Anda di halaman 1dari 14

teori aktualisasi diri abraham maslow

04.41 No comments

BAB I
PENDAHULUAN

Abraham Maslow adalah salah satu penganut aliran humanistic, ia terkenal dengan
aktualisali diri, diamana aktualisasi diri adalah kebutuhan yang tertinggi, sebelumnya ada
kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta dan keberadaan, penghargaan dan baru naik ke aktualisasi
diri.
Maslow menyusun teori motivasi manusia, dimana variasi kebutuhan manusia dipandang
tersusun dalam bentuk hirarki atau berjenjang. Setiap jenjang kebutuhan dapat dipenuhi hanya
jenjang sebelumnya telah (relatif) terpuaskan. Secara ringkas empat jenjang basic need atau
deviciency need, dan satu jenjang metaneeds atau growth needs. Jenjang motivasi bersifat
mengikat, maksudnya kebutuhan pada tingkat yang lebih rendah harus relatif terpuaskan sebelum
orang menyadari atau dimotivasi oleh kebutuhan yang jenjangnya lebih tinggi. Jadi kebutuhan
fisiologis harus terpuaskan lebih dahulu sebelum muncul kebutuhan rasa aman. Sesudah
kebutuhan fisiologis dan rasa aman terpuaskan, baru muncul kebutuhan cinta dan keberadaan,
begitu seterusnya sampai kebutuhan akan aktualisasi diri muncul.
Akan tetapi kebanyak orang setelah mencapai kebutuhan akan penghargaan tidak begerak
ke kebutuhan akan aktualisasi diri. Terdapat beberapa karakterlistik tentang orang yang sudah
mencapai aktualisasi diri dan berbagai hambatan untuk mencapai aktualisasi diri.
BAB II
PEMBAHASAN

A. BIOGRAFI SINGKAT ABRAHAM MASLOW


Abraham Maslow dilahirkan dan dibesarkan di Brooklyn, New York, 1 April 1908. Anak
sulung dari tujuh bersaudara. Orang tuanya imigran Yahudi dari Rusia yang tidak berpendidikan
tinggi. Latar belakang ini membuat orang tua Maslow memaksa anak-anaknya untuk mencapai
jenjang pendidikan yang tinggi. Maslow merasa bahwa masa kanak-kanak kurang bahagia dan
kesepian, memiliki hubungan yang buruk dengan orang tuanya dan merasa menderita dengan
perlakuan orang tuanya. Ayahnya sering kali bersikap dingin, tidak akrab, dan sering tidak ada
di rumah dalam waktu yang lama. Ibunya adalah orang yang sangat mempercayai takhayul,
sering menghukum Maslow hanya karena kesalahan kecil. Pernah pada suatu hari, Maslow
membawa dua ekor anak kucing yang tersesat, ibunya kemudian membunuh dua kucing tersebut
dan menampar Maslow kecil, serta membenturkan kepalanya ke tembok. Perlakuan yang buruk
dari ibunya ini memberikan dampak serius bagi dirinya, tidak hanya terhadap kehidupan
emosionalnya, tetapi juga terhadap pekerjaanya dalam bidang Psikologi.
Dalam sebuah tulisannya, Maslow mengemukakan keyakinan yang penuh terhadap filosofi
hidupnya bahwa semua penelitian dan teori yang dirumuskannya berakar pada kebencian untuk
melawan segala sesuatu yang dilakukan ibunya. Sejak kecil, Maslow merasa berbeda dengan
orang lain, dia merasa malu dengan kondisi fisiknya, karena memiliki badan yang kurus dan
hidung yang besar. Pada usia remaja, ia memiliki perasaan rendah diri yang mendalam.
Karenanya, ia mengompensasinya dengan berusaha keras mendapatkan pengakuan dalam bidang
atletik, namun tidak berhasil dan dia pun mengalihkannya ke bidang akademik.
Di sekolah, Maslow diperlakukan seperti orang negro, Maslow pernah berkata, “Aku adalah
anak laki-laki Yahudi kecil di lingkungan non-Yahudi dan sedikit mirip negro yang mendaftarkan
diri ke sekolah orang kulit putih”. Dia merasa terisolasi dan tidak bahagia, dibesarkan
diperpustakaan dan diantara buku-buku, dan tanpa teman. Pendidikan formalnya dimulai di City
College of New York (CCNY) dalam bidang hukum. Pilihan ini sebenarnya dilakukan hanya
untuk menyenangkan ayahnya. Baru kuliah selama tiga semester, ia pindah ke Cornell, tapi
kemudian kembali ke CCNY. Dalam perkembangannya, Maslow lebih tertarik untuk belajar
Psikologi, dan belajar di Univercity of Wisconsin. Di sini ia meraih gelar sarjana pada tahun
1930 dan meraih gelar doctor pada tahun 1934 dalam bidang Psikologi. Maslow menikah dengan
Bertha Goodman pada usia 20 tahunan. Bertha adalah pacarnya sejak masih sekolah menengah
dan masih merupakan saudara sepupu. Dari perkawinannya, mereka di karuniai dua anak
perempuan.
Di Universitas Wisconsin, dia sangat terkesan dengan Psikologi behavioristic John B.
Watson. Maslow sedemikian tertarik dengan behaviorisme dan meyakini bahwa behaviorisme
dapat menyelesaikan berbagai masalah. Dia menerima pelatihan Psikologi eksperimen dan
bekerja sama dengan Harry Maslow untuk melakukan penelitian lanjutan di Universitas
Columbia. Di sana, ia bekerja sebagai asisten Edward L. Thorndike, salah seorang tokoh
behaviorisme yang terkenal. Setelah itu, menjadi ascociate professor di Brooklyn College of
New York sampai tahun 1951. Ketika mengajar di sana, ia bertemu dengan Erick Fromm, Alfred
Adler, Karen Horney, antropolog Ruth Benedict, dan tokoh psikologi Gestalt Max Wartheimer.
Kedua orang terakhir adalah tokoh yang dikagumi Maslow, baik secara professional maupun
pribadi. Keduanya dianggap sangat berhasil dalam bidangnya masing-masing. Maslow mulai
membuat cacatan tentang kehidupan dan perilaku mereka. Cacatan ini yang kemudian menjadi
dasar dari penelitian seumur hidup dan pemikiran tentang kesehatan mental dan potensi manusia.
Maslow menulis secara ekstensif tentang masalah konsep hierarki kebutuhan, metaneeds,
aktualisasi diri, dan pengalaman puncak yang sebenarnya bersumber dari ide dari Psikolog lain,
tetapi dengan penambahan yang signifikan. Maslow menjadi pemimpin aliran Psikologi
humanistic yang muncul pada tahun 1950-an dan 1960-an, yang ia sebut sebagai “kekuatan
ketiga”- di luar teori psikoanalisis dan behaviorisme.
Maslow menjadi professor di Universitas Brandeis tahun 1951-1969, kemudian menjadi
anggota Laughlin Institute di California. Dia meninggal karena serangan jantung pada 8 Juni
1970. Pada tahun 1967, Asosiasi Humanis Amerika memberinya gelar Humanist of the Year.

