Anda di halaman 1dari 15

NAMA ANGGOTA KELOMPOK 7:

1. MUH.NH.YAOMIL FATRAH (200404500016)


2. CAHAYA DEWI (200404502016)
3. SITI NURHALIZA SUNGKONO (200404501026)
4. FAHIRA NASIR (200404502025)
5. ANDINI NURUL SYAFIKAH (200404500017)
6. FANNY SOMALANGI (200404502027)

KELAS : B
PANDANGAN HUMANISTIK
TENTANG TINGKAH LAKU
A. Pendekatan Humanistik Dalam Pemahaman Tingkah Laku
Pendekatan humanistik muncul sebagai bentuk ketidaksetujuan pada dua pandangan sebelumnya, yaitu pandangan psikoanalisis dan pandangan
behaviorostik dalam menjelaskan tingkah laku manusia. Ketidaksetujuan ini berdasar pada anggapan bahwa pandangan psikoanalisis terlalu
menunjukkan pesimisme suram serta keputusasaan, sedangkan pada pandangan behavioristik di anggap terlalu kaku (mekanistik), pasif, statis, dan
penurut dalam menggambarkan manusia, sehingga seolah-olah manusia hanyalah sosok yang hidup dan bertindak seperti robot. Pada pendekatan
humanistik manusia di gambarkan secara optimistik dan penuh harapan. Di yakini dalam pendekatan ini bahwa pada dasarnya pada setiap orang
terdapat potensi-potensi untuk menjadi sehat dan tumbuh secara kreatif. Manusia di gambarkan sebagai individu yang aktif, bertanggung jawab,
mempunyai potensi kreatif, bebas ( tidak terikat oleh belenggu masa lalu), berorientasi ke masa depan, dan selalu berusaha untuk self fulfillment
( mengisi self atau diri sepenuhnya untuk beraktualisasi). Falsafat pendekatan humanistik adalah fenomenologi yang memandang bahwa yang
terpenting pada diri manusia adalah pengalaman dirinya yang bersifat subjektif.
Istilah psikologi humanistik di perkenalkan oleh sekelompok ahli psikologi pada awal tahun 19960-an yang bekerja sama di bawah kepemimpinan
maslow dalam mencari alternatif lain dari teori psikoanalisis dan behavioristik yang di anggap memiliki banyak kelemahan namun berpengaruh
sangat kuat pada tataran pemikiran intelektual dalam psikologi.jadi, sesungguhnya pendekatan humanistik bukan suatu organisasi tunggal dari teori
atau sistem, melainkan lebih tepat jika di sebut sebagai gerakan. Maslow sendiri menyebut psikologi humanistik yang di pimpinnya sebagai kakuatan
ketiga.
\Meskipun tokoh-tokoh dalam pendekatan ini memiliki pandangan yang berbeda-beda, akan tetapi pada dasarnya mereka berpijak pada konsepsi
fundamental yang sama mengenai manusia, yang berakar pada salah satu aliran filsafat modern yaitu eksistensialisme. Aliran eksistensiialisme
memandang manusia sebagai sesuatu yang mengadalam dunia. Dan menyadari penuh akan keberadaanya, sehingga manusia memiliki kebebasan
dan bertanggung jawab bagi tindakan tindakannya. Di samping itu, dalam aliran eksistensialisme ini manusia di pandang dengan konsep kemenadian
yang berarti bahwa manusia tidak pernah diam. akan tetapi, selalu berada dalam proses untuk menjadi sesuatu yang lain dari sebelumnya.
