Anda di halaman 1dari 7

Dinamika Sosial Budaya, Vol 23, No.

1, Juni 2021, pp 108 – 114


p-ISSN: 1410-9859& e-ISSN: 2580-8524
http://journals.usm.ac.id/index.php/jdsb

ANALISIS HUBUNGAN INTERPERSONAL DALAM FILM ‘TILIK’


PADA PERSPEKTIF PSIKOLOGI

Dian Bagus Mitreka Satata


Magister Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang
dbagusms@webmail.umm.ac.id

Methania Aris Shusantie


Program Pascasarjana, Universitas Negeri Malang
methaniaaris@gmail.com

Abstrak
Film berjudul „Tilik‟ telah menjadi perbincangan khalayak umum dan banyak menuai
kritik dari segi kehidupan sosial. Cerita „Tilik‟ menggambarkan fenomena budaya yang
terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang disertai dengan humor cerita yang unik.
Berbagai dinamika sosial budaya telah terlampir pada alur cerita tersebut sehingga
menciptakan ketika menonton. Tokoh bernama Bu Tejo menjadi fokus sekaligus tokoh
utama yang menarik banyak perhatian penonton. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah
untuk menganalisa film „Tilik‟ pada perspektif teori psikologi hubungan interpersonal.
Berbagai sudut pandang teori psikologi mengungkapkan dinamika interaksi sosial
sepanjang alur cerita. Banyak terjadi konflik dalam cerita dan gangguan secara psikologis
yang terjadi selama proses interaksi kelompok berlangsung sehingga memicu emosi
setiap menonton karena timbul prasangka dan steorotip pada kelompok masyarakat.
Kata Kunci: analisis film, perspektif psikologi, hubungan interpersonal

Abstract
The film entitled 'Tilik' has become a topic of conversation among the general public and
has drawn a lot of criticism in terms of social life. The story 'Tilik' describes cultural
phenomena that occur in everyday life accompanied by unique humorous stories. Various
socio-cultural dynamics have been attached to the storyline so as to create when
watching. The character named Bu Tejo became the focus as well as the main character
who attracted a lot of attention from the audience. The purpose of writing this article is
to analyze the film 'Tilik' from the perspective of the psychological theory of
interpersonal relationships. Various viewpoints of psychological theory reveal the
dynamics of social interaction throughout the storyline. There are many conflicts in the
story and psychological disturbances that occur during the process of group interaction
that triggers emotions every time they watch because of prejudice and stereotypes in the
community.
Keywords: film analysis, psychological perspective, interpersonal relationship

108
Dinamika Sosial Budaya, Vol 23, No.1, Juni 2021, pp 108 – 114
p-ISSN: 1410-9859& e-ISSN: 2580-8524
http://journals.usm.ac.id/index.php/jdsb

PENDAHULUAN semakin besar juga jumlah orang yang


Film berjudul „Tilik‟ yang akan datang untuk menjenguk berbeda
disutradarai oleh Wahyu Agung Prasetyo dengan daerah perkotaan yang sudah
berdasarkan pada sebuah skenario buatan mulai hilang. Dalam setting film
Bagus Sumartono yang dirilis pada tahun disebutkan berada di wilayah Yogyakarta
2018 lalu dan sempat viral menjadi namun bukan warga kota metropolitan,
perbincangan di ranah kehidupan sosial sehingga budaya antar yang masih
masyarakat Indonesia. Tentunya hal dijunjung tinggi di wilayah tersebut
tersebut merujuk pada fenomena masih terasa kental dan menonjol
kehidupan sehari-hari yang sudah (Anggraeni, 2019).
menjadi dinamika kehidupan sosial pada Singkat cerita dikisahkan bahwa
umumnya. Bila melihat kembali cerita sekelompok ibu-ibu yang sedang
yang digambarkan dalam film merupakan melakukan perjalanan dari desa ke kota
hubungan interpersonal yang sangat untuk menjenguk Bu Lurah yang sedang
kompleks dengan individu lainnya. sakit. Perjalanan menggunakan
Banyak perdebatan pro dan kontra yang tranpostasi truk dengan bak terbuka, di
melibatkan emosi ketika menonton film sepanjang perjalanan terdapat beberapa
yang berjudul „Tilik‟ tersebut mulai dari tokoh yang mencolok salah satunya
tokoh, alur cerita, setting dan adalah Bu Tejo. Sepanjang perjalanan Bu
komunikasi. Tejo sangat intens memberikan informasi
Film „Tilik‟ mengisahkan sebuah kepada rombongan ibu-ibu lainnya
budaya yang menjadi yang menjadi sehingga antusias dalam menerima
kebiasaan masyarakat Indonesia yaitu informasi dari Bu Tejo.
menjenguk orang yang sedang sakit. Namun di tengah antusiasme ibu-ibu
Budaya menjenguk ini sampai sekarang ada salah satu tokoh yang bernama Yu
masih banyak diterapkan di daerah- Ning yang tidak mau termakan informasi
daerah pedesaan, terutama di pulau Jawa. begitu saja dari Bu Tejo, maka dari
Biasanya jika ada warga dari salah satu situlah terjadi perdebatan argumentasi di
desa yang sakit, orang-orang di daerah dalam dinamika sosial dari awal cerita
tersebut biasanya langsung berbondong- hingga akhir. Berbagai konflik pada
bondong untuk pergi menjenguk. Karena tokoh mewarnai alur pada cerita
budaya yang masih kental inilah maka sepanjang perjalanan, maka dari sinilah
diangkat menjadi sebuah film dan kita mendapatkan sudut pandang yang
dikemas dengan parodi yang luar biasa mungkin belum pernah terjamah oleh
untuk menghibur. pemikiran kita. Untuk itu tujuan dari
Dalam adat budaya semakin besar penulisan ini adalah untuk menganalisa
strata atau semakin berpengaruh film „Tilik‟ pada perspektif teori
seseorang yang sedang sakit, maka psikologi hubungan interpersonal.

