Anda di halaman 1dari 12

KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL ANTARIKSA KARYA

TRESIA

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh

RAMLAWATI S AMELIA TULIABU

NIM 311420009

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2022
1. Konteks Penelitian
Sosiologi sastra merupakan kajian ilmiah dan objektif mengenai manusia
dalam masyarakat, mengenai lembaga dan proses sosial. Sosiologi merupakan
studisistematik tentang interaksi sosial manusia. Titik fokus perhatiannya terletak
pada hubungan-hubungan dan pola-pola interaksi, yaitu bagaimana pola-pola
tersebut tumbuh kembang, bagaimana mereka dipertahankan, dan juga
bagaimana mereka berubah (Brinkerhoft dan White, dalam Damsar 2015:8).
Sosiologi sastra merupakan penelitian yang mengkaji hubungan karya sastra
dengan manusia dalam masyarakat dan proses sosialnya. Sosiologi sastra dapat
menelitis astra sekurang-kurangnya melalui tiga perspektif. Pertama, perspektif
teks sastra artinya peneliti menganalisis sebagai sebuah refleksi kehidupan
masyarakat dan sebaliknya.Teori sosiologi sastra digunakan dalam dua hal.
Pertama, memahami aspek sosial novel-novel yang dikaji, terutama dalam usaha
memahami potret dan latar belakang sosial tokoh-tokohnya dan dikatkan dengan
realitas sosial.
Menurut Effendi dalam Aminudin (2013, hlm. 35) ‘Apresiasi sastra adalah
kegiatan menggauli karya sastra secara sungguh-sungguh sehingga
menumbuhkan pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis dan kepekaan
perasaan yang baik terhadap karya sastra’. Salah satu bentuk apresiasi sastra yang
bisa dilakukan oleh semua orang adalah membaca hasil karya sastra, baik prosa
fiksi, puisi, dan darama. Karya sastra adalah sebuah hasilciptaan manusia yang
mengandung nilai keindahan yang tinggi karena semua bentuk dari karya
sastra dibuat berdasarkan dengan hati dan pemikiran yang jernih. Karya sastra
mengungkapkan realitas kehidupan masyarakat secara kiasan. Artinya, karya
sastra merupakan representasi atau cerminan dari masyarakat (Emzir dan
Rohman, 2015:254). Karya sastra dianggap sebagai struktur tanda bermakna.
Makna yang tersirat dalam karya sastra merupakan pemaparan buah pikir,
pendapat, dan pandangan tentang hidup dan kehidupan.Karya sastra, khususnya
novel menampilkan latar belakang sosial budaya masyarakat. Latar belakang
yang ditampilkan meliputi tata cara kehidupan, adat istiadat, kebiasaan, sikap,
upacara adat agama, sopan santun, hubungan kekerabatan dalam masyarakat,
dalam cara berpikir, cara memandang sesuatu, dan sebagainya. Menurut
Istiqomah (2014) Karya sastra pada hakekatnya adalah pengejawantahan
kehidupan, hasil pengamaan sastrawan atas kehidupan sekitarnya. Pengarang
dalam menciptakan karya sastra didasarkan pada pengalaman yang telah
diperolehnya dari realitas kehidupan di masyarakat yang terjadi pada peran
tokoh di dunia nyata dan dituangkan ke dalam bentuk karya sastra. Bahasa
dalam karya sastra menjadi alat untuk menimbulkan rasa khusus yang
mengandung nilai estetik, selain sebagai sarana komunikasi, yang mampu
menyampaikan informasi yang bermacam-macam kepada penikmatnya atau
