Anda di halaman 1dari 9

JSI 8 (2) (2019)

Jurnal Sastra Indonesia

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jsi

Realitas Sosial dalam Novel Laut Bercerita Karya Leila S. Chudori : Analisis
Strukturalisme Genetik

Ema Zuliyani Sembada, Maharani Intan Andalas

Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang,
Indonesia
Info Artikel Abstrak
________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Realitas sosial tidak hanya terjadi di dunia nyata, tetapi juga tergambar dalam karya sastra.
Diterima November 2018 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui realitas sosial dalam novel Laut Bercerita karya Leila S.
Disetujui Mei 2019 Chudori dan mengetahui pandangan dunia pengarang dalam novel mengenai realitas sosial yang
Dipublikasikan Juli 2019 dikaji melalui analisis strukturalisme genetik. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan
________________ kualitatif dengan metode dialektik dari Lucien Goldmann. Dari hasil penelitian, ditemukan
Kata kunci: realitas sosial dalam novel melalui hubungan antartokoh dalam novel serta hubungan tokoh
realitas; sosial; dengan objek yang ada di sekitarnya. Selain itu, terdapat fakta yang berkait dengan realitas sosial
strukturalme genetik; dalam novel. Pandangan dunia yang ditemukan dalam novel tersebut yaitu, pengarang menentang
Laut Bercerita. keotoriteran rezim Orde Baru yang sewenang-wenang, mengecam penghilangan paksa dan
mendukung HAM, serta mengkritik pemerintah yang lambat dalam menyelesaikan kasus
hilangnya aktivis.
Keywords:
reality; social; genetic Abstract
structuralism; Laut ___________________________________________________________________________________
Bercerita. Social reality does not only occur in the real world, but also illustrated in literature. This study
____________________ aims to determine the social reality in the novel Laut Bercerita by Leila S. Chudori and find out the
world view of the author in the novel regarding the social reality studied through analysis of
genetic structuralism. This study uses a qualitative approach with the dialectical method of Lucien
Goldmann. From the results of the study, found social reality in the novel through interpersonal
relationships in the novel and the relationship of characters to the objects around them. In
addition, there are facts that relate to social reality in the novel. The world view found in the novel,
namely, the author opposed the arbitrary authorization of the New Order regime, condemned
enforced disappearances and supported human rights, and criticized the government which was
slow in resolving cases of activist disappearances.

© 2019 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: P-ISSN 2252-6315
Gedung B1 Lantai 1 FBS Unnes
E-ISSN 2685-9599
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: emazuliyanis@gmail.com

