ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang perjuangan tokoh utama perempuan (Tini) dalam novel
Belenggu karya Armijn Pane dalam memperjuangkan keadilan dan kesetaraan sebagai
perempuan dalam carut marut dominasi laki-laki. Novel Belenggu menceritakan seorang
tokoh perempuan bernama Tini yang merasa mempunyai kewajiban untuk memperjuangkan
kesetaraan perempuan di tengah ketidakadilan yang ia rasakan. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini ialah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah dengan teknik baca dan catat. Teknik analisis data dalam penelitian ini
menggunakan analisis kualitatif yang meliputi tiga tahap, yakni reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan. Untuk mengungkap persoalan perempuan yang ada dalam
novel, penulis menggunakan metode kritik sastra feminis dan pendekatan feminisme.
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) mendeskripsikan ketidakadilan gender
dalam novel Belenggu karya Armijn Pane dan 2) mendeskripsikan perjuangan tokoh utama
dalam novel Belenggu karya Armijn Pane melalui pemikiran feminisme liberal. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa ketidakadilan gender yang terjadi pada tokoh utama
karena telah tersubordinasi dari budaya patriarki dalam lingkup kesehariannya. Perjuangan
tokoh utama berdasarkan feminisme liberal adalah kebebasan. Kebebasan yang dimiliki
tokoh utama untuk menentukan pilihan sendiri yakni bercerai dengan suaminya karena
perselingkuhan, tidak bergantung pada suami, dan berani menyampaikan pendapatnya.
Kata Kunci: tokoh utama, novel, feminisme liberal.
ABSTRACT
This study discusses the struggle of the main character (Tini) in the novel Belenggu by
Armijn Pane in fighting for justice and as a woman in the chaos of male domination. The
novel Belenggu tells the story of a female character, Tini, who feels she has an obligation to
meet women in the midst of the events she feels. The research method used in this study is a
qualitative description. The data collection technique in this study was reading and note-
taking techniques. The data analysis technique in this study uses qualitative analysis which
includes three stages, namely data reduction, data presentation, and drawing conclusions.
To reveal the problems of women in the novel, the author uses a feminist literary criticism
method and a feminist approach. The aims of this study are as follows: 1) to describe
gender inequality in Armijn Pane's novel Belenggu and
2) to describe the struggles of the main characters in Armijn Pane's Belenggu novel
through liberal feminism thought. The results of this study indicate that the gender injustice
that occurs in the main characters is because they have been subordinated to the
patriarchal culture in their daily lives. The struggle of the main character based on liberal
feminism is freedom. Characters have to make their own choices, namely divorce from
291 | J u r n a l L I T E R A S I
Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2022
PERJUANGAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BELENGGU KARYA ARMIJN PANE:
KAJIAN FEMINISME LIBERAL
Selvia Parwati Putri, Dai Halham
ruang diskusi berdasarkan fakta-fakta seseorang (Iit Kurnia, dkk, 2013: 3). Dari
yang terdapat di dalam tulisan. sekian banyak persoalan yang diangkat
Kemampuan menginterpretasi sastra dalam novel, persoalan perempuan
sangatlah bagus untuk menciptakan pola menjadi salah satu persoalan yang masih
pemikiran kritis sehingga bisa menarik untuk diteliti. Mengingat bahwa
mengorelasikan dan menelaahnya dengan salah satu denyut kehidupan dalam
realitas sosial pada masanya. cakupan sosial dan masyarakat dalam
karya sastra adalah juga berhubungan
Salah satu wujud nyata dari manisfestasi dengan interaksi kaum laki- laki dan
karya sastra ialah novel. Novel perempuan (Yoga dan Akhmad, 2018:
merupakan sebuah cerita prosa yang 222).
menceritakan suatu kejadian panjang
dengan alur yang luar biasa yang Laki-laki dan perempuan memiliki sifat
selanjutnya melahirkan suatu konflik yang menjadi khas pada dirinya masing-
yang menyebabkan adanya gejolak masing. Sifat-sifat ini kemudian
perubahan nasib dari pelakunya dikonstruksikan oleh masyarakat.