pembacanya. Karya sastra adalah ciptaan yang disampaikan dengan komunikatif
tentang maksud penulis untuk tujuan estetika. Karya sastra sering menceritakan
sebuah kisah, dalam sudut pandang orang ketiga maupun orang pertama, dengan
plot dan melalui penggunaan berbagai perangkat sastra yang terkait dengan
waktu mereka. tujuan lain dari membaca karya sastra yaitu untuk menikmati dan
mengimplementasikan isi ungkapan dalam karya dan mendapat kesan. Selain itu,
tujuan pengarang menciptakan karya tersebut adalah ingin menyampaikan nilai
kehidupan, nilai moral, dan keindahan dalam karya sastra. Karya sastra dapat
digunakan sebagai alat untuk mengungkapkan pemikiran dan perasaan mereka
melalui karangan yang memiliki seni, sehingga menjadi petunjuk atau
pembelajaran bagi kita yang membaca hasil karya sastra pengarang.Sastra
merupakan salah satu istilah yang berasal dari Bahasa Sansekerta. Kata “Sastra”
berasal dari kata “Shastra” yang berarti pedoman (shas) pedoman dan sarana
(tra). Secara umum, pengertian sastra adalah suatu karya yang berbentuk tulisan
dengan makna yang mendalam serta mengandung estetika.
Novel merupakan sebuah karya fiksi yang menawarkan sebuah dunia,
dunia yang berisi model kehidupan yang diidealkan, dunia imajiner yang
dibangun melalui berbagai unsur intrinsiknya. Menurut (Kosasih, 2014) novel
merupakan rangkaian suatu kalimat yang mengisahaan suatu cerita atau kejadian.
Di dalamnya mengisahkan cerita yang berkaitan atas persoalan yang dihadapi
dalam proses kehidupan seseorang atau beberapa orang tokoh. Kisah kehidupan
yang diceritakan dalam novel utuh, novel terdiri atas puluhan bahkan ratusan
lembar. Karakteristik novel adalah sebagi berikut: 1). Alur rumit dan lebih
panjang, 2). Tokohnya banyak dalam beberap karakter, 3). Tema relatif
kompleks. Jadi, dapat di simpulkan bahwa analisis sosiologi sastra merupakan
analisis yang penting untuk di jadikan sebuahpenelitian karena sastra
berhubungan dengan sosial tidak dapat di lepaskan. Karena karya sastra
merupakan tiruan masyarakat yang di kemas dalam sebuah cerita. Menurut
(Melati, Warisma, & Ismayani, 2019), dalam novel memiliki daya cipta
berdasarkan pengalaman pengarang dan pengalaman pembaca yang mampu
menggambarkan kisah-kisah tokoh. Novel sebagai salah satu bentuk karya sastra
menyampaikan permasalahan secara kompleks. Atas dasar itulah pengetahuan
terhadap unsur-unsur yang membangun sebuah novel sangat penting dalam upaya
memahami novel itu sendiri. Novel merupakan perwujudan latar belakang sosial
dan budaya masyarakat yang ditampilkan oleh pengarang.
Novel Antariksa merupakan novel yang menceritakan kisah tentang seorang
cowok remaja. Ia sosok yang tajir dan ganteng, serta ia adalah ketua geng motor.
Geng motor yang diketuainya bernama Pesdalah atau Pasukan Mandala. Geng
motor tersebut memang sangat disegani oleh siapapun. Tak heran banyak orang
yang segan dengannya.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian
adalah sebagai berikut.
a. Bagaimanakah aspek etika tokoh cerita dalam novel antariksa?
b. Apa sajakah pola interaksi yang terjadi antar tokoh dalam novel antariksa?