129
Ema Zuliyani Sembada / Jurnal Sastra Indonesia 8 (2) (2019)

PENDAHULUAN strukturalisme genetik melihat bagaimana asal


usul karya sastra tersebut diciptakan.
Hubungan antara individu dan masyarakat Sebuah karya sastra tidak mungkin
tidak mungkin dipisah-pisahkankan satu dari dipisahkan dari latar belakang sosial budaya dan
yang lain. Individu merupakan bagian dari kesejarahannya. Oleh karena itu, penelitian ini
masyarakat, pun sebaliknya, masyarakat menggunakan teori strukturalisme genetik untuk
terbentuk oleh individu-individu. Hubungan yang menemukan realitas sosial dalam novel Laut
terbentuk antara individu dan masyarakat Bercerita. Selain untuk mengetahui realitas sosial
menciptakan perilaku-perilaku sosial yang biasa dalam novel, penelitian ini juga bertujuan
disebut dengan realitas sosial. Wirawan mengungkap pandangan dunia pengarang dalam
(2012:119) mengatakan bahwa realitas sosial novel mengenai realitas sosial. Objek penelitian
adalah rangkaian peristiwa yang terjadi antar ini adalah novel Laut Bercerita. Novel ini dipilih
individu dalam masyarakat. Contoh realitas karena: (1) mengungkapkan realitas sosial dalam
sosial dalam masyarakat seperti adanya interaksi masyarakat yang nampak pada novel, (2) dalam
antara individu dengan keluarga, individu dengan novel Laut Bercerita menggambarkan realitas
kelompok, individu dengan pemerintah, memberi sosial yang terkait politik Orde Baru, (3) sejauh
bantuan bencana alam, mengikuti kegiatan pengetahuan peneliti, novel Laut Bercerita belum
organisasi di masyarakat, mengikuti pos pernah dikaji.
kampling dan lain sebagainya. Penelitian terdahulu yang relevan dengan
Realitas sosial tidak hanya terjadi di dunia penelitian ini di antaranya, “Strukturalisme
nyata tetapi juga tergambar dalam karya sastra. Genetik Asmaraloka” oleh Gustaf Sitepu (2009),
Karya sastra berurusan dengan manusia dan “Novel Orang-Orang Proyek dan Keterkaitannya
masyarakat. Bahkan, bisa disebut jika sastra dengan Trilogi Novel Ronggeng Dukuh Paruk
merupakan cermin dari masyarakat. Sastra Karya Ahmad Tohari Kajian Strukturalisme
menampilkan gambaran kehidupan, dan Genetik” oleh Andi Dwi Handoko (2010),
kehidupan itu sendiri adalah adalah suatu “Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Minangkabau
kenyataan sosial (Damono, 2010:1). Pengarang dalam Novel Presiden Karya Wisran Hadi (Kajian
yang menciptakan sebuah karya merupakan Strukturalisme Genetik)” oleh Delia Putri (2016),
anggota dari masyarakat yang melihat realitas “Realitas Sosial Kehidupan Tokoh Utama dalam
sosial yang terjadi dalam lingkungannya Novel Toba Dreams Karya TB Silalahi” oleh
kemudian dituangkannya dalam karya. Marlina dan Hillaludin Hanafi (2017), “Realitas
Salah satu novel yang terdapat realitas Sosial Novel Pulang Karya Leila S. Chudori
sosial di dalamnya adalah novel Laut Bercerita Kajian Strukturalisme Genetik” oleh Siti Nur
karya Leila S. Chudori. Novel ini berlatar politik Fitriani (2017) dan “Potret Pemerintah Indonesia
Orde Baru tentang penculikan para aktivis karena Untuk Memperkokoh Nilai Karakter Bangsa
menentang pemerintah. Untuk menemukan dalam Novel Tangan-Tangan Buntung Karya Budi
realitas sosial dalam novel, penelitian ini Darma” oleh Umi Nurfadila (2017).
menggunakan teori strukturalisme genetik
Goldmann. Faruk (2014:56) mengatakan bahwa METODE
strukturalisme genetik merupakan sebuah teori
yang dianggap sahih mengenai kenyataan. Metode yang digunakan adalah deskriptif
Pernyataan itu dianggap sahih jika di dalamnya
kualitatif dengan konsep metode dialektik
terkandung gambaran mengenai tata kehidupan “keseluruhan-bagian” dan “pemahaman-
yang bersistem dan terpadu, yang berdasarkan
penjelasan”dari Goldmann. Setiap fakta atau
pada sebuah landasan ontologis yang berupa
gagasan individual mempunyai arti hanya jika
kodrat keberadaan kenyataan itu dan pada ditempatkan dalam keseluruhan. Sebaliknya
landasan epistemologis yang berupa seperangkat
keseluruhan hanya bisa dipahami melalui fakta-
gagasan yang sistematik mengenai cara fakta parsial atau yang tidak menyeluruh yang
memahami atau mengetahui kenyataan yang membangun keseluruhan tersebut.
bersangkutan. Berbeda dari strukturalisme murni,
130
Ema Zuliyani Sembada / Jurnal Sastra Indonesia 8 (2) (2019)

