Anda di halaman 1dari 3

Husnul Fitri Hasibuan

11220700000087
Filsafat Manusia, Kelas 1A

Resume
Manusia dalam Filsafat Humanisme
Sejarah Humanisme dan Renaisans
Humanisme adalah aspek dasar dari Gerakan Renaisans (abad ke 14-16 M). Gerakan ini berawal
di Italia dan kemudian menyebar ke seluruh penjuru Eropa yang bertujuan untuk membangunkan
umat manusia dari tidur panjangnya di abad pertengahan yang dikuasai oleh dogma-dogma
agamis-gerejani. Abad ini dikenal “Abad Kegelapan” karena cahaya akal budi manusia sudah
tertutup kabut dogma-dogma gereja, dimana otonomi, kreativitas, dan kemerdekaan berpikir
manusia dikuasai oleh kekuasaan gereja. Kekuasaan manusia dipatahkan oleh pandangan gereja
yang menyatakan bahwa hidup manusia itu telah digariskan oleh kekuatan ilahi dan akal budi
manusia Gerakan humanisme ini bertujuan untuk melepaskan diri dari belenggu kekuasaan
gereja dan membebaskan akal budi dari kungkungan yang mengikat.

Pengertian Filsafat Humanisme

Humanisme berasal dari kata Latin “humanitas” yang berarti Pendidikan manusia dan dalam
Bahasa Yunani disebut paideia yang artinya Pendidikan yang didukung oleh manusia-manusia
yang hendak menempatkan seni liberal sebagai materi atau sarana utama. Ada alasan kenapa seni
liberal dijadikan sarana terpenting dalam Pendidikan. Selain karena retorika, sejarah, etika, dan
politik, alasan utamanya adalah kenyataan bahwa hanya dengan seni liberal, manusia akan
tergugah untuk menjadi manusia, menjadi makhluk bebas yang tidak terkungkung oleh kekuatan-
kekuatan yang dari luar dirinya. Humanisme juga adalah salah satu paham di dalam aliran-aliran
filsafat yang menjunjung tinggi nilai dan martabat manusia dan menjadikan manusia sebagai alat
ukur dari segenap penilaian atau sentral dari realitas. Manusia adalah pusat atau sentral dari
realitas. Realitas manusia adalah hak milik manusia sehingga setiap kejadian, gejala dan
penilaian apapun itu harus selalu dikaitkan dengan keberadaan, kepentingan dan kebutuhan
manusia.
Relasi Spirit Humanisme dengan Marxisme, Pragmatisme, Eksistensialisme

o Marxisme, memiliki tujuan untuk untuk mendudukkan manusia (masyarakat atau kaum
buruh) pada pusat atau sentral kehidupan dengan melalui revolusi. Maka segala bentuk
penindasan, ketidakadilan, alienasi, dan dehumanisasi yang sumbernya ada pada
pemilikan alat-alat produksi secara pribadi oleh sejumlah kecil kelas pemilik modal
(golongan kapitalis) segera dihapuskan.
o Pragmatisme, paham ini menempatkan manusia pada posisi sentral di dalam realistas
yang selalu dikaitkan dengan tujuan dan praksis hidup manusia. Pengetahuan, kesenian,
moralitas, barang produksi, kebudayaan, dan bahkan agama tidak dipandang sebagai
sesuatu yang berdiri sendiri, tetapi selalu dihubungkan dengan kegunaannya bagi
manusia dalam menuju kehidupan yang lebih baik.
o Eksistensialisme, paham ini mengatakan bahwa tidak ada dunia lain di luar dunia
manusia dan di dalam dunianya itu manusia berada dalam posisi yang paling sentral.
Kekuatan-kekuatan dari luar manusia yang otoriter dan represif sekalipun tidak bisa
menghapus kedudukan individu sebagai pusat dunianya. Dengan otonomi atau kebebasan
yang dimilikinya, manusia bisa mengatakan “tidak” kepada kekuatan-kekuatan itu.
Dengan demikian mempertegas posisinya sebagai pusat dari dunianya.

Filasafat Humanistik

1. Albert Einstein mempunyai pemikiran tentang agama dan politik. Pemikiran politik
Albert Einstein ini mendukung mendukung sosialisme dan mengkritik kapitalisme.
2. Bertrand Russel, menurut Russel filsafat itu bisa dikatakan seperti teologi karena sifat
dan watak filsafat juga berisikan dunia spekulasi-spekulasi tentang pengetahuan yang
pasti namun tidak dapat dipastikan.
3. Edward W. Said. Salah satu pemikiran Edward Said adalah mengenai peran intelektual
adalah mendefinisikan intelektual itu sendiri sebagai individu yang dikaruniai bakat
untuk merepresentasikan dan mengartikulasikan pesan, pandangan, sikap kepada public
dengan tujuan untuk meningkatkan kebebasan dan pengetahuan manusia.
Madzhab Psikologi Humanistik
1. Abraham Maslow dikenal dengan teori motivasinya yang mengasumsikan bahwa
perkembangan psikologi didorong oleh hierarki kebutuhannya, yaitu kebutuhan
fisiologis, keamanan, kebutuhan dicintai dan disayang, kebutuhan untuk dihargai dan
aktualisasi diri.
2. Erick Fromm, kebutuhan naluri mendasar dalam perspektif psikoanalisis humanistic
adalah kebutuhan rasional, kebutuhan akan identitas, kebutuhan akan transendensi,
kebutuhan berakar dan kerangka orientasi serta pengabdian.
3. Carl Rogers, semua manusia lahir membawa dorongan untuk meraih sepenuhnya apa
yang diinginkan dan berperilaku serta konsisten menurut diri mereka sendiri. Rogers
mengemukakan lima hal penting dalam proses humanistic, yaitu hasrat untuk belajar,
belajar bermakna, belajar tanpa hukuman, belajar dengan inisiatif diri sendiri serta
belajar dan perubahan.

Anda mungkin juga menyukai