Anda di halaman 1dari 10

PERJUANGAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BELENGGU KARYA

ARMIJN PANE: KAJIAN FEMINISME LIBERAL

Selvia Parwati Putri, Dai Halham


Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
e-mail: selvia.putri20@mhs.uinjkt.ac.id, dai.halham17@mhs.uinjkt.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini membahas tentang perjuangan tokoh utama perempuan (Tini) dalam novel
Belenggu karya Armijn Pane dalam memperjuangkan keadilan dan kesetaraan sebagai
perempuan dalam carut marut dominasi laki-laki. Novel Belenggu menceritakan seorang
tokoh perempuan bernama Tini yang merasa mempunyai kewajiban untuk memperjuangkan
kesetaraan perempuan di tengah ketidakadilan yang ia rasakan. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini ialah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah dengan teknik baca dan catat. Teknik analisis data dalam penelitian ini
menggunakan analisis kualitatif yang meliputi tiga tahap, yakni reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan. Untuk mengungkap persoalan perempuan yang ada dalam
novel, penulis menggunakan metode kritik sastra feminis dan pendekatan feminisme.
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) mendeskripsikan ketidakadilan gender
dalam novel Belenggu karya Armijn Pane dan 2) mendeskripsikan perjuangan tokoh utama
dalam novel Belenggu karya Armijn Pane melalui pemikiran feminisme liberal. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa ketidakadilan gender yang terjadi pada tokoh utama
karena telah tersubordinasi dari budaya patriarki dalam lingkup kesehariannya. Perjuangan
tokoh utama berdasarkan feminisme liberal adalah kebebasan. Kebebasan yang dimiliki
tokoh utama untuk menentukan pilihan sendiri yakni bercerai dengan suaminya karena
perselingkuhan, tidak bergantung pada suami, dan berani menyampaikan pendapatnya.
Kata Kunci: tokoh utama, novel, feminisme liberal.

ABSTRACT

This study discusses the struggle of the main character (Tini) in the novel Belenggu by
Armijn Pane in fighting for justice and as a woman in the chaos of male domination. The
novel Belenggu tells the story of a female character, Tini, who feels she has an obligation to
meet women in the midst of the events she feels. The research method used in this study is a
qualitative description. The data collection technique in this study was reading and note-
taking techniques. The data analysis technique in this study uses qualitative analysis which
includes three stages, namely data reduction, data presentation, and drawing conclusions.
To reveal the problems of women in the novel, the author uses a feminist literary criticism
method and a feminist approach. The aims of this study are as follows: 1) to describe
gender inequality in Armijn Pane's novel Belenggu and
2) to describe the struggles of the main characters in Armijn Pane's Belenggu novel
through liberal feminism thought. The results of this study indicate that the gender injustice
that occurs in the main characters is because they have been subordinated to the
patriarchal culture in their daily lives. The struggle of the main character based on liberal
feminism is freedom. Characters have to make their own choices, namely divorce from
291 | J u r n a l L I T E R A S I
Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2022
PERJUANGAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BELENGGU KARYA ARMIJN PANE:
KAJIAN FEMINISME LIBERAL
Selvia Parwati Putri, Dai Halham