Jenis data dalam penelitian ini, yaitu data tokoh sentral Biru Laut. Bagian kedua bercerita
primer dan sekunder. Data primer dalam tentang orang-orang yang kehilangan dengan
penelitian ini adalah bagian-bagain teks yang tokoh sentral Asmara Jati. Selain dua tokoh
berupa kata, kalimat, dan paragraf yang utama tersebut, terdapat juga tokoh-tokoh
menggambarkan realitas sosial. Data yang kedua sampingan yaitu para, yakni Kasih Kinanti, Sang
yakni sekunder merupakan data yang diperoleh Penyair atau Gala Pranaya, Arifin Bramantyo,
dari sumber data yang sudah ada yang berkaitan Para tentara yang disebut Biru Laut dengan
dengan penelitian. Sumber data primer dalam berbagai julukan seperti, Si Mata Merah,
penelitian ini, adalah novel Laut Bercerita karya Manusia pohon, dan si Raksasa.
Leila S. Chudori. Sumber data sekunder
diperoleh dari buku-buku sejarah, artikel di Biru Laut dan Teman Aktivis
internet, serta blog penulis yang dianggap relevan
dengan penelitian ini. Biru Laut merupakan tokoh utama dalam
Teknik analisis yang dilakukan adalah: (1) novel. Dia adalah seorang mahasiswa Sastra
menyebutkan bagian-bagian struktur novel yang Inggris di Universitas Gajah Mada. Biru Laut
menggambarkan realitas sosial, (2) menyebutkan juga seorang aktivis Winatra. Realitas sosial
fakta yang terjadi di dunia nyata yang tergambar tergambar melalui hubungan antara tokoh Biru
dalam novel, (3) menganalisis adanya homologi Laut dan teman aktivis, salah satunya bersama
antara struktur karya sastra dengan struktur Kasih Kinanti. Hubungan antara Biru Laut dan
masyarakat untuk mengungkapkan pandangan Kinan terdapat dalam kutipan di bawah ini:
dunia pengarang. Aku mengenal Kasih Kinanti
setahun lalu di kios Mas
HASIL DAN PEMBAHASAN Yunus, Langganan kami
berbuat dosa. Di sanalah
Dalam konteks strukturalisme genetik, kawan-kawan sesama pers
konsep struktur karya sastra berbeda dari konsep mahasiswa diam-diam
struktur yang umum dikenal. Goldmann menggandakan beberapa bab
mempunyai konsep struktur yang bersifat novel Anak Semua Bangsa dan
tematik. Yang menjadi pusat perhatiannya adalah berbagai buku terlarang
relasi antara tokoh dengan tokoh dan tokoh lainnya. Seingatku, Kinan
dengan objek yang ada disekitarnya (Faruk tengah membuat fotokopi
2012:72). Realitas sosial struktur karya sastra buku-buku karya Ernesto
tergambar melalui hubungan antara tokoh Laclau dan Ralph Miliband
dengan tokoh yang lain dan tokoh dengan objek- yang akan menjadi bahan
objek yang ada disekitarnya. diskusi. Sebetulnya aku pernah
bertemu dengan Kinan sekilas
Relasi Antartokoh yang Menggambarkan di beberapa acara pers
Realitas Sosial mahasiswa di kampus, tapi aku
Realitas sosial dalam novel terdapat pada hanya mengenalnya sebagai
struktur karya sastra melalui hubungan tokoh Kasih Kinanti dan ternyata dia
dengan tokoh yang lain. Novel Laut Bercerita juga sudah mengetahui
menceritakan perjuangan para mahasiswa yang namaku dari beberapa
tergabung dalam Organisasi Winatra. Organisasi tulisanku di koran mahasiswa
ini kerap melakukan aksi yang kerap Aulagung.. (Laut Bercerita
bertentangan dengan pemerintah saat itu. Karena halaman 17)
aksinya tersebut, Organisasi Winatra ditetapkan
menjadi organisasi terlarang. Para anggota Kutipan di atas merupakan pertama kali
diculik, disiksa bahkan dibunuh oleh tentara. Biru Laut dan Kasih Kinanti mengenal. Kasih
Novel ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama Kinanti merupakan salah satu aktivis Winatra
bercerita tentang para aktivis yang hilang dengan yang lebih tua dua tahun di atas Biru Laut. Kinan
131
Ema Zuliyani Sembada / Jurnal Sastra Indonesia 8 (2) (2019)

