Prodi : Psikologi
Nim : 191810092
Kelas : Ps1a
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS BINADARMA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat allah SWT. yang telah memberikan hidayah-nya kepada kita
semua, sehingga kita masih bias melaksanakan segala yang diperintahkan-nya dan menjauhi
segala larangan-nya. Sholawat serta salam kita junjungkan kepada nabi besar MUHAMMAD
SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada
orang tua yang telah memberian kasih sayang, doa, semangat, dan dukungan yang tak ternilai
harganya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rina Oktaviana,S.Psi.,M.M
selaku dosen pengampuh mata kuliah Psikologi Umum.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan ini. Sehingga segala
kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan
makalah ini.
I.PENDAHULUAN
Latar Belakang
Aliran humanisme muncul pada tahun 90-an sebagai reaksi ketidakpuasan terhadap
pendekatan psikoanalisa dan behavioristik. Sebagai sebuah aliran dalam psikologi, aliran ini
boleh dikatakan relative masih muda, bahkan beberapa ahlinya masih hidup dan terus-
menerus mengeluarkan konsep yag relevan dengan bidang pengkajian psikologi, yang sangat
menekankan pentingnya kesadaran, aktualisasi diri, dan ha-hal yang bersifat positif tentang
manusia.
Pengertian humanisik yang beragam membuat batasan-batasan aplikasinya dalam
dunia pendidikan yang beragam pula. Teori humanisme menyatakan bahwa bagian terpenting
dalam proses pembelajaran adalah unsure manusianya. Humanisme lebih melihat sisi
perkembangan kepribadian manusia dibandingkan berfokus pada “ketidaknormalan”atau
“sakit”.manusia akan mempunyai kemampuan positif untuk menyembuhkan diri dari “sakit”
tersebut, sehingga sisi positif inilah yang ingin dikembangka oleh teori humanism.
Teori belajar humanisme bertujuan bahwa belajar adalah untuk memanusiakan
manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika telah memhami lingkungan dan dirinya
sendiri. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya
bukan dati sudut pandang pengamatnya. Teori belajar ini sifatnya lebih abstrak dan lebih
mendekati bidang ilmu filsafat, teori kepribadian dan psikoterapi dibanding tentang psikologi
belajar. Teori humanisme lebih mementingkan isi yang dipelajari dari pada proses belajar itu
sendiri. Teori belajar ini lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep pendidikan unttuk
membentuk manusia yang dicita-citakan serta tentang proses belajar dalam bentuk yang
paling ideal.
Selain teori behavioristik dan teori kognitif, teori belajar humanisme juga perlu untuk
dipahami. Menurut teori humanisme, proses belajar harus dimulai dan ditunjukan untuk
kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, teori humanisme sifatnya
lebih abstrak dan mendekati bidang kajian filsafat, teori kepribadian, dan psikoterapi dari
pada bidang kajian psikologi belajar. Teori humanisme sangat mementingkan isi yang
dipelajari daripada proses belajar itu sendiri. Teori belajar ini lebih banyak berbicara tentang
konsep-konsep pendidikan untuk membentuk manusia yang dicita-citakan, serta tentang
proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik
pada pemahaman tentang prosesbelajar sebagaimana apa adanya, seperti yang selama ini
dikaji oleh teori-teori belajar lainnya
II.PEMBAHASAN
Cognitive Needs
Esteem Needs
Physiological Needs
3. The Love and Belonging Needs (Kebutuhan kasih sayang dan pengakuan)
Apabila kebutuhan fisiologis dan rasa aman sudah terpenuhi, maka individu
mengembangkan kebutuhan untuk diakui dan disayangi atau dicintai. Kebutuhan ini dapat
diekspresikan dalam berbagai cara, seperti: persahabatan, percintaan, atau pergaulan yang
lebih luas. Melalui kebutuhan ini seseorang mencari pengakuan dan curahan kasih sayang
dari orang lain, baik dari orang tua, saudara, guru, pimpinan, teman, atau orang dewasa
lainnya. Kebutuhan untuk diakui lebih sulit untuk dipuaskan pada suasana masyarakat yang
mobilisasinya sangat cepat, terutama dikota besar, yang gaya hidupnya sudah bersifat
individualistic. Hidup bertetangga, atau persahabatan dapat memberikan kepuasan akan
kebutuhan ini.
