PENDAHULUAN
yang terlihat dalam karya sastra adalah sebuah entitas masyarakat yang
bergerak, baik yang berkaitan dengan pola, struktur, fungsi maupun aktivitas
dan kondisi sosial budaya sebagai latar belakang kehidupan masyarakat pada
saat karya sastra itu diciptakan (Fananie, 2002: 193). Ratna (2004: 60)
oleh a) karya sastra dihasilkan oleh pengarang, b) pengarang itu sendiri adalah
masyarakat.
oleh pengarang, tetapi dapat juga dari hasil pengalaman batin pengarang.
yang menarik sehingga muncul gagasan dan imajinasi yang dituangkan dalam
1
2
tersebut akan dituangkan ke dalam bentuk karya sastra. Bentuk karya sastra
tersebut misalnya drama, cerpen, puisi, dan novel (Waluto dan Soliman, 1993:
12).
sebagai mediumnya. Dalam karya sastra, arti bahasa ditentukan oleh konvensi
konvensi tambahan oleh Preminger (dalam Pradopo, 2003: 69) dengan istilah
pengalaman pribadi, seperti apa yang dilihat atau dialami dalam kehidupan
kehidupan.
Tarigan, 1986: 164), bahwa novel adalah suatu cerita prosa yang fiktif dalam
panjang yang tertentu, yang melukiskan para tokoh, gerak serta adegan
kehidupan nyata yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang
agak kacau atau kusut. The Advanced Learner’s Dictionary of Current English
(dalam Henry Guntur Tarigan, 1986: 164) menerangkan novel adalah suatu
3
cerita dengan suatu alur cukup panjang mengisi satu buku atau lebih, yang
Kesempatan Kedua.
tugasnya seperti terhadap anak dan suami, ini berarti perempuan berorientasi
potensinya dengan beberapa cara dan kegiatan, serta pekerjaan yang tidak
kodrati dan fitri baik fisik, afektif atau kemampuan, ketrampilan dan minatnya
lebih positif (Al-Buthi, 2002: 35). Namun pada novel Kesempatan Kedua
ditemukan emansipasi kedudukan suami dan istri karena istri tidak hanya
kedudukan dan tokoh para perempuan seperti tercermin dalam karya sastra
sepintas terlihat bahwa para tokoh perempuan dalam karya sastra Indonesia
Kritik sastra feminis merupakan salah satu teori kritik sastra yang
paling dekat untuk dipakai sebagai alat penjawabnya. Dalam arti leksikal,
yang sabar dan tangguh digambarkan secara nyata dan jelas. Novel tersebut
Evil yang bisa membangun motivasi pembacanya, selain itu ia aktif dalam
yang dihasilkan akan kaya makna yang dapat kita pelajari untuk kehidupan
kita bermasyarakat.
6
B. Pembatasan Masalah
serta mengenai pada sasaran yang dinginkan. Sebuah perlu dibatasi ruang
lingkupnya agar wilayah kajiannya tidak terlalu luas, yang dapat berakibat
yang baik bukan penelitian yang objek kajiannya ataupun dangkal, melainkan
novel Kesempatan Kedua yang meliputi tema, alur, latar, dan penokohan.
C. Perumusan Masalah
Jusra Chandra?
Chandra?
D. Tujuan Penelitian
pembahasan, maka ada dua tujuan penelitian yang perlu dikemukakan dalam
Jusra Chandra
E. Manfaat Penelitian
laporan yang sistematis dan dapat bermanfaat secara umum. Adapun manfaat
a. Manfaat Teoretis
Kesempatan Kedua.
b. Manfaat Praktis
Kesempatan Kedua.
F. Tinjauan Pustaka
dalam skripsinya dengan judul “Citra Wanita dalam Novel Saraswati Si Gadis
Dalam Sunyi, Karya AA. Navis: Tinjauan Sastra Feminis”. Skripsi. Skripsi ini
dan ketidakadilan dan ketertindasan oleh kaum laki-laki. Aspek citra wanita
berjudul “Citra Wanita Dalam Novel Putri Karya Putu Wijaya: Tinjauan
Sastra Feminis”. Skripsi. Hasil analisis dapat disimpulkan: (1) citra wanita
dalam keluarga, (2) wanita dalam masyarakat, (3) wanita dalam bidang
pendidikan, (4) wanita dalam kemanusiaan, (5) wanita dalam bidang seksual.
