Oleh :
Chelsea Anggraini (1971008)
Valensia Gosal (1971011)
Anrika Pauang Pongmasakke (1971012)
Tristan Hans Halim (1971019)
A. Sasaran
Individu yang berusia 20-25 tahun yang baru atau akan meninggalkan kenyamanan
hidup sebagai pelajar dalam pendidikan di universitas dan mulai memasuki dunia
nyata, memulai kehidupan dengan tuntutan untuk bekerja atau menikah.
B. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Adapun kegiatan psikoedukasi ini dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Sabtu, 26 Juni 2021
Pukul : 10.00 WITA - Selesai
Tempat : Dilakukan secara Online melalui media Zoom Meeting
C. Metode / Teknik
Dalam pelaksanaan kegiatan ini digunakan metode yaitu psikoedukasi yang
dilaksanakan secara online yang berupa webinar. Webinar yang akan dilakukan yaitu
mengangkat topik mengenai quarter life crisis. Seperti apa yang dimaksud dengan
quarter life crisis, bagaimana fase quarter life crisis, bagaimana mengelola kesehatan
mental dan tips untuk menghadapi quarter life crisis tersebut.
D. Media
Media yang akan digunakan yaitu zoom premium yang dapat digunakan oleh lebih
dari 100 orang dan memiliki waktu yang tidak terbatas dalam penggunaannya.
E. Tahap Pelaksanaan (Tabel Kegiatan)
No. Kegiatan Jam Durasi Penanggung Keterangan
jawab
1. Pembukaan: 10.00 15’ Chelsea MC
Salam pembuka -
Kata sambutan: Ibu 10.15
Heni dan
Perwakilan dari
kelomopok
2. Pembangunan raport 10.15 5’ Hans Moderator
(sebelum masuk ke -
materi) 10.20
3. Pemaparan Materi 10.20 45’ Valensia -
- Anrika
11.05
4. Sharing Session 11.05 30’ Hans Moderator
-
11.35
5. Sesi Tanya Jawab 11.35 20’ Chelsea MC
-
11.55
6. Penutup: 11.55 15’ Chelsea MC
Kesan dan Pesan : -
Ibu Heni, 12.10
Perwakilan
Kelompok dan
Perwakilan
Peserta.
Pembagian link
evaluasi di group
WA dan Chat
Zoom
Foto Bersama
Penutup
F. Rencana Evaluasi
Rencana evaluasi akan dilakukan dengan menggunakan google form. Google form
tersebut berisi tanggapan – tanggapan para peserta setelah mengikuti kegiatan seperti
apa yang dirasakan, evaluasi dan apa yang perlu ditingkatkan.
G. Materi
a) Pengertian
1. Murphy (2011) mengemukakan bahwa istilah quarter life crisis dikemukakan
pertama kali oleh Alexandra Robbins dan Abbby Wilner tahun 20021
berdasarkan penelitian pada kaum muda di Amerika.
2. Robbins dan Wilner (Murphy, 2001) mengemukakan bahwa penelitian
tersebut mengenai twentysomethings. Penelitian tersebut menjelaskan
mengenai permasalahan atau krisis berat yang dialami individu yang baru saja
meninggalkan kenyamanan hidup sebagai mahasiswa dan mulai memasuki
kehidupan kerja.
3. Fischer (Murphy, 2001) mengemukakan bahwa quarter life crisis merupakan
suatu perasaan yang timbul saat individu mencapai usia 20 tahunan, dimana
perasaan tersebut yaitu perasaan takut terhadap kelanjutan hidup dimasa
depan, mencakup urusan karir, relasi maupun kehidupan sosial.
4. Olsen Madden (Murphy, 2001) mengemukakan bahwa quarter life crisis
merupakan masa transisi dari masa remaja ke masa dewasa. Dalam quarter life
crisis individu akan mencari otonomi secara fisik dan emosional dari orangtua,
membangun karir, membentuk identitas yang mengunttungkan, menjadi
bagian dari kelompok masyarakat, serta memiliki pasagan dan menyesuaikan
diri dalam pernikahan.