(Sumaryanto, 2019: 39). Novel menjadi Berangkat dari hal tersebut, lahir dua
karya sastra yang cukup digemari oleh konsep dalam hal gender yang dapat
kalangan anak muda. Dengan berbagai dikategorikan atau dipisahkan sebagai
genre yang ditawarkan, novel menjadi dua konsep yang berlainan, yakni
salah satu karya sastra yang memiliki feminis dan maskulin. Dalam suatu
daya pikat cukup tinggi. Di dalam sebuah pemikiran mengenai perbedaan gender
novel, tentu memiliki unsur-unsur sebenarnya tidak menjadi pemantik
intrinsik di dalamnya. Ada tema, latar, permasalah selama tidak adanya
alur, tokoh dan penokohan, dan lain ketidakadilan gender (Daratullaila,
sebagainya. 2016: 228). Akan tetapi, realitasnya
dalam kehidupan sosial ini sering terjadi
Pokok-pokok peristiwa atau tema yang ketimpangan atau ketidakadilan gender
ditampilkan dalam novel lebih bersifat yang terbentuk dari ekspektasi sosial dan
kompleks, terbukti dengan munculnya kemajemukan permasalahan antara
berbagai tema bawahan (Haslinda, 2019: pemisahan laki-laki dan perempuan
41). Alur cerita dalam novel pun yang terjadi dalam lingkup masyarakat.
terbilang rumit dan panjang dengan bukti
adanya perubahan nasib yang dialami Ketimpangan gender adalah posisi
oleh seorang tokoh. Pembentukan ketika salah satu laki-laki dan
karakter dan tokoh yang diciptakan pun perempuan tidak setara dan sepihak.
lebih banyak dibandingkan dengan Keduanya terasa memiliki suatu dinding
cerpen. Apalagi, apabila penulis ingin pembatas yang sangat tebal dan tinggi
mengungkapkan sesuatu lewat tokoh yang menjadi pemisah. Ketimpangan
utama. Tokoh-tokoh figuran akan sangat gender bisa dialami oleh laki-laki
penting kehadirannya sebagai realisasi maupun perempuan. Ketimpangan
pemikiran yang ingin dituangkan oleh gender yang dialami laki-laki contohnya
tokoh utama melalui dialog-dialognya. adalah laki-laki dikotak-kotakkan harus
bisa melakukan semua pekerjaan keras
Persoalan yang diangkat dalam novel pun dan kasar. Beberapa pemikiran
beragam. Novel menampilkan unsur- konvensional menganggap bahwa laki-
unsur sosial di dalamnya (Achmad laki yang tidak bisa mengerjakan
Sultoni dan Kaleb, 2020: 108). Novel pekerjaan yang sifatnya kasar dan butuh
diterangkan sebagai sebuah karangan energi lebih, bukanlah laki-laki sejati
yang sifatnya menggambarkan dengan dan hanyalah pecundang sedangkan
detail kejadian luar biasa dari kehidupan
293 | J u r n a l L I T E R A S I
Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2022
PERJUANGAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BELENGGU KARYA ARMIJN PANE:
KAJIAN FEMINISME LIBERAL
Selvia Parwati Putri, Dai Halham
294 | J u r n a l L I T E R A S I
Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2022
PERJUANGAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BELENGGU KARYA ARMIJN PANE:
KAJIAN FEMINISME LIBERAL
Selvia Parwati Putri, Dai Halham
dilontarkan oleh tokoh utama ketika Metode penelitian yang diterapkan dalam
berdialog dan mengandung arti berjuang penelitian ini ialah deskriptif kualitatif.
atas kehendak pribadi dalam Pendekatan kualitatif termasuk ke dalam
memperjuangkan pemikirannya tentang istilah naturalistic inguiry, yaitu
feminisme liberal. memerlukan manusia sebagai instrumen
karena penelitiannya sarat oleh muatan
Berangkat dari hal yang sudah naturalistik (Zuhri Abdussamad, 2021:
disampaikan sebelumnya maka rumusan 43). Penelitian ini juga menggunakan
masalah yang dibuat oleh peneliti adalah pendekatan objektif. Sumber data dari
1) apa saja bentuk ketidakadilan gender penelitian ini adalah novel Belenggu
dalam novel Belenggu karya Armijn karya Armijn Pane yang terbit pada
Pane? 2) bagaimana bentuk perjuangan tahun 2010. Teknik pengumpulan data
tokoh utama perempuan dalam dalam penelitian ini adalah dengan Teknik
menyampaikan pemikiran feminisme baca dan catat. Teknik analisis data dalam
liberalnya dalam novel Belenggu karya penelitian ini menggunakan analisis
Armijn Pane? Sedangkan tujuan kualitatif yang meliputi tiga tahap, yakni
penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) reduksi data, penyajian data, dan
mendeskripsikan ketidakadilan gender penarikan kesimpulan.
dalam novel Belenggu karya Armijn
Pane dan 2) mendeskripsikan Untuk mengungkap persoalan perempuan
perjuangan tokoh utama perempuan yang ada dalam novel, penulis
untuk menyampaikan pemikiran menggunakan metode kritik sastra
feminisme liberalnya yang tersemat feminis dan pendekatan feminisme. Kritik
dalam Belenggu karya Armijn Pane. sastra feminis digunakan sebagai pisau
bedah yang bertujuan untuk mengungkap
Penelitian ditulis karena menjadi penting feminisme yang terdapat dalam novel ini.