their husbands because of infidelity, not


depending on the husband's freedom, and daring to express their opinions.
Keywords: main character, novel, liberal feminism.
PENDAHULUAN karya sastra yang ia ciptakan dari hasil
Karya sastra merupakan suatu cerminan, proses berpikir imajinatif. Sastra sebagai
hasil pemikiran, hasil pengalaman, sebuah satuan yang berwujud penuh
representasi dari adat istiadat yang makna dalam dunia linguistik, tentu
kemungkinan penulis lihat, alami, dan mempunyai peranan dari kehadirannya
rasakan. Karya sastra menjadi media yang dalam kehidupan manusia. Tidak bakal
mampu menjadi wadah untuk menampung garapan-garapan sastra diluncurkan tidak
segala ekspresi diri dan ungkapan si memiliki potensi tertentu dari si
pengarang. Karya sastra dalam konteks pengarang. Dalam menulis karya sastra,
seperti ini berfungsi sebagai suatu media pengarang pasti memiliki maksud serta
bagi pengarang untuk menyalurkan dan intensi tertentu yang acap kali tidak
mengekspresikan berbagai ide dan juga mampu untuk diterangkan secara
akibat dari sebuah perenungan akan gamblang.
makna dan definisi hidup yang dirasakan Sama seperti bidang atau disiplin lain,
(Ali Imrondan Farida, 2017: 2). sastra juga mempunyai manfaat tersendiri.
Pertama, sastra bisa dijadikan sebuah
Sastra sebagai suatu kontemplasi proses motivasi kepada pembaca. Pembaca akan
kehidupan dimakanai sebagai sebuah merasakan dan menghayati apa yang ia
pantulan kembali permasalahan dasar baca, bila relevan, pembaca tersebut
kehidupan manusia, yakni meliputi hakikat mungkin akan menerapkannya dalam
cinta, kerahasiaan maut, suatu tragedi, keseharian untuk kebermanfaatan. Kedua,
jajaran harapan, kompleksnya kekuasaan, sastra bisa memberikan akses latar
pengabdian, makna, dan tujuan hidup. belakang budaya masyarakat yang
Problem kehidupan itu kemudian terkandung di dalamnya. Namun, hal ini
disalurkan dalam gubahan bahasa, baik cukup rumit karena untuk memahami
dalam bentuk puisi, prosa, drama, ataupun latar belakang budaya, haruslah
cerpen. Sastra sifatnya universal dan dilakukan dengan memahami secara
berkaitan erat dengan semua aspek kronologis dengan membaca kalimat-
kehidupan yang dirasakan, dipikirkan, dan kalimat atau penjelasan yang sederhana.
yang telah dialami oleh manusia dalam Dalam karya sastra semisal novel, cerpen,
kehidupannya (Fika Hidayani, 2009: 6). ataupun puisi yang diakui sebagai suatu
Oleh karenanya, karya sastra ialah suatu manuskrip yang bersumber dari
produk karya seni, baik dengan ragam kemurnian budaya masyarakat yang acap
lisan maupun ragam tulis, yang pada kali struktur kalimatnya tidak sederhana.
umumnya menyalurkan opini maupun Ketiga, mengembangkan dan melatih
ekspresi dari gabungan jiwa dan perasaan kemampuan interpretatif dari pembaca.
pengarang yang berhubungan dengan Karya sastra merupakan salah satu
norma-norma kehidupan, serta kedudukan sumber yang apik untuk mengembangkan
manusia yang memayungi pada bidang kemampuan pembaca dalam mengasah
sosial, moral, gender, pendidikan, maupun kemampuan interpretatif. Karya sastra
aspek religius. Dengan kekuatan gabungan dapat membuat pembacanya hanyut dalam
daya cipta, rasa, dan karsa, seorang asumsi yang ia ciptakan sendiri dari isi
pengarang berusaha untuk mengungkapkan pikirannya. Karya sastra menjadi wadah
buah pikirannya mengenai apa yang ia untuk menyediakan pembaca agar terjadi
ingin sampaikan dan singgung melalui
292 | J u r n a l L I T E R A S I
Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2022
PERJUANGAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BELENGGU KARYA ARMIJN PANE:
KAJIAN FEMINISME LIBERAL
Selvia Parwati Putri, Dai Halham

ruang diskusi berdasarkan fakta-fakta seseorang (Iit Kurnia, dkk, 2013: 3). Dari
yang terdapat di dalam tulisan. sekian banyak persoalan yang diangkat
Kemampuan menginterpretasi sastra dalam novel, persoalan perempuan
sangatlah bagus untuk menciptakan pola menjadi salah satu persoalan yang masih
pemikiran kritis sehingga bisa menarik untuk diteliti. Mengingat bahwa
mengorelasikan dan menelaahnya dengan salah satu denyut kehidupan dalam
realitas sosial pada masanya. cakupan sosial dan masyarakat dalam
karya sastra adalah juga berhubungan
Salah satu wujud nyata dari manisfestasi dengan interaksi kaum laki- laki dan
karya sastra ialah novel. Novel perempuan (Yoga dan Akhmad, 2018:
merupakan sebuah cerita prosa yang 222).
menceritakan suatu kejadian panjang
dengan alur yang luar biasa yang Laki-laki dan perempuan memiliki sifat
selanjutnya melahirkan suatu konflik yang menjadi khas pada dirinya masing-
yang menyebabkan adanya gejolak masing. Sifat-sifat ini kemudian
perubahan nasib dari pelakunya dikonstruksikan oleh masyarakat.
(Sumaryanto, 2019: 39). Novel menjadi Berangkat dari hal tersebut, lahir dua
karya sastra yang cukup digemari oleh konsep dalam hal gender yang dapat
kalangan anak muda. Dengan berbagai dikategorikan atau dipisahkan sebagai
genre yang ditawarkan, novel menjadi dua konsep yang berlainan, yakni
salah satu karya sastra yang memiliki feminis dan maskulin. Dalam suatu
daya pikat cukup tinggi. Di dalam sebuah pemikiran mengenai perbedaan gender
novel, tentu memiliki unsur-unsur sebenarnya tidak menjadi pemantik
intrinsik di dalamnya. Ada tema, latar, permasalah selama tidak adanya
alur, tokoh dan penokohan, dan lain ketidakadilan gender (Daratullaila,
sebagainya. 2016: 228). Akan tetapi, realitasnya
dalam kehidupan sosial ini sering terjadi
Pokok-pokok peristiwa atau tema yang ketimpangan atau ketidakadilan gender
ditampilkan dalam novel lebih bersifat yang terbentuk dari ekspektasi sosial dan
kompleks, terbukti dengan munculnya kemajemukan permasalahan antara
berbagai tema bawahan (Haslinda, 2019: pemisahan laki-laki dan perempuan
41). Alur cerita dalam novel pun yang terjadi dalam lingkup masyarakat.
terbilang rumit dan panjang dengan bukti
adanya perubahan nasib yang dialami Ketimpangan gender adalah posisi
oleh seorang tokoh. Pembentukan ketika salah satu laki-laki dan
karakter dan tokoh yang diciptakan pun perempuan tidak setara dan sepihak.
lebih banyak dibandingkan dengan Keduanya terasa memiliki suatu dinding
cerpen. Apalagi, apabila penulis ingin pembatas yang sangat tebal dan tinggi
mengungkapkan sesuatu lewat tokoh yang menjadi pemisah. Ketimpangan
utama. Tokoh-tokoh figuran akan sangat gender bisa dialami oleh laki-laki
penting kehadirannya sebagai realisasi maupun perempuan. Ketimpangan
pemikiran yang ingin dituangkan oleh gender yang dialami laki-laki contohnya
tokoh utama melalui dialog-dialognya. adalah laki-laki dikotak-kotakkan harus
bisa melakukan semua pekerjaan keras
Persoalan yang diangkat dalam novel pun dan kasar. Beberapa pemikiran
beragam. Novel menampilkan unsur- konvensional menganggap bahwa laki-
unsur sosial di dalamnya (Achmad laki yang tidak bisa mengerjakan
Sultoni dan Kaleb, 2020: 108). Novel pekerjaan yang sifatnya kasar dan butuh
diterangkan sebagai sebuah karangan energi lebih, bukanlah laki-laki sejati
yang sifatnya menggambarkan dengan dan hanyalah pecundang sedangkan
detail kejadian luar biasa dari kehidupan
293 | J u r n a l L I T E R A S I
Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2022
PERJUANGAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BELENGGU KARYA ARMIJN PANE:
KAJIAN FEMINISME LIBERAL
Selvia Parwati Putri, Dai Halham