bertemu dengan Laut saat Laut masih belum mahasiswa hijau, Kinan sudah melakukan
bergabung dengan Organisasi Winatra. Kinan sesuatu untuk Indonesia.
dan Laut bertemu di kios Mas Yunus saat Laut Biru Laut dan Para Tentara
sedang menggandakan beberapa bab novel Anak
Semua Bangsa. Mereka berdua kemudian Para tentara dalam novel ini adalah tokoh
berkenalan. Kinan yang saat itu tengah sampingan yang terlibat dengan Organisasi
menggandakan buku-buku Ernesto dan Ralph Winatra. Akibat aksi-aksinya yang kerap
Miliband untuk bahan diskusi. Kinan kemudian menentang pemerintah, anggota Winatra kerap
menawari Biru Laut agar datang ke tempat berurusan dengan para tentara. Tokoh tentara
diskusi untuk mendiskusikan pemikiran tokoh dalam merupakan wakil dari pemerintah. Seperti
tersebut. Setelah pertemuan di kios Mas Yunus, yang terdapat dalam kutipan di bawah ini:
Biru Laut dan Kinan kembali bertemu keeseokan ….Sebagai seorang mahasiswa
harinya di sebuah rumah makan Bu Retno. hijau, apa yang bisa kita
Kinan lantas bercerita saat dia masih mahasiswa lakukan untuk mengguncang
hijau dia pernah di tahan saat sedang melakukan sebuah rezim yang begitu
demonstrasi. Kejadian tersebut terdapat dalam kokoh berdiri selama puluhan
kutipan di bawah ini: tahun, dengan fondasi militer
Kinan bercerita bagaimana yang sangat kuat dan ditopang
warga Kedung Ombo dukungan kelas menengah dan
dijanjikan ganti rugi tiga ribu kelas atas yang nyaman dengan
rupiah per meter persegi dan berbagai lisensi dan
ternyata mereka akhirnya keistimewaan yang dikucurkan
hanya diberi 250 rupiah per oleh Orde Baru? (Laut Bercerita,
meter persegi. Sebagian warga halaman 25)
yang sudah putus asa Kutipan di atas merupakan pertanyaan
menerima ganti rugi, tetapi yang Kinan berikan kepada Biru Laut. Dalam
sekitar 600 keluarga bertahan pertanyaan tersebut terdapat pernyataan bahwa
dan mengalami intimidasi. tentara adalah fondasi dari rezim Orde Baru. Jika
“Kami mendampingi mereka ada yang menentang Orde Baru, maka para
yang bertahan, ikut membantu tentara siap membela. Oleh karena itu, para
membangun kelas darurat tentara dalam novel Laut Bercerita
untuk anak-anak dan rakit merepresentasikan pemerintah Orde Baru.
transportasi.” (Laut Bercerita Biru Laut pertama kali mendapatkan
halaman 25) bentuk represi dari tentara pada tahun 1993 di
Terminal Bungurasih ketika hendak pulang ke
Kutipan tersebut menjelaskan Kinan Yogya setelah aksi tanam jagung di Blangguan.
bersama teman-teman aktivis Winatra membantu Realitas sosial tergambar melalui hubungan
para warga Kedung Ombo yang tidak antara tokoh Biru Laut dan para tentara. Seperti
memperoleh haknya secara benar. Kinan yang yang terdapat dalam kutipan di bawah ini :
saat itu masih menjadi mahasiswa hijau Ketika kami tiba di terminal
mendampingi warga Kedung Ombo demonstrasi Bungurasih, terasa suasana
menuntut pemerintah menepati janji. Warga yang menekan. Kinan
Kedung Ombo yang dijanjikan mendapat ganti mencolek lenganku sambil
rugi sebesar tiga ribu rupiah tidak dibayarkan menunjuk dengan ekor mata ke
semestinya. Kinan dan teman-teman aktivis arah ruang tunggu bus. Bram
melakukan demonstrasi menuntut hak mereka berdehem memberi kode agar
dibayar dengan semestinya. Kinan menceritakan kami segera berbalik arah
kisahnya saat menjadi mahasiswa hijau kepada melihat begitu banyak lelaki
Laut untuk membuktikan bahwa biarpun masih cepak, berbaju sipil, dan jelas
membawa senjata di
132
Ema Zuliyani Sembada / Jurnal Sastra Indonesia 8 (2) (2019)