B. Pemahaman Tingkah Laku Menurut Abraham Maslow
1. Riwayat Singkat Abraham Maslow
Maslow lahir pada tanggal 1 april 1908 dan meninggal pada tanggal 8 juni 1970. Orang tuanya
adalah imigran yahudi rusia yang pindah ke amerika serikat dengan harapan memperoleh
kehidupan yang lebih baik. Pandangan-pandangannya banyak di inspirasi oleh pengalaman masa
kecil dan remajanya yang di liputi oleh perasaan kesepian dan menderita karena dorongan dari
orang tuanya hanyalah agar ia selalu berhasil di bidang pendidikan, sehingga banyak
mengabaikan kesenangan-kesenangan yang sebenarnya dapat ia rasakan pada masa-masa
tersebut. Di duga karena itulah maka maslow memiliki hasrat yang kuat, untuk menolong orang
lain sehingga bisa hidup dalam kehidupan yang lebih bermakna. Latar belakang pendidikan
maslow adalah psikologi. Semua gelarnya dari sarjana muda sampai doktor yang di perolehnya
dari universitas wisconsin. Selanjutnya, beliau meniti karir akademis dan profesional di
universitas yang sama. Tahun 1973 di angkat menjadi staf peneliti di universitas columbia. Tahun
1951 sampai tahun 1961 menjabat sebagai kepala departemen psikologi universitas of brandes
sekaligus sebagai juru bicara utama gerakan psikologi humanistik di amerika serikat. Karena
perannya yang sangat besar dalam mengembangkan dan menyebarluaskan gerakan psikologi
humanistik menjadikan maslow sering di sebut sebagai bapak psikologi humanistik. Aktifitas
maslow berkaitan dengan profesinya di samping mengajar sangat banyak. Antara lain tergabung
dalam berbagai perhimpunan profesi sampai akhirnya terpilih menjadi presiden perhimpunan
pikologi amerika dan menjadi penulis buku serta jurnal yang produktif.
2. Pokok-pokok Pikiran Abraham Maslow
Secara ringkas pokok-pokok pikiran Maslow adalah sebagai berikut:
■ Individu sebagai keseluruhan yang integral
Pada dasarnya manusia atau individu harus dipelajari sebagai keseluruhan yang integral, khas, dan terorganisasi. Maslow merasa bahwa
para ahli psikologi cenderung terlalu banyak membuang waktu untuk menganalisis tingkah laku secara terpisah dan mengabaikan aspek-
aspek dasar manusia yang bersifat menyeluruh atau holistik. Menurut Maslow, pada dasarnya motivasi mempengaruh manusia secara
keseluruhan, dan bukan secara bagian. Diilustrasikan oleh Maslow bahwa makanan dibutuhkan oleh manusia bukan hanya oleh perut atau
mulutnya saja, akan tetapi keseluruhan bagian dari manusia itu membutuhkan makanan.
■ Tidak relevan pemahaman manusia melalui penyelidikan hewan
Maslow memandang manusia sebagai makhluk yang berbeda dengan hewan apa pun sehingga penyelidikan dengan hewan seperti halnya
pada sebagian besar penyelidikan perilaku yang dilakukan oleh pengkut aliran behavioristik tidak relevan bagi upaya memahami tingkah
laku manusia karena hal itu mengabaikan ciri-ciri yang khas pada manusia seperti adanya gagasan-gagasan, nilai-nilai, rasa malu, rasa cinta,
semangat, humor, rasa seni, kecemburuan dan sebagainya. Dengan semua ciri yang dimilikinya manusia bias menciptakan pengetahuan,
puisi, musik dan pekerjaan-pekerjaan manusia lainnya.
■ Manusia pada dasarnya memiliki pembawaan baik
Maslow mencela konsep pemahaman tingkah laku manusia yang pesimistik, negatif, dan terbatas tentang manusia seperti yang terdapat
pada pandangan psikoanalisis yang dikemukakan oleh Freud. Pandangan Freud ini secara implisit menganggap bahwa manusia pada
dasarnya memiliki karakter jahat. Impuls-impuls manusia apabila tidak dikendalikan akan menjuruskan kepada pembinasaan sesamanya
dan juga penghancuran dirinya sendiri. Sementara pandangan ini belum jelas ketetapannya, Freud, menurut Maslow, hanya memiliki
sedikit kepercayaan tentang kemuliaan manusia, dan berspekulasi secara pesimis tentang manusia. Dengan demikian, menurut Maslow
psikologi lebih banyak memikirkan kelemahan-kelemahan manusia daripada kekuatan-kekuatannya dan terlalu melihat dosa-dosa orang
lain daripada kebajikan-kebajikannya. Sesungguhnya menurut Maslow manusia pada dasarnya adalah baik, atau tepatnya netral bahkan
manusia memiliki langkah-langkah aktif untuk mencapai kesenangan dan kebahagiaan. Kekuatan jahat atau merusak yang ada menusia itu
adalah hasil dari lingkungan yang buruk dan bukan merupakan bawaan.