B. HOLISME DAN HUMANISME


Teori Abraham Maslow dimasukkan kedalam paradigma traits karena teori itu menekankan
pentingnya peran kebutuhan dalam pembentukan kepribadian. Dalam hal ini kedudukan Maslow
menjadi unik. Pada mulanya dia adalah pengikut setia John Watson, sehingga dapat dimasukkan
kedalam kelompok behavioris. Namun kemudian menyadari bahwa behaviorisme dan
psikoanalisis yang mengembangkan teori berdasarkan penelitian binatang dan orang neorotik,
tidak berhasil menangkap keajaiban nilai-nilai kemanusiaan. Abraham Maslow akhirnya menjadi
orang pertama yang memproklamirkan aliran humanistik sebagai kekuatan ketiga dalam
psikologi (kekuatan pertama: psikoanalisis, dan kekuatan kedua: behaviorisme)
1. Humanisme
Humanisme menegaskan adanya keseluruhan kapasitas martabat dan nilai kemanusiaan untuk
menyatakan diri (self-realization). Humanisme menentang pesimisme dan keputus-asaan
pandangan psikoanalitik dan konsep kehidupan "robot" pandangan behaviorisme. Humanisme
yakin bahwa manusia memiliki didalam dirinya potensi untuk berkembang sehat dan kreatif, dan
jika orang mau menerima tanggung jawab untuk hidupnya sendiri, dia akan menyadari
potensinya, mengatasi pengaruh kuat dari pendidikan orang tua, sekolah, dan tekanan sosial
lainnya.
1. Holisme
Holisme menegaskan bahwa organisme selalu bertingkah laku sebagai kesatuan yang utuh,
bukan sebagai rangkaian bagian/ komponen yang berbeda. Jiwa dan tubuh bukan dua unsur yang
terpisah tetapi bagian dari satu kesatuan, dan apa yang terjadi dibagian satu akan mempengaruhi
bagian lain. Hukum yang berlaku umum mengatur fungsi setiap bagian. Hukum inilah yang
mestinya ditemukan agar dapat difahami berfungsinya tiap komponen. Pandangan holistik dalam
kepribadian, yang terpenting adalah ;