untuk memberikan edukasi terkait Kritik ini meletakkan dasar bahwa ada
kebermaknaan perempuan yang tengah gender dalam kategori analisis sastra,
mengalami krisis dalam hal suatu kategori yang fundamental
ketidakpercayadirian, ketidakamanan (Sugihastuti dan Suharto, 2016: 7).
dalam hegemoni patriarki, dan berbagai
konflik batin yang dialami perempuan Showalter dalam Wiyatmi (2012: 30)
lainnya. Dengan dituliskannya penelitian memaparkan bahwa kritik sastra feminis
ini, diharapkan pembaca, khususnya adalah celah sastra yang dibentuk oleh
perempuan, mampu memanfaatkan aliran perempuan sebagai pembaca yang
sebaik-baiknya segala potensi dan berfokus pada studi tentang citra dan
kemampuan yang bisa perempuan stereotip perempuan dalam sastra,
lakukan. Penelitian ini diharapkan bisa pengabaian, dan kesalahpahaman
membuka tabir pemikiran terbelakang perempuan dalam kritik sebelumnya, dan
dan konvensional yang masih sejarah seni sastra laki-laki.
menjatuhkan kehadiran perempuan. Dalam paradigma perkembangan kritik
Bukan berarti perempuan mesti yang sastra, sastra feminis dipandang sebagai
paling depan dan nomor satu, tetapi kritik yang berwatak revolusioner yang
bagaimana perempuan bisa tetap berusaha mendobrak wacana dominan
mempunyai nilai dan daya yang kuat konsep patriarki tradisional. Tujuan
atas apa yang ingin mereka suarakan dan kritik sastra feminis adalah untuk
tidak merasa terkekang oleh apa pun. menganalisis relasi gender, di mana
perempuan didominasi oleh laki-laki.
METODE Cara kerja kritik feminis adalah dengan
terlebih dahulu memilih dan membaca
296 | J u r n a l L I T E R A S I
Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2022
PERJUANGAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BELENGGU KARYA ARMIJN PANE:
KAJIAN FEMINISME LIBERAL
Selvia Parwati Putri, Dai Halham
karya sastra untuk dianalisis. Kedua, istrinya, semestinya istrinya pun boleh
menentukan fokus masalah dalam hal melakukan hal yang sama. Jelas sekali
kritik sastra feminis. Ketiga, melakukan Tini menginginkan keadilan atau hak
tinjauan pustaka untuk memahami yang sama dengan laki- laki terkait
seperangkat teori yang berkorelasi memperoleh kesenangan. Ketika tokoh
dengan fokus masalah yang dianalisis. laki-laki (suaminya) tidak dapat
Keempat, mengumpulkan data primer menemani Tini bepergian, Tini
dan sekunder yang mungkin relevan memutuskan untuk pergi sendirian. Hal
dengan fokus masalah yang dianalisis. ini dilakukannya karena Tono sebagai
Kelima, kami menganalisis data dengan seorang dokter sibuk mengurusi
kritik sastra feminis. Keenam, pasiennya sehingga tidak dapat
interpretasi hasil penelitian. Ketujuh menemani Tini.
atau terakhir, menulis laporan kritik
sastra dalam bahasa yang tersusun Tokoh perempuan juga ingin bebas dan
dengan apik. tidak mau bergantung kepada laki-laki.
Tokoh perempuan ingin menentukan
HASIL DAN PEMBAHASAN nasibnya sendiri, berdikari, dan
Pemikiran Feminisme Liberal dari menentukan apa yang ia pilih sendiri.
Tokoh Utama “Tini” dalam Novel Pemikiran Tini yang seperti itu, menolak
Belenggu Karya Armijn Pane anggapan masyarakat bahwa perempuan
Pemikiran feminisme liberal yang hanyalah masyarakat irasional yang tidak
tampak dalam novel ini ialah contohnya berpikir secara nalar yang sehat
tergambar dari pemikiran Tini yang sedangkan laki-laki adalah makhluk yang
disampaikan kepada Nyonya Rusdio rasional. Pemikiran feminisme Tini juga
sebagai berikut: termuat saat Tini menuliskan jawaban
surat untuk temannya, yakni di sana
“Memang Ibu! Jalan pikiran kita tokoh perempuan memiliki keinginan
berlainan. Aku berhak juga untuk dapat menentukan hidupnya
menyenangkan pikiranku, sendiri yang dilatarbelakangi oleh
menggembirakan hatiku. Aku kemauannya sendiri, bukan kemauan
manusia juga yang berkemauan orang lain. Dia tidak ingin memendam
sendiri. Kalau menurut pendapat saja keinginannya, tetapi ia akan berusaha
Ibu, kemauanku mesti tunduk untuk merealisasikan keinginannya
kepada kemauan suamiku. Bukan walaupun hal tersebut tidak sejalan
Ibu, bukankah demikian? Kami dengan pemikiran yang ada di
masing-masing berkemauan masyarakat sekitarnya.
sendiri-sendiri.”