Teori kepribadian Abraham Maslow terdiri diatas jumlahn asumsi dasar tentang
motivasi. Pertama, Maslow mengadopsi pendekatan holistik terhadap motivasi, yaitu: seluruh
orang, bukan satu bagian atau fungsi tunggalnya saja, yang termotivasi.
Kedua, motivasi biasanya bersifat kompleks, artinya perilaku seseorang bisa muncul dari
beberapa motif yang terpisah. Contohnya, hasrat untuk melakukan hubungan seks biasanya
dimotivasi bukan hanya oleh kebutuhan genital, tetapi juga untuk kebutuhan mendominasi,
persahabatan, cinta dan harga diri. Selain itu, motivasi tingkah laku tertentu bisa saja tidak
disadari atau tidak diketahui pribadi tersebut. Contohnya, motivasi seorang mahasiswa untuk
meraih nilai tinggi bisa saja menopangi kebutuhannya untuk mendominasi atau menguasai.
Penerimaan Maslow terhadap pentingnya motivasi yang tidak disadari adalah suatu pembeda
utama dirinya dari Gordon Allport. Jika Allport yakin seseorang yang bermain golf untuk
mencari kesenangan main golf itu sendiri namun, Maslow berpendapat lain dengan mencari
berbagai alasan yang melandasi dibalik kesenangan itu, yang sering kali lebih kompleks dari
sekedar keinginan untuk bermain golf.
Asumsi ketiga adalah manusia termotivasi secara terus menerus oleh suatu kebutuhan
atau kebutuhan yang lainnya. Ketika suatu kebutuhan terpenuhi biasanya dia kehilangan daya
motivasinya, dan digantikan oleh kebutuhan lain. Contohnya, selama kebutuhan rasa lapar
tidak terpenuhi, manusia akan berjuan untuk mencari makanan. Namun ketika sudah cukup
makan, mereka akan bergerak pada kebutuhan lain, seperti rasa aman, persahabatan dan
harga diri.
Asumsi keempat adalah semua orang dimanapun termotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan
dasar yang sama. Cara manusia diberagam budaya memperoleh makanan, mengungkapkan
persahabatan, dan seterusnya bisa sangat beragam namun, kebutuhan fundamental akan
makanan, rasa aman, dan persahabatan adalah fakta umum bagi seluruh spesies manusia.
1. Sebagaimana yang telah dikemukakan bahwa, naluri manusia itu cenderung lemah,
akibatnya benih-benih pertumbuhan dengan mudah dibuat tak berdaya oleh kebiasaan-
kebiasaan buruk, lingkungan, budaya yang kurang baik atau pendidikan yang kurang
memadai atau bahkan keliru.
2. Dilingkungan kebudayaan barat ada kecendrungan kuat untuk takut pada naluri-naluri,
kecendrungan untuk memandang semua naluri bersifat kebinatangan serta hina.
3. Pengaruh negative kebutuhan akan rasa aman dan perlindungan yang rendah itu
ternyata kuat.
4. Kecendrungan pada orang dewasa untuk meragukan dan bahkan takut pada
kemampuan-kemampuan mereka sendiri, takut bahwa potensi mereka lebih besar dari
yan selama ini merka sadari.
5. Lingkungan budaya dapat menghambat perkembangan manusia kearah aktualisasi diri.
6. Sudah dikemukakan bahwa orang-orang yang mengaktualisasikan dirinya adalah lebih
fleksibel dari kebanyakan orang, lebih terbuka pada gagasan-gagasan dan pengalaman-
pengalaman baru. Tapi banyak dari manusia yan terkungkung dengan masa lalunya,
sehingga hal itu dapat menghambat proses perkembangan manusia itu sendiri dan
bahkan mereka tidak dapat mengaktualisasiaka dirinya.
Aplikasi teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses
pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru dalam
pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para siswa sedangkan guru
memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan siswa.
Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan mendampingi siswa untuk
memperoleh tujuan pembelajaran.
Siswa berperan sebagai pelaku utama (stundent center) yang memaknai proses
pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri, mengembangkan
potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat negatif.
