ABSTRAK
Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati, dihayati, dipahami, dan
dimanfaatkan oleh masyarakat. Seiring berkembangnya zaman banyak bermunculan
pengarang-pengarang baru yang menciptakan karya sastra secara kreatif sehingga dapat
dinikmati oleh semua kalangan. Dalam karya sastra terdapat unsur sosial masyarakat atau
sosiologi sastra. Sosiologi sastra adalah menginterpretasikan sebuah karya sastra dengan
menggunakan kacamata ilmu tentang sosial atau sosiologi. Pada novel Simple Miracles
terdapat beberapa nilai sosiologi sastra yang dapat diambil seperti nilai religius, nilai
kejujuran, nilai toleransi, nilai mandiri, nilai demokrasi, nilai rasa ingin tahu, nilai ramah atau
komunikatif, nilai suka membaca, nilai kepedulian sosial, dan nilai tanggung jawab. Melalui
penelitian ini dapat diketahui bahwa novel Simple Miracles mempunyai banyak nilai
sosiologi di dalamnya.
Kata Kunci: sosiologi sastra, sosial, sastra, novel
Literary works are created by writers to be enjoyed, internalized, understood, and used by
the public. Along with the development of the times, many new authors emerged who created
literary works creatively so that they could be enjoyed by all groups. In literary works there
are elements of social society or sociology of literature. Sociology of literature is interpreting
a literary work using the lens of social science or sociology. In the Simple Miracles novel,
there are several sociological values of literature that can be taken, such as religious values,
honesty values, tolerance values, independent values, democratic values, curiosity values,
friendly or communicative values, reading values, social care values, and responsibility
values. Through this research it can be seen that Simple Miracles has a lot of sociological
values in it.
Keywords: sociology of literature, social, literature, novel
PENDAHULUAN
Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati, dihayati, dipahami dan
dimanfaat oleh masyarakat. Sastrawan itu sendiri adalah anggota masyarakat dan ia terikat
oleh status sosial tertentu. Sastra menampilkan gambaran kehidupan, dan kehidupan sendiri
merupakan kenyataan sosial. Bertitik tolak dari pemikiran tersebut pendektan terhadap karya
satra mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan. Pendekatan ini oleh beberapa peneliti
menyebut dengan istilah sosiologi sastra, pendekatan sosiologis, sosiosastra atau pendekatan
sosiokultural.
Sosiologi sastra berasal dari dua kata yaitu sosiologi dan sastra. Sosiologi berawal
dari kata sos (Yunani), yang artinya bersama-sama, bersatu, berkawan, logis berarti sabda
perumpamaan, perkataan. Sastra awalan dari kata sas (Sansekerta) yang berarti mengarahkan
memberi petunjuk dan mengajarkan, akhiran tra berarti alat atau sarana. Merujuk dari definisi
tersebut dapat diartikan bahwa subjek sosiologi sastra yaitu manusia atau masyarakat.
Sosiologi sastra merupakan alat atau pendekatan untuk menilai prilaku yang berhubungan
dengan manusia atau makhluk sosial untuk mengapresiasi sebuah karya yang dilihat dari
asepek sosial kehidupan masyrakat. Menurut (Ratna, 2007) sosiologi sastra adalah analisis
suatu karya sastra yang berkaitan dengan nilai-nilai dan norma kemasyarakatan.
Sastra adalah kalimat-kalimat yang dirangkai dan memiliki makna yang dalam. Satra
adalah ekspresi dari masyarakat. Sastra tidak jauh berbeda dengan pidato sebagai ekspresi
manusia (Endraswara, 2011:55). Karya sastra adalah karya ciptaan manusia yang memiliki
nilai keindahan setiap kalimat-kalimatnya, karena karya sastra dibuat dengan hati dan
pemikiran yang jernih. Makna yang terdapat pada sebuah sastra merupakan buah pikiran,
pendapat dan pandangan tentang hidup dan kehidupan manusia. Setiap pengarang sebuah
karya sastra semestinya mempunyai alasan mengapa mereka membuat sebuah karya sastra,
yang meliputi alasan membuat karya sastra adalah adanya tata cara kehidupan, adat istiadat,
kebiasaan, upacara keagaamaan, sopan satun, hubungan kekerabatan antara masyarakkat
sekitar dan masih banyak lagi alasan meraka membuat karya sastra.
