MEREKA”
Progam Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, STKIP Paris Barantai Kotabaru
ABSTRAK
Masalah sosial yang terjadi di dalam masyarakat akan menimbulkan sesuatu yang
dapat memicu terjadinya perpecahan dalam masyarakat, serta dapat menghambat tujuan
yang telah disepakati bersama. Selain itu, penyimpangan sosial sebenarnya juga disebabkan
oleh perilaku-perilaku manusia individual dan tatanan birokrasi pemerintahan yang buruk,
serta faktor ekonomi, budaya, biologis, dan faktor psikologis. Antologi Cerpen “Aku,Dia,
dan Mereka” ini merupakan antologi cerpen kedua dari Komunitas Aktif Menulis
Indonesia (KAMI) Problematika kehidupan dari penulis itu sendiri yang mana juga para
penulis ini aktif dalam membuat sebuah karya tulis serta antologi cerpen ini memiliki tema
yang berbeda-beda dari setiap cerpennya. Karya sastra yang dihasilkan oleh pengarang
adalah bentuk dari protes dan kritik terhadap permasalahan sosial yang banyak terjadi
dilingkungan bermasyarakat. Menurut Darma, salah satu fungsi karya sastra adalah
memaparkan kebobrokan agar kehidupan manusia dapat menuju kearah pembinaan budi
yang halus, manusiawi, dan berbudaya. Penelitian ini bertujuan untuk meanalisis
Permasalahan Sosial dalam Antologi Cerpen “Aku,Dia dan Mereka”. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, Penelitian kualitatif merupakan
penelitian yang berdasarkan pada penarasian dan pendeskripsian data. Dengan
menggunakan pendekatan Sosiologi Sastra. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan
dalam Permasalahan Sosial dalam Antologi Cerpen “Aku,Dia dan Mereka”dapat diambil
kesimpulan, yaitu : Terdapat dua Masalah Kemiskinan, satu Masalah Generasi Muda dalam
Masyarakat Modern dan satu Masalah Pelanggaran terhadap Norma - Norma Masyarakat
Kajian Pustaka
1. Pengertian Sosiologi Sastra
Sosiologi sastra adalah ilmu yang memanfaatkan faktor sosial sebagai
pembangun sastra. Faktor sosial diutamakan untuk mencermati karya sastra.
Kacamata ini, jika kita salah aplikasi, ahli sastra dapat menjadi ahli sosiologi.
Setidaknya, ahli sastra dapat terjebak dengan memanfaatkan teori soiologi untuk
menafsirkan karya sastra. sosiologi sastra adalah upaya untuk memahami karya sastra
melalui perpaduan ilmu sastra dengan ilmu sosiologi. Dalam wacana ini, sastra berdiri
sebagai fenomena masyarakat yang ditelaah dalam kacamata ilmu sastra dalam
hubungannya dengan ilmu sosiologi.
Menurut Swingewood (dalam Wiyatmi, 2013) mengungkapkan bahwa
sosiologi adalah studi yang ilmiah dan objektif mengenai manusia dalam masyarakat
serta studi mengenai lembaga-lembaga dan proses sosialnya. Sosiologi berusaha
menjawab pertanyaan mengenai bagaimana masyarakat dimungkinkan, bagaimana
cara kerjanya, dan mengapa masyarakat itu bertahan hidup.
Sosiologi sastra jelas ilmu tentang interdisiplin, yang memperhatikan ihwal
fakta estetis dan fakta kemanusiaan. Sastra sebagai fakta estetis akan mengungkapkan
seluk beluk hidup manusia. Hidup manusia itu sendiri dikemas dalam konteks fiksi.
Jalinan sastra dan manusia itulah yang sering menarik pemahaman sosiologi sastra.
Sosiologi sastra sebagai sebuah metode yang memahami manusia lewat fakta
imajinatif, memerlukan paradigma yang kokoh.
Menurut Ratna (2003 : 1-2), memang telah memaparkan berbagai definisi
sosiologi sastra. Dia juga menyebut dengan istilah hakikat. Maksudnya, tentu saja
hendak mempertajam pengertian sosiologi sastra yang sering disalahtafsirkan.
Menurut dia, hakikat sosiologi dan sastra sangat berbeda, bahkan bertentangan secara
diametral. Namun, dia tidak memperjelas yang dimaksud diametral. Bagi saya,
memang penting membedakan antara sosiologi dan sastra, demi terwujudnya batasan
sosiologi sastra yang handal. Sosiologi adalah ilmu objektif kategoris, membatasi diri
pada apa yang terjadi dewasa ini (das sein), bukan apa yang seharusnya terjadi (das
sollen). Sebaliknya, karya sastra jelas bersifat evaluatif, subjektif, dan imajinatif.
Perbedaan antara sastra dan sosiologi merupakan perbedaan hakikat, sebagai
perbedaan ciri-ciri, sebagaimana ditunjukkan melalui perbedaan antara rekaan dan
kenyataan, fiksi dan fakta.
3. Masalah Sosial
Masalah Sosial adalah suatu yang ketidak sesuaian antara unsurunsur
kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Atau
menghambat terpenuhnya keinginan-keinginan pokok warga kelompok sosial
tersebut, sehingga menyebabkan kepincangan ikatan