ketimpangan gender atau ketidakadilan Belenggu menceritakan seorang tokoh


gender pada perempuan lebih banyak perempuan bernama Tini yang
terjadi dalam lingkup masyarakat kita merupakan istri dari seorang dokter dan
sehari-hari. Bisa kita lihat bahwa Tini pun telah mengenyam pendidikan
perempuan mengemban banyak tinggi yang bisa dikatakan bahwa Tini
ekspektasi sosial di pundaknya. Dari merupakan seorang perempuan terpelajar.
ujung rambut sampai ujung kaki, Dalam novel ini, Tini merasa mempunyai
perempuan mestilah tampil sempurna kewajiban untuk memperjuangkan
tak ada cacat sedikit pun. Tidak bisa kesetaraan perempuan di antara
masak dikatakan bukan perempuan yang ketidakadilan yang ia rasakan. Walaupun
sejati, pulang malam dikatakan bukan Tini sudah menikah, tetapi Tini tidak
perempuan baik-baik, mengemukakan mau terikat oleh pernikahannya. Tini
pendapat atas ketidaknyamanannya di masih ingin bebas berorganisasi dan
muka publik, dianggap terlalu melakukan kegiatan di luar rumah.
mengedepankan egoisme. Namun, perjuangan Tini dalam
mengutarakan pemikiran feminisme
Namun secara umum, perempuanlah liberalnya tidaklah mudah, Tini mesti
yang diperlakukan dengan ketidakadilan dihadapkan dengan kenyataan bahwa
gender. Perempuan sering dianggap lingkungan sekitar atau terdekatnya
sebagai makhluk yang lemah dan inferior masihlah mempunyai pemikiran yang
ketimbang laki-laki yang dikonstruksikan lekat dengan ketimpangan gender
sebagai makhluk yang superior. perempuan. Tini berkali-kali
Ketidakadilan yang dialami perempuan mengutarakan pendapatnya mengenai
inilah yang melahirkan aliran feminisme seorang istri yang mestinya mempunyai
yang di dalamnya perempuan menuntut hak-hak seperti pergi keluar rumah,
hak untuk setara dengan kaum laki-laki memiliki kegiatan atau kesibukan di luar,
dalam hal domestik maupun publik. aktif dalam ranah organisasi, dan bisa
Feminisme adalah gerakan perempuan menyampaikan apa yang dikeluhkan
yang menuntut kesetaraan sempurna dalam biduk rumah tangganya.
antara perempuan dan laki-laki, dan
dalam sastra berkaitan dengan kritik Namun, di sisi lain, Tono yang
sastra feminis, konsep studi sastra yang merupakan suami dari Tini tidaklah
memfokuskan analisis pada perempuan. pernah mau untuk menyelesaikan apa-
(Didah, 2016: 26). Feminisme mencoba apa yang masih menjadi kegundahan
untuk merebut kembali bahasa untuk Tini dalam rumah tangga yang sudah
mendekonstruksi patriarki (Isra & mereka bangun. Tono pun asyik dengan
Musarat, 2022: 1). Kesadaran tentang kesibukannya sebagai dokter yang amat
peran gender dan konstruksi sosial dermawan dengan pasiennya, dokter
budaya adalah pokok penting dari yang sangat perhatian dengan kondisi
strategi yang disosialisasiikan feminis pasiennya, bahkan pascasakit pun. Tono
dalam perjuangannya (Free Hearty, 2015: sebenarnya sesekali pernah merasa
21). bahwa Tini tidaklah memenuhi
tanggung jawabnya sebagai istri yang
Contohnya Armijn Pane dalam novelnya sudah tergambarkan dalam pemikiran
Belenggu yang di dalam kisahnya Tono apa-apa saja yang seharusnya Tini
membicarakan tentang perempuan. lakukan. Contohnya pada saat Tono
Meskipun novel ini telah terbit beberapa sepulang kerja, Tono duduk dan melihat
puluh tahun yang lalu, tetapi isinya masih bahwa Tini tidak ada di rumah, yang ada
relevan dengan topik tentang perempuan hanya pelayannya. Tono berharap
yang dibicarakan saat ini. Novel bahwa Tini bisa melepaskan sepatu dan

