Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PSIKOLOGI HUMANISTIK

Nama : Sri Aisyah Nuriyah M (1824070007)

Mata Kuliah : Psikologi Humanistk

Hari / Jam : Kamis/ 19:30 – 21:10 WIB

Dosen : Dr. I. Nyoman Surna

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA Y.A.I
2021

Halaman 9 – 13
1. Argumentasi setelah mempelajari intisari eksistensialisme
Eksistensialisme merupakan paham yang menempatkan manusia pada titik sentrum dari
segala relasi kemanusiaan. Eksistensialisme berakar dari upaya untuk bangkit dari segala
hegemoni untuk menemukan eksistensi dan esensi diri. Untuk menemukan eksistensi diri
tersebut manusia harus sadar karena tidak ada makhluk lain yang bereksistensi selain
manusia, eksistensi manusia mendahului esensi. Eksistensi pada esensialnya
menunjukkan kepada kesadaran manusia, karena manusia berhadapan dengan dunia
dimana dia berada sekaligus memikul tanggung jawab untuk diri dan masa depan
dunianya. Kebebasan adalah esensi manusia, biasanya manusia yang bebas selalu
menciptakan dirinya. Manusia yang bebas dapat mengatur, memilih dan dapat memberi
makna pada realitas

Sebagai contoh dalam penerapannya seperti dalam suatu keadaan di mana setiap dosen
dan manasiswa atau mahasiswi mengerti dan dapat memperlakukan dirinya sebagaimana
mestinya. Masing-masing individu akan mengoptimalkan kemampuan dan potensinya
sesuai dengan keinginan mereka untuk membuat mereka eksis. Di mana mereka saling
mempertemukan dan mempertukarkan ide-ide dan pikiran-pikiran tentang berbagai hal,
sesuai dengan bidangnya masing-masing. Dengan begini maka kelas akan menjadi lebih
hidup, dinamis, menyenangkan dan akan selalu dirindukan oleh pendidik maupun peserta
didik.

2. Hakekat manusia sebagai individu dan dalam konteks kehidupan sosial ditinjau dari
perspektif eksistensialisme
Dalam eksistensialisme tidak membahas esensi manusia secara abstrak, maksudnya ialah
dimana eksistensialisme ini membahas tentang hakikat manusia secara spesifik meneliti
kenyataan konkrit manusia, sebagaimana manusia itu sendiri berada dalam dunianya.
Eksistensialisme tidak mencari esensi atau substansi yang ada di balik penampakan
manusia, melainkan hendak mengungkap eksistensi manusia sebagaimana yang dialami
oleh manusia itu sendiri, misalnya seperti pengalaman individu itu tersebut. Esensi atau
substansi mengacu pada sesuatu yang umum, abstrak, statis, sehingga menafikkan
sesuatu yang konkret, individual, dan dinamis. Sebaliknya, eksistensi justru mengacu
pada hal yang konkret, individual dan dinamis. Itu dimaksudkan karena seorang individu
belajar dari apa yang mereka alami sesuai faktanya. Dan itu dialami oleh dirinya sendiri
bukan orang lain.
Dalam kenyataan hidup sehari-hari tidak ada sesuatupun yang mempunyai ciri atau
karakter existere selain manusia. Hanya manusia yang bereksistensi. Hanya manusia yang
sanggup keluar dari dirinya, melampaui keterbatasan biologis dan lingkungan fisiknya,
berusaha untuk tidak terkungkung dari segala keterbatasan yang dimillikinya, contohnya
saja pada orang yang tidak memiliki kaki, dia mampu keluar dari dirinya dan mampu
berbaur dengan orang lain tanpa memperdulikan kekurangan yang ada pada dirinya.dia
mampu berkreasi tanpa bantuan orang lain, dan mampu menghasilkan uang dari apa yang
telah mereka perbuat.oleh sebab itu, para eksistensialis menyebut manusia sebagai suatu
proses, “menjadi”, gerak yang aktif dan dinamis.