Pendapat Tini tentang perempuan yang
(Pane, 2010: 53). hanya bertempat di rumah sangat ia tolak
mentah-mentah. Ia ingin setara dengan
Dari kutipan di atas, dapat diketahui laki- laki, yakni sama-sama berhak pergi
bahwa pemikiran Tini sudah terlampau sendiri dan sama-sama berhak
modern ketimbang pemikiran menyenangkan diri sendiri. Disampaikan
perempuan pada umumnya. Ia tidak kepada Nyonya Rusdio, keinginan Tini
setuju dengan pemikiran Nyonya Rusdio untuk “mandiri” adalah semangat yang
yang mengatakan bahwa perempuan diusung oleh kesadaran akan harkat dan
tidak boleh pergi sendirian tanpa martabat perempuan. “Kalau engkau
ditemani suaminya. Tini dalam hal ini mengenal aku dahulu benar-benar kenal,
melakukan protes atas hal tersebut. Tini bukan kenal-kenal saja, engkau pun tahu,
beranggapan bahwa apabila laki-laki mestilah tahu, di dalam hatiku dingin,
boleh bepergian seorang diri tanpa
297 | J u r n a l L I T E R A S I
Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2022
PERJUANGAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BELENGGU KARYA ARMIJN PANE:
KAJIAN FEMINISME LIBERAL
Selvia Parwati Putri, Dai Halham
Sastra Indonesia, 7(1), 62–72. Irshad, I., & Yasmin, M. (2022). Feminism
https://doi.org/10.15294/jsi.v7i1.2981 and literary translation: A systematic
8 review. Heliyon, 8(3), e09082.
https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2022
Haslinda, H. (2017). .e09082
{PENGEMBANGAN} {BAHAN}
{AJAR} {KAJIAN} {APRESIASI} Liana, L. (2017). Pengaruh Penguasaan
{PROSA} {FIKSI} {BERBASIS} Teori Pengkajian Puisi dan Motivasi
{KEARIFAN} {LOKAL} Belajar terhadap Kemampuan
{TERINTEGRASI} {MOBILE} Menulis Puisi pada Siswa Kelas {IX}
{LEARNING}. {KONFIKS} : {SMP} Negeri 36 Palembang. Jurnal
{JURNAL} {BAHASA} {DAN} Pembahsi (Pembelajaran Bahasa dan
{SASTRA} {INDONESIA}, 4(1), 47. Sastra Indonesia), 6(1).
https://doi.org/10.26618/jk.v4i1.1216 https://doi.org/10.31851/pembahsi.v0i
0.1045
Hearty, F. (2015). Keadilan Jender:
Perspektif Feminis Muslim dalam Pratama, R., & . S. (2017). {ANALISIS}
Sastra Timur Tengah. Jakarta: {PEMAKAIAN} {BENTUK}-
Yayasan Pustaka Obor Indonesia. {BENTUK} {PRONOMINA}
{PERSONA} {DALAM} {NOVEL}
Hidayani, F. (2009). Mengenal Sastra {TAHAJUD} {CINTA} {DI}
Indonesia. Banten: Talenta Pustaka {KOTA} {NEW} {YORK}
Indonesia. {KARYA} {ARUMI} E. Aksara:
Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan
Hsb, E. R. (2021). Ketidakadilan Gender
Sastra Indonesia, 1(1), 33.
dan Perjuangan Hidup dalam Novel
https://doi.org/10.33087/aksara.v1i1.6
Pelabuhan Terakhir Karya Roidah.
{JBSI}: Jurnal Bahasa dan Sastra Sultoni, A., & Simanungkalit, K. E.
Indonesia, 1(01), 39–46. (2020). {PERSOALAN}-
https://doi.org/10.47709/jbsi.v1i01.11 {PERSOALAN} {SOSIAL}
40 {DALAM} {NOVEL} {PASUNG}
{JIWA} {KARYA} {OKKY}
Intan, T. (2021). Isu Perkawinan dan Kelas
{MADASARI}. {MEDAN}
Sosial dalam Metropop Melbourne
{MAKNA}: Jurnal Ilmu Kebahasaan
(Wedding) Marathon Karya Almira
dan Kesastraan, 18(1), 107.
Bastari: Kritik Sastra Feminis.
https://doi.org/10.26499/mm.v18i1.23
Deiksis: Jurnal Pendidikan Bahasa
44
dan Sastra Indonesia, 8(1), 87.
https://doi.org/10.33603/dj.v8i1.4865
300 | J u r n a l L I T E R A S I
Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2022