
Perbesaran : 10 x 10
Jenis jamur : Neurospora sitophila

Jamur oncom yang kami amati melalui mikroskop ini terdapat hifa yang pendek dan tipis
serta sporangium yang kecil (arah jarum salah).

Klasifikasi jamur oncom


Kingdom : Fungi
Phylum : Ascomycota
Subphylum : Pezizomycotina
Class : Ascomycetes
Ordo : Sordariales
Familia : Sordariaceae
Genus : Neurospora
Species : Neuspora sitophila

Pertumbuhan jamur ini yang sangat pesat, warna jingganya yang khas, serta bentuk
spora (konidia) yang berbentuk seperti tepung merupakan ciri-ciri khas kapang ini.
Dalam kehidupan sehari-hari kapang Neurospora telah memegang peranan penting
terutama dalam pengolahan makanan fermentasi. Kapang Neurospora
telah dimanfaatkan untuk membuat oncom yang sangat populer bagi masyarakat Jawa Barat.
Nama Neurospora berasal dari kata neuron (= sel saraf), karena guratan-guratan pada
sporanya menyerupai bentuk akson. Jamur oncom termasuk dalam kelompok kapang (jamur
berbentuk filamen). Sebelum diketahui perkembangbiakan secara seksualnya, jamur oncom
masuk ke dalam kelompok Deuteromycota, tetapi setelah diketahui fase seksualnya
(teleomorph), yaitu dengan pembentukan askus, maka jamur oncom masuk ke dalam
golongan Ascomycota.
 Jamur pada roti
Perbesaran : 10 x 4
Jenis jamur : Rhizopus stolonifer

Kami melakukan pengamatan pada roti yang telah basi dan terlihat jamur-jamur yang telah
tumbuh pada roti itu, jamur rori berwarna kehijauan dan hitam. Yang kami amati di
mikroskop, jamur ini memiliki hifa tipis bercabang-cabang dan berfungsi sebagai akar
(rizoid) untuk melekatkan diri serta menyerap zat-zat yang diperlukan dari substrat. Selain
itu, terdapat pula sporangiofor (hifa yang mencuat ke udara dan mengandung banyak inti sel,
di bagian ujungnya terbentuk sporangium (sebagai penghasil spora).

Klasifikasi dari Rhizopus Stolonifer adalah sebagai berikut :


Kingdom : Fungi
Phylum : Zygomycota
Class : Zygomycota
Ordo : Mucorales
Familia : Mucoraceae
Genus : Rhizopus
Species : Rhizopus stolonifer

Rhizopus Stolonifer mempunyai beberapa karakteristik diantaranya : dapat tumbuh


pada suhu 5oC –37oC, tetapi pertumbuhan optimumnya yaitu pada suhu 25
oC. AW berkisar pada 0,93 tetapi di laboratorium telah terjadi pertumbuhan pada MY50G agar
mudah (0,89 aw) seperti beberapa lainnya mucorales, R.stolonifer dapat tumbuh di bawah
kondisi anaerobik.
Rhizopus Stolonifer dapat hidup / tumbuh pada roti atau buah-buahan lunak. Dalam
hal ini Rhizopus Stolonifer terutama banyak dijumpai pada roti dan menyebabkan kerusakan
pada roti tersebut. Hal tersebut dikarenakan spora tersebut berada pada udara, tanah ataupun
diri kita, yang kemudian apabila jatuh pada roti maka spora tersebut akan tumbuh dengan
sangat cepat.
Organisme ini menyebabkan cetakan roti menjadi hitam dengan membentuk
permukaan halus dari roti yang lembab menggembung ke angkasa. Miselium dari
R.stolonifera adalah yang terdiri atas tiga jenis haploid yang berbeda hyphae. Bagian terbesar
dari miselium terdiri dari dengan cepat bertumbuh hyphae yang bersifat senositik
(multinucleate) dan takbersekat (tidak yang dibagi oleh dinding lintang ke dalam sel-sel atau
kompartemen-kompartemen). Dari ini semua, cincin busur hyphae
"geragih-geragih" dibentuk. Geragih-geragih dari rizoid-rizoid di mana saja ujung-ujung
mereka berhubungan substrat. Sporangia membentuk di ujung sporangiofor-sporangiofor,
yang bersifat cabang lurus membentuk secara langsung di atas rizoid-rizoid. Masing-masing
sporangium mulai sebagai suatu bengkak ke dalam dimana sejumlah nucleus mengalirkan,
dan itu adalah pada akhirnya dikerat dari sporangiofor-sporangiofor oleh pembentukan suatu
sekat. Protoplasma di dalam dibelah, dan suatu dinding sel dibentuk di sekitar masing-masing
spora. Sporangium menjadi hitam karena mendewasakan, memberi warna karakteristik
cetakan nya. Masing-masing spora, ketika dibebaskan, dapat berkecambah untuk
menghasilkan suatu miselium yang baru.
Reproduksi seksual terjadi hanya antara tegangan kawin yang berbeda, yang biasanya
berlabel + dan -. Meski tegangan yang kawin secara analisis yang tak dapat dibedakan,
mereka sering ditunjukkan dalam hidup diagram siklus sebagai bendera yang berbeda. Ketika
tegangan keduanya di dalamsudah dekat, menghasilkan hormone-hormon yang menyebabkan
ujung hyphal memasang bersama-sama dan mengembangkan ke dalam gametangia, yang
menjadi terpisah dari sisa tubuh fungal oleh pembentukan septa. Tembok kota antara
keduanya menyentuh dan memecahkan gametangia, dan kedua protoplas-protoplas
multinucleate datang berkumpul. + dan - nucleus bergabung untuk membentuk suatu
zigospora yang muda dengan beberapa nucleus diploid. Zigospora lalu mengembangkan
suatu tebal, mantel hitam keras dan menjadi tidur, sering kali untuk beberapa bulan-bulan.
Meiosis terjadi pada waktu perkecambahan. Zigospora membuka dan menghasilkan suatu
sporangium yang serupa menghasilkan sporangium dengan tidak berkelamin, dan daur hidup
mulai kembali lagi. Berikut adalah gambar dari perkembangbiakan dari Rhizopus Stolonifer.
Gambar 2. Siklus reproduksi Rhizopus stolonifera
Stolonifer (Caroline Tong) Uji luncuran yang disiapkan dari Rhizopus stolonifera sporangia,
mencatat pembedaan mycelia di dalam geragih-geragih, rizoid-rizoid, dan sporangiofor-
sporangiofor, sporangia dengan kolumela dan aplanospores (spora-spora tidak motil). Juga
menguji material yang dipelihara dan luncuran yang disiapkan dari Rhizopus stolonifera
reproduksi seksual, mencatat berbagai langkah-langkah dari formasi zigospora