■ Pada dasarnya manusia memiliki potensi kreatif
Menurut pandangan Maslow, pada dasarnya manusia memiliki potensi kreatif. Pandangan ini berpijak
pada hasil penelitian Maslow yang menemukan bahwa dari subjek-subjek yang ditelitinya terdapat satu
ciri umum yaitu kreatif. Adanya kreativitas ini menjadikan manusia memiliki kekuatan untk
mengekspresiakan diri dalam berbagai bidang. Menurut Maslow, kreativitas yang ada pada seseorang
tidak memerlukan bakat atau kemampuan khusus. Adanya kondisi seseorang yang kehilangan
kreativitasnya sehingga perilaku yang ditunjukkannya tidak berbudaya lebih disebabkan oleh hambatan
lingkungan berupa keadaan lingkungan yang tidak menunjang dan tidak adanya kesempatan dari
lingkungan untuk berkembang.
■ Menekankan kesehatan psikologis manusia
Maslow mengkritik pendekatan-pendekatan psikologis khususnya psikoanalisa yang terlalu berat
sebelah dan kurang komprehensif karena berlandaskan pada bagian yang abnormal dari tingkah laku
manusia. Penyelidikan-penyelidikan yang dilakukan dalam psikoanalisis umumnya dilakukan terhadap
orang-orang yang tidak sehat (neurotic atau psikotik). Dengan mempelajari model-model jiwa yang
kerdil, atau tidak sehat, maka infromasi yang diperoleh tentang tingkah laku manusia adalah juga
informasi yang kerdil atau tidak lengkap. Untuk itu Maslow menekankan pentingnya studi atas orang-
orang yang berjiwa seat sebagai landasan bagi pengembangan upaya pemahaman tingkah laku yang
universal. Maslow yakin bahwa pemahamanbtingkah laku manusia pada orang-orang yang menderita
gangguan mental tidak akan dapat diperoleh sebelum diperoleh pemahaman tingkah laku yang utuh
pada orang-orang yang sehat.
3. Struktur dan Dinamika Kpribadian Menurut Maslow
Menurut Maslow, manusia memiliki kecendrungan – kecendrungan untuk mencapai kebutuhan –
kebutuhan sehingga penuh makna dan memuaskan. Maslow melukiskan manusia sebagai makhluk yang
tidak pernah berada dalam keadaan sepenuhnya puas. Bagi manusia, kepuasan itu sifatnya sementara. Jika
suatu kebutuhan telah terpuaskan,maka kebutuhan – kebutuhan yang lain akan muncul dan menuntut
pemuasan. Hal ini berlangsung terus menerus sepanjang rentang kehidupan seseorang
Maslow menggambarkan kebutuhan manusia sebagi kebutuhan yang tersusun secara bertingkat,mulai
kebutuhan yang paling dasar yang harus terpenuhi dahulu sampai pada kebutuhan – kebutuhan
selanjutnya. Adapun kelima kebutuhan tersebut adalah :
 Kebutuhan dasar fisiologi ( physiological needs), yaitu sekumpulan kebutuhan yang paling mendesak
pemuasannya karena berkaitan langsung dengan pemeliharaan biologis dan kelangsungan hidup.
 Kebutuhan akan rasa aman (need for self security). Muncul apabila kebutuhan fisiologi telah terpenuhi.
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang mendorong individu untuk memperoleh
ketentraman,kepastian, dan keteraturan dari lingkungannya. Menurut Maslow kebutuhan rasa akan
aman ini sangat nyata dan biasa diamati pada bayi dan anak – anak karena ketidakberdayaan
mereka.Indikasi dari kebutuhan akan rasa aman pada anak-anak adalah ketergantungan. Menurut
Maslow anak-anak akan memperoleh rasa aman yang cukup apabila mereka berada dalam ikatan
dengan keluarganya. Jika ikatan ini lemah atau tidak ada,maka anak akan merasa kurang
aman,cemas,dan kurang percaya diri sehingga keadaan ini mendorong anak untuk mencari area – area
hidup dimana dia dapat memperoleh ketentraman,kepastian,dan rasa aman.