109
Dinamika Sosial Budaya, Vol 23, No.1, Juni 2021, pp 108 – 114
p-ISSN: 1410-9859& e-ISSN: 2580-8524
http://journals.usm.ac.id/index.php/jdsb

METODE dinamakan dengan ghibah. Dalam


Metode yang digunakan penulisan pandangan psikologi ghibah menjadi sifat
artikel ini menggunakan content analysis dasar manusia untuk membicarakan orang
dengan pendekatan kualitatif. Content lain. Dalam temuan penelitian ditemukan
analysis adalah penulisan artikel yang bahwa dengan berburuk sangka atau
bersifat pembahasan mendalam terhadap ghibah dapat menyebabkan kecemasan &
isi suatu informasi tertulis atau tercetak stress, beban pikiran, dan munculnya
dalam media massa. Dalam hal ini gangguan penyakit jantung (Azizah,
permasalah yang terjadi adalah konflik 2018). Meskipun tokoh Dian di akhir
yang terjadi pada film yang berjudul cerita memang mengarah kepada hasil
„Tilik‟ dengan berbagai sudut pandang yang digunjingkan oleh Bu Tejo namun
dalam fenomena sosial hubungan budaya ghibah sudah mengakar di
interpersonal. Pendekatan kualitiatif masyarakat pada umumnya.
berasumsi bahwa manusia adalah Pada film tersebut dapat dianalisis
makhluk yang aktif, yang mempunyai dari berbagai sudut pandang ilmiah
kebebasan kemauan yang perilakunya khususnya dalam konsteks psikologi
hanya dapat dipahami dalam konteks bahwa manusia merupakan makhluk
budanyanya, dan perilakunya tidak sosial tidak dapat dipisahkan oleh
didasarkan pada hukum sebab akibat individu lainnya (Baron & Byrne, 2004).
(Alsa, 2007). Manusia berinteraksi melalui hubungan
Pendekatan kualitatif dalam psikologi secara individual, kelompok, atau
adalah sebuah metode yang perorangan dengan kelompok (Gillin &
mendeskripsikan objek penelitian melalui Gillin, 1954). Dalam film tersebut
prosedur dan data yang bersifat non digambarkan bahwa seorang tokoh yang
numerikal terhadap objek psikologis bernama Bu Tejo berkomunikasi sosial
seperti data verbal, teknik analisis isi, secara individu dengan kelompok.
kelompok fokus, dan fenomenologi untuk Komunikasi merupakan proses
mengungkap objek fenomena psikologi pengiriman pesan dari pengirim (sender)
(Hanurawan, 2012). Pada kasus kepada penerima pesan (receiver)
mengenai film yang berjudul „Tilik‟ (Hanurawan, 2010). Proses komunikasi
tersebut dapat dianalisis dengan yang dilakukan selama perjalanan
menggunakan teori pada perspektif menumbuhkan hubungan interpersonal
psikologi hubungan interpersonal. dan meningkatkan sosio-emosional antar
kelompok (Hasanah, 2015).
Namun tidak selalu proses
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
komunikasi dalam sebuah individu atau
Pada film informasi yang diberikan
kelompok dapat berjalan dengan lancar
oleh Bu Tejo adalah membicarakan orang
dan efektif (Altman et al, 1985), di dalam
lain dari sudut pandang dia sendiri, hal ini