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang masyarakat, bagaimana tingkah laku
masyrakat, adat istiadat lingkungan sekitar. Objek ilmu sosiologi adalah manusia. Sosiologi
adalah ilmu pengetahuan tentang kehidupan manusia dalam hubungan kelompok. Sosiologi
mempunyai objek yang sama dengan ilmu-ilmu pengetahuan masyarakat lainnya, tetapi ia
memandang peristiwa sosial dengan caanya sendiri, mendalam sampai hakikatnya segala
pembentukan kelompok, hakikat kerja sama, serta kehidupan bersama dalam arti kebendaan
dan kebudayaan (Bouman dalam Santoso Wahyuningtyas, 2010:20). Swingewood (1972)
menguraikan bahwa sosiologi merupakan studi yang ilmiah dan objekti mengenai manusia
dalam masyarakat, studi mengenai lembaga-lemabaga dan proses sosial. Berbeda dengan
definisi mengenai sosiologi yang dikemukakan oleh Soerjono Sukanto (1970) bahwa
sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi masyarakat yang bersifat
umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat. Pitirim
Sorikin (Soerjono Sukanto, 1969:24) mengumakakan sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial (nisalnya gejala
ekonomi, gejala keluarga, dan gejala moral).
Dalam wacana studi sastra, sosiologi sastra sering kali didefinisikan sebagai salah satu
pendekatan dalam kajian sastra yang memahami dan menilai karya sastra dengan
mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan (sosial) (Damono, 1979:1). Sesuai dengan
pemberian nama sosiologi sastra, memahami sebuah karya sastra dengan perpaduan ilmu
sastra dan ilmu sosiologi. Sosiologi sastra adalah menginterprestasikan sebuah karya sastra
dengan menggunakan kacamata ilmu tentang sosial atau sosiologi. Yang akan menjelaskan
bagaimana keadaan-keadan pada di dalam sebuah karya sastra baik itu baik itu dikaji sang
penulis atau hasil karyanya. Baik sosiologi maupun sastra memiliki objek kajian yang sama
yaitu, manusia dalam masyarakat, memhami hubungan-hubungan anatar manusia dan proses
yang timbul dari hubungan-hubungan trsebut di dalam masyarakat. Bedanya, kalua sosiologi
melakukan telaah objektif dan ilmiah tentang manusia dan masyarakat. Telaah tentang
Lembaga dan proses soial, mencari tahu bagaimana masyarakat dimungkinkan, bagaimana ia
berlangsung, dan bagaimana ia tetap ada. Maka sastra menyusup, menembus permukaan
kehidupan sosial dan menunjukkan cara-cara manusia menghayati masyarakat dengan
perasaanya, melakukan telaah secara subjektif dan personal (Damono, 1979).
Karya sastra juga dapat sebagai sarana dokumen sosial budaya yang menggambarkan
kembali realitas kehidupan masyarakat tertentu pada masa itu. Bisa juga untuk sarana
penyampaian nilai-nilai atau idiologi tertentu kepada masyarkat pembaca. Ada dua hal
tentang gambaran penelitian sosiologi sastra atara lain: pertama, penelitian sosiologi sastra
dalam kaitannya dengan keberadan teks sastra dan pembacanya. Kedua, teks sastra tersebut
dapat direlevansikan dengan kepentingan-kepentingan studi sosial yan lain, misalkan sejarah
sosial. Sosiologi sastra tidak jauh beda dengan unsur-unsur terdapat kajian unsur ekstrinsik
karya sastra, karena sosiologi sastra ingin mengkaitkan penciptaan karya sastra, keberadaan
karya sastra, serta peranan karya sastra dengan realitas sosial (Retnoo Wirnani, 2009:164).
Kajian sosiologi sastra: terdapat beberapa nilai sosiologi sastra yang dapat di ambil dari
Novel simple miracles sebagai berikut:
Religius
Religius, beribadah menurut agama yang dianutnya dan mengikuti perintah agama,
mentolerir adat-istiadat agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Dalam
Simple Miracles, nilai-nilai religi tercermin dari keragaman agama yang dianut oleh keluarga
tokoh utama dan beberapa tokoh lainnya. Tokoh utama dan keluarganya beragama Katolik.
Selain Katolik, agama lain seperti Islam muncul dalam novel. Novel ini bercerita tentang
keyakinan agama Katolik dan Islam tentang menghadapi kematian. Jawabannya, dalam hal
ini terletak pada bentuk kepercayaan tentang hari dan tradisi setelah kematian. Nilai
pembinaan karakter religius dalam Simple Miracles menitikberatkan pada bagaimana tokoh
utama merespon ketuhanan dan keimanan.