3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan fokus masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut.
a. Mendeskripsikan aspek etika tokoh cerita dalam novel antariksa?
b. Mendeskripsikan pola interaksi yang terjadi antara tokoh antariksa?

4. Manfaat Penelitian
Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Adapun manfaatnya sebagai berikut.
a. Manfaat Teroretis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi pembaca
maupun peneliti selanjutnya mengenai studi analisis karya sastra Indonesia,
terutama dalam bidang penelitian novel Indonesia yang memanfaatkan teori
pendekatan sosiologi sastra khususnya sosiologi karya sastra.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh pembaca sebagai literatur dalam
memahami permasalahan sosial, serta menambah referensi penelitian karya
sastra Indonesia.

5. Definisi Operasional
a. Sosiologi sastra merupakan penelitian yang mengkaji hubungan karya sastra
dengan manusia dalam masyarakat dan proses sosialnya. Sosiologi sastra
dapat menelitis astra sekurang-kurangnya melalui tiga perspektif.
b. Novel merupakan salah satu jenis karya sastra yang berbentuk prosa fiksi.
Dalam novel dapat ditemukan konflik cerita yang lebih kompleks dari pada
jenis karya sastra lainnya, dapat mencerminkan realitas social masyarakat
secara lebih jelas, serta dapat menjadi wadah untuk menuangkan keadaan
zaman yang ingin digambarkan oleh pengarang.
6. Kajian Yang Relevan
Ada beberapa penelitian sebelumnya yang menggunakan teori sosiologi sastra
dan objek yang sama seperti dalam penelitian ini. Berikut akan dipaparkan uraian
singkat tentang hasil dari beberapa penelitian yang relevan tersebut.
a. Pertama adalah penelitian “Analisis Sosiologi Karya Sastra Terhadap Novel
Suti Karangan Sapardi Djoko Damono”. Permasalahan yang dibahas dalam
penelitian ini adalah bagaimana seorang perempuan yang bernama Sutini
dengan tegar menyaksikan dan menghayati proses perubahan masyarakat
pramodern ke modern pada novel Suti Karangan Sapardi Djoko Damono.
b. Kedua adalah Penelitian “Analisis Sosiologi Sastra Dalam Novel Megat
Karya Rida K Liamsi”. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini
adalah bagaimana tentang penelusuran jejak sejarah, yang telah melalui
proses panjang dan menghabiskan penelitian selama empat tahun. Novel ini
ingin menunjukan fakta-fakta sejarah yang pernah terjadi dimasa lalu tentang
pendurhakaan Megat Seri Rama dengan Sultan Mahmud Syah II yang terjadi
dikota tinggi Johor, Kerajaan Melaka beberapa abad yang lalu.

7. Kajian Teori
a. Hakikat Novel
Secara etimologi, novel berasal dari bahasa Latin novellus yang
diturunkan dari kata novles yang berarti baru. Novel dikatakan baru, karena
muncul setelah puisi dan drama. Sedangkan menurut istilah, novel adalah
suatu narasi yang panjang dan sering mengangkat kisah kehidupan manusia
yang dibangun dari unsur instrinsik dan ekstrinsik. Kisah kehidupan itu
bersifat rekaan, tetapi rasional. Sifat rasional yang dimiliki novel, dapat
dilihat dari kemampuan pengarang melukiskan setiap peristiwa-peristiwa
kehidupan secara rinci dan mengena, sehingga masuk akal untuk diterima
pembaca. Pembaca yang membaca novel akan mendapatkan pelajaran hidup
yang dapat dijadikan pedoman dan instropeksi diri. Selain itu, novel mampu
mengungkap sejarah yang terjadi di masa lampau, sehingga memberi
wawasan baru bagi pembaca. Novel merupakan suatu karya fiksi dalam
bentuk kisah atau cerita yang melukiskan tokoh dan peristiwa rekaan.
Sebuah novel bisa saja memuat tokoh dan kisah yang terjadi secara nyata,
tapi biasanya hal itu hanya menjadi bumbu cerita yang disajikan dalam rangkaian
cerita yang bersifat rekaan atau dengan detail rekaan. Meskipun demikian, cerita
rekaan tersebut memiliki kemiripan dengan kehidupan nyata yang sebenarnya, itu
“merupakan cerminan masyarakat” (Aziez dan Hasim, 2010: 2).
Novel merupakan cipta sastra yang mengandung unsur-unsur
kehidupan, pandangan-pandangan atau pemikiran dan renungan tentang
keagamaan, filsafat, berbagai masalah kehidupan, media penyajiannya
berupa kebahasaan maupun struktur wacana serta unsur-unsur intrinsik yang
berhubungan dengan karakteristik cipta sastra sebagai suatu teks. Secara
singkat novel adalah cipta sastra dengan berbagai masalah kehidupan
manusia menggunakan bahasa sebagai media pengungkapannya. Menurut
Stanton (2007: 90), novel mampu menghadirkan perkembangan satu
karakter, situasi sosial yang rumit, hubungan yang melibatkan banyak atau
sedikit karakter, dan berbagai peristiwa ruwet yang terjadi. Jadi, novel
adalah sebuah cerita yang berbentuk prosa fiktif yang di dalamnya
menggambarkan tokoh-tokoh, gerak serta adegan yang dapat mewakili
kehidupan nyata dan disajikan dalam suatu alur atau keadaan yang sangat
kompleks. Terdapat watak dan karakter yang lebih banyak dan digambarkan
dengan jelas serta dalam kurang waktu tertentu dapat berubah-ubah. Selain
itu, novel juga merupakan karya yang dapat menggambarkan sebuah realitas
sosial masyarakat beserta persoalan-persoalannya yang kompleks. Salah
satunya persoalan tentang perjodohan masyarakat Minangkabau dalam novel
Siti Nurbaya Kisah Tak Sampai karya Marah Rusli dan Salah Asuhan karya
Abdoel Moeis.