1. Kepribadian normal ditandai oleh unitas, integrasi, konsistensi, dan koherensi (unity, integration,
consistency, dan coherence). Organisasi adalah keadaan normal, dan disorganisasi berarti
patologik.
2. Organisme dapat dianalisis dengan membedakan tiap bagiannya, tetapi tidak ada. Bagian yang
dapat dipelajari dalam isolasi. Keseluruhan berfungsi menurut hukum-hukum yang tidak terdapat
dalam bagian-bagian.
3. Organisme memiliki satu drive yang berkuasa yakni aktualisasi diri (self actualization). Orang
berjuang tanpa henti (continous) untuk merealisasi potensi inheren yang dimilikinya pada ranah
manapun yang terbuka baginya.
4. Pengaruh lingkungan eksternal pada perkembangan normal bersifat minimal. Potensi organisme,
jika bisa terkuak dilingkungan yang tepat, akan menghasilkan kepribadian yang sehat dan
integral.
5. Penelitian yang komprehensif terhadap satu orang lebih berguna daripada penelitian ekstensif
terhadap banyak orang mengenai fungsi psikologis yang diisolir.
2. Menolak Riset Binatang
Psikologi humanistik menekankan perbedaan antara tingkah laku manusia dengan tingkah
laku binatang. Riset binatang memandang manusia sebagai mesin dan mata rantai refleks-
kondisioning, mengabaikan karateristik manusia yang unik seperti idea, nilai-nilai, keberanian,
cinta, humor, cemburu, dosa, serta puisi, musik, ilmu, dan hasil kerja berfikir lainnya. Menurut
Maslow, behaviorisme secara filosofis berpandangan dehumanisme.
3. Manusia Pada Dasarnya Baik, Bukan Setan
Menurut Maslow, manusia memiliki struktur psikologi yang analog dengan struktur fisik:
mereka memiliki "kebutuhan, kemampuan, dan kecenderungan yang sifat dasarnya genetik."
Beberapa sifat menjadi ciri umum kemanusiaan, sifat-sifat lainnya menjadi ciri unik individual.
Kebutuhan, kemampuan dan kecenderungan itu secara esensial sesuatu yang baik, atau paling
tidak sesuatu yang netral, itu bukan setan. Pandangan Maslow ini menjadi pembaharuan terhadap
pakar yang menganggap kebutuhan dan tendensi manusia itu buruk atau antisosial (misalnya, apa
yang disebut dosa warisan oleh ahli agamadan konsep id dari Freud). Sifat setan yang jahat,
destruktif dan kekerasan adalah hasil dari frustasi atau kegagalan memuaskan kebutuhan dasar,
dan bukan bagian dari hereditas. Manusia mempunyai struktur yang potensial untuk berkembang
positif.
4. Potensi Kreatif
Kreatifitas merupakan ciri universal manusia, sejak dilahirkan. Itu adalah sifat alami, sama
dengan sifat biji yang menumbuhkan daun, burung yang terbang, maka manusia kreatif.
Kreativitas adalah potensi semua orang, yang tidak memerlukan bakat dan kemampuan yang
khusus. Sayangnya, umumnya orang justru kehilangan kreativitas ini karena proses
pembudayaan (enculturated). Termasuk didalamnya pendidikan formal, yang memasung
kreativitas dengan menuntut keseragaman berfikir kepada semua siswanya. Hanya sedikit orang
yang kemudian menemukan kembali potensi kreatif yang segar, naif, dan langsung, dalam
memandang segala sesuatu.
5. Menekankan Kesehatan Psikologik
Pendekatan humanistik mengarahkan pusat perhatiannya kepada manuasia sehat, kreatif dan
mampu mengaktualisasi diri. Maslow berpendapat psikopatologi umumnya hasil dari penolakan,
frustasi atau penyimpangan dari hakikat alami seseorang. Dalam pandangan ini, apa yang baik
adalah semua yang memajukan aktualisasi diri, dan yang buruk atau abnormal adalah segala hal
yang menggagalkan atau menghambat atau menolak kemanusiaan sebagai hakikat alami. Karena
itu, Psikoterapi adalah usaha mengembalikan orang ke jalur aktualisasi dirinya dan berkembang
sepanjang lintasan yang diatur oleh alam didalam dirinya. Teori psikoanalisis tidak komprehensif
karena didasarkan pada tingkah laku abnormal atau tingkah laku sakit. Maslow berpendapat
bahwa penelitian terhadap orang lumpuh dan neorotik hanya akan menghasilkan psikologi
"lumpuh" karena itu dia justru meneliti orang yang berhasil merealisasikan potensi secara utuh,
memiliki aktualisasi diri, memakai dan mengeksploitasi sepenuhnya bakat, kapasitas dan
potensinya. Objek penelitiannya adalah orang-orang yang terkenal, tokoh-tokoh idola yang
kreativitas dan aktualisasi dirinya mendapat pengakuan dari masyarakat luas, misalnya: Eleanor
Roosevelt, Albert Einstein, Walt Whiteman, dan Ludwig Bethoven.