kantongnya yang seolah tengah kejam yang melakukan tindakan kekerasan


menanti kami. Kinan menarik kepada para aktivis. Rezim Orde Baru
tanganku dan aku menarik merupakan rezim yang berpondasi militer.
tangan Daniel secara spontan. Karena itu, tentara digambarkan sebagai tokoh
“Lari!” Kinan memberi yang pro pemerintah.
instruksi. (Laut Bercerita,
halaman 164) Relasi Tokoh dengan Objek di Sekitarnya yang
Menggambarkan Realitas Sosial
Kutipan di atas merupakan suasana Konsep struktur karya sastra menurut
terminal Bungurasih ketika Laut dan kawan- Goldmann berpusat pada hubungan antar tokoh
kawan akan pulang ke Yogya. Terminal dengan tokoh yang lain dan tokoh dengan objek
Bungurasih sudah di kepung aparat. Kinan dan yang ada di sekitarnya. Objek-objek tersebut bisa
Daniel berhasil lolos tapi Biru Laut tertangkap benda yang berhubungan dengan diri si tokoh. .
oleh aparat. Laut dibawa ke sebuah markas Realitas sosial tergambar melalui hubungan antar
tentara untuk diinterograsi. Saat diinterograsi, tokoh dalam novel dengan objek yang ada
Biru Laut menerima beberapa tindakan represi disekitarnya.
yang dilakukan oleh tentara. Seperti yang
terdapat dalam kutipan di bawah ini: Relasi Tokoh Biru Laut dengan Tanaman Jagung
Setiap kali mereka merasa
aku berbohong, meski aku Realitas sosial dalam novel Laut Bercerita
menjawab dengan jujur, juga tergambar melalui Tokoh Biru dan tanaman
maka si petugas yang jagung dalam aksi yang dilakukan di Blangguan.
berbahagia itu akan Hubungan antara Biru Laut dan tanaman jagung
menyetrumkan dengan yang menggambarkan relitas sosial terdapat
semangat; dari menjerit dalam kutipan di bawah ini:
histeris hingga akhirnya aku ….Lahan pertanian jagung
tak sadar dan merasa seolah mereka digusur buldoser.
tubuhku menggelinjang Mendengar ini, lantas saja aku
sendiri tanpa perintah saraf teringat “Sajak Seonggok
otakku. Begitu saja, seperti itu Jagung” karya Rendra, Sang
adalah potongan tubuh orang Penyair dan aku sama-sama
lain. Aku sudah tak bisa ingat mengusulkan agar mahasiswa
apa-apa lagi ketika sayup- dan para aktivis melawan
sayup aku menderngar suara tentara dengan aksi tanam
adzan. Mereka semua jagung. Kami tak punya
berhenti menyiksa, senapan dengan bayonet; kami
menyetrum, dan menonjok tak punya otot, tak punya
tubuhku karena rupanya hari uang. Gerakan kami semua
sudah pagi… (Laut Bercerita, bermodalkan semangat, uang
halaman 170) pribadi, dan sumbangan
beberapa individu yang secara
Kutipan di atas menunjukkan bentuk diam-diam sudah muak dengan
represi yang dilakukan para tentara. Biru Laut pemerintah Orde Baru yang
ditangkap di terminal Bungurasih pada tahun semakin represif dari tahun ke
1993 akibat aksi tanam jagung di Blangguan. tahun. Kali ini, kami
Laut dibawa ke salah satu markas tentara untuk menambah senjata perlawanan
diinterogasi. Selama interogasi berlangsung para itu dengan sajak dan aksi
tentara melakukan tindakan represi seperti penanaman jagung… (Laut
menyetrum, menonjok, dan menendang. Tentara Bercerita, halaman 116-117)
dalam novel ini digambarkan sebagai sosok yang
133
Ema Zuliyani Sembada / Jurnal Sastra Indonesia 8 (2) (2019)

Kutipan di atas menggambarkan salah satu menuntut pemerintah menuntaskan tugasnya.


aksi Winatra dalam melakukan aski tanam Aksi Kamisan ini dilakukan supaya pemerintah
jagung di Blangguan pada tahun 1993. Laut dan tidak pernah lupa bahwa masih ada tiga belas
Sang Penyair memilih menanam jagung yang aktivis yang dihilangkan secara paksa yang masih
mengingatkan mereka pada puisi Rendra Sajak belum diketahui bagaimana keadaan mereka
Seonggok Jagung sebagai bentuk aksi di hingga saat ini.
Blangguan setelah mendengar lahan jagung para Berdasarkan analisis di atas, terdapat
petani akan digusur dan dijadikan lahan tembak realitas sosial dalam struktur karya sastra novel
militer. Tanaman jagung merupakan objek Laut Bercerita karya Leila S. Chudori melalui
sebagai bentuk perlawanan dan protes kepada relasi tokoh dengan tokoh yang lain dan relasi
pemerintah. tokoh dengan objek-objek yang ada disekitarnya.

Relasi Tokoh Asmara Jati dengan Sebuah Fakta yang Berkait dengan Realitas Sosial
Payung Hitam dalam Novel Laut Bercerita

