Anda di halaman 1dari 2

Nama : Firlen Jesika Jarajata

Nim : 2201030003
Program Studi : PBSI
Mata kuliah : Morfologi

1. sebutkan dan jelaskan unsur ekstrinsik dan intrinsik sebuah karya sastra dan berikan
contoh menurut pemahaman anda.
2. Jelaskan pemahaman anda tentang apa itu sosilogi dan apa itu sastra hubungkan
antara sosiologi dalam sastra dan hubungan antara sosiologi dalam sastra.
3. Sebutkan dampak dan fungsi kebermanfaatan sosiologi sastra dilihat secara sastra dan
sosiologi

Jawaban:
1. Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun dari dalam karya tersebut, seperti
tema, alur, penokohan, dan sebagainya.
Unsur ekstrinsik adalah unsur yang membangun di luar karya tersebut, seperti
budaya dan latar belakang pengarangnya.
Menurut pemahaman saya contoh bentuk karya sastra yang mengandung rangkaian
cerita tentang kehidupan, yang juga menonjolkan karakter dari setiap pelaku di
dalamnya. Untuk itu karya sastra mempunyai unsur pembangun yang terdiri dari
unsur intrinsik dan ekstrinsik.
2. Dalam wacana studi sastra, sosiologi sastra sering kali didefinisikan sebagai salah
satu pendekatan dalam kajian sastra yang memahami dan menilai karya sastra dengan
mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan (sosial) (Damono, 1979:1). Sesuai
dengan namanya, sebenarnya sosiologi sastra memahami karya sastra melalui
perpaduan ilmu sastra dengan ilmu sosiologi (interdisipliner).
Sosiologi sastra, yang memahami fenomena sastra dalam hubungannya dengan aspek
sosial, merupakan pendekatan atau cara membaca dan memahami sastra yang bersifat
interdisipliner. Oleh karena itu, sebelum menjelaskan hakikat sosiologi sastra,
seorang ilmuwan sastra seperti Swingewood dalam The Sociology of Literature
(1972) terlebih dulu menjelaskan batasan sosiologi sebagai sebuah ilmu, batasan
sastra, baru kemudian menguraikan perbedaan dan persamaan antara sosiologi dengan
sastra. Swingewood (1972) menguraikan bahwa sosiologi merupakan studi yang
ilmiah dan objektif mengenai manusia dalam masyarakat, studi mengenai lembaga-
lembaga dan proses sosial. Sosiologi berusaha menjawab pertanyaan mengenai
bagaimana masyarakat dimungkinkan, bagaimana cara kerjanya, dan mengapa
masyarakat itu bertahan hidup.
3. Baik sosiologi maupun sastra memiliki dampak yang sama, yaitu manusia dalam
masyarakat, memahami hubungan-hubungan antarmanusia dan proses yang timbul
dari hubungan-hubungan tersebut di dalam masyarakat. Bedanya, kalau sosiologi
melakukan telaah objektif dan ilmiah tentang manusia dan masyarakat, telaah tentang
lembaga dan proses sosial, mencari tahu bagaimana masyarakat dimungkinkan,
bagaimana ia berlangsung, dan bagaimana ia tetap ada; maka sastra menyusup,
menembus permukaan kehidupan sosial dan menunjukkan cara-cara manusia
menghayati masyarakat dengan perasaannya, melakukan telaah secara subjektif dan
personal (Damono,1979).
Dalam paradigma studi sastra, sosiologi sastra, terutama sosiologi karya sastra,
dianggap sebagai perkembangan dari pendekatan mimetik, yang dikemukakan Plato,
yang memahami karya sastra dalam hubungannya dengan realitas dan aspek sosial
kemasyarakatan. Pandangan tersebut dilatarbelakangi oleh fakta bahwa keberadaan
karya sastra tidak dapat terlepas dari realitas sosial yang terjadi dalam masyarakat.
Seperti yang pernah dikemukakan oleh Sapardi Djoko Damono (1979), salah seorang
ilmuwan yang mengembangkan pendekatan sosiologi sastra di Indonesia, bahwa
karya sastra tidak jatuh begitu saja dari langit, tetapi selalu ada hubungan antara
sastrawan, sastra, dan masyarakat. Oleh karena itu, pemahaman terhadap karya sastra
pun harus selalu menempatkannya dalam bingkai yang tak terpisahkan dengan
berbagai variabel tersebut: pengarang sebagai anggota masyarakat, kondisi sosial
budaya, politik, ekonomi yang ikut berperan dalam melahirkan karya sastra, serta
pembaca yang akan membaca, menikmati, serta memanfaatkan karya sastra tersebut.

Anda mungkin juga menyukai