C. PANDANGAN MASLOW TENTANG MOTIVASI


Teori kepribadian Maslow dibuat berdasarkan bebarapa asumsi dasar mengenai motivasi.
Pertama, Maslow mengadopsi sebuah pendekatan menyeluruh pada motivasi. Yaitu, keseluruhan
dari seseorang. Kedua, motivasi biasanya kompleks atau terdiri dari beberapa hal, yang berarti
bahwa tingkah laku seseorang dapat dari beberapa motivasi yang terpisah.
Asumsi ketiga adalah bahwa orang-orang termotivasi oleh kebutuhan kebutuhan. Jika satu
kebutuhan terpenuhi maka berkurang untuk termotivasi dan digantikan oleh kebutuhan lain.
Asumsi lainnya yaitu bahwa semua orang dimanapun termotivasi oleh kebutuhan dasar yang
sama. Asumsi terkhir adalah bahwa kebutuhan-kebutuhan dapat dibentuk melalui hierarki,
maslow mengungkapkan bahwa sebelum memenuhi kebutuhan yang tinggi harus memenuhi
kebutuhan yang rendah terlebih dahulu sebeblum kebutuhan ynag tinggi menjadi termotivasi.
Lima kebutuhan ini ialah kebutuhan konatif yang memiliki karakter yang mendorong atau
memotivasi.
1. Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan yang paling mendasar termasuk didalamnya adalah makanan, air, oksigen,
mempertahankan suhu tubuh dan lain sebagainya. Maslow (1970) menyatakan “adalah hal ynag
cukup benar apabila manusia hidup dengan sepotong roti saja, yaitu ketika tidak ada roti’. Jika
kebutuhan fisiologisnya tidak terpenuhi orang akan melakuan apa saja untuk mendapatkan
makanan. Kebutuhan ini sangat berbeda dengan kebutuhan lain, kebutuhan ini harus selalu
terpenuhi dan akan terus berulang-ulang.
2. Kebutuhan Akan Keamanan
Meraka membutuhkan keamanan fisik, stabilitas, perlindungan dan kebebasan dari
kekuatan kekuatan yang mengancam. Mereka akan termotivasi untuk memenuhi kebutuhan
tersebut jika tidak mereka akan mengalami kecemasan dasar.
3. Kebutuhan Akan Cinta dan Keberadaan
Setelah kebutuhan fisiologisnya terpenuhi, orang akan termotivasi ntuk memenuhi
kebutuhan cinta dan ingin diakui keberadaannya. Orang ingin, berteman, berada dalam suatu
keluarga, sebuah perkumpulan, lingkunag masyarakat atau bahkan Negara. Cinta dan keberadaan
juga menyangkut aspek akan berhubungan antara lawan jenis dimana ingin saling memberi cinta.
Orang yang sejak kecil terbiasa akan cinta dan keberadaan mereka tidak akan hancur
ketika cintanya ditolak karena mereka yakin banyak cinta yang lain, yang mereka anggap penting
dan dapat menerimanya. Berbeda dengan kelompok kedua dimana meraka tidak pernah
merasakan cinta dan keberadaan, mereka tidak mampu memberikan cinta, Masloe yakin orang-
orang seperti ini akan terbiasa tanpa kehadiran cinta. Kelompok ketiga yaitu orang yang hanya
memdapatkan cinta dan keberadaan hanya sedikit dan mereka kan termotivasi untuk mencari
cinta. Ia sangat membutuhkan akan kasih saying.
4. Kebutuhan Akan penghargaan
Mereka bebas untuk mengejar kebutuhan dan penghargaan, yang meliputi kepercayaan
diri, penghormatan diri, kemampuan dan pengetahuan orang lain hargai tinggi. Harga diri
didasari oleh kemampuan nyata buak didasari oleh orang lain.
5. Aktualisasi Diri
Ini adalah level yang tertinggi, akan tetapi setelah kebutuhan akan perhargaan mereka
terpenuhi jarang yang mencapai pada aktualisasi diri, kerana hanya orang yang mempunyai niali-
nilai keindahan, kejujuran dan keadilan yang bisa mencapai pada level ini. Orang yang telah
mencapai pada aktualisasi diri meraka dapat mempertahankan harga diri meraka ketika
diremehkan dan ditolak oleh orang lain.