5. Robbins dan Wilner (Murphy, 2011) mengemukakan bahwa individu yang
mengalami quarter life crisis akan merasakan kondisi tidak stabil yang luar
biasa, perubahan besar yang terjadi terus menerus, pilihan yang terlalu banyak
dan perasaan panic hingga tidak berdaya karena ketidakpastiaan di masa
depan.
b) Fase quarter life crisis
Murphy (2011) mengemukakan bahwa terdapat 5 fase dalam quarter life crisis
yaitu:
1. Perasaan terjebak dalam berbagai macam pilihan, perasaan terjebak dalam
berbagai macam pilihan yaitu ketika individu dihadapkan sebuah pilihan
mereka akan merasa bingung karena konsekuensi – konsekuensi yang ada
pada pilihan – pilihan tersebut.
2. Dorongan mengubah situasi, dorongan mengubah situasi yaitu individu
memaksa dirinya untuk dapat mengubah suatu situasi tertentu.
3. Melakukan tindakan-tindakan krusial
4. Membangun potensi baru
5. Fokus pada minat dan nilai – nilai dianut
c) Tanda individu sedang mengalami quarter life crisis
Robins dan Wilner (Murphy, 2011) mengemukakan bahwa terdapat 7 tanda
seseorang sedang mengalami quarter life crisis, yaitu:
1. Kebimbangan dalam pengambilan keputusan
2. Putus asa
3. Penilaian negatif
4. Terjebak dalam situasi sulit
5. Cemas
6. Tertekan
7. Khawatir terhadap hubungan interpersonal
d) Quarter life crisis dan kesehatan mental
WHO mengemukakan ada 4 ciri-ciri individu sehat mental, yaitu mengetahui
potensi-potensi yang dimiliki untuk mencapai tujuan, mampu mengaasi masalah
atau stress, produktif dan berkontribusi atau bermanfaat bagi oranglain.
e) Tips menghadapi quarter life crisis
Robbins (Murphy, 2011) mengemukakan bahwa terdapat faktor – faktor cepat
lambat terelesaikannya quarter life crisis, yaitu:
1. Faktor internal yaitu harapan dan mimpi individu serta agama dan spiritual
2. Faktor eksternal yaitu tantangan akademis, hubungan percintaan, keluarga dan
pertemanan serta kehidupan pekerjaan
f) Cara memenuhi faktor eksternal dan internal dang cara menghadapi quarter life
crisis dengan baik
1. Temukan apa yang menjadi permasalahan quarter life crisis
2. Selesaikan masalah tersebut dengan berbagai cara, jangan takut salah dan
teruslah bergerak : misalnya merasa tidak mendapat pekerjaan terus menerus
3. Tulislah alternative-alternatif solusi ketika kita merasa tidak mendapatkan
pekerjaan. Hal-hal yang harus diubaha yaitu mengubah mindset, menemukan
passion, membangun riset mengenai peluang pekerjaan.
4. Eksekusi satu persatu alternative yang ditemukan dari yang kita bisa hingga
permasalahan tuntas.
5. Cek pandangan kita pada masa lalu, saat ini dan masa depan.
- Sudah puaskah dan berdamaikah kita dengan pengalaman-pegalaman masa
lalu yang menyakitkan? Jika belum bisa berdamai dengan pengalaman
masa lalu yang menyakitkan dan membawanya sampai sekarang, kamu
perlu memaafkan dan bersyukur.
- Jika kamu merasa pikiran dan tindakanmu saat ini merasa kurang positif
dan produktif, kamu perlu penuhi 4 kriteria sehat mental dan mindfulness
(fokus sekarang dan saat ini).
- Jika kamu merasa ragu atau khawatir berlebihan pada masa depan kamu
perlu tingkatkan optimism dan tingkatkan harapan.
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Suroso., Pratitis, N., R. (2021). Psychological Well Being, Self Efficacy Dan Quarter
Life Crisis Pada Dewasa Awal. Repository Untag.
Herawati, I., & Hidayat, A. (2020). Quarterlife Crisis Pada Masa Dewasa Awal di Pekanbaru.
Journal An-Nafs: Kajian Penelitian Psikologi, 5(2), 145–156.
https://doi.org/10.33367/psi.v5i2.1036