b. Sosiologi Sastra
Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati, dipahami, dan
dimanfaatkan oleh masyarakat. Sastrawan merupakan anggota masyarakat
yang terikat oleh status sosial tertentu, sedangkan sastra adalah lembaga
sosial yang menggunakan bahasa sebagai medium; bahasa hakikatnya
merupakan ciptaan sosial. Karya sastra merupakan objek yang paling cocok
dengan studi sosial terutama novel. Hal ini seperti yang di ungkapkan G. N
Pospelov pada artikelnya Literatur dan Sosiology yang termuat dalam
Internasional Sosial Science Journal ahwa “literature is the art which most
lends itself to sociological study, great epic works and particularly novels
and romantic narratives are the types of literature that are most suited to
this.” Pospelov menegaskan dalam artikelnya bahwa karya sastra merupakan
seni yang paling cocok dengan studi sosiologi, baik berupa epik, novel, atau
narasi romantik.
Sastra adalah sebuah refleksi lingkungan sosial budaya yang
merupakan satu dialektika antara pengarang dengan situasi sosial yang
membentuknya atau merupakan penjelasan suatu sejarah dialekti yang
dikembangkan dalam karya sastra (Didipu, 2013: 89). Sastra menampilkan
gambaran kehidupan dan kenyataan sosial. Pengertian ini, memberikan
penjelasan bahwa kehidupan mencakup hubungan antarmasyarakat, antara
masyarakat dengan orang-seorang, antarmanusia, dan antarperistiwa yang
terjadi dalam batin seseorang. Bagaimanapun juga, peristiwa-peristiwa yang
terjadi dalam batin seseorang, yang sering menjadi bahan sastra, adalah
pantulan hubungan seseorang dengan orang lain atau dengan masyarakat.
Lebih jauh lagi, sastra bisa mengandung gagasan yang mungkin
dimanfaatkan untuk menumbuhkan sikap sosial tertentu atau bahkan untuk
mencetuskan peristiwa sosial tertentu (Damono, 1978: 1-2).
Sama halnya dengan sastra yang telah dijabarkan di atas, istilah
sosiologi juga dijelaskan Endraswara. Menurut Endraswara (2013: 6)
sosiologi berkaitan dengan proses perubahan masyarakat secara bertahap.
Perubahan tersebut seperti revolusi, dari satu jenis masyarakat yang lain, dari
feodalisme ke kapitalisme, dan efek perubahan pada struktur sosial. Proses
sosial ini juga mengacu pada perubahan internal kecil. Proses sosial tersebut
dapat direpresentasikan melalui persoalan-persoalan masyarakat seperti
tingkah laku masyarakat, ideologi, cara hidup, bahkan tradisi atau budaya.
Persoalan-persoalan seperti itu dilahirkan oleh sistem sosial yang
berinteraksi dengan lingkungannya. Ranah sosiologi inilah yang menjadi
salah satu alur konflik yang dapat dimainkan dalam sebuah karya sastra
Analisis sosiologi sastra tidak bermaksud untuk mengurangi atau mereduksi
hakikat rekaan ke dalam fakta, atau sebaliknya. Kajian sosiologi sastra juga
tidak bermaksud untuk melegitimasikan hakikat fakta ke dalam dunia
imajinasi. Tujuan sosiologi sastra adalah untuk meningkatkan pemahaman
terhadap sastra dalam kaitannya dengan masyarakat, menjelaskan bahwa
ternyata rekaan memang tidak selamanya berlawanan dengan kenyataan.
Ratna juga menjelaskan bahwa karya sastra jelas dikonstruksikan secara
imajinatif atau rekaan, tetapi kerangka imajinatifnya tidak bisa dipahami di
luar kerangka empirisnya. Inti dari pembahasan tersebut adalah karya sastra
bukan semata-mata gejala individual, tetapi juga gejala sosial (Ratna, 2011:
11).
Kajian sosiologi karya sastra memiliki kecenderungan untuk tidak
melihat karya sastra sebagai suatu keseluruhan, tetapi hanya tertarik kepada
unsur-unsur sosiobudaya yang ada di dalam karya sastra. Kajian hanya
mendasarkan pada isi cerita, tanpa mempersoalkan struktur karya sastra
(Wiyatmi, 2013: 47). Wiyatmi juga melengkapi penjelasannya dengan
pendapat Junus bahwa beberapa masalah yang menjadi wilayah kajian
sosiologi karya sastra adalah: isi karya sastra, tujuan, serta hal-hal lain yang
tersirat dalam karya sastra yang berkaitan dengan masalah sosial. Disamping
itu, sosiologi karya sastra juga mengkaji sastra sebagai cermin masyarakat,
sastra sebagai dokumen sosial budaya yang mencatat kenyataan sosiobudaya
suatu masyarakat pada masa tertentu (Wiyatmi, 2013: 46).
Pendapat di atas mendukung adanya pendapat bahwa keadaan
masyarakat di salah satu tempat masa penciptaan karya sastra, secara
ilustratif akan tercermin di dalam sebuah karya sastra. karya sastra biasanya
berisi lukisan tentang suatu tempat dalam suatu masa dengan berbagai
tindakan manusia. Manusia dan berbagai tindakannya di dalam masyarakat
inilah yang merupakan objek kajian sosiologi. Dengan kata lain, sastra
dianggap sebagi cermin masyarakat yang mampu meniru kehidupan
masyarakat yang diceritakan. Sastra sebagai cerminan masyarakat tersebut
merupakan fungsi sastra untuk merefleksikan kehidupan masyarakat ke