294 | J u r n a l L I T E R A S I
Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2022
PERJUANGAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BELENGGU KARYA ARMIJN PANE:
KAJIAN FEMINISME LIBERAL
Selvia Parwati Putri, Dai Halham

kaos kakinya, dimanja, dan diperlakukan dasarnya mewakili reproduksi perbedaan.


dengan penuh bumbu romansa. Oleh karena itu, perempuan harus
memiliki hak yang sama dengan laki-
Akan tetapi, di sisi lain, Tini juga laki, termasuk pendidikan yang sama
beranggapan bahwa Tono tidak ada serta peluang kerja (Bimer & Alemeneh,
waktu untuknya. Tono tidak pernah mau 2018: 60).
meluangkan waktunya untuk sekadar
berbincang dengan Tini. Kesibukan Juntrungan dari pemikiran feminisme
Tono sebagai seorang dokter seakan-akan liberal ini adalah untuk melengkungkan
menjadi tameng untuk tidak masyarakat yang memiliki sikap yang
menyempatkan waktu dengan Tini. Tini setimbal dan hirau terhadap kemerdekaan
merasa tidak dipedulikan, tidak berkembang. Sederhananya, feminisme
diperhatikan, dan tidak dianggap liberal amat menghargai kebebasan
layaknya seorang perempuang yang individu manusia, khususnya perempuan.
sudah Tono persunting untuk Oleh karena itu, feminisme liberal
dibahagiakan. merupakan pandangan untuk
Keduanya memiliki pemikiran-pemikiran menempatkan perempuan yang memiliki
yang tidak terselesaikan solusinya. kebebasan secara penuh dan individual
Perbedaannya adalah Tono mencari (Nur Fitriani, dkk, 2018: 65).
perempuan lain yang bisa memanjakan Peneliti berasumsi bahwa novel Belenggu
dan memuaskan apa yang Tono tidak sejalan untuk dijadikan objek penelitian
dapatkan dari Tini. Tono malah memilih yang berfokus pada kajian feminisme
perempuan lain untuk mendapatkan liberal. Ditemukan isu-isu penindasan
sensasi romansa yang lebih lekat. Tono terhadap kaum perempuan serta
berselingkuh dengan Yah yang perjuangan perempuan untuk
merupakan temannya dahulu yang memperoleh hak-haknya sebagai
sebelumnya Yah berpura-pura sebagai makhluk yang memiliki kebebasan
pasien Tono agar bisa dekat dengan individu. Perjuangan yang dilakukan oleh
Tono. Tono pun tergoda dengan Yah tokoh utama dalam novel Belenggu
karena merasa mempunyai ketertarikan merupakan reaksi atas ketidakadilan
yang sama yakni pada music dan kaum perempuan untuk meraih
mempunyai nasib yang sama atas cinta kesetaraan serta kedudukan yang setara
yang kurang layak. Berawal dari cerita- dengan kaum laki- laki.
cerita Yah di masa lalu yang pernah
gagal dalam cinta, membuat Tono Penelitian sebelumnya pernah dilakukan
terbenam dalam ceritanya dan menaruh oleh Yoga Rohmata, Akhmad Murtadlo,
belas kasihan. Mulai dari situ, Tono yang dan Dahri tentang “Perjuangan Tokoh
memiliki sifat empati yang tinggi, mulai Utama dalam Novel Pelabuhan Terakhir
ingin memasang badan untuk menjadi Karya Roidah: Kajian Feminisme
penyembuh lara Yah. Tono pun juga Liberal” yang ditulis pada tahun 2018.
mulai berbagi cerita dengan Yah tentang Kelebihan dari penelitian tersebut adalah
permasalahan rumah tangganya dengan bentuk-bentuk perjuangan tokoh utama
Tini. dijelaskan secara terperinci dan dalam
bentuk subbab sehingga pembaca jelas
Dalam novel ini, persoalan perempuan dan mudah memahami apa yang
yang direpresentasikan ialah terkait dituliskan oleh peneliti sedangkan
feminisme liberal. Feminisme liberal kekurangan dalam penelitian tersebut
mempertahankan bahwa perbedaan adalah tidak adanya kutipan naskah atau
antara perempuan dan laki-laki tidak teks dalam novel yang menjadi
didasarkan pada biologi, yang pada gambaran bagaimana narasi yang
295 | J u r n a l L I T E R A S I
Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2022
PERJUANGAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BELENGGU KARYA ARMIJN PANE:
KAJIAN FEMINISME LIBERAL
Selvia Parwati Putri, Dai Halham