Halaman 32

1. Jelaskan secara singkat riwayat hidup maslow


Pada pertengahan abada ke 20an yang mendominasi dan sangat berpengaruh terhadap
kajian adlaah pendekatan psikoanalisi yang dicetuskan oleh Sigmund Freud (1933) dan
pendekatam behaviorisme yang dicetuskan oleh B.F. Skinner (1957). Psikologi
Humanistik digagas mulai tahun 1950 an oleh Abraham Harold Maslow sebagai jawaban
atas ketidakkeabsaan pendekatan psikoanalisis dan behaviorisme dlam menjawab esensi
proses berpikir dan berperilaku manusia sebagai manusia seutuhnya. Sebetulnya peletak
dasar pendekatan humanistik dapat dipelajari melalui buam pemikiran Jean Jacques
Rousseau, Friedrich Forebel, Johann Pestalozzi, Maria Montessori dan kemudian
dikembangkan oleh Abraham Harold Maslow, Carl Rogers dan John Dewy (Krause,
Bochner, Duchesne (2007)).
Abraham Harold Maslow dilahirkan di Brooklyn, New York, pada tanggal 1
April 1908. Maslow dibesarkan dalam keluarga Yahudi Rusia dengan orang tua yang
tidak mengenyam pendidikan tinggi. Pada masa kecilnya, ia dikenal sebagai anak yang
kurang berkembang dibanding anak lain sebayanya. Ia mengatakan bahwa dirinya adalah
seorang anak Yahudi yang tumbuh dalam lingkungan yang mayoritas dihuni oleh non
Yahudi.
Ia merasa terisolasi dan tidak bahagia pada masa itu. Ia bertumbuh di perpustakaan di
antara buku-buku. Ia awalnya kuliah hukum, namun pada akhirnya, ia memilih untuk
mempelajari psikologi dan lulus dari Universitas Wisconsin. Pada saat ia berkuliah, ia
menikah dengan sepupunya yang bernama Bertha pada bulan desember 1928 dan
bertemu dengan mentor utamanya yaitu profesor Harry Harlow. Ia memperoleh gelar
bachelor pada 1930, master pada 1931, dan Ph.D pada 1934. Maslow kemudian
memperdalam riset dan studinya di Universitas Columbia dan masih mendalami subjek
yang sama. Di sana ia bertemu dengan mentornya yang lain yaitu Alfred Adler, salah satu
kolega awal dari Sigmund Freud.
Pada tahun 1937-1951, Maslow memperdalam ilmunya di Brooklyn College. Di New
York, ia bertemu dengan dua mentor lainnya yaitu Ruth Benedict seorang antropologis,
dan Max Wertheimer seorang Gestalt psikolog, yang ia kagumi secara profesional
maupun personal. Kedua orang inilah yang kemudian menjadi perhatian Maslow dalam
mendalami perilaku manusia, kesehatan mental, dan potensi manusia.[4] Ia menulis dalam
subjek-subjek ini dengan mendalam. Tulisannya banyak meminjam dari gagasan-gagasan
psikologi, namun dengan pengembangan yang signifikan. Penambahan tersebut
khususnya mencakup hierarki kebutuhan, berbagai macam kebutuhan, aktualisasi diri
seseorang, dan puncak dari pengalaman. Maslow menjadi pelopor aliran humanistik
psikologi yang terbentuk pada sekitar tahun 1950 hingga 1960-an. Pada masa ini, ia
dikenal sebagai "kekuatan ke tiga" di samping teori Freud dan behaviorisme.
Maslow menjadi profesor di Universitas Brandeis dari 1951 hingga 1969, dan menjabat
ketua departemen psikologi di sana selama 10 tahun.] Di sinilah ia bertemu dengan Kurt
Goldstein (yang memperkenalkan ide aktualisasi diri kepadanya) dan mulai menulis
karya-karyanya sendiri. Di sini ia juga mulai mengembangkan konsep psikologi
humanistik.
Ia menghabiskan masa pensiunnya di California, sampai akhirnya ia meninggal karena
serangan jantung pada 8 Juni 1970. Kemudian, Pada tahun 1967, Asosiasi Humanis
Amerika menganugerahkan gelar Humanist of the Year.
Maslow banyak berhubungan dengan intelektual-intelektual Eropa yang baru bermigrasi
ke Amerika Serikat seperti Alfred Adler, Erich Fromm, dan Karen Horney. Pada tahun
1951 Maslow berjumpa dengan Kurt Goldstein, seseorang yang mengenalkannya kepada
ide tentang aktualisasi diri yang menjadi bibit dari teorinya tentang hirarki kebutuhan.
Pada periode ini pula Dia, bersama beberapa psikolog lain seperti Carl
Roger “memproklamirkan” aliran ketiga (third force) dari psikologi yang dikenal sebagai
humanisme. Tidak cukup “bermain-main” dengan humanisme, menjelang akhir hayatnya
Maslow mengenalkan lagi satu aliran yang dikenal sebagai mazhab keempat,
yakni Psikologi Transpersonal, yang berbasis pada filosofi dunia timur dan mempelajari
hal-hal semacam meditasi, fenomena para psikologi, dan kesadaran level tinggi (Altered
States of Consciousness, ASC). Maslow meninggal pada 8 Juni 1970 di California karena
serangan jantung, setelah kesehatannya memburuk pada tahun-tahun terakhir hidupnya.
Buku yang di tulis Marslow antaranya Toward Psychology of being (1962), The
Psychology of Science : A Reconaissance (1966), Motivation and Personality (1970) dan
The Farther Reaches of Human Nature (1971) dan beberapa jurnal ilmiah lainnya.