■ Kebutuhan akan cinta dan memiliki. ( need for love and belongingness), yaitu kebutuhan yang
mendorong manusia untuk mengadakan hubungan efektif atau ikatan emosional berupa
persaan mencintai dan dicintai dengan individu lain dalam lingkungannya. Keadaan persaan
mencintai dan dicintai ini merupakan prsyarat bagi adanya persaan yang sehat. Maslow dengan
tegas menolak pendapat Freud yang menyatakan bahwa cinta dan efeksi itu berasal dari naluri
seks yang disublimasikan. Selanjutnya ditegaskan oleh Maslow bahwa cinta yang matang
menunjuk pada hubungan cinta yang sehat diantara dua orang atau lebih, yang di dalamnya
terdapat sikap saling percaya dan saling menghargai.
■ Kebutuhan akan rasa harga diri (need for self esteem) . Merupakan kebutuhan individu untuk
merasa berharga dalam kehidupannya. Kebutuhan individu untuk merasa berharga dalam
kehidupannya. Kebutuhan ini meliputi 2 bagian, yaitu pertama kebutuhan akan penghormatan
atau penghargaan dari diri sendiri yang mencangkup hasrat untuk memperoleh kompetensi,
rasa percaya diri, kekuatan pribadi, adekuasi, kemandirian kebebasan dan kedua adalah prestasi
berupa penghargaan atas apa ayang dilakukannya.
■ Kebutuhan akan aktulisasi diri ( need for self actualization). Merupakan kebutuhan untuk
memenuhi dorongan hakiki manusia untuk menjadi orang sesuai dengan keinginan dan potensi
dirinya. Hal ini dilakukan dengan jalan memuat segala sesuatu yang baik atau bekerja sebaik –
baiknya sesuai dengan bidang masing – masing sesuai dengan bidang masing – masing.
Kebutuhan ini muncul apabila kebutuhan – kebutuhan yang ada di bawahnya telah terpuaskan
dengan baik.
Dalam pencapain kebutuhan ini, banyak hambatan yang biasanya ditemui oleh individu.
Hambatan tersebut diperoleh dari :
1. Hambatan dari individu berupa ketidaktahuan, dan rasa takut individu untuk
mengungkap potensi – potensinya.
2.Hambatan dari luar/lingkungan berupa prepresian sifat-sifat,bakat,maupun potensi
individu.
3.Pengaruh negative yang dihasilkan oleh kebutuhan akan rasa aman yang kuat.
Aktualisasi diri seringkali menuntut kesediaan individu untuk mengambil resiko,
membuat kesalahan – kesalahan,dan melepaskan kebiasaan – kebiasaan lama yang tidak
konstruktif. Pada individu yang kebutuhan akan rasa amannya terlau kuat, maka
kesedian individu untuk mengambil resiko,membuat kesalahan – kesalahan, dan
melepaskan kebiasan – kebiasan lama yang tidak konstruktif tersebut merupakan hal
yang mengancam atau menakutkan karena memungkinka individu untuk
memperoleh ketidaktentraman dalam masyarakat.
Berdasarkan hierarki kebutuhan tersebut di atas, Maslow membagi motivasi manusia untuk mendapatkan kebutuhan –
kebutuhan tersebut ke dalam 2 kategori, yaitu:
1. Motif kekurangan ( deficit motive )
Motif ini mencakup motif untuk mendapatkan kebutuhan fisiologis dan rasa aman. Sasaran uatama dari motif ini adalah
mengatasi ketegangan organismic yang dihasilkan oleh keadaan kekurangan. Motif ini menjadi penentu yang mendesak bagi
tingkah laku individu.
2. Motif pertumbuhan (metaneeds)
Merupakan motif pada diri manusia yang muncul apabila motif kekurangan telah terpenuhi dan mendorong individu untuk
mengungkapkan potensi-potensinya. Motif ini menuntut pemuasan dalam bentuk kesehatan psikologis yang terpelihara dan
tercapainya perkembangan individu yang maksimal.