Asmara Jati adalah adik dari Biru Laut. Berdasarkan pembahasan sebelumnya,
Setelah Biru Laut dan kedua belas aktivis terdapat peristiwa di dunia nyata yang berkait
Winatra dihilangkan, para keluarga melakukan dengan realitas sosial dalam novel. Peristiwa-
aksi Kamisan di depan istana negara. Hubungan peristiwa tersebut adalah 1) penghilangan paksa
antara Asmara Jati dan sebuah payung hitam tiga belas aktivis pada tahun 1998 yang yang di
yang menggambarkan relitas sosial terdapat muat di Kompas tahun 2011 dengan judul 13
dalam kutipan di bawah ini: Tahun Mencari 13 Orang Hilang. Dalam novel Laut
…Mungkin Aksi Payung Bercerita, tokoh-tokoh yang diciptakan Leila
Hitam setiap hari Kamis bukan tidak merepresentasikan siapapun ketiga belas
sekadar sebuah gugatan, tetapi orang yang hilang tersebut namun ada tokoh
sekaligus sebuah terapi bagi Gala Pranaya atau Sang Penyair yang
kami dan warga negeri ini; merepresentasikan sosok sastrawan. 2) Tindakan
sebuah peringatan bahwa kami represi yang dilakukan tentara kepada aktivis,
tak akan membiarkan sebuah fakta tersebut terdapat di artikel majalah Tempo
tindakan kekejian dibiarkan edisi Soeharto berjudul Di Kuil Penyiksaan Orde
lewat tanpa hukuman. Payung Baru. 3) Peristiwa Tanam Jagung di Blangguan,
Hitam akan terus-menerus 4) peristiwa Terminal Bungurasih, fakta ketiga
berdiri di depan istana negara. dan keempat tersebut terdapat di artikel yang
Jika bukan presiden yang kini ditulis oleh Wenri Wanhar pada tahun 2014 dan
menjabat dan memberikan dimuat dalam redaksi historia dengan judul
perhatian, mungkin yang peristiwa Belangguan 1993. 5) Keadaan keluarga
berikutanya, atau yang korban penghilangan paksa, fakta tersebut
berikutnya… (Laut Bercerita, terdapat di artikel dengan judul 13 Tahun Mencari
halaman 373) 13 Orang Hilang yang ditulis oleh Heru Margianto
(2011). 6) Pembuangan mayat ke dasar laut, fakta
Kutipan di atas merupakan Aksi Kamisan tersebut terdapat di buku dengan judul Wiji
yang dilakukan oleh Asmara Jati. Aksi Kamisan Thukul Teka-Teki Orang Hilang dalam Seri Buku
dilakukan sebagai aksi protes kepada pemerintah Saku Tempo Prahara-Prahara Orde Baru. 7)
yang tidak mengusut kasus hilangnya para aktivis Penggusuran Waduk Kedung Ombo, fakta
secara tuntas. Aksi ini menggunakan payung tersebut terdapat di artikel berjudul Kejamnya
hitam serta pakaian serba hitam. Penggunaan Penggusuran Warga Kedung Ombo dengan Dalih
payung hitam serta warna hitam adalah sebuah Pembangunan yang ditulis oleh Petrik Matanasi
simbol orang sedang berduka. Tidak hanya pada tahun 2017. Realitas dalam novel tersebut
menggambarkan sebuah duka, payung hitam juga
lambang dari ketekadan keluarga untuk terus
134
Ema Zuliyani Sembada / Jurnal Sastra Indonesia 8 (2) (2019)

relevan dengan apa yang terjadi di masyarakat berada di bawah pemerintahan


pada masa pemerintahan Orde Baru. satu orang selama puluhan
tahun, Laut. Hanya di negara
Pandangan Dunia Leila S. Chudori dalam diktatorial satu orang bisa
Novel Laut Bercerita Mengenai Realitas Sosial memerintah begitu lama…
Struktur karya sastra tidak terutama seluruh Indonesia dianggap
homolog dengan struktur masyarakat, melainkan milik keluarga dan kroninya.
homolog dengan pandangan dunia yang tumbuh Mungkin kita hanya nyamuk-
dan berkembang dalam masyarakat itu. nyamuk pengganggu bagi
Pandangan dunia itulah yang pada gilirannya mereka. Kerikil dalam sepatu
berhubungan langsung dengan struktur mereka. Tapi aku tahu satu hal:
masyarakat (Faruk 2012: 65). Pandangan dunia kita harus mengguncang
menurut Goldmann adalah kompleks mereka. Kita harus
menyeluruh dari gagasan-gagasan, aspirasi- mengguncang masyarakat yang
aspirasi, dan perasaan-perasaan, yang pasif, malas, dan putus asa agar
menghubungkan secara bersama-sama anggota- mereka mau ikut memperbaiki
anggota suatu kelompok sosial tertentu dan yang negeri yang sungguh korup dan
mempertentangkannya dengan kelompok- berantakan ini, yang sangat
kelompok sosial lain (Faruk 2012:-67). tidak menghargai kemanusiaan
Pandangan dunia tidak muncul begitu saja ini, Laut.” (Laut Bercerita,
tetapi terbentuk dari latar sosial dan budaya halaman 182)
pengarang. Leila S. Chudori merupakan
pengarang yang pernah bekerja sebagai wartawan Kutipan di atas merupakan pemikiran dari
kurang lebih selama 20 tahun di Tempo. tokoh Kasih Kinanti. Kinan merupakan salah
Pekerjaannya sebagai wartawan Tempo turut satu anggota Winatra. Dalam kutipan di atas
memengaruhi karya-karya yang diciptakan Leila. Kinan mengungkapkan bahwa masyarakat tak
Terlihat dalam kedua novel Leila yang bisa diam saja ketika sebuah rezim berkuasa
mengangkat isu-isu politik di Indonesia yang terlalu lama dan berbuat sewenang-wenang
ditulis dengan jujur. Laut bercerita merupakan terhadap rakyat. Kinan berpendapat bahawa
novel kedua Leila yang diciptakan setelah rezim Orba dipimpin oleh diktator. Leila sebagai
mewawancarai salah satu korban penculikan subjek kolektif menentang kepemimpinan
yaitu Nezar Patria. Hal itu diungkapkan Leila Soeharto yang digambarkan Leila sebagai
pada bagian akhir novel Laut Bercerita. Novel ini pemimpin yang kapitalis dan diktator. Leila S.
berkisah tentang pertentangan pemerintah dan Chudori mengatakan di bagian akhir bukunya,
para aktivis mahasiswa. Melalui novel ini Leila rezim Orde Baru merupakan rezim yang nyaris
memiliki keprihatinan terhadap realitas sosial. tanpa demokrasi.
Khususnya dengan realitas sosial yang terjadi Leila berpandangan bahwa penghilangan
kepada aktivis pada masa Orde Baru. Dalam paksa merupakan kejahatan berat yang
novel ini Leila berpandangan bahwa rezim Orde melanggar Hak Asasi Manusia. Leila juga
Baru merupakan rezim yang sewenang-wenang menulis dalam blognya bahwa penghilangan
dengan pemimpin yang diktator. Leila orang adalah kejahatan yang paling kejam dan
menuangkan pemikirannya tentang realitas sosial unik, ia membiarkan luka dan penderitaan yang
yang terjadi pada masa pemerintahan Orba, menganga melalui ketidaktahuan yang
pemikiran tersebut tergambar dalam tokoh dipertahankan. Oleh karenanya, para pemikir hak
Kinan. Salah satu anggota Winatra. Seperti asasi manusia menyebut kejahatan penghilangan
dalam kutipan di bawah ini: paksa sebagai ‘continuous crime’ kejahatan yang
terlestarikan, selama negara belum memberikan
Kinan menggenggam tanganku status, kepastian : mati/hidup, di mana,
dengan kedua tangannya. “Kita mengapa, selama itu pula kejahatan itu masih
tak ingin selama-lamanya
135
Ema Zuliyani Sembada / Jurnal Sastra Indonesia 8 (2) (2019)