dilontarkan oleh tokoh utama ketika Metode penelitian yang diterapkan dalam
berdialog dan mengandung arti berjuang penelitian ini ialah deskriptif kualitatif.
atas kehendak pribadi dalam Pendekatan kualitatif termasuk ke dalam
memperjuangkan pemikirannya tentang istilah naturalistic inguiry, yaitu
feminisme liberal. memerlukan manusia sebagai instrumen
karena penelitiannya sarat oleh muatan
Berangkat dari hal yang sudah naturalistik (Zuhri Abdussamad, 2021:
disampaikan sebelumnya maka rumusan 43). Penelitian ini juga menggunakan
masalah yang dibuat oleh peneliti adalah pendekatan objektif. Sumber data dari
1) apa saja bentuk ketidakadilan gender penelitian ini adalah novel Belenggu
dalam novel Belenggu karya Armijn karya Armijn Pane yang terbit pada
Pane? 2) bagaimana bentuk perjuangan tahun 2010. Teknik pengumpulan data
tokoh utama perempuan dalam dalam penelitian ini adalah dengan Teknik
menyampaikan pemikiran feminisme baca dan catat. Teknik analisis data dalam
liberalnya dalam novel Belenggu karya penelitian ini menggunakan analisis
Armijn Pane? Sedangkan tujuan kualitatif yang meliputi tiga tahap, yakni
penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) reduksi data, penyajian data, dan
mendeskripsikan ketidakadilan gender penarikan kesimpulan.
dalam novel Belenggu karya Armijn
Pane dan 2) mendeskripsikan Untuk mengungkap persoalan perempuan
perjuangan tokoh utama perempuan yang ada dalam novel, penulis
untuk menyampaikan pemikiran menggunakan metode kritik sastra
feminisme liberalnya yang tersemat feminis dan pendekatan feminisme. Kritik
dalam Belenggu karya Armijn Pane. sastra feminis digunakan sebagai pisau
bedah yang bertujuan untuk mengungkap
Penelitian ditulis karena menjadi penting feminisme yang terdapat dalam novel ini.
untuk memberikan edukasi terkait Kritik ini meletakkan dasar bahwa ada
kebermaknaan perempuan yang tengah gender dalam kategori analisis sastra,
mengalami krisis dalam hal suatu kategori yang fundamental
ketidakpercayadirian, ketidakamanan (Sugihastuti dan Suharto, 2016: 7).
dalam hegemoni patriarki, dan berbagai
konflik batin yang dialami perempuan Showalter dalam Wiyatmi (2012: 30)
lainnya. Dengan dituliskannya penelitian memaparkan bahwa kritik sastra feminis
ini, diharapkan pembaca, khususnya adalah celah sastra yang dibentuk oleh
perempuan, mampu memanfaatkan aliran perempuan sebagai pembaca yang
sebaik-baiknya segala potensi dan berfokus pada studi tentang citra dan
kemampuan yang bisa perempuan stereotip perempuan dalam sastra,
lakukan. Penelitian ini diharapkan bisa pengabaian, dan kesalahpahaman
membuka tabir pemikiran terbelakang perempuan dalam kritik sebelumnya, dan
dan konvensional yang masih sejarah seni sastra laki-laki.
menjatuhkan kehadiran perempuan. Dalam paradigma perkembangan kritik
Bukan berarti perempuan mesti yang sastra, sastra feminis dipandang sebagai
paling depan dan nomor satu, tetapi kritik yang berwatak revolusioner yang
bagaimana perempuan bisa tetap berusaha mendobrak wacana dominan
mempunyai nilai dan daya yang kuat konsep patriarki tradisional. Tujuan
atas apa yang ingin mereka suarakan dan kritik sastra feminis adalah untuk
tidak merasa terkekang oleh apa pun. menganalisis relasi gender, di mana
perempuan didominasi oleh laki-laki.
METODE Cara kerja kritik feminis adalah dengan
terlebih dahulu memilih dan membaca
296 | J u r n a l L I T E R A S I
Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2022
PERJUANGAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BELENGGU KARYA ARMIJN PANE:
KAJIAN FEMINISME LIBERAL
Selvia Parwati Putri, Dai Halham