Selanjutnya, tidak terpuaskannya motif pertumbuhan menjadikan individu mengalami sakit secara psikologis yang menurut
Maslow disebut sebagai metapologi. Adapun bentuk-bentuk metapologi; kehilangan kepercayaan, tidak adil, egosentris,
kehilangan semangat hidup, depresi, kasar, mengalami kebingungan, kehilangan rasa diri dan individualitas.
■ Penerapan Teori Maslow dalam Pemahaman Tingkah Laku
■ Teori Maslow memberi sumbangan yang sangat berarti dalam memahami tingkah laku dalam bentuk;
■ Mempunyai pandangan yang optimis terhadap manusia, yaitu bahwa manusia memiliki kebebasan, tanggung jawab, dan
kesanggupan untuk merancang ulang kehidupannya melalui tindakan memilih dengan kesadaran.
■ Menyajikan landasan filosofi yang jelas untuk membangun gaya yang bersifat pribadi dan unik pada praktik terapi.
■ Memahami tingkah laku manusia tanpa mengabaikan ciri-ciri yang khas pada manusia seperti adanya gagasan-gagasan,
nilai-nilai, rasa malu, rasa cinta, semangat, humor, rasa seni, kecemburuan, dan sebagainya.
■ Penggambaran kebutuhan manusia sebagai kebutuhan yang tersusun secara bertingkat, mulai kebutuhan yang paling
dasar yang harus dipenuhi terlebih dahulu sampai pada kebutuhan-kebutuhan selanjutnya.
C. Pemahaman Tingkah Laku Menurut Carl Rogers
1. Riwayat Carl Rogers

Rogers lahir di Oak Park Illions, pada tanggal 8 Januari 1902, merupakan anak tengah dari sebuah keluarga besar dan
akrab yang sangat menekankan kerja keras dan iman Kristen Protestan yang sangat konservatif. Ketika Rogers
berusia 12 tahun, keluarganya pindah ke suatu daerah pertanian dan ia tertarik pada ilmu pertanian. Rasa tertariknya
pada ilmu pertanian membawanya ke Perguruan Tinggi. Selama tahun-tahun pertama ia sangat gemar akan ilmu
alam dan ilmu hayat. Setelah lulus dari Universitas Winconsin pada tahun 1924, ia lalu masuk ke Union Theological
Seminary di New York City, dimana ia berkenalan dengan pandangan yang liberal dan filosofis mengenai agama.
Kemudian ia berpindah ke Teachers of College of Colombia University, segera terpengaruh oleh filsafat John Dewey
serta diperkenalkan pada psikologi klinis oleh Leta Hollingwort. Ia mendapat gelar master pada tahun 1928 dan
doctor di Colombia pada tahun 1931. Pengalaman praktisnya yang pertama dalam psikologi klinis dan psikoterapi
diperolehnya dari dokter muda di Institute for Child Gui-dance yang sangat berorientasi Freudian. Rogers mengamati
bahwa ada ketidakcocokan yang mencolok antara berfikir spekulatif bergaya Freudian yang diterapkan di Institut
dan pandangan Thorndikean yang sangat statjs pada Teacher Collage. Setelah mendapat gelar Doktor dalam bidang
Psikologi, Rogers menjadi anggota staff di Rochester Guidance Center dan kemudian menjadi pemimpinnya. Selama
periode ini Rogers dipengaruhi oleh Otto Rank, seorang psikoanalisis, yang pada saat itu telah melepaskan diri dari
pajaran-ajaran ortodoks Freud. Pada tahun 1940, Rogers menerima tawaran untuk menjadi Profesor psikologi di
Universitas Chicago dan sekretaris eksekutif dan Counseling Center dimana ia mengembangkan metode Client
Centered Pshycoterapy, merumuskan teori tentang kepribadian, dan melakukan penelitian tentang psikoterapi.
2. Pokok-pokok Pikiran Carl Rogers
Dalam psikologi kontemporer rogers menyebut dirinya sebagai orang yang berpandangan humanistik. Teori rogers juga
mempunyai persamaan dengan psikologi eksistensial. Teori ini pada dasarnya adalah fenomenologis, artinya memberikan
tekanan yang kuat pada pengalaman-pengalaman pribadi, perasaan-perasaan dan nilai-nilainya, serta semua yang
teringkas dalam ekspresi kehidupan batin.