110
Dinamika Sosial Budaya, Vol 23, No.1, Juni 2021, pp 108 – 114
p-ISSN: 1410-9859& e-ISSN: 2580-8524
http://journals.usm.ac.id/index.php/jdsb

film sempat terjadi beberapa perdebatan kepada objek yang dituju. Prasangka
yang menimbulkan perselisihan dalam didefinisikan sebagai sikap yang
argumentasi. Beberapa individu lainnya ditujukan kepada anggota suatu kelompok
tidak sejalan dengan pemikiran sehingga tertentu berdasarkan ciri-ciri keanggotaan
menimbulkan perepsi sosial berbeda. pada kkelompok itu (Beck, 1990). Dalam
Persepsi sosial merupakan usaha-usaha film ditunjukkan bahwa Bu Tejo
seseorang untuk memahami orang lain berprasangka kepada Dian sepanjang
dalam kerangka mendapatkan gambaran perjalanan, bahwa Dian berhubungan
menyeluruh tentang intensi, kepribadian, dengan orang yang tidak dikenal atau
dan motif-motif yang melingkupi diri lebih tua dari usianya sehingga dapat
orang lain tersebut (Baron & Byrne, membeli barang-barang mewah.
2004). Manusia saling membutuhkan Pada film tersebut opini Bu Tejo
antar manusia yang lain, agar manusia didukung oleh segelintir ibu-ibu yang ikut
dapat tetap menjaga hubungan maka dalam rombongan tanpa menelaah
setiap individu perlu adanya penyesuaian informasi yang akurat terlebih dahulu, hal
interpersonal (Jackson-Dwyer, 2014). ini berdasarkan wacana dari facebook
Berhubungan sosial secara verbal dan yang dilihat sebelumnya. Kecanggihan
fisik merupakan kebutuhan setiap teknologi pada komunikasi bisa
individu dalam mengaktualisasikan diri memberikan persepsi yang beragam
kepada lingkungan, menurut teori sehingga menghasilkan prasangka, maka
Abraham Maslow seseorang akan perlu batasan dalam mengendalikan
mencapai aktualisasi diri ketika ia sudah teknologi saat ini terutama media sosial
memenuhi kebutuhan yang lebih dasar (Duck, 2007).
(sandang, pangan, papan, dan rasa aman) Namun dari opini yang berbeda antara
serta kebutuhan psikologis (merasa Bu Tejo dan Yu Ning dapat menimbulkan
dicintai dan bangga atas pencapaian konflik sosial, sehingga hal ini dapat
pribadi) (Alwisol, 2008). Di dalam film menyebabkan terjadinya perbedaan antar
tampak bahwa tokoh Bu Tejo individu lainnya atau pada kelompok
memberikan informasi dengan beropini tertentu sehingga menghasilkan budaya
mengenai seseorang yang bernama Dian tertentu (Ellis & Maoz, 2003). Dalam
sepanjang perjalanan kepada rombongan film dapat dianalisis dengan
ibu-ibu yang menuju kota. Menurut teori menggunakan teori pertukaran sosial
sosial opini merupakan sebuh keyakinan (social excahange) yang menurut teori ini
dan sikap yang dikemukakan oleh publik dimana individu mempertahankan suatu
atau seseorang kepada pengambil hubungan sosial dengan orang lain karena
keputusan (Mueller & Kendall, 2004). individu tersebut merasa mendapat
Sebuah opini yang dilontarkan oleh banyak keuntungan-keuntungan berupa
individu kepada kelompok tersebut dapat ganjaran dari sebuah hubungan dengan
menimbulkan prasangka (prejudice)