karya sastra untuk dianalisis. Kedua, istrinya, semestinya istrinya pun boleh
menentukan fokus masalah dalam hal melakukan hal yang sama. Jelas sekali
kritik sastra feminis. Ketiga, melakukan Tini menginginkan keadilan atau hak
tinjauan pustaka untuk memahami yang sama dengan laki- laki terkait
seperangkat teori yang berkorelasi memperoleh kesenangan. Ketika tokoh
dengan fokus masalah yang dianalisis. laki-laki (suaminya) tidak dapat
Keempat, mengumpulkan data primer menemani Tini bepergian, Tini
dan sekunder yang mungkin relevan memutuskan untuk pergi sendirian. Hal
dengan fokus masalah yang dianalisis. ini dilakukannya karena Tono sebagai
Kelima, kami menganalisis data dengan seorang dokter sibuk mengurusi
kritik sastra feminis. Keenam, pasiennya sehingga tidak dapat
interpretasi hasil penelitian. Ketujuh menemani Tini.
atau terakhir, menulis laporan kritik
sastra dalam bahasa yang tersusun Tokoh perempuan juga ingin bebas dan
dengan apik. tidak mau bergantung kepada laki-laki.
Tokoh perempuan ingin menentukan
HASIL DAN PEMBAHASAN nasibnya sendiri, berdikari, dan
Pemikiran Feminisme Liberal dari menentukan apa yang ia pilih sendiri.
Tokoh Utama “Tini” dalam Novel Pemikiran Tini yang seperti itu, menolak
Belenggu Karya Armijn Pane anggapan masyarakat bahwa perempuan
Pemikiran feminisme liberal yang hanyalah masyarakat irasional yang tidak
tampak dalam novel ini ialah contohnya berpikir secara nalar yang sehat
tergambar dari pemikiran Tini yang sedangkan laki-laki adalah makhluk yang
disampaikan kepada Nyonya Rusdio rasional. Pemikiran feminisme Tini juga
sebagai berikut: termuat saat Tini menuliskan jawaban
surat untuk temannya, yakni di sana
“Memang Ibu! Jalan pikiran kita tokoh perempuan memiliki keinginan
berlainan. Aku berhak juga untuk dapat menentukan hidupnya
menyenangkan pikiranku, sendiri yang dilatarbelakangi oleh
menggembirakan hatiku. Aku kemauannya sendiri, bukan kemauan
manusia juga yang berkemauan orang lain. Dia tidak ingin memendam
sendiri. Kalau menurut pendapat saja keinginannya, tetapi ia akan berusaha
Ibu, kemauanku mesti tunduk untuk merealisasikan keinginannya
kepada kemauan suamiku. Bukan walaupun hal tersebut tidak sejalan
Ibu, bukankah demikian? Kami dengan pemikiran yang ada di
masing-masing berkemauan masyarakat sekitarnya.
sendiri-sendiri.”
Pendapat Tini tentang perempuan yang
(Pane, 2010: 53). hanya bertempat di rumah sangat ia tolak
mentah-mentah. Ia ingin setara dengan
Dari kutipan di atas, dapat diketahui laki- laki, yakni sama-sama berhak pergi
bahwa pemikiran Tini sudah terlampau sendiri dan sama-sama berhak
modern ketimbang pemikiran menyenangkan diri sendiri. Disampaikan
perempuan pada umumnya. Ia tidak kepada Nyonya Rusdio, keinginan Tini
setuju dengan pemikiran Nyonya Rusdio untuk “mandiri” adalah semangat yang
yang mengatakan bahwa perempuan diusung oleh kesadaran akan harkat dan
tidak boleh pergi sendirian tanpa martabat perempuan. “Kalau engkau
ditemani suaminya. Tini dalam hal ini mengenal aku dahulu benar-benar kenal,
melakukan protes atas hal tersebut. Tini bukan kenal-kenal saja, engkau pun tahu,
beranggapan bahwa apabila laki-laki mestilah tahu, di dalam hatiku dingin,
boleh bepergian seorang diri tanpa
297 | J u r n a l L I T E R A S I
Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2022
PERJUANGAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BELENGGU KARYA ARMIJN PANE:
KAJIAN FEMINISME LIBERAL
Selvia Parwati Putri, Dai Halham