Feminis”. Skripsi. Hasil analisis dapat disimpulkan (1) citra wanita sebagai
istri, seorang istri yang taat, patuh, dan setia pada suami, (2) citra wanita
sebagai seorang ibu, seorang wanita yang tetap memberikan perhatian dan
sebagai objek pelecehan seksual, wanita yang telah memutuskan sebagai perek,
(5) citra wanita dalam peran kemanusiaan, wanita yang mempunyai jiwa sosial,
(6) citra wanita dalam pengambilan keputusan, gambaran wanita yang berani
Weni Sucipto (2008) dengan judul skripsi “Citra Wanita Sebagai Istri
Tinjauan Sastra Feminis”. Skripsi. Aspek citra wanita yang dikaji dalam
10
a) citra wanita sebagai istri yang penuh cinta, kasih sayang dan perhatian
kepada suami, b) citra wanita sebagai istri yang setia, c) citra wanita sebagai
istri yang menghargai pendapat suami, dan d) citra wanita sebagai istri
pendukung suami.
Novel Perempuan Kembang Jepun Karya Lan Fang: Kajian Sastra Feminis”.
Perempuan Kembang Jepun pada tokoh perempuan yang ada dalam novel
Maret 2010).
Penelitian ini hanya dibatasi pada teks dan gambar yang terdapat dalam
skripsi/psikologi/citra-remaja-perempuan-metropolitan-dalam-halaman-muka-
2010).
novel Kesempatan Kedua karya Jusra Chandra, karena sejauh ini belum ada
11
dipertanggung jawabkan.
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Teori Strukturalisme
itu tunduk kepada kaidah-kaidah yang mencirikan sistem sebagai sistem. Dengan kata
lain, susunannya sebagai kesatuan akan menjadi konsep lengkap dalam dirinya.
struktur unsur akan mengakibatkan hubungan antar unsur menjadi berubah pula.
Pengaturan diri dimaksudkan bahwa struktur itu dibentuk oleh kaidah-kaidah intrinsik
dari hubungan antar unsur akan mengatur sendiri bila ada unsur yang berubah atau
hilang.
B. Unsur-unsur Novel
adalah:
unsur pembangun struktur itu disebut fakta sastra terdiri atas tema, alur,
penokohan, dan latar, sedangkan sarana sastra biasanya terdiri atas sudut
a. Tema
dan tradisi yang terkait erat dengan masalah kehidupan. Tema juga
muncul.
sebagai dasar cerita, gagasan dasar sebuah karya sastra. Gagasan dasar
satu dari sebuah unsur pembangun cerita yang lain, yang secara
15
tema itu sendiri bergantung pada bagan unsur yang lain. Tema sebuah
b. Alur
alur adalah cerita yang berisi urutan pristiwa, tetapi setiap peristiwa
dan kronologis saling berkaitan dan diakibatkan atau dialami oleh para
dibedakan menjadi dua yaitu: (1) alur lurus, maju atau dapat
dinamakan progresif dan (2) alur sorot balik, mundur, flash back atau
regresif. Sebuah cerita dikatakan regresif jika cerita tidak dimulai dari
tahap awal, melainkan dari tahap tengah, bahkan dari tahap akhir, baru
konflik
16
c. Penokohan
d. Latar
suatu karya sastra (Sudjiman dalam Sugihastuti dan Suharto, 2005: 54)
bagian dari unsur intrinsik karya sastra dan keterkaitan antarunsur intrinsik
tersebut yang meliputi tema, tokoh, dan penokohan, alur dan setting serta
fiksi menjadi.
1. Latar tempat
yang bernama adalah tempat yang dapat dijumpai dalam dunia nyata
2. Latar waktu
3. Latar sosial
berpikir dan bersikap, dan lain-lain yang tergolong dalam latar spiritual. Di
samping itu, latar sosial juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang
234).
bagian dari unsur intrinsik karya sastra dan keterkaitan antarunsur intrinsik
tersebut yang meliputi tema, tokoh, dan penokohan, alur dan setting serta
mengkaji karya penulis wanita di masa silam dan untuk menunjukkan citra
wanita dalam karya penulis pria yang menampilkan wanita dan sebagai
19
Faham feminis ini lahir dan mulai berkobar pada sekitar akhir
kritik sastra feminis ini pun menjadi pilihan menarik. Kritik sastra feminis
(Millett via Culler dalam Sofia, 2009: 20). Sasaran kritik sastra feminis
diartikan oleh (Geofe dalam Damono, 2000: 84) sebagai teori tentang
kepentingan wanita.
budaya, sastra, dan kehidupan kita. Jenis kelamin inilah yang menjadi
mengarang.