Kejujuran
Sikap jujur didasarkan pada upaya untuk menjadikan diri Anda seseorang yang selalu dapat
Anda percayai dalam perkataan dan perbuatan. Nilai pendidikan karakter jujur juga terdapat
dalam novel Ayu Utami. Nilai kejujuran diceritakan dari berbagai sudut pandang para tokoh
dalam novel Simple Miracles. Tokoh jujur dalam novel ini adalah tokoh utama dan
keponakannya Bonifacio. Kejujuran tokoh utama novel ini terletak pada interaksinya dengan
ibu dan teman-temannya. Sedangkan Boniface merupakan karakter yang memiliki kelebihan
bisa melihat hantu dan hantu serta menemukan barang yang hilang. Suatu ketika, ketika
Bonifacio masih sekolah, dia bertemu dengan arwah siswa lain dan orang-orang di sekitarnya
tidak mempercayainya, meskipun Bonifacio jujur dengan apa yang dilihatnya.
Toleransi
Toleransi adalah tindakan menghormati agama, suku, pendapat etnis, sikap dan tindakan
orang yang bukan dirinya sendiri. Novel ini bercerita tentang toleransi beragama atau iman.
Misalnya, ketika protagonis mengunjungi seorang teman yang percaya pada Tiongkok,
temannya memiliki ruang doa khusus, dan protagonis menyelidiki dan menghormati
keyakinan temannya. Analisis protagonis mencerminkan bahwa setiap agama memiliki
kepercayaan dan tradisinya sendiri. Menurut tokoh utama, perbedaan dalam menerima agama
hanyalah perbedaan isi, namun tetap memiliki esensi yang sama. Tokoh utama dan teman
Muslimnya juga mengalami toleransi beragama. Tokoh utama menghormati pendapat
temannya yang menganggap konsep lahir sebagai konsep Islam.
Mandiri
Mandiri adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah bergantung pada orang lain untuk tugas.
Sikap mandiri yang diceritakan dalam novel Simple Miracles diceritakan dari berbagai sudut
pandang. Sikap mandiri dimiliki oleh tokoh utama, yang setelah dewasa mulai memahami
bahwa sebagai seorang anak ia bergantung pada orang dewasa. Ketika dia kecil, dia selalu
membutuhkan ibunya dan merasa rindu ketika dia tidak bertemu dengannya, tetapi tumbuh
dewasa dia merasa bahwa dia tidak lagi merindukan ibunya, meskipun dia tidak pernah
bertemu dengannya. Novel Ayu Utami juga secara implisit menceritakan tentang pendidikan
karakter mandiri. Misalnya, saat ayahnya mendidik anak-anaknya menjadi perempuan
mandiri. Karakter utama menyadari hal ini saat dia besar nanti.
Demokrasi
Demokrasi adalah cara berpikir, bersikap dan bertindak yang menghargai hak dan kewajiban
diri sendiri dan orang lain. Demokrasi juga merupakan gagasan atau cara hidup yang
mengutamakan kesamaan hak dan kewajiban serta memperlakukan orang lain secara setara.
Sikap demokratis juga dapat diartikan sebagai sikap menghargai ide dan pendapat orang lain.
Novel Simple Miracles bercerita tentang perbedaan pendapat, namun dari perbedaan tersebut
muncul sikap yang menghargai perbedaan pendapat. Protagonis adalah sikap demokratis
yang paling dominan dalam novel. Salah satu sikap demokratisnya saat mempersoalkan cerita
hantu Tante Gendut dan Kurus. Rasa Ingin Tahu Rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan
yang selalu Anda perjuangkan
Rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin tahu Lebih dalam dan lebih luas
dari apa yang dia pelajari, lihat dan dengar. Penyesuaian rasa Keingintahuan tentang novel
Simple Miracles bersifat mendidik Pemerintahan Keingintahuan muncul ketika tokoh utama
membayangkan ibunya meninggal karena usia tua Muda dan anak-anaknya masih kecil, maka
sang ibu menjadi arwah penasaran. Hal Membuat protagonis penasaran tentang kematian.
Keingintahuan karakter Juga melihat hal terpenting ketika dia berpikir bahwa tubuh tidak
bergerak, tetapi roh hidup dan apa adanya Oleh roh yang hidup. Ini meningkatkan rasa ingin
tahu karakter utama.
Ramah atau komunikatif adalah sikap dan tindakan yang mendorong dirinya bersikap Untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat dan untuk diakui dan dihormati
Keberhasilan orang lain. Sikap komunikatif ditunjukkan ketika ibunya mengajarinya untuk
percaya Kebaikan, tapi mencurigai hantu. Kecuali saat tokoh utama dan saudaranya bingung
Melawan Boniface, yang melihat hantu. Terakhir, kakak perempuan dari tokoh utama, yaitu
ibu Boniface, memberi tahu ibunya tentang hal itu. Ini membuktikan keberadaannya Interaksi
Karakter dalam Keajaiban Sederhana.