seperti es.” Kemudian, terdapat pertanyaan dalam


jiwa Tono. “Apa yang kita ketahui?”
Tini pernah dikagumi banyak orang dan Demikian pertanyaan dalam jiwa Tono
beruntung bisa menaklukkan seorang tanpa mengetahui sifat istrinya yang
pria. Tini merasa dia telah sebenarnya. Tanpa mengetahui sifat
memenangkan kemenangan besar. Jadi, istrinya yang sebenarnya, Tono
dia bangga menikah dengan Tono. Hal menjadikan Tini istrinya hanya untuk
ini menekankan pada sikap merespons membuktikan bahwa ia adalah
gerakan feminis. Kemudian, ketika Tini pemenang. Dalam kehidupan berumah
menjadi anggota panitia bazar dan tangga, Tono sangat mengutamakan
menjaga bufet makanan, keinginan dedikasi dan profesi sebagai dokter
untuk menjadi perempuan mandiri yang dibandingkan dengan kehidupannya
tidak bergantung kepada suami muncul sebagai seorang suami. Tono juga
kembali sebagaimana terlihat pada merasa istrinya, Tini, tidak memenuhi
komentar tokoh yang lain. Hal itu kewajibannya sebagai seorang istri. Tini
terlihat pada kutipan berikut. yang berpendidikan tinggi tidak mau
mengabdi kepada suaminya karena ingin
Nyonya Sutatmo melihat ke arah menuntut pembebasan perempuan.
Tini, yang tengah berkata-kata Sebagai perempuan terpelajar, Tini ingin
dengan dua orang anggota juri. haknya sejajar dengan laki-laki. Ia
Kata Nyonya Sumarjo merasa diabaikan oleh Tono yang
seterusnya, “Dibelakang mengambil pekerjaan sebagai dokter.
telinganya tersunting bunga
buatan berwarna merah, Di Belenggu, Tono digambarkan dengan
kutangnya terlalu longgar... ah baik sebagai dokter yang bermain biola
untuk menarik mata lelaki saja. dan mendengarkan musik sebagai
, hobinya. Tono bertemu dengan Yah yang
kelingkingnya memakai cincin, memiliki hobi yang sama dan menjadi
ragam mana pula itu; pipi dan tertarik pada penyanyi keroncong itu
bibirnya rouge”. Dalam hatinya, yang juga seorang pasien. Keakraban
Nyonya Sutatmo mengakui Tono dan Yah semakin menjadi. Tono
memang Tini cantik, pandai sering sekali mengunjungi rumah Yah
berhias, tetapi katanya, untuk memberikannya perhatian dan
“Entahlah, masih suka juga kedamaian yang tidak dimiliki atau tidak
bercumbu-cumbu.” ia dapatkan dari Tini. Melalui novel ini,
pengarang memperparah seksisme dan
(Pane, 2010: 80). ketidakadilan. Ada upaya untuk
melemahkan eksistensi posisi
Kutipan di atas menjelaskan bahwa perempuan, yakni tokoh utamanya, Tini,
feminisme menginginkan wanita memperjuangkan suara perempuan
modern dengan pandangan rasional. Tini dengan serangkaian sikap dan kata-kata
adalah kekuatan pendorong bagi yang sesuai dengan feminisme liberal.
perempuan untuk setara dengan laki-
laki. Tini adalah seorang perempuan Di akhir cerita, Tini menyerahkan Tono
yang tindakan, pandangan, dan sikapnya kepada Yah. Tini memilih bercerai
dilandasi oleh semangat feminisme dengan Tono karena Tono ketahuan
liberal. Tini bisa dikatakan sebagai mempunyai hubungan gelap dengan Yah.
tokoh perempuan yang konsisten dengan Tini memilih untuk menjadi pimpinan
gerakan feminisme liberal. rumah piatu di sana dan mengabdikan
diri. Di sini, Tini merealisasikan
298 | J u r n a l L I T E R A S I
Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2022
PERJUANGAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BELENGGU KARYA ARMIJN PANE:
KAJIAN FEMINISME LIBERAL
Selvia Parwati Putri, Dai Halham

pemikiran feminisme liberalnya yang suaminya, dan berani


ingin bebas untuk memilih tujuannya mengungkapkan isi hatinya.
sendiri dan memutuskan pilihannya
sendiri tanpa ada yang ikut mencampuri.
Daripada mengemis Tono agar kembali
DAFTAR PUSTAKA
padanya, Tini lebih memilih bercerai
Akmal, R. (2013). {KRITIK} {SASTRA}
dengan Tono yang telah melukai hatinya
{MARXIS} {FREDRIC}
karena melirik perempuan lain pada saat
{JAMESON}: {TEORI} {DAN}
keadaan rumah tangganya perlu dibenahi
{APLIKASINYA}. Poetika, 1(1).
baik-baik.
https://doi.org/10.22146/poetika.v1i1.
10385
SIMPULAN
Berdasarkan uraian yang sudah APRIANA, D. W. I. (2019).
diterangkan di atas, kesimpulannya {MENGENAL} {RAGAM} {GAYA}
adalah sebagai berikut: {SELINGKUNG} {JURNAL}
{BAHASA} {DAN} {SASTRA} {DI}
1. Unsur tema yang diangkat dalam {INDONESIA}.
novel beragam, termasuk https://doi.org/10.31227/osf.io/kawuf
persoalan perempuan yang masih
disuguhkan oleh penulis dalam Bimer, E. E., & Alemeneh, G. M. (2018).
menciptakan karya sastra. Seperti Liberal feminism: Assessing its
dalam novel Belenggu yang ingin compatibility and applicability in
merepresentasikan pemikiran Ethiopia context. International
feminisme liberal. Journal of Sociology and
Anthropology, 10(6), 59–64.
2. Dalam novel ini, https://doi.org/10.5897/ijsa2018.0769
persoalan perempuan yang
direpresentasikan ialah terkait Falah, U. A. C., Seli, S., & Heryana, N.
feminisme liberal. Tujuan dari (2022). {ANALISIS} {KONFLIK}
feminisme liberal ini adalah {TOKOH} {UTAMA} {DALAM}
untuk membentuk masyarakat {NOVEL} {REVERED} {BACK}
yang adil dan peduli terhadap {KARYA} {INGGRID} {SONYA}.
kemerdekaan berkembang. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Sederhananya, feminisme liberal Khatulistiwa ({JPPK}), 11(1).
amat menghargai kebebasan https://doi.org/10.26418/jppk.v11i1.5
individu manusia, khususnya 2004
perempuan.
Fanani, A. Z. (2017). Sengketa Hak Asuh
3. Ketidakadilan gender yang Anak dalam Hukum Keluarga
muncul karena subordinasi Perspektif Keadilan Jender. Muslim
terhadap patriarki sebagai bagian Heritage, 2(1), 153.
dari kehidupan pahlawan sehari- https://doi.org/10.21154/muslimherita
hari. Perjuangan pahlawan ge.v2i1.1050
berdasarkan feminisme liberal
Fitriani, N., Qomariyah, U., & Sumartini,
adalah gratis. Kebebasan yang
S. (2019). {CITRA}
harus diputuskan oleh tokoh
{PEREMPUAN} {JAWA}
utama untuk dirinya sendiri:
{DALAM} {NOVEL} {HATI}
menceraikan suaminya karena
{SINDEN} {KARYA} {DWI}
ketidaksetiaan, berdiri di atas
{RAHYUNINGSIH}: {KAJIAN}
kakinya secara independen dari
{FEMINISME} {LIBERAL}. Jurnal
299 | J u r n a l L I T E R A S I
Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2022
PERJUANGAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BELENGGU KARYA ARMIJN PANE:
KAJIAN FEMINISME LIBERAL
Selvia Parwati Putri, Dai Halham