111
Dinamika Sosial Budaya, Vol 23, No.1, Juni 2021, pp 108 – 114
p-ISSN: 1410-9859& e-ISSN: 2580-8524
http://journals.usm.ac.id/index.php/jdsb

kepuasan timbal balik antar individu namun belum adanya bukti yang kuat
(Myres, 2002). sehingga fenomena tokoh Dian dapat
Gotrek yang berperan sebagai sopir dianalisa menggunakan teori labelling
truk sebenarnya sedikit mengalami rasa dari Edwin M. Lamert yang
cemas dengan membawa penumpang dari mengemukakan bahwa labelling
desa ke kota. Dalam UU No. 22 Tahun merupakan pemberian cap negatif dari
2009 LLAJ ayat 4 berbunyi bahwa masyrakat kepada individu karena
“angkutan barang memang tidak perilaku menyimpang (Ayu &
diperkenankan membawa penumpang”. Khairulyadi, 2017).
Alhasil di tengah perjalanan mengalami Sesampainya di lokasi yaitu rumah
hambatan dengan diberhentikannya sakit Bu Lurah ternyata pengunjunga
kendaraan yang membawa ibu-ibu tidak diperbolehkan untuk menjenguk
tersebut oleh petugas. Kecemasan Gotrek karena aturan dari rumah sakit. Informasi
dapat dianalisis menurut American dari Dian yang telah ditemui di parkiran
Psychiatric Association yaitu, ketika sesampainya di lokasi diterima
ketakutan/keprihatinan, tegang, atau rasa dengan baik oleh ibu-ibu yang hendak
gelisah yang berasal dari antisipasi menjenguk. Hal tersebut dapat dianalisis
bahaya, sumber yang sebagian besar tidak dengan menggunkanan teori social
dikenali (Edelman, 1992). Namun berkat networks and families, karena Dian
ibu-ibu yang melakukan pendekatan bertindak mewakili informasi dari
persuasif petugas yang memberhentikan keluarga Bu Lurah yang bersangkutan
truk dapat melanjutkan perjalanan (Duck, 2007).
kembali. Persuasif dapat didefinisikan Maka karena kebijakan tersebut ibu-
dengan komunikasi yang bertujuan untuk ibu memilih untuk meninggalkan lokasi
mengajak atau membujuk sikap atau dan berinisiatif untuk menuju tempat
perilaku seseorang sehingga bertindak yang lain atas saran dari bu Tejo, hal
sesuai dengan apa yang diharapkan oleh tersebut dapat disebut dengan sosialisasi.
orang yang mengajak (Duck, 2007). Tujuan dari sosialisasi secara esensial
Dalam alur cerita disebutkan bahwa adalah untuk dapat mengantarkan pada
Bu Tejo membicarakan tokoh yang kebutuhan dan untuk kebutuhan serta
bernama Dian, menjelang akhir cerita tuntutan untuk dapat terus hidup di
tokoh yang bernama Dian tersebut lingkungan fisik maupun lingkungan
muncul dan bertemu dengan sekelompok sosial budayanya (Stephen & Stepehen,
ibu-ibu yang hendak menjemput bu 1990).
Lurah. Disitu terjadi obrolan singkat Tokoh Dian mampu
antara ibu-ibu dengan tokoh Dian menyembunyikan kehidupan pribadinya
tersebut. Dari sinilah konflik cerita yang sesuai dengan prasangka dari Bu
muncul karena adanya stigma yang sudah Tejo. Namun ibu-ibu lain belum
ter-labelling dari opini kepada Dian mengetahui fakta sebenarnya mengenai

112
Dinamika Sosial Budaya, Vol 23, No.1, Juni 2021, pp 108 – 114
p-ISSN: 1410-9859& e-ISSN: 2580-8524
http://journals.usm.ac.id/index.php/jdsb

Dian tersebut, karena tidak adanya melalui indera dapat berbeda dengan
petunjuk langsung yang berkaitan dengan informasi individu lain sehingga
opini yang dilontarkan oleh bu Tejo menimbulkan persepsi yang bermacam-
sehingga ibu-ibu sulit untuk menafsirkan macam. Dari persepsi ini akan muncul
pernyataan dan opini tersebut (Walther, prasangka sehingga dapat menimbulkan
2006). Dibalik sakitnya Bu Lurah konflik yang terjadi dalam masyarakat
terdapat klimaks yang begitu menggugah pada umumnya karena tanpa adanya fakta
mengenai privasi Dian yang selama ini yang didapat dan hanya sebuah opini
tidak diketahui oleh masyarakat sehingga yang beredar. Apabila prasangksa sudah
menimbulkan problem yang cukup melekat maka akan timbul stereotip yang
kompleks dalam hubungan interpersonal dapat menimbulkan keresahan di
antar kelompok atau masyarakat (Barton, masyarakat. Maka dalam kehidupan
2012). Dalam perspektif psikologi, sosial akan terjadi kesenjangan sosial
informasi yang diterima oleh individu