kritik sastra feminis berkembang dari berbagai sumber. Dalam hal ini,
Ada asumsi bahwa wanita memiliki persepsi yang berbeda dengan laki-
wanita sebagai istri dan ibu yang setia dan berbakti, wanita manja, pelacur,
dan wanita dominan. Citra-citra wanita seperti itu ditentukan oleh aliran
keadaan karena penilaian demikian tentang wanita tidak adil dan tidak
seperti penderitaan, kekecewaan, atau rasa tidak aman yang hanya bisa
bahwa ada perbedaan penting dalam jenis kelamin pada makna dan
kaum laki-laki putih atau hitam dan diskriminasi rasial dari golongan
f. Kritik sastra feminis lesbian, yakni sastra feminis yang hanya meneliti
penulis atau tokoh wanita saja. Dalam kritik sastra feminis ini, para
karena kritik sastra feminis ini melibatkan wanita dalam kisahnya. Kritik
citra wanita berdasarkan stereotype wanita dalam karya sastra, serta sebab-
satu di antaranya banyak cara yang dapat diterapkan untuk teks yang
24
(2000: 28).
kehidupan manusia.
pandangan yang sangat terbatas dari hal-hal yang diharapkan oleh seorang
125).
erat hubungannya dengan norma dan sistem nilai yang berlaku dalam satu
dalam tiga hal, yaitu determinan sosial yang dibagi lagi menjadi tiga,
antara lain:
dengan laki-laki.
bahkan konsep keluarga merupakan relasi ideal untuk menjalani hidup dan
bermasyarakat.
dari seks. Jender perlu dibedakan dari seks. Seks mengandung arti
ternyata perbedaan jender telah melahirkan ketidak adilan bagi kaum laki-
sesungguhnya perempuan itu secara fisik dan akal pikiran lebih lemah
dan modal utama. Dengan senjata dan modal tersebut, mereka sanggup
dengan seks (jenis kelamin). Jender adalah suatu sifat yang melekat pada
kaum pria dan wanita yang di konstrusikan secara soial dan kultural
kelamin (Fakih, 2008: 13). Misal wanita dikenal lemah lembut, cantik,
13).
28
1995: 21).
UU R.I NO. 1 tahun 1974 tentang perkawinan berisi tentang hak dan
masyarakat.
hak yang sama dengan suami. Hak-hak tersebut antara lain: (1) dalam
H. Metode Penelitian
studi kasus terpancang (embedded case study research) dan studi kasus
29
menjadi semakin tegas dan jelas karena penelitian jenis ini sama sekali
pada batasan atau focus tertentu yang dijadikan sasaran dalam penelitian
2 . Objek penelitian
membentuk kata dan konteks data (Sudaryanto, 1993: 30). Objek yang
dikaji dalam penelitian ini adalah citra wanita dalam novel Kesempatan
a. Data
peneliti dari dunia yang dipelajarinya (Sutopo, 2002: 73). Data dalam
30
b. Sumber data
yaitu berupa buku, transkrip, majalah dan lain-lain. Hal ini sejalan
Sumber data primer, yaitu sumber data yang langsung didapat dan
163). Sumber data primer dalam penelitian ini adalah novel yang
Pengkajian Fiksi.
dilakukan dengan teknik pustaka, teknik simak dan catat. Teknik pustaka
31
dengan masalah dan tujuan dalam pengkajian sastra terutama dalam kajian
Teknik simak dan teknik catat dalam penelitian ini berarti peneliti
teliti terhadap sumber data primer (Subroto dalam skripsi Lina Azizah,
sasaran penelitian karya sastra yang berupa teks novel Kesempatan Kedua
dicatat itu disertakan pula kode sumber datanya untuk pengecekan ulang
5. Validitas Data
validitas data dalam penelitian kualitatif. Patton (dalam Sutopo, 2006: 92)
berikut:
beda.
32
2. Trianggulasi peneliti, yaitu hasil penelitian baik data atau pun simpulan
perspektif lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji.
kerja yang dilakukan oleh pembaca dengan bekerja secara terus-menerus lewat pembacaan teks sastra secara bolak-
balik dari awal sampai akhir (Riffaterre dan Culler dalam Sangidu, 2004: 19). Salah satu tugas hermeneutik adalah
menghidupkan dan merekonstruksi sebuah teks dalam yang melingkupinya agar sebuah pernyataan itu tidak mengalami
Sastra harus ditempatkan dalam fungsinya sebagai sosial-budaya. Sastra adalah tindak komunikasi atau gejala
semiotik. Tegasnya, sastra adalah tanda. Oleh karena itu analisis novel Kesempatan Kedua akan dilanjutkan dengan
Langkah awal analisis novel Kesempatan Kedua, yaitu memaparkan strukturnya dengan menggunakan metode
pembacaan heuristik, pada tahap ini pembaca dapat menemukan arti secara linguistik (Abdullah dalam Sangidu, 2004:
19). Selanjutnya dilakukan pembacaan hermeneutik, yaitu peneliti bekerja secara terus-menerus lewat pembacaan teks
sastra secara bolak-balik dari awal sampai akhir untuk mengungkapkan aspek sosial dalam novel Kesempatan
Kedua.