Dani Sukma Agus Setiawan1, Aknes Nababan2, Putri Delima Jayantari Saragih3,
Kiftian Hady Prasetya4
Universitas Prima Indonesia1, Universitas Prima Indonesia2, Universitas Prima Indonesia3,
Universitas Balikpapan4
Pos-el: danisukmaagussetiawan@unprimdn.ac.id1, agnesnababan05@gmail.com2,
putridelimasrg@gmail.com3, kiftian@uniba-bpn.ac.id4
ABSTRAK
Penelitian ini berfokus pada nilai sosial dalam novel kami lintang karya yunita r. saragi
sebagai referensi pendidikan inklusif di sekolah. Makna sosial merujuk pada makna yang
dikaitkan dengan suatu objek karena seseorang memiliki perasaan atau emosi terhadap objek
tersebut. Novel "Kami Lintang" mengisahkan kehidupan Lintang Kemuning, seorang wanita 25
tahun yang menderita Dissociative Identity Disorder (DID). Metode penelitian yang digunakan
adalah metode kualitatif dengan pengumpulan informasi dari buku yang berupa data-data dan
memiliki hubungan dengan nilai-nilai sosial. Data yang diperoleh meliputi tulisan, kata-kata,
frasa, klausa atau kalimat yang menjelaskan struktur novel. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa nilai sosial yang terkandung dalam novel "Kami Lintang" adalah kekeluargaan, tolong
menolong, empati, kerja sama, toleransi dan tanggung jawab yang dapat diterapkan melalui
pembelajaran dalam ruang lingkup pendidikan inklusif di sekolah.
ABSTRACT
This research is focused to social values in the novel kami lintang by yunita r. saragi as
a reference for inclusive education in schools. Social value refers to the meaning associated
with an object because someone has feelings or emotions towards the object. The novel "Kami
Lintang" tells the life of Lintang Kemuning, a 25 years old woman who suffers from
Dissociative Identity Disorder (DID). The research method used is a qualitative method by
collecting information from books in the form of data and having a relationship with social
values. The data obtained includes writing, words, phrases, clauses or sentences that explain
the structure of the novel. The results of the study show that the social values contained in the
novel "Kami Lintang" are the values of kinship, mutual help, empathy, cooperation, tolerance
and responsibility which can be implemented through learning within the scope of inclusive
education in schools.
“Iya, aku juga ada disana. saling menjaga nama baik sekolah
Kenalin, aku Sastra,” Dia dengan saling menghormati antara
mengulurkan tangan. “Lintang,” peserta didik reguler dengan peserta
jawabku sambil menjabat didik yang berkebutuhan khusus tanpa
tangannya dengan gugup. Aku membeda-bedakan satu dengan yang lain
kaku seperti pengin pingsan.” (hal dan juga para bapak ibu guru.
142).
2) Nilai Kepedulian
Nilai Kekeluargaan ditunjukkan Nilai Kepedulian adalah perilaku
oleh Sastra adik laki-laki Mbak Nisa mengamati, memedulikan dan menaungi
kepada Lintang, walaupun mereka baru orang lain. Kepedulian merupakan suatu
saja bertemu di Tea Pot Cafe tetapi perilaku dan tindakan keberpihakan
Sastra tidak segan-segan untuk untuk melibatkan diri dalam masalah dan
berkenalan dengan mengulurkan tangan keadaan orang lain yang terjadi di sekitar
sebagai bentuk perkenalan awal Sastra lingkungan. Nilai kepedulian dapat
kepada Lintang. dilihat pada kutipan berikut:
Nilai ini dapat diimplementasikan “Pada saat itu, Papa meletakkan
di sekolah dengan guru mengajarkan tangan di kepalaku dan mengelusnya.
para siswa reguler untuk tidak memilih- Aku menoleh padanya. Matanya berair.
milih teman, saling berkenalan meskipun Tiba-tiba suasana jadi emosional. Nggak
baru bertemu terhadap siswa tahu kenapa aku juga pengin nangis.
berkebutuhan khusus. Kemudian, guru Papa menjulurkan badannya untuk
dapat mengajarkan kepada siswa reguler memelukku.” (hal 33) Nilai Kepedulian
untuk saling menghargai, saling ditunjukkan oleh Ayah terhadap anaknya
menghormati walaupun berbeda latar yang bernama Lintang dengan
belakang seperti pendidikan, fisik dan menjulurkan badannya lalu memeluk
psikis terhadap siswa berkebutuhan Lintang. “Lapar, Lin?” Tanpa
khusus. Dengan demikian, dalam nilai menungguku menjawab, Papa berkata
kekeluargaan dapat menunjukkan sikap lagi, “Kita singgah makan di Bandar
persaudaraan sebagai makhluk sosial. Baru saja, ya.” Aku ikut saja walaupun
belum terlalu lapar.” (hal 35) Nilai
1) Nilai Kesetiaan Kepedulian yang ditunjukkan oleh Ayah
Nilai Kesetiaan merupakan Lintang kepada Lintang anak perempuan
perilaku tidak menyimpang terhadap hal- dengan memperlihatkan kepedulian
hal yang baru. Kesetiaan yaitu pola terhadap anaknya yang menanyakan
pemikiran yang mendorong persahabatan apakah Lintang lapar.
berkelanjutan, suatu ketulusan untuk “Lin, kamu nggak apa-apa, Nak?”