berlaku sebagai kejahatan. menulis bagian Asmara Jati sebagai representasi


(www.Leilaschudori.blogspot.com). keluarga korban penghilangan paksa. Betapa
Leila juga berpandangan dalam mereka hingga saat ini masih hidup bersama luka
penyelesaian kasus penghilangan para aktivis dan terus menunggu keluarganya. Leila menulis
pemerintah terkesan lamban dalam novel Laut Bercerita untuk mengangkat kembali
menyelesaikan. Tidak hanya lamban tetapi tidak isu penghilangan paksa para aktivis supaya
memiliki keinginan untuk menyelesaikan. Hal masyarakat dan pemerintah tidak lupa bahwa
itu diungkapkan juga dalam novel melalui tokoh masih ada tiga belas aktivis yang sampai sekarang
Asmara Jati. Seperti yang terdapat dalam kutipan ini belum kembali.
di bawah ini:
SIMPULAN
Tahun sudah berganti
memasuki 2008, dan masih Dari penelitian di atas terdapat kesimpulan
mempunyai banyak pekerjaan sebagai berikut: 1) realitas sosial terdapat dalam
rumah yang menanti karena struktur karya sastra novel Laut Bercerita melalui
sejauh ini belum memperoleh hubungan tokoh dengan tokoh yang lain, seperti
perkembangan apa-apa yang hubungan antara Biru Laut dan teman-teman
besar. Hilangnya Mas Laut dan aktivis Winatra dan Biru Laut dengan para
kawan-kawan sudah tentara. Realitas sosial juga tergambar melalui
diramaikan media, diangkat hubungan tokoh dengan objek di sekitarnya,
sebagai drama, musik, dan seperti hubungan antara Biru Laut dengan
berbagai medium, tetapi kamu tanaman jagung dan Asmara Jati dengan payung
ingin pemerintah mengungkap hitam. 2) Terdapat fakta yang berkait dengan
kasus ini hingga tuntas. realitas sosial dalam novel. 3) Pandangan dunia
Mungkin Aksi Payung Hitam yang ditemukan dalam novel Laut Bercerita
setiap hari Kamis bukan mengenai realitas sosial yaitu, Leila menentang
sekadar sebuah gugatan, tetapi rezim Orde Baru yang dinilai sewenang-wenang
sekaligus sebuah terapi bagi dengan pemimpin yang otoriter, Leila juga
kami dan warga negeri ini; seorang yang peduli HAM dan mengecam
sebuah peringatan bahwa kami penghilangan paksa yang merupakan kejahatan
tak akan membiarkan sebuah berat pelanggaran HAM, yang terakhir Leila
tindakan kekejian dibiarkan mengkritik pemerintah pasca Orba yang lambat
lewat tanpa hukuman. Payung dalam menyelesaikan kasus penghilangan paksa
Hitam akan terus-menerus aktivis. Pandangan dunia tersebut tidak lepas
berdiri di depan istana negara. dari latar kehidupan sosial dan budaya
Jika bukan presiden yang kini pengarang.
menjabat dan memberikan
perhatian, mungkin yang DAFTAR PUSTAKA
berikutanya, atau yang
berikutnya… (Laut Bercerita, Chudori S, Leila. (2017). Laut Bercerita. Jakarta:
halaman 373) Gramedia.
Damono, Sapardi Djoko. (2010). Sosiologi Sastra.
Ciputat: Edi Tum.
Kutipan di atas merupakan gagasan dari Faruk. (2012). Metode Penelitian Sastra, Sebuah
Asmara Jati. Dia merupakan adik dari Biru Laut, Penjelajahan Awal. Yogyakarta: Pustaka
salah satu korban penghilangan secara paksa. Pelajar.
Asmara bersama Komisi Orang Hilang sudah Faruk. (2014). Pengantar Sosiologi Sastra dari
melakukan beberapa upaya untuk mendesak Strukturalisme Genetik sampai post
pemerintah menyelesaikan kasus penghilangan modernisme .Edisi revisi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
paksa, tetapi sampai pemerintah terus berganti,
kasus tersebut tak kunjung diselesaikan. Leila
136
Ema Zuliyani Sembada / Jurnal Sastra Indonesia 8 (2) (2019)