Carl Rogers diidentifikasikan dengan metode psikoterapi yang diciptakan dan dikembangkannya. Tipe terapi ini disebut
tidak mengarahkan atau berpusat pada klien yang disebut dengan Client Centered Therapy. Dari pengalaman-
pengalaman inilah mula-mula Rogers mengembangkan teori tentang terapi dan perubahan kepribadian. Ciri utama
konsep konseptualisasi dari prosedur terapik ini adalah memiliki Unconditional Positive Regard (penghargaan positif
tanpa syarat) terhadap mereka dan suatu pemahaman empatik terhadap kerangka acuan inteerna; (internal frame of
refrence) mereka maka proses perubahan mulai bergerak. Selama proses ini klien-klien makin lebih menyadari perasaan
dan pengalaman mereka yang sebenarnya dan konsep diri menerka menjadi lebih selaras dengan seluruh pengalaman
organisme.
Ditahun-tahun terakhir, Rogers memandang proses terapi sebagai salah satu contoh wujud semua hubungan dan
komunikasi antar pribadi. Hal ini menyebabkan Rogers menerapkan teori umum tentang hubungan antar pribadi. Dalil
utama teori tersebut adalah adanya:
a. Kerelaan pada kedua belah pihak untuk mengadakan kontak
b. Kemampuan dan kerelaan pada masing-masing pihak untuk menerima komunikasi dari yang lainnya
c. Kesepakatan bahwa kontak itu akan berlangsung dalam jangka waktu tertentu.
1. Struktur Kepribadian
Walaupun rogers tidak mementingkan konstruk-konstruk struktural, dan lebih senang menaruh perhatian pada perubahan dan perkembangan kepribadian, namun ada dua
konstruk yang sangat penting dalam teorinya dan bahkan di anggap sebagai tempat berpijak bagi seluruh teorinya. Kedua konstruk tersebut adalah organisme dan diri ( self ).
a). Organisme
Secara psikologis organisme adalah lokus atau tempat dari seluruh pengalaman. Pengalaman meliputi segala sesuatu yang secara potensial terdapat dalam kesadaran
organisme pada setiap saat. Keseluruhan pengalaman ini merupakan medan fenomenal. Medan fenomenal adalah frame of reference dan individu yang hanya dapat di ketahui
oleh individu itu sendiri. Medan fenomenal ini tidak identik dengan medan kesadaran. Kesadaran adalah perlambangan dari sebagian pengalaman kita ( rogers, 1959,hlm.198).
dengan demikian medan fenomenal terdiri dari pengalaman sadar ( dilambangkan) dan pengalaman tak sadar ( tidak di lambangkan ). Akan tetapi organisme dapat
membedakan kedua jenis pengalaman tersebut dan bereaksi terhadap pengalaman yang tidak di lambangkan.
b). Diri ( self )
Sebagian dari medan fenomenal lama kelamaan menjadi terpisah. Ini adalah diri. Diri atau konsep diri merupakan gestalt konseptual yang terorganisasi dan konsisten yang
terdiri dari persepsi-persepsi tentang sifat-sifat dari diri subek atau diri objek dan persepsi-persepsi tentang hubungan-hubungan antara diri subjek atau diri objek dengan orang-
orang lain dan dengan berbagai aspek kehidupan beserta nilai-nilai yang melekat pada persepsi ini. Di samping diri sebagaimana adanya ( struktur diri ) terdapat suatu diri ideal
yakni apa yang di inginkan orang tentang dirinya.