D. MENCAPAI AKTUALISASI DIRI


Aktualisasi diri dapat dipandang sebagai kebutuhan tertinggi dari suatu hirarki kebutuhan,
namun juga dapat di pandang sebagai tujuan final,tujuan ideal dari kehidupan manusia. Konsep
tujuan hidup motivator ini mirip dengan konsep arsetif-self dari jung, kekuatan-kreatif-self dari
adler, ataupun realisasi dari horney. Menurut Maslow, tujuan aktualisasi diri itu bersifat alami,
yang dibawa sejak lahir.
Kebutuhan neurotik merupakan perkembangan kebutuhan yang menyimpang dari jalur alami.
Menurut Maslow penolakan,frustasi,dan penyimpangan dari perkembangan hakekat alami akan
menimbulkan psikopatologi. Dalam pandangan ini,apa yang baik adalah semua yang mendekat
ke aktualisasi diri, dan yang buruk atau abnormal adalah segala hal yang menggagalkan atau
menghambat atau menolak aktualisasi diri sebagai hakekat alami kemanusiaan. Karena itu
psikoterapi adalah usia mengembalikan orang ke jalur aktualisasi dirinya dan perkembangan
sepanjang lintasan yang diatur alam di dalam dirinya.
1. Pengembangan diri
Orang gagal mencapai aktualisasi diri karena mereka takut menyadari kelemahan dirinya
sendiri. Maslow mengemukakan dua jalur untuk mencapai aktualisasi diri, yang pertama yaitu
jalur belajar (mengembangkan diri secara optimal pada semua tingkat kebutuhan hirarkis), dan
yang kedua Jalur pengalaman puncak.
Ada delapan model tingkahlaku yang harus di pelajari dan dilakukan agar orang dapat
mencapai aktualisasi diri melalui jalur belajar-pengembangan diri, sebagai berikut:
1. Alami sesuatu dengan utuh, gambling, dan tanpa pamrih.
2. Hidup adalah perjalanan proses memilih antara keamanan (jauh dari rasa sakit dan
kebutuhan bertahan) dengan resiko (demi kemajuan dan pengembangan).
2. Biarkan self tegak.
3. Apabila ragu, jujurlah.
4. dengar dengan seleramu sendiri,bersiaplah untuk tidak popular.
5. Gunakan kecerdasanmu ,kerjakan sebaik mungkin apa yang ingin kamu kerjakan, apakah
itu latihan jaru diatas tuas piano, mengingat setiap tulang-otot-hormon, atau belajar bagaimana
memelitur kayu sehingga menjadi halus seperti sutra.
6. Buatlah pengalaman puncak (peak experience) seperti terjadi, buang ilusi, dan pandangan salah,
pelajari apa yang kamu tidak bagus dan kamu tidak potensial.
7. Temukan siapa dirimu ,apa pekerjaanmu,apa yang kamu senangi dan apa yang tidak kamu
senangi ,apa yang baik dan buruk bagimu,kemana kamu pergi, apa misimu.
2. Pengalaman Puncak (Peak Experience)
Maslow menemukan dalam penelitiannya bahwa banyak orang yang mencapai aktualisasi
diri ternyata mengalami pengalaman puncak: suatu pengalaman mistik mengenai perasaan dan
sensasi yang mendalam, psikologik dan fisiologik. Suatu keadaan dimana seseorang mengalami
ekstasi-keajaiban-terpesona-kebahagiaan yang luar biasa ,seperti pengalaman keilahian yang
mendalam, dimana saat itu diri seperti hilang atau mengalami transendesi. Maslow menerima
gambaran penga laman puncak yang disusun oleh William james, sebagai berikut:

1. Tak terlukiskan (ineffability) : subjek sesudah mengalami pengalaman puncak segera


mengatakan bahwa itu adalah ekspresi keajaiban, yang tidak dapat digambarkan dengan kata-
kata, yang dapat di jelaskan kepada orang lain.
2. Kualits kebenaran intelektual (neotic quality) : pengalaman puncak adalah pengalaman
menemukan kebenaran dari hakekat intelektual.
3. Waktunya pendek (transiency) : keadaan mistis tidak bertahan lama. Umumnya hanya
berlangsung 30 menit atau paling lama satu atau dua jam ( jarang sekali ada yang berlangsung
lebih lama), pengalaman itu menjadi kabur dan orang kembali ke dunianya sehari-hari.
4. Pasif (passivity) : orang yang mengalami pengalaman mistis merasa kemauan dirinya tergusur
(abeyance), dan terkadang dia merasa terperangkap dan dikuasai oleh kekuatan yang sangat
besar.