dalam sastra. Konsep sosiologi sastra yang memandang sastra sebagai
cermin masyarakat diterangkan Damono dalam bukunya (1978: 3-4) bahwa
Ian Watt melalui esainya yang berjudul “Literature and Society”(1964: 300 -
313) dan The Rise of The Novel; dengan catatan, pengertian yang
dipergunakan Watt lebih positif. Esei itu membicarakan tentang hubungan
timbal-balik antara sastrawan, sastra, dan masyarakat, yang secara
keseluruhan merupakan bagan seperti berikut ini; Pertama, konteks sosial
pengarang. Ini ada hubungannya dengan posisi sosial sastrawan dalam
masyarakat dan kaitannya dengan masyarakat pembaca. Pada pokok ini
termasuk juga faktor-faktor sosial yang bisa memengaruhi pengarang
sebagai perseorangan disamping memengaruhi isi karya sastranya. Fokus
kajiannya adalah (a) bagaimana pengarang mendapatkan mata
pencahariannya, (b) profesionalisme dalam kepengarangan, dan (c)
masyarakat apa yang dituju oleh pengarang, hal ini sangat penting sebab
sering didapati bahwa macam masyarakat yang dituju itu menentukan bentuk
dan isi karya sastra. Kedua, sastra sebagai cermin masyarakat: sampai sejauh
mana sastra dapat dianggap sebagai mencerminkan keadaan masyarakat.
Pandangan sosial pengarang harus diperhitungkah apabila kita menilai karya
sastra sebagai cermin masyarakat. Ketiga, fungsi sosial sastra.
Pandangan Ian Watt tentang sosiologi sastra di atas juga diterangkan
Tuloli (2000: 62) bahwa pada prinsipnya sosiologi sastra ingin mengaitkan
penciptaaan karya sastra, keberadaan karya sastra, serta peranan karya sastra
dengan realitas sosial. Sastra tidak dapat dilepaskan dari lembaga-lembaga
sosial, agama, politik, keluarga, dan pendidikan, atau sosial budaya. Hal ini
dapat dipahami karena pengarang mempunyai latar belakang sosial budaya
pada saat dia menciptakan karya sastra itu. Latar belakang sosial budayanya
menjadi sumber penciptaan, yang memengaruhi teknik dan isi karya
sastranya. Selain itu, karya sastra bukan hanya disimpan, tetapi untuk dibaca
oleh masyarakat yang tentunya akan berpengaruh dalam kehidupannya,
pandangannya, sikapnya, dan pengetahuannya. Sastra juga tentu dapat
memberikan bayangan kesejarahan realitas sosial dan budaya pada sesuatu
waktu tertentu
8. Metodologi Penelitian
Pendekatan yang digubakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.
Pendekatan ini digunakan untuk menganalisis dengan melakukan pencarian
fakta menggunakan interpretasi yang tepat. Penelitian ini menyajikan aspek
etika dan pola interaksi tokoh dalam novel antariksa.
8.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Jenis penelitian
ini digunakan untuk mendeskripsikan aspek etika dan pola interaksi tokoh
dalam novel antariksa. Jadi oleh karena itu, dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan metode deskriptif untuk mengetahui aspek etika
dan pola interaksi tokoh dalam novel novel antariksa.
8.2 Data dan Sumber Data
a. Data
Data dalam penelitian ini adalah aspek etika dan pola interaksi tokoh
dalam novel antatariksa.
b. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah novel salah asuhan karya
tresia yang diterbitkan oleh Coconut Books pada tahun 2020 dengan
jumlah halaman sebanyak 384 halaman.
8.3 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini dilakukan dengan teknik pengumpulan dokumen, teknik
baca, dan teknik pencatatan, dengan menggunakan instrumen pengumpulan
data. Berdasarkan hal tersebut, teknik pengumpulan data dalam penelitian
ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a. Membaca dengan cermat dan teliti Novel Antariksa.
b. Melakukan pencatatan dan penandaan terhadap kutipan-kutipan teks
berupa narasi dan dialog antar tokoh dalam Novel Antariksa
c. Melakukan identifikasi persamaan dan perbedaan dalam Novel
Antariksa
d. Menyajikan hasil temuan data Dalam Novel Antarika
8.4 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan setelah data terkumpul yaitu melakukan
analisis, pendeskripsian, serta pemberian interpretasi pada bagian-bagian
yang telah ditemukan. Penelitian ini menggunakan langkah-langkah
menganalisis data sebagai berikut.
a. Meninjau kembali hasil temuan data yang telah dikumpulkan dalam
novel antariksa
b. Mengidentifikasi data yang telah ditandai sesuai dengan permasalahan
penelitian dalam novel antariksa.
c. Mengklasifikasikan data sesuai dengan substansi masalah yang diteliti
pada novel antariksa.
d. Mendeskripsikan data yang menggambarkan aspek etika dan pola
interaksi tokoh dalam novel antariksa.
e. Menginterpretasi data tentang aspek etika dan pola interaksi tokoh
dalam novel antatariksa.
f. Menyimpulkan hasil temuan tentang aspek etika dan pola interaksi
tokoh dalam novel antatariksa.
DAFTAR PUSTAKA