Sastra Indonesia, 7(1), 62–72. Irshad, I., & Yasmin, M. (2022). Feminism
https://doi.org/10.15294/jsi.v7i1.2981 and literary translation: A systematic
8 review. Heliyon, 8(3), e09082.
https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2022
Haslinda, H. (2017). .e09082
{PENGEMBANGAN} {BAHAN}
{AJAR} {KAJIAN} {APRESIASI} Liana, L. (2017). Pengaruh Penguasaan
{PROSA} {FIKSI} {BERBASIS} Teori Pengkajian Puisi dan Motivasi
{KEARIFAN} {LOKAL} Belajar terhadap Kemampuan
{TERINTEGRASI} {MOBILE} Menulis Puisi pada Siswa Kelas {IX}
{LEARNING}. {KONFIKS} : {SMP} Negeri 36 Palembang. Jurnal
{JURNAL} {BAHASA} {DAN} Pembahsi (Pembelajaran Bahasa dan
{SASTRA} {INDONESIA}, 4(1), 47. Sastra Indonesia), 6(1).
https://doi.org/10.26618/jk.v4i1.1216 https://doi.org/10.31851/pembahsi.v0i
0.1045
Hearty, F. (2015). Keadilan Jender:
Perspektif Feminis Muslim dalam Pratama, R., & . S. (2017). {ANALISIS}
Sastra Timur Tengah. Jakarta: {PEMAKAIAN} {BENTUK}-
Yayasan Pustaka Obor Indonesia. {BENTUK} {PRONOMINA}
{PERSONA} {DALAM} {NOVEL}
Hidayani, F. (2009). Mengenal Sastra {TAHAJUD} {CINTA} {DI}
Indonesia. Banten: Talenta Pustaka {KOTA} {NEW} {YORK}
Indonesia. {KARYA} {ARUMI} E. Aksara:
Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan
Hsb, E. R. (2021). Ketidakadilan Gender
Sastra Indonesia, 1(1), 33.
dan Perjuangan Hidup dalam Novel
https://doi.org/10.33087/aksara.v1i1.6
Pelabuhan Terakhir Karya Roidah.
{JBSI}: Jurnal Bahasa dan Sastra Sultoni, A., & Simanungkalit, K. E.
Indonesia, 1(01), 39–46. (2020). {PERSOALAN}-
https://doi.org/10.47709/jbsi.v1i01.11 {PERSOALAN} {SOSIAL}
40 {DALAM} {NOVEL} {PASUNG}
{JIWA} {KARYA} {OKKY}
Intan, T. (2021). Isu Perkawinan dan Kelas
{MADASARI}. {MEDAN}
Sosial dalam Metropop Melbourne
{MAKNA}: Jurnal Ilmu Kebahasaan
(Wedding) Marathon Karya Almira
dan Kesastraan, 18(1), 107.
Bastari: Kritik Sastra Feminis.
https://doi.org/10.26499/mm.v18i1.23
Deiksis: Jurnal Pendidikan Bahasa
44
dan Sastra Indonesia, 8(1), 87.
https://doi.org/10.33603/dj.v8i1.4865

300 | J u r n a l L I T E R A S I
Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2022

Anda mungkin juga menyukai