Suka Membaca
Kegemaran membaca adalah cara meluangkan waktu untuk membaca berbagai hal Bacaan
bagus untuknya. Layak dibaca dalam novel simple Miracles terobsesi dengan karakter
utama. Nilai pendidikan membaca terlihat jelas dalam angka Utama menyempatkan diri
membaca koran Kompas dan menelepon keponakannya who.Terlalu muda untuk membaca
koran. Bahkan jika karakter utama menyadarinya Perkembangan atau pertumbuhan itu
sendiri dan kutipan di halaman 77 Tertulis bahwa tokoh utama gemar membaca Injil yang
menurutnya memiliki banyak cerita Panggilan dalam Perjanjian Lama. Hal ini menunjukkan
bahwa tokoh utama adalah tokoh Yang suka membaca.
Kepedulian Sosial
Peduli sosial merupakan sikap dan tindakan yang selalu ingin membantu orang lain Orang
lain dan masyarakat yang membutuhkan. Selain itu, kepedulian sosial juga merupakan sikap
Berinteraksi dengan baik dengan masyarakat. Bantuan sosial disajikan dalam novel Dari
sudut pandang yang berbeda dari karakter dalam novel. Sikap kesejahteraan dimiliki Tante
gendut menjadi tokoh utama saat bibinya berjalan bersama tokoh utama dan kakaknya Kecil
dan kemudian membeli alat tulis. Ini adalah sikap sosial yang berkomitmen Bibi gemuk
untuk keponakannya. Selain itu, tokoh utama juga memiliki kepedulian sosial saat ia dan Rik
menjadi pasangan Hidupnya menyelamatkan seekor anjing yang dilemparkan remaja
padanya. Saat itu tokoh utama dan Rik Mengetahui bahwa remaja melecehkan anjing di
lingkungan mereka Kemudian mereka tinggal dan menyelamatkan anjing itu dan
merawatnya. Hal Menunjukkan bahwa kepedulian sosial dapat diterapkan pada orang lain
juga. Sikap sejahtera juga diceritakan, jika bapaknya sakit, maka sahabat bapak tokoh itu
paling penting untuk dikunjungi.
Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang dalam melaksanakan tugas dan
Kewajiban yang dimilikinya terhadap dirinya sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, Sosial
dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Dalam novel, Simple Miracles fokus Dalam
cerita dalam keluarga, dalam novel nilai penanaman karakter tanggung jawab Tanggung
jawab di dalamnya juga terkait dengan keluarga salah satu tokoh utama. Sikap Tanggung
jawab ditunjukkan oleh kakak laki-laki tokoh utama, yang bertanggung jawab atas
pengasuhan tokoh utama Ketika saya masih kecil Meskipun kakak laki-laki dari tokoh utama
telah beranjak dewasa, ia juga memiliki keberanian untuk menenangkan diri, menunjukkan
bahwa ia memiliki keberanian untuk bertanggung jawab atas hidup dan kehidupannya.
Keluarganya sendiri. Sikap tanggung jawab juga tercermin dari tokoh utama saat menikah
Tapi dia tetap peduli dengan orang tuanya, setidaknya mengunjungi orang tuanya yang Sakit.
Tokoh utama juga merawat anjingnya yang sakit, yang menunjukkan sikap Tanggung jawab
terhadap hewan. Tidak hanya karakter utama yang bertanggung jawab Ibunya, selain ibu dari
tokoh utama, juga bertanggung jawab atas keluarganya. Ibu yang bertanggung jawab atas
anak-anaknya, ibu bertanggung jawab atas suaminya, ibu juga bertanggung jawab Tentang
kedua saudara iparnya. Dari protagonis kecil hingga besar, Ibu selalu peduli Tokoh utama.
Saat ayah tokoh utama jatuh sakit, ibunya merawatnya sampai akhir Ayah meninggal Artinya
ibu memiliki sikap bertanggung jawab terhadap setiap orang Anggota keluarga.
SIMPULAN
Ratna, K. N. (2009). Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra . Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Swingewood, A. (1972). Theory. Dalam Diana Laurenson and Alan Swingewood. The
Sociology Literature . London : Paladin .
Wiyatmi. (2013). Sosiologi Sastra: Teori dan Kajian Terhadap Sastra Indonesia .
Yogyakarta : Kanwa Publisher.