 Jamur pada nasi


Perbesaran : 10 x 10
Jenis jamur :Aspergilus oryzae
.

Kami melakukan pengamatan terhadap nasi yang telah basi yang berair dan berbau. Yang kami lihat
adalah serat-serat seperti benang halus yang berupa hifa serta sporangium yang berukuran
cukup besar.

Klasifikasi
Kingdom : Fungi
Divisi : Ascomycota
Class : Eurotiomycetes
Ordo : Plectascales
Familia : Trychocomaceae
Genus : Aspergilus
Species : Aspergilus oryzae

jamur aspergilus hanya ditemukan pada satu sampel preparat,yakni pada nasi. Aspergilus
merupakan jamur mikroskopis yang masuk kedalam divisi Ascomycotina,dimana memiliki
ciri-ciri terdiri dari suatu lapisan konidiofor yang panjang –panjang yang berbaur dengan
miselia aerial. Kepala konidia berbentuk bulat,berwarna hijau pucat agak kekuningan,dan bila
tua menjadi coklat redup. Konidiofor berwarna hialin dengan panjang 4 –5 mm,dan umunya
berdinding kasar. Vesikula berbentuk semi bulat dan berdiameter 40-80µm,berwarna
hijau,dan berdinding halus atau sedikit kasar. mempunyai hifa berseptat dan miselium
bercabang, sedangkan hifa yang muncul diatas permukaan merupakan hifa fertil, koloninya
berkelompok, konidiofora berseptat atau nonseptat yang muncul dari sel kaki, pada ujung hifa
muncul sebuah gelembung, keluar dari gelembung ini muncul sterigma, pada sterigma
muncul konidium–konidium yang tersusun berurutan mirip bentuk untaian mutiara,
konidium–konidium ini berwarna (hitam, coklat, kuning tua, hijau) yang memberi warna
tertentu pada jamur. (Schlegel, 1994) Aspergillus berkembang biak dengan pembentukan hifa
atau tunas dan menghasilkan konidiofora pembentuk spora. Sporanya tersebar bebas di udara
terbuka sehingga inhalasinya tidak dapat dihindarkan dan masuk melalui saluran pernapasan
ke dalam paru.(Tarigan, 1991). Spesies ini termasuk kosmopolit,dan dapat ditemukan pada
aneka substrat terutama pada makanan fermentasi. Namun pada pengamatan yang kami akukan jamur
ini hanya ditemukan pada nasi,padahal nasi bukanlah produk dari hasil olahan fermentasi. Hal
ini dikarenakan karena Aspergilus dapat berkembang biak dengan kadar gula yang cukup
tinggi,begitu pula dengan nasi,nasi juga memiliki kandungan glukosa yang amat tinggi
sehingga Aspergilus dapat tumbuh dengan baik pada nasi yang telah basi.

Anda mungkin juga menyukai