Handoko, Andi Dwi. (2010). Novel Orang-


Orang Proyek dan Keterkaitannya dengan
Trilogi Novel Ronggeng Dukuh Paruk
Karya Ahmad Tohari Kajian
Strukturalisme Genetik. Skripsi.
Universitas Sebelas Maret.
https://digilib.uns.ac.id/. [Diakses
26/02/2018]
Margianto, Heru. (2011). 13 Tahun Mencari 13
Orang Hilang. Kompas.com
Marlina dan Hanafi, Hillaludin. (2017). Realitas
Sosial Kehidupan Tokoh Utama dalam Novel
Toba Dreams Karya TB Silalahi. Jurnal
Bastra.
http://ojs.uho.ac.id/index.php/BASTRA
/article/ [Diakses 07/07/2018]
Matanasi, Petrik. (2017). Kejamnya Penggusuran
Warga Kedung Ombo dengan Dalih
Pembangunan. Tirto.id
Nurfadila, Umi. (2017). Potret Pemerintah
Indonesia Untuk Memperkokoh Nilai
Karakter Bangsa dalam Novel Tangan-
Tangan Buntung Karya Budi Darma.
Prosiding Seminar Nasional Bahasa dan
Sastra. Daring. http://research-
report.umm.ac.id/index.php/SENASBA
SA. [Diakses 07/07/2018]
Nur Fitriani, Siti. (2017). Realitas Sosial Novel
Pulang Karya Leila S. Chudori kajian
Strukturalisme Genetik. Jurnal Pendidikan
Bahasa dan Sastra.
https://media.neliti.com/media/publicati
ons/117464-ID. [diakses [27/04/2018].
Patria, Nezar. (2008). Di Kuil Penyiksaan Orde
Baru. Tempo.
Putri, Delia. (2016). Pergeseran Nilai-Nilai
Budaya Minangkabau dalam Novel
Presiden Karya Wisran Hadi (Kajian
Strukturalisme Genetik). Jurnal Ilmu-Ilmu
Humaniora.
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/hu
manus. [Diakses 07/04/2018]
Seri Buku Saku Tempo editor Zulkifli.Arif,
Suyono. Seno Joko. (2017). Wiji Thukul
(Teka- Teki Orang Hilang). Jakarta:
Kepustakaan Populer Gramedia
Sitepu, Gustaf. (2009). Strukturalisme Genetik
Asmaraloka. Tesis. Universitas
SumatraUtara.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/han
dle/. [diakses 26/02/2018]
Wanhar, Wenri. (2014). Peristiwa Belangguan
1993. Historia.Id
Wirawan.I.B. (2012). Teori-Teori Sosial. Jakarta:
Prenadamedia Group.
www.leilaschudori.com (diakses pada
tanggal 31 Mei 2018)
137

Anda mungkin juga menyukai