2. Jelaskan secara singkat ajaran psikologi humanistik


Psikologi humanistic digagas oleh kelompok psikolog yang diperkasain dan dipimpin ileh
Maslow pada awal tahun 1960. Dalam ilmu psikologi, teori humanistik dipandang
sebagai alternatif kekuatan ketiga dari kedua kekuatan teori yang sepanjang sejarah selalu
menjadi teori yang dominan yaitu psikoanalisis dan behavioristik. Teori ini dinamakan
humanistik karena memfokuskan diri secara khusus pada tingkah laku manusia.
Humanistik adalah salah satu pendekatan atau aliran dari psikologi yang menekankan
kehendak bebas, pertumbuhan pribadi, kegembiraan, kemampuan untuk pulih kembali
setelah mengalami ketidakbahagiaan, serta keberhasilan dalam
merealisasikan potensi manusia. Tujuan humanistik adalah
membantu manusia mengekspresikan dirinya secara kreatif dan merealisasikan
potensinya secara utuh.
3. Jelaskan secara singkat asumsi dasar Maslow dalam memahami hakekat manusia
 Freedom – Detemination : Maslow berargumentasi bahwa perilaku manusia tidak
ditentukan oleh faktor di luar dirinya, namun ditentukan oleh faktor internal yang
terdapat di dalam diri individu. Hakikat manusia secara esensial adalah bebas dan atas
kebebasannya manusia bertanggung jawab atas semua perilaku yang diperbuatnya.
Kebebasan adalah manifestasi diri pribadinya, apakah itu berkenaan dengan penemuhan
kebutuhannya, bagiaman menentukan dan melakukan pilhan dalam upaya mencapai
kepuasn dan yang paling hakiki adalah bagaimana upaya mewujudkan akulturasi diri.
 Rationality – Irrationality: Prinsip dasar yang menjadi acuan dalam upaya memahami
manusia adalah manusia haruslah dipahami sebagai individu yang rasional dan bukan
makhluk yang irasional.
 Holism – Elementalism: Salah satu prinsip dasar dalam upaya memahami manusia dalam
perspektif psikologi humanistic adalah “ Individu as integrated whole” Sebagaimana
yang diumpama oleh Maslow “Ketika Jhon Smith menginginkan makanan, tidak berarti
menunjuk perutnya Jhon Smith. Proposisi yang benar adalah Jhon Smith menghendaki
keamanan, Jhon Smith menghendaki harga diri dan dari keseluruhan kebutuhan
sebetulnya Jhon smith menghendaki tercapainya aktualisasi diri.
 Constitutionalism - Environmentalism: Banyak konsep yang berupaya menggagas
tentang pentingnya peran lingkungan dan pribadi secara bersama-sama dalan nebebtukan
perilaku dan juga masa depan manusia. Maslow memilik pandangan yang berbeda dan
lebih menekanakan factor pribadi dibandingkan dengan factor lingkungan.
 Subjectivity – Objectivity: Maslow menyakini bahwa pengalaman subjektif “subjectivity
experience” menjadi hal mendasar jika memahami hakikat manusia, jika dibandingkan
kalau hanya mempelajari perilaku manusia yang dapat diamati.
 Proactivity – Reactivity: Setiap pribadi yang bertindak tidaklah sekedar hanya sebagai
jawaban terhadap stimulus eksternal, melainkan didasarkan pada kebutuham internal.
Istilah Maslow “acts dan bukan “reacts” , manusia sifatnya tidak pasif melainkan
bergerak aktif dan inilah konsep yang disebut dengan istilah “proactive”. Maslow secara
tegas mengemukkan gagasan tentang “proactive”. Maslow secara tegas mengemukakan
gagasan tentang “proactive” yang merupakan ajaran inti tentang self-actualization. Secara
substansial self-actualization adlah sebau konsep proaktif. Manusia di dalam proses
perjalanan kehidupannya kemasa depan, menyadari potensi dirinya dan berupaya
menggapai masa depannya menjadi sebuah kenyataan.
 Homeostatis – Heterostatis: Maslow sangat menekankan esensi heterostatis di mana
setiap individu diperhadpakan dengan upaya mendorong, mengembangkan diri kerah
yang lebih tinggi dan mungkin setinggi-tingginya sehingga mencapai pertumbuhan
psikologis secara optimal.
 Knowability – Unknowability: Berdasarkan kajian psikologi humanistik sesungguhnya
bahwa manusia adalah pribadi dan secara subjektif akan menemui kesulitan untuk
membagun pengetahuan dan mempelajari manusia Ketika menggunakan pendekatan
yang tradisional. Secara tegas Maslow mengemukakan pandangannya tentang psikologi
humanistic bahwa manusia tidak mungkin dapat dipahami secara utuh jika menggunakan
pendekatan tradisonal. Manusia sifatnya unknownable, sehingga dibutuhkan pendekatan
yang komprehensip dah holistik. Pendekatan psikologi humanistic disebut sebagai “the
third force psychology” atau “the third force movement”.