Suwardi. (2013). Endaswara. In S. Sastra, (teori pengkajian). yogyakarta: Ombak.

Djoko, S. (1978). Damono. In S. Sastra, Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta: Pusat


Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.

Herman. (2013). Didipu. In T. P. Sastra, (sebuah pengantar). Yogyakarta:


Deepublish.

Suwardi. (2013). Endaswara. Sosiologi Sastra, 6.

Wiyatmi. (2013). Sosiologi Sastra Teori dan Kajian Terhadap Sastra Indonesia, 46.

Endraswara, Suwardi. 2014. Metodologi Penelitian Sastra Banding. Jakarta:


Bukupop.

Endraswara, Suwardi. 2013. Metodologi Penelitian Sastra: Epistemonologi, Model,


Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta: CAPS.

Endraswara, Suwardi. 2013. Sosiologi Sastra: Studi, Teori, dan Interpretasi.


Yokyakarta: Ombak.

Endaswara. (2016). Kuswandi. Kajian Ekologi Sastra, 82.

Kaswadi. (2015). Paramasastra. Paradigma Ekologi Dalam Kajian Sastra, 9.

Irwan. (2017). Z.D. Hubungan Ekologi Dengan Pelestarian Alam, 5.


Endraswara, Suwardi. 2014. Metodologi Penelitian Sastra Banding. Jakarta:
Bukupop.

Endraswara, Suwardi. 2013. Metodologi Penelitian Sastra:

Epistemonologi, Model, Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta: CAPS

PETA KONSEP PEMETAAN RENCANA JUDUL PROPOSAL PENELITIAN

Anda mungkin juga menyukai