Pada mulanya Maslow berpendapat bahwa pengalaman puncak ini hanya dapat dialami oleh
orang-orang tertentu saja, khususnya mereka yang sudah mencapai aktualisasi diri akan
mengalaminya secara teratur berkali-kali. Pengaruh pengalaman puncak berjangka lama-tidak
mudah hilang(lasting).
Aktualisasi diri yang dicapai melalui pengalaman puncak membuat orang lebih
religius,mistikal,sholeh,dan indah (poetical) dibandingkan dengan aktualisasi yang diperoleh
melalui pengembangan diri (yang lebih praktis, membumi, terikat dengan urusan keduniaan).
Namun secara umum orang mencapai aktualisasi diri mempunyai karakterlistik, diantaranya:
1. persepsi yang lebih efisien dalam kenyataan, Dengan sifat ini menurut Maslow orang yang telah
mengaktualisasikan diri mereka lebih mudah bisa menemukan kebahagiaan sebab pandangan
mereka tidak dicampuri oleh keinginan-keinginan atau harapan-harapan sehingga mereka bisa
cermat dan efsien. Kemampuan seperti ini meliputi pengamatan pada bidang seni, musik, ilmu
pengetahuan, politik, filsafat dan bidang kehidupan lainnya mereka mampu meramalkan
kejadiankejadian yang akan datang dengan tepat. Mereka juga tidak dipengaruhi oleh
kecenmasan-kecemasan, prasangka-prasangka atau optimisme dan pesimisme yang keliru. (Hall:
1993, 111).
2. penerimaan akan diri, orang lain dan hal-hal alamiah.
3. spontanitas, kesederhanaan dan kealamian, Tingkah laku orang-orang yang mengaktualisasikan
diri adalah spontan, sederhana dan tidak dibuat-buat serta tidak terikat. Spontanitas,
kesederhanaan, dan sangat wajar itu terjadi sebab tindakan mereka dalam mengaktualisasikan
dirinya memiliki kode etik yang relatif otonom dan individual. Meski demikian, mereka juga
berusaha mengikuti upacaraupacara adat dan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku dalam
masyarakat selama tidak mengganggu tugas-tugas penting mereka. Selain itu mereka juga
mengikuti aturan-aturan yang ada yang menurut mereka dengan aturan itu mereka merasa
terlindungi. (Koeswara: 1991, 140).
4. berpusat pada masalah, Orang yang mengaktualisasikan diri mereka berorientasi pada masalah-
masalah yang melampaui kebutuhan-kebutuhan mereka. Dedikasi terhadap tugas-tugas atau
pekerjaan merupakan bagian dari misi hidup mereka. Mereka hidup untuk bekerja dan bukan
bekerja untuk hidup. Pekerjaan mereka bersifat alami secara subjektif dan bersifat non personal.
(Koeswara: 1991, 141).
5. kebutuhan akan privasi, Kebutuhan privasi orang-orang yang teraktualisasikan dirinya melebihi
kebutuhan privasi orang biasa (kebanyakan orang) dalam pergaulan sosial mereka dianggap
memisahkan diri, hati-hati, sombong dan dingin. Hal ini disebabkan mereka tidak membutuhkan
orang lain dalam pergaulan biasa, sehingga mereka sepenuhnya percaya pada potensi-potensi
yang mereka miliki. Selain itu, orang-orang yang mengaktualisasikan dirinya mereka
mempunyai kemampuan konsentrasi yang kuat dari kebanyakan orang (Koeswara: 1991, 139).
6. kemandirian, Orang-orang yang mengaktualisasikan diri menjadikan mereka memiliki kadar
arah yang tinggi. Mereka memandang diri mereka sebagai agen yang merdeka, aktif,
bertanggung jawab, dan agen yang mendisiplinkan diri dalam menentukan nasibnya sendiri.
Mereka cenderung menghindarkan diri dari penghormatan status, prestice, dan popularitas.
Kepuasan yang berasal dari luar diri itu mereka anggap kurang penting ketimbang pertumbuhan
diri.
7. penghargaan yang selalu baru, Maslow (1970) menulis bahwa “orang-orang yang
mengaktualisasikan diri mempunyai kapasitas yang luar biasa untuk menghargai hal-hal baik dari
kehidupan, lagi dan lagi, secar baru dan polos, dengan kekaguman, kesenangan, kterkejutan, dan
bahkan kebahagiaan yang berlebih”.
8. pengalaman puncak, Menurut Maslow, orang yang mengalami aktualisasi diri pada umumnya
mengalami apa yang disebut sebagai pengalaman puncak atau pengalaman mistis. Menurut
Maslow pengalaman puncak tidak perlu berupa pengalaman keagamaan atau spiritual, sebab hal
itu bisa saja dialami melalui buku-buku, musik dan kegiatan-kegiatan aktual. Orang-orang yang
mengalaminya merasakan diriya selaras dengan dunia, lupa akan dirinya dan bahkan
melampauinya, juga merasakan silih berganti rasa kuat dan rasa lemah dari sebelumnya