Dalam teori rogers secara implisif terdapat dua manifestasi lain dari keselarasan atau ketidakselarasan antara kenyataan subjektif ( medan fenomenal ) dan kenyataan dari luar
( dunia sebagaimana adanya ) . apabila perbedaan antara diri dan diri ideal adalaah besar, maka orang merasa tidak puas dan tidak dapat menyesuaikan diri.
c). Perkembangan Kepribadian
Meskipun organisme dan diri mempunyai tendensi yang sama untuk mengaktualisasi diri, namun keduanya sangat mudah di pengaruhi oleh lingkungan, khususnya lingkungan
sosial. Rogers tidak memberikan jadwal waktu tahap-tahap penting yang di lalui orang mulai dari masa bayi hingga dewasa. Sebaliknya ia memusatkan perhatian pada cara-cara
bagaimana penilaian orang-orang terhadap individu, khususnya selama masa kanak-kanak, cenderung memisahkan pengalaman-pengalaman organiusme dan pengalaman diri.
d). Dinamika Kepribadian
Organisme mempunyai satu kecenderungan dan kerinduan yakni mengaktualisasikan, mempertahankan dan mengembangkan organisme yang mengalami kecenderungan
untuk mengaktualisasi ini bersifat selektif, menaruh perhatian hanya pada aspek-aspek lingkungan yang memungkinkan orang bergerak secara konstruktif ke arah pembenahan
dan kebulatan. Ciri baru pada konsep pertumbuhan adalah ketika ia mengamati pada tendensi gerak maju hanya dapat beroperasi bila pilihan-pilihan dipersepsikan dengan jelas
dan di lambangkan dengan baik.meskipun teori rogers tentang motifasi bersifat monistik, ia telah memberi perhatian khusus pada dua kebutuhan yakni kebutuhan akan
penghargaan yang postif dan kebutuhan akan harga diri.
Adanya penilaian yang bersifat negatif terhadap anak menjadikan pengalaman yang tidak berharga ( tidak di setujui).
Penglaman tidak berharga ini cenderung di keluarkan anak dari konsep diri hingga menghasilkan konsep diri yang tidak
selaras dengan organisme. Anak berusaha menjadi apa yang di inginkan oleh orang lain dan tidak berusaha menjadi apa yang
sebenarnya di inginkannya. Akhirnya sedikit demi sedikit konsep diri menjadi semakin menyimpang justru di sebabkan oleh
penilaian orang lain. Akibatnya, pengalaman yang tidak selaras dengan konsep diri ini akan di rasakan sebagai suatu ancaman
yang menimbulkan kecemasan. Untuk melindunginya individu seringkali harus mempertahankan dengan gigih gambaran diri
yang sama sekali berbeda dengan kenyataan. Keretakan antara diri dan organisme dapat di atasi apabila individu bersedia
mengungkapkan perasaanya dalam suasana yang bebas dan berstruktur antara klien dan terapis sehingga segenap perasaan
klien sudah mencapai keadaan mampu menyadari pengalaman-pengalamannya.

Penerapan Teori Rogers Dalam Pemahaman Tingkah Laku

Teori rogers memberi sumbangan yang berarti dalam pemahaman tingkah laku berupa:

a). Pandangannya yang optimistik terhadap manusia karena berpandangan bahwa manusia memiliki potensi untuk
berkembang.

b). Sumbangannya tentang metode terapi yang berpusat klien dalam mengatasi masalah-masalah pribadi.

c). Metode ilmiah yang di gunakan rogers dalam penelitian-penelitian yang di gunakannya dengan mendudukan rumusan-
rumusannya sebagai hipotesis-hipotesis yang dapat di uji.

d). Implikasi-implikasi teorinya meluas di berbagai bidang, baik pendidikan berupa pengajaran yang berpusat pada siswa, di
bidang bisnis, industri, dan hubungan internasional.
KESIMPULAN
Falsafat pendekatan humanistik adalah fenomenologi yang memandang bahwa yang
terpenting pada diri manusia adalah pengalaman dirinya yang bersifat subjektif.
Menurut pandangan humanistik manusia di gambarkan sebagai individu yang
aktif,bertanggung jawab, mempunyai potensi kreatif, bebas ( tidak terikat oleh
belenggu masa lalu ), berorientasi ke masa depan, dan selalu berusaha untuk self
fulfillment. Serta maslow memberikan penggambaran kebutuhan manusia sebagai
kebutuhan yang tersusun secara bertingkat, mulai kebutuhan yang paling dasar yang
harus di penuhi terlebih dahulu sampai pada kebutuhan-kebutuhan selanjutnya.
<TERIMA
KASIH>

Anda mungkin juga menyukai