selalu berjuang bersama-sama, tidak Saya memberinya senyuman dan
berpaling pada orang lain, selalu anggukan hormat. Dia pasti papanya
menjaga janji bersama, mampu Lintang. Saya selalu kikuk jika
memperkuat ikatan dan berpartisipasi berhadapan dengan orang yang belum
dalam kegiatan bersama. Nilai Kesetiaan dikenal seperti ini, apalagi jika dia
yang terdapat pada novel ini terlihat seorang pria.” (hal 36) Nilai Kepedulian
hampir dari awal sampai akhir cerita. yang ditunjukkan oleh Ayah Lintang
Ayah Lintang menunjukkan kepada kepada alter Lintang yang bernama
anaknya bernama Lintang yang setia Retno seorang wanita berusia sekitar
menjaga dan memastikan Lintang baik- lima puluh empat tahun dengan
baik saja. Jenis nilai sosial ini dapat memperlihatkan kepeduliannya
diimplementasikan di sekolah dengan walaupun mereka baru saja saling kenal.
guru mengajarkan kepada siswa untuk “Papa mengangguk, Ya, udah. Kau
“Lebih baik kita menggunakan waktu Civa yang telah melakukan kesalahan
sedikit lebih lama untuk membuat rakit karena mengatakan hanya dia yang bisa
sederhana, dari pada di perjalanan bertahan menghadapi Mayoru atau
nanti kita menemukan masalah lebih makhluk sejenis Mayoru. Dan Civa tidak
besar yang mungkin akan membuang mau kalau Meredith melakukan
waktu kita lebih banyak lagi.” (hal 233) kesalahan dengan cara lain untuk
Nilai Kerja Sama kembali ditunjukkan menghadapi Mayoru si hantu Jepang.
oleh alter Jaka, Paman Weirdo, Adrik “Maafkan aku.” Lintang menangis. Gue
dan Felixia ketika mereka bersama-sama menyentuh bahunya. Gue bukan Jaka
membuat rakit sederhana dikarenakan yang tukang nge-judge. Siapa minta
Rumah Pohon terkena banjir dari curah maaf, pasti gue maafin. Dia pasti punya
hujan deras untuk mencari Lintang. Jenis alasan kenapa ngelakuin ini. Dan alasan
nilai sosial ini dapat diimplementasikan itu yang belum gue dengar. Mungkin
di sekolah dengan guru mengarahkan kalau gue tahu, gue bisa paham. (hal
kepada siswa yang reguler dan siswa 262) Nilai Toleransi diberikan alter Bang
yang berkebutuhan khusus untuk saling Jaka sebagai pemimpin dan pelindung
bekerja sama membersihkan ruangan utama sistem Rumah Pohon kepada
kelas dengan membuat kelompok piket, Lintang yang telah melakukan kesalahan
saling bekerja sama dalam mengerjakan untuk penasaran masuk ke hutan
tugas kelompok tanpa membeda- larangan yang berbahaya bagi Lintang.
bedakan antara yang reguler dan yang Nilai sosial ini dapat diimplementasikan
berkebutuhan khusus. di sekolah dengan guru mengajarkan
kepada siswa reguler untuk bersikap
e. Nilai Toleransi baik, tidak membeda-bedakan agama,
Nilai Toleransi merupakan ras dan budaya. Serta tidak
perilaku untuk saling menghormati dan membicarakan keburukan atau
menghargai antara sesama di tengah- kekurangan dari siswa berkebutuhan
tengah kehidupan masyarakat. Toleransi khusus.
adalah perbuatan untuk saling
menghormati perbedaan agama, suku, f. Nilai Tanggung Jawab
budaya, pendapat, sikap dan perbuatan Nilai Tanggung Jawab adalah
orang lain yang berbeda dari dirinya perilaku seseorang untuk berani
sendiri. Toleransi mempunyai arti yaitu memikul segala perbuatan sebagai
perilaku untuk saling menghormati, konsekuensi dari apa yang telah
mempersilahkan, mengizinkan, dari dilakukan. Tanggung jawab merupakan
pandangan yang berbeda atau perilaku individu yang secara sadar
berdampak dengan keyakinan seseorang. dapat menjalankan kewajiban terhadap
Nilai toleransi dapat dilihat pada kutipan perbuatan yang sudah dibuat. Rasa
berikut: “Maafkan Papa,” “Lintang tanggung jawab dapat muncul dan
nggak apa-apa,” kataku udah nggak berkembang karena adanya rasa
seemosional tadi. (hal 34) perhatian dan merasa dirinya harus
Nilai Toleransi diberikan Ayah terlibat dalam menyelesaikan persoalan
kepada Lintang yang telah merasakan orang lain.
ataupun membuat kesalahan kepada Qamariah (2015, hal.172)
Lintang. “Mer langsung beranjak menyatakan bahwa nilai tanggung jawab
menghampiri Civa dan duduk adalah kebutuhan untuk memiliki
memeluknya. “Maaf. Maafkan aku, pemikiran terbuka tentang suatu masalah
Civa. Tapi kita tidak punya cara lain, yang telah dilakukan dan kondisi
Sweetheart.” (hal 63) Nilai Toleransi seseorang untuk wajib menanggung
diberikan alter Meredith kepada alter segala hal yang terjadi. Jadi, tanggung