KESIMPULAN konflik dalam cerita dan gangguan secara


Dari hasil pembahasan di atas dapat psikologis yang terjadi selama proses
disimpulakn bahwa implikasi dari teori interaksi kelompok berlangsung sehingga
psikologi hubungan interpersonal memiliki memicu emosi setiap menonton.
kaidah yang efektif dalam menganalisis Sebaiknya masyarakat Indonesia
film yang berjudul „Tilik‟. Berbagai sudut meninggalkan budaya ghibah agar
pandang secara psikologis telah terhindar dari gangguan kesehatan mental
disebutkan dalam analisa mengenai alur dan fisik, serta menghindari terjadinya
cerita secara komprehensif. Banyak terjadi konflik yang diakibatkan oleh prasangka.

DAFTAR PUSTAKA Anggraeni, L. D. (2019). Hubungan


Altman, S., Valenzi, E. & Hodgetts, R. M. interpersonal dalam konteks sosial
(1985). Organizational Behavior. masyarakat urban yogyakarta: kajian
Theory and Practice. Orlando, Florida. privasi akustik, visual dan fisik. Aksen.
Academic Press, Inc. 3(2), 38–56.
https://doi.org/10.37715/aksen.v3i2.80
Alsa, A. (2007). Pendekatan Kuantitatif & 4
Kualitatif Serta Kombinasinya dalam
Penelitian Psikologi. Yogyakarta. Ayu, N. & Khairulyadi (2017). Pengaruh
Pustaka Pelajar. stigma terhadap perubahan perilaku
remaja. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Alwisol. (2008). Psikologi Kepribadian. FISIP Unsyiah. 3(1), 232-243.
Malang. UMM Press.
Azizah, N. (2018). Kajian buruk sangka
dan ghibah bagi kesehatan tubuh

113
Dinamika Sosial Budaya, Vol 23, No.1, Juni 2021, pp 108 – 114
p-ISSN: 1410-9859& e-ISSN: 2580-8524
http://journals.usm.ac.id/index.php/jdsb

manusia (telaah konsep getaran dan Hanurawan, F. (2012). Metode Penelitian


gelombang. PROSIDING Seminar Kualitatif Dalam Ilmu Psikologi.
Nasional Pendidikan Fisika FITK Surabaya. KPKM Universitas
UNSIQ. 1(1), 144-151. Airlangga.
Hasanah, H. (2015). Pengaruh komunikasi
Baron, R. A. & Byrne, D. (2004). Social interpersonal dalam menurunkan
Psychology. Understanding Human problem tekanan emosi berbasis
Interaction. Boston. Allyn and Bacon gender. Sawwa. 11(1), 51-73.
Corporation.
Jackson-Dwyer, D. (2014). Human
Barton, J. (2012). Dwelling with Visual Relationship. New York: Rotledge.
and Acoustic Privacy. Sydney. Shelter
NSW. Mueller, K. S., & Kendall, D. (2004).
Study Guide for Kendall’s Sociology in
Beck, R. C. (1990). Applying Psychology. Our Times. Southbank. Victoria.
Critical and Creative Thinking. Wadsworth.
Englewood Cliffs, New Jersey.
Prentice Hall. Myres, M. D. (2002). Social Psychology.
Boston. McGraw-Hill.
Duck, S. (2007). HumanRelationship
Fourth Edition. London. Sage Poerwanto, H. (1997). Teori konflik dan
Publication Ltd. dinamika hubungan antar suku-bangsa.
Humaniora. 6, 40-47.
Edelman. (1992). Anxiety theory research
and intervention in clinical and health Stephen, C. W., & Stephen, W. G. (1990).
psychology. Chichester. John Wiley & Two Social Psychologies. Belmont,
Sons Ltd. California. Wadworth Publishing
Company.
Ellis, D. G., & Maoz, I. (2003). A
communication and cultural codes Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
approach to ethnonational conflict. tentang Lalu Lintas dan Angkutan
International Journal of Conflict Jalan (LLAJ).
Management. 14(3/4), 255–272.
doi:10.1108/eb022901 Walther, J. (2006). Social Information
Processing Theory. dalam EM Griffin.
Gillin, J. L. & Gillin, J. P. (1954). Cultural A First Look at Communication
Sociology. New York. The Mc Millan Theory. Mc Graw Hill International
Company Edition. Sixth edition.
Hanurawan, F. (2010). Psikologi Sosial.
Suatu Pengantar. Bandung. PT Rosda
Karya.

114

Anda mungkin juga menyukai