4. Jelaskan secara singkat apakah pemenuhan kebutuhan harus berjenjang seperti yang
dirumuskan oleh Maslow
Menurut Maslow, kebutuhan manusia tersusun dalam suatu hierarki. Disebut hierarki
karena memang manusia memenuhi kebutuhannya secara berjenjang. Manusia akan
berusaha memenuhi satu jenjang kebutuhan terlebih dahulu.
5. Jelaskan secara singkat orientasi pengembangan potensi
a. Masing-masing individu mempunyai apa yang dinamakan “essential innet nature” yang
instinctoid, instinsik, terberi, natural, yang kesemuanya merupakan materi kasar dan
bukan hasil yang telah selesai.
b. Hal-hal tersebut di atas merupakn potensi-potensi dan buka aktualisasi yang selesai
karenan potensi tersebut harus ditinjau dari aspek pekembangannya. “inner nature” atau
dasar materi yang kasar ini dapat dibentuk dan diaktualisasikan atau dihambat
perkembagannya oleh deteminan yang ekstra – psikis seperti kebudayaan, lingkungan,
Pendidikan dan lain sebagainya.
c. Inner nature ini mudah direpres atau disurpres. Kadang – kadang malahan hamper
dimatikan sma sekali oleh lingkungannya. Meskipun “inner nature” ini merupakan bahan
dasar yang biologis dan bersifat instinctual, tetapi merupakan suatu yang lemah dan
sangat berbeda dengan binatang. Dibandingkam instink pada binatang apa yang kita
miliki sebagai manusia adalah sisa-sisa dari instink. Lagi pula instink ini mudah
dikalhkan oleh rasa takut, oleh pendidikan yang dalamarti yang luas, oleh pengharapan
yang sifatnya kultural, oleh tidak diterimanya dorongan-dorongan tersebut oleh
lingkungan budaya yang bersangkuta dan lain sebagainya.
d. Meskipun “inner nature” ini lemag tetapi hamper tidak pernah hilang sama sekali. Dalam
bentuk yang distorted, suara dalam in ikan bisa memperdengarkan diri. Artinya dia
memiliki kekuatan dinamis tersendiri, dan selalu mendorong agar bisa menyatakan diri
secara terbuka.
e. Biasanya hanya Sebagian dari “inner nature” atau “inner self” yang berkembang menuju
kedewasaan. Individu disatu pihak secara objektif atau secara subjektif menerima apa
yang tersedia secara potensial, tetapi perkembangan dirinya juga merupakan hasil kreasi
yang bersangkutan.
f. Sehat secara psikologis terutaa bagi orang dewasa disebut juga “self-fulfillment,
enotional maturity,productiveness, authenticity, full humanness atau akulturasi diri.
Semua istilah tersebut menurut Maslow dimungkinkan karena adanya penerimaan dan
adanya kemungkinan pada seseorang untuk mengekspresikan inner-selfnya. Hal ini
berarti aktualisasi dari kapasitas dan potensi yang talent,atau karena seorang bisa
berfungsi secara optimal.
g. Berdasarkan alasan-alasan tersebut, maka psikologi humanistik mengokohkan bahwa
“inner nature” yang di miliki oleh setiap individu layak dikembangankan. Paling sedikit
perlu diterima sebagaimana adanaya dan tidak segara mengangapnya sebagai sesuatu
yang perlu di-repres atau di-suspres. Sehubungan dengan hal tersebut maka
pengembangan potensi diri menjadi sebuah tugas dan sekaligus kewajiaban bagi setiap
orang untuk mengoptimalkannya.

Anda mungkin juga menyukai