Anda di halaman 1dari 6

Jamur pada Roti

Rhizopus stolonifer merupakan salah satu dari jenis jamur Zygomycota. Jenis jamur ini memiliki
hifa pendek bercabang-cabang dan berfungsi sebagai akar (rizoid) untuk melekatkan diri serta
menyerap zat-zat yang diperlukan dari substrat. Selain itu, terdapat pula sporangiofor (hifa yang
mencuat ke udara dan mengandung banyak inti sel, di bagian ujungnya terbentuk sporangium
(sebagai penghasil spora), serta terdapat stolon (hifa yang berdiameter lebih besar daripada rizoid
dan sporangiofor). Berikut adalah gambar dari Rhizopus stolonifer pada roti yang telah basi :

Klasifikasi dari Rhizopus stolonifer adalah sebagai berikut :

Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan Fungi
Filum Zygomycota
Kelas Zygomycetes
Ordo Mucorales
Famili Mucoraceae
Genus Rhizopus
Spesies Rhizopus stolonifer
Rhizopus stolonifer mempunyai beberapa karakteristik diantaranya : dapat tumbuh pada suhu 5oC
– 37oC, R.stolonifer dapat tumbuh di bawah kondisi anaerobik. Rhizopus stolonifer dapat hidup /
tumbuh pada roti atau buah-buahan lunak. Dalam hal ini Rhizopus stolonifer terutama banyak
dijumpai pada roti dan menyebabkan kerusakan pada roti tersebut. Hal tersebut dikarenakan
spora tersebut berada pada udara, tanah ataupun diri kita, yang kemudian apabila jatuh pada roti
maka spora tersebut akan tumbuh dengan sangat cepat.
           
            Jika anda mengamati jamur Rhizopus stolonifer dengan menggunakkan mikroskop, anda
dapat melihat struktur tubuhnya dengan jelas.Struktur tubuh Rhizopus stolonifer terdiri atas hifa
dan sporangium. Hifa adalah benang-benang penyusun tubuh jamur. Ada tiga jenis hifa, yaitu
stolon (hifa yang menjalar dipermukaan subtract),rizoid (hifa yang menembus kedalam subtract
dan berfungsi sebagi akar), dan sporangiosfor (hifa yang menjulang keatas dan membentuk
sporangium). Sporangium adalah struktur atau organ pembentuk spora, disebut juga kotak
spora.Di dalam sporangium dihasilkan sporangiospora atau sering disebut spora saja.

Sebagai anggota Zygomycota,Rhizopus stolonifer dapat berkembangbiak secara aseksual atau


secara seksual.Reproduksi aseksual terjadi dengan cara membentuk spora didalam sporangium
yang terletak diujung-diujung hifa.Sporangium ditunjang oleh sporangiofor. Sporangium
stolonifer yang telah tua dan matang biasanya berwarna hitam.Jika telah matang, sporangium
akan akan pecah dan menghasiklkan banyak spora.Selanjutnya,spora-spora aknan keluar dan
menyebar dengan bantuan angin.Jika spora itu jatuh pada tempat yang cocok, ia akan tumbuh
membentuk hifa baru.
            Reproduksi seksual terjadi hanya antara tegangan kawin yang berbeda, yang biasanya
berlabel + dan -. Meski tegangan yang kawin secara analisis yang tak dapat dibedakan, mereka
sering ditunjukkan dalam hidup diagram siklus sebagai bendera yang berbeda. Ketika tegangan
keduanya di dalamsudah dekat, menghasilkan hormone-hormon yang menyebabkan ujung
hyphal memasang bersama-sama dan mengembangkan ke dalam gametangia, yang menjadi
terpisah dari sisa tubuh fungal oleh pembentukan septa. Tembok kota antara keduanya
menyentuh dan memecahkan gametangia, dan kedua protoplas-protoplas multinucleate datang
berkumpul. + dan – nucleus bergabung untuk membentuk suatu zigospora yang muda dengan
beberapa nucleus diploid. Zigospora lalu mengembangkan suatu tebal, mantel hitam keras dan
menjadi tidur, sering kali untuk beberapa bulan-bulan. Meiosis terjadi pada waktu
perkecambahan. Zigospora membuka dan menghasilkan suatu sporangium yang serupa
menghasilkan sporangium dengan tidak berkelamin, dan daur hidup mulai kembali lagi. Berikut
adalah gambar dari perkembangbiakan dari Rhizopus stolonifer.
Gambar Siklus reproduksi Rhizopus stolonifer
Jamur pada Tempe

Jamur tempe ( Rhizopus oryzae) merupakan mikro organisme semi anaerob dan organisme
saprofit. Jamur tempe memiliki ciri utama yaitu miselliumnya tidak bersekat yang juga
merupakan ciri utama dari family Mucoraceae. Jamur tempe terdiri dari misellium,
sporangiophore, sporangium, dan spora yang menjadi alat perkembangbiakannya.