Empat kebutuhan pertama dalam hirarki tersebut yaitu
1. fisiologis
2. keamanan
3. kasih saying
4. Penghargaan
Berkaitan dengan hal-hal yang mungkin kurang dimiliki seorang siswa karenanya,
Maslow menyebutnya kebutuhan defisiensi. Kebutuhan defisiansi hanya dapat dipenuhi oleh
sumber-sumber eksternal oleh orang-orang dan peristiwa-peristiwa di lingkngan seseorang.
Dan begitu kebutuhan ini terpenuhi, tidak ada alasan untuk memuaskannya lebih lanjut.
Sebaliknya kebutuhan aktualisasi diri, adalah kebutuhan pertumbuhan. Alih-alih mengatasi
kekurangan dalam kehidupan seseorang, kebutuhan ini meningkatkan petumbuhan dan
perkembangan siswa. Kebutuhan akan aktualisasi diri tidak pernah terpuaskan sepenuhnya,
siswa yang mencari aktualisasi diri terus berupaya memenuhinya. Dan aktivitas
pengaktualisasian diri memotivasi sacara intrinsic. Siswa terlibat dalam ini karena memberi
kesenangan dan memenuhi hasrat mereka untuk mengetahui dan berkembang. Dalam
pandangan Maslow yang total jarang diraih dan kalaupun pernah biasanya terjadi pada orang
dewasa.
Dalam kaitannya dalam dalam peran lingkungan, khususnya dalam mengembangkan self-
actualization, Maslow mengemukakan beberapa upaya yang seyogyanya dilakukan oleh
sekolah (dalam hal ini guru-guru) yaitu sebagai berikut:
1. Membantu siswa dalam menemukan identitasnya (jati dirinya) sendiri.
2. Membantu siswa dalam mengeksplorasi pekerjaan.
3. Membantu siswa untuk memenuhi keterbatasan (nasib dirinya).
4. Membantu siswa untuk memperolah pemahaman tentang nilai-nilai.
5. Membantu siswa agar memahami bahwa hidup ini berharga.
6. Mendorong siswa agar mencapai pengalaman puncak dalam kehidupannya.
7. Memfasilitasi siswa agar dapat memuaskan kebutuhan dasarnya (rasa aman, rasa berharga,
dan rasa diakui).
H.Kelebihan dan Kekurangan Teori Humanistik Abaraham Maslow
b. Teori ini memberikan informasi bahwa kebutuhan manusia itu jamak (material
dan nonmaterial) dan bobotnya bertingkat-tingkat pula.
Manajer mengetahui bahwa seseorang berperilaku atau bekerja adalah u n t u k
dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan (material dan
nonmaterial) yang akan memberikan kepuasaan baginya.
Kebutuhan manusia itu berjenjang sesuai dengan kedudukan atau
sosialekonominya. Seseorang yang berkedudukan rendah (sosial
ekonomil e m a h ) c e n d e r u n g d i m o t i v a s i o l e h m a t e r i a l , s e d a n g o r a n g
y a n g berkedudukan tinggi cenderung dimotivasi oleh nonmaterial.
Manajer akan lebih mudah memberikan alat motivasi yang paling sesuai
untuk merangsang semangat bekerja bawahannya.Kelemahan teori kebutuhan dari
Abraham Maslow
Secara umum, riset tidak mensahihkn teori Maslow. Maslow
tidakmemberikan pembenaran (subtansiasi) empiris, sementara beberapa studi
yang berusaha mensahihkan teori itu tidak mendukung teori itu.
Menurut teori ini kebutuhan manusia itu adalah bertingkat-tingkat atauhierarkis,
tetapi dalam manusia menginginkan tercapai sekaligus dankebutuhan itu merupakan
siklus, seperti lapar-makan-lapar lagi-makanlagi dan seterusnya.
5. Sebutkan salah satu factor kegagalan manusia dalam berkembang dan bertumbuh
menurut Abraham maslow.
Jawab : Sebagaimana yang telah dikemukakan bahwa, naluri manusia itu cenderung
lemah, akibatnya benih-benih pertumbuhan dengan mudah dibuat tak berdaya oleh
kebiasaan-kebiasaan buruk, lingkungan, budaya yang kurang baik atau pendidikan
yang kurang memadai atau bahkan keliru.