9. gemeinschaftsgefuhl (ketertarikan sosial), Menurut Maslow, orang-orang yang
mangaktualisasikan dirinya mereka selalu simpatik pada orang lain walaupun bagaimana
bodohnya seseorang itu. Walaupun orang-orang yang mengaktualisasikan diri kadang merasa
terganggu, sedih, marah oleh kecacatan sesamanya. Maslow mencontohkan hal ini seperti
hubungan saudara; meski saudaranya lemah, bodoh atau jahat mereka memiliki hasrat yang tulus
untuk membantu memperbaiki sesamanya.
10. hubungan interpersonal yang kuat, Menurut Maslow, orang-orang yang mengaktualisasikan diri
cenderung memiliki hubungan interpersonal yang kuat dibanding kebanyakan orang. Mereka
cenderung membangun hubungan yang dekat dengan orang-orang yang memiliki kesamaan
karakter, kesanggupan dan bakat yang biasanya dianggap persahabatan yang relatif kecil. (Iman:
1994, 96). Maslow menyatakan, subyeknya tabu untuk minta dikagumi, mencari pengikat,
pengabdi, dan bila dipaksa masuk dalam pergaulan yang menyulitkan, mereka tetap tenang dan
berusaha menghindari sebisanya. Hal ini tidak berarti bahwa mereka tidak memiliki diskriminasi
sosial. Hal ini terbukti ketika mereka bisa menjadi kasar apabila berhadapan dengan orangorang
sombong dan munafik
11. struktur karakter demokratis, orang-orang yang mengaktualisasikan diri memiliki karakter
demokrasi yang lebih baik. Mereka mampu belajar dari siapa saja yang bisa mengajar tanpa
memandang derajat, pendidikan, usia, ras atau keyakinan politik, bukan berarti orang yang
mengaktualisasikan diri menyamaratakan semua orang.
Orang yang mengaktualisasikan diri adalah mereka yang elit dan memilih persahabatan
secara elit. Elit disini adalah elit dalam karakter kesanggupan, bakat dan bukan elit dalam
keturunan ras, darah, nama keluarga, usia, kemasyuran atau jabatan. Mereka menaruh hormat
kepada semua orang karena condong hormat semata-mata karena mereka adalah individu yang
manusiawi. Mereka tidak pernah berusaha merendahkan, mengurangi arti atau merusak martabat
orang lain meskipun mereka penjahat.
12. diskriminasi antara cara dan tujuan, Ciri lain yang terdapat pada orang-orang yang
mengaktualisasikan diri menurut Maslow adalah orang yang mampu membedakan antara cara
dan tujuan. Mereka biasanya terpusat pada tujuan mereka, sehingga dengan tindakan itu mereka
sering dapat menikmati perjalanan ke suatu tujuan maupun tibanya di tujuan itu. Dengan kata
lain orang yang mengaktualisasikan diri bisa menjadikan kegiatan yang paling kecil menjadi
kegiatan yang menyenangkan.
13. humor yang filosofis, Ciri lain orang yang mengaktualisasikan diri menurut Maslow adalah
mereka yang memiliki rasa humor yang filosofis. Kebanyakan orang menyukai humor yang
bertolak dari kelemahan dan penderitaan orang lain dengan tujuan untuk mengejek atau
menertawakan oarang lain. Dengan rasa humornya yang filosofis orang-orang yang
mengaktualisasikan diri menyukai humor yang mengekspresikan kritik atas kebodohan,
kelancangan atau kecurangan manusia. Rasa humor yang filosofis, memancing senyum daripada
tertawa.
14. kreativitas, yang dimiliki orang yang mengaktualisasikan diri adalah bentuk tindakan asli, naïf
dan spontan seperti yang dijumpai pada anak-anak yang masih polos dan masih jujur. Bentuk
kreatifitas ini umumnya digunakan dalam bentuk kegitan-kegiatan seni, dan ilmu pengetahuan.
Kreatifitas tidak harus berupa penciptaan karya ilmiah yang berat dan serius tetapi bisa juga
berupa penciptaan sesuatu yang sederhana. Pada dasarnya, kreatifitas berkisar pada daya temu
dan penemuan hal-hal baru yang menyimpang dari gagasan lama.
15. tidak mengikuti enkulturasi, Ciri terakhir dari orang yang mengakualisasikan diri menurut
Maslow adalah mereka yang otonomi yang berani membuat keputusan sendiri, meskipun
berbeda dengan pendapat umum. Hal ini bukan berarti mereka pembangkang tetapi ini adalah
usaha untuk mempertahankan sesuatu dan tidak terlalu terpengaruh oleh keadaan masyarakat.
Tetapi merekapun bisa meninggalkan kepatuhan mereka pada kebiasaan-kebiasaan yang ada
pada lingkungan. Mereka akan dengan mudah meninggalkannya apabila dengan adanya
kepatuhan itu mengganggu atau terlalu mahal untuk dipertahankan.
16. Cinta, seks, dan aktualisasi diri,