Jamur tempe atau yang juga disebut dengan kapang tempe, memegang peranan yang sangat
penting dalam pembentukan butir kedelai menjadi tempe yang padat. Jamur yang biasa
digunakan untuk tempe ini merupakan kelompok Zygomycota yang memang terdiri dari benang-
benang hifa yang bersekat.

Rhizopus oryzae merupakan jamur yang sering digunakan dalam pembuatan tempe. Jamur ini
aman dikonsumsi karena tidak menghasilkan toksin dan mampu menghasilkan asam laktat.
Rhizopus oryzae mempunyai kemampuan mengurai lemak kompleks menjadi trigliserida dan
asam amino. Selain itu jamur ini juga mampu menghasilkan protease.
Menurut Sorenson dan Hesseltine (1986), Rhizopus oryzae tumbuh baik pada kisaran pH 3,4-6.
Pada penelitian, semakin lama waktu fermentasi, pH tempe semakin meningkat sampai pH 8,4,
sehingga jamur semakin menurun karena pH tinggi kurang sesuai untuk pertumbuhan jamur.
Secara umum jamur juga membutuhkan air untuk pertumbuhannya, tetapi kebutuhan air untuk
jamur lebih sedikit dibandingkan dengan bakteri. Selain pH dan kadar air, jumlah nutrien dalam
bahan juga dibutuhkan oleh jamur.

Ciri-ciri R. oryzae secara umum, antara lain ialah hifa tidak bersekat (senositik), hidup sebagai
saprotrof, yaitu dengan menguraikan senyawa organik. Pembuatan tempe dilakukan secara
aerobik.

Reproduksi aseksual cendawan R. oryzae dilakukan dengan cara membentuk sporangium yang di
dalamnya terdapat sporangiospora. Pada R. oryzae terdapat stolon, yaitu hifa yang terletak di
antara dua kumpulan sporangiofor (tangkai sporangium).

Reproduksi secara seksual dilakukan dengan fusi hifa (+) dan hifa (-) membentuk
progamentangium. Progamentangium akan membentuk gametangium. Setelah terbentuk
gamentangium, akan terjadi penyatuan plasma yang disebut plasmogami. Hasil peleburan plasma
akan membentuk zigot yang kemudian tumbuh menjadi zigospora. Zigospora yang telah tumbuh
akan melakukan penyatuan inti yang disebut kariogami dan akhirnya berkembang menjadi
sporangium kecambah. Di dalam sporangium kecambah setelah meiosis akan terbentuk spora (+)
dan spora (-) yang masing-masing akan tumbuh menjadi hifa (+) dan hifa (-).

Siklus hidup Rhizopus oryzae

Sifat-sifat Rhizopus oryzae, yaitu koloni berwarna putih berangsur-angsur menjadi abu-abu,
stolon halus atau sedikit kasar dan tidak berwarna hingga kuning kecoklatan. Sporangiofora
tumbuh dari stolon dan mengarah ke udara, baik tunggal atau dalam kelompok (hingga 5
sporangiofora), rhizoid tumbuh berlawanan dan terletak pada posisi yang sama dengan
sporangiofora. Terdapat sporangia globus atau sub globus dengan dinding berspinulosa (duri-
duri pendek), yang berwarna coklat gelap sampai hitam bila telah masak. Kolumela oval hingga
bulat dengan dinding halus atau sedikit kasar. Rhizopus oryzae memiliki spora bulat, oval atau
berbentuk elips atau silinder. Suhu optimal untuk pertumbuhan jamur ini adalah 350C, minimal
5-70C dan maksimal 440C. Berdasarkan asam laktat yang dihasilkan Rhizopus oryzae termasuk
mikroba heterofermentatif.

Klasifikasi
Kingdom         : Fungi
Divisio             : Zygomycota 
Class                : Zygomycetes
Ordo                : Mucorales
Familia            : Mucoraceae
Genus              : Rhizopus
Species            : Rhizopus oryzae
Jamur Pada Nasi Rhizopus oligosporus merupakan kapang dari filum Zygomycota yang banyak
menghasilkan enzim protease. Rhizopus oligosporus banyak ditemui di tanah, buah, dan sayuran
yang membusuk, serta roti yang sudah lama. 

Rhizopus oligosporus termasuk dalam Zygomycota yang sering dimanfaatkan dalam pembuatan


tempe dari proses fermentasi kacang kedelai, karena Rhizopus oligosporus yang menghasilkan
enzim fitase yang memecah fitat membuat komponen makro pada kedelai dipecah menjadi
komponen mikro sehingga tempe lebih mudah dicerna dan zat gizinya lebih mudah
terserap tubuh. Fungi ini juga dapat memfermentasi subtrat lain, memproduksi enzim, dan
mengolah limbah. Salah satu enzim yang diproduksi tersebut adalah dari golongan protease.

Anda mungkin juga menyukai