E. HAMBATAN DALAM AKUALISASI DIRI


Dalam teori Maslow kebutuhan akan aktualisasi diri merupakan kebutuhan manusia yang
paling tinggi. Kebutuhan ini muncul dengan sendirinya apabila kebutuhannya yang lain sudah
terpenuhi dengan baik. Kebutuhan akan aktualisasi diri adalah tanda (hasrat) dari individu untuk
menyempurnakan dirinya dan menjadi seseorang dengan keinginan dan potensi yang ada pada
dirinya.
Maslow menyatakan bahwa aktualisasi diri bukan hanya pengungkapan kreasi atau karya
atau kemampuan khusus, dengan kata lain setiap orang mampu mengaktualisasikan dirinya
dengan cara melakukan hal yang terbaik, atau bekerja sebaik-baiknya sesuai dengan bidangnya
masingmasing tidak terlepas apakah dia itu orang tua, buruh, mahasiswa ataupun dosen bahkan
sekretaris. Oleh karena itu bentuk dari aktualisasi diri pada tiaptiap individu berbeda-beda.
Lebih lanjut Maslow menyatakan bahwa untuk mencapai taraf aktualisasi diri tidaklah
mudah seperti dalam pencapaian kebutuhan sebelumnya. Hal ini disebabkan karena upaya dalam
pencapaian aktualisasi diri banyak dipenuhi oleh hambatan-hambatan. Hambatan-hambatan
tersebut antara lain:
1. Berasal dari individu itu sendiri yakni berupa ketidak tahuan, keraguan bahkan bisa karena
ketakutan yang dialami oleh individu itu sendiri.
2. Berasal dari luar atau masyarakat, biasanya berupa kecenderungan untuk mendispersonalisasikan
individu, kerepresian sifat-sifat, bakat, potensi. Dengan kata lain aktualisasi diri hanya mungkin
terjadi apabila kondisi lingkungan amat mendukung. Tetapi kenyataannya tidak ada satu pun
lingkungan yang menunjang anggota masyarakatnya untuk melakukan aktualisasi diri walaupun
ada anggota masyarakat yang mampu melakukan aktualisasi diri.
3. Berasal dari pengaruh yang dihasilkan dari kebutuhan yang kuat akan rasa aman. Maslow
menyatakan jika masyarakat mengharapkan lebih banyak orang yang mampu
mengaktualisasikan diri maka haruslah ada perubahan pada dataran dunia sehingga tercipta
kesempatan yang luas bagi orang untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan dasarnya. Yang
dimaksud perubahan disini menurut Maslow adalah perubahan struktur politk, ketentuan-
ketentuan sosial. (Koeswara: 1991, 125-126).

F. PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN
Maslow menguji teorinya tentang aktualisasi diri pada 49 orang yang menurut teori psikologi
mereka adalah orang-orang yang ideal. Individuindividu yang dipelajari oleh Maslow diambil
dan diseleksi dari orang-orang yang terkemuka baik yang masih hidup maupun yang sudah
meninggal, juga dari mahasiswa. Menurut Maslow mereka adalah orang-orang yang dalam
hidupnya penuh dalam arti merealisasikan seluruh potensi-potensi yang ada pada dirinya, dan
karenanya mereka mampu mencapai kematangan sejati.
Orang-orang yang menjadi subyek penelitian adalah mereka yang tidak menunjukkan
kecenderungan ke arah neurotik, psikotik, dan gangguan jiwa lainnya. Maslow membagi subyek-
subyek yang telah dipelajari ke dalam ketiga kategori diantaranya:
1. Fairyly sure cases, yang termasuk ke dalam kategori ini adalah orangorang yang pasti dan
sungguh-sunguh telah mencapai taraf aktualisasi diri diantaranya adalah Thomas Jefferson,
Abraham Lincoln, Einstein, dan Eleamor Roosevelt.
2. Partial cases terdiri atas lima orang kontemporer yang oleh Maslow tidak disebutkan namanya
tetapi patut dipelajari.
3. Potential or possible cases, mereka yang termasuk dalam kategori ini adalah orang-orang yang
menunjukkan hasrat aktualisaasi diri yang kuat tetapi belum sungguh-sungguh mencapainya,
mereka adalah Franklin, Whitment, G.W. Carver, Renoir, Pablo Casals dan Adlai Stevenson.
BAB III
SIMPULAN

Maslow adalah penganut aliran humanistic, ia pencetus aktualisasi diri dan


memperkenalkan teori motivasi dimana ia berpendapat bahwa manusia mempunyai hierarki
kebutuhan. Ia juga menolak riset terhadap binatang dengan alasan karena manusia tidak sama
dengan binatang memandang manusia sebagai mesin dan mata rantai refleks-kondisioning,
mengabaikan karateristik manusia yang unik seperti idea, nilai-nilai, keberanian, cinta, humor,
cemburu, dosa, serta puisi, musik, ilmu, dan hasil kerja berfikir lainnya. Menurut Maslow,
behaviorisme secara filosofis berpandangan dehumanisme. Maslow juga menyatakan potensi
kreatif terhadap manusia dan menekankan kesehatan psikologik.
Abraham Maslow juga menyebutkan terdapat lima belas karakterlistik orang yang telah
mencapai aktualisasi diri diantaranya cinta, seks dan aktualisasi diri. Yang menjadi hambatan
orang sulit untuk bergerak ke kebutuhan akan aktualiasi diri sebenarnya ada dalam diri individu
tersebut dan dari luar seperti masyarakat dan ligkungan. Kemudian Maslow membagai subyek-
subyek pembentukan diri yaitu Fairyly sure cases, Partial cases dan Potential or possible cases.

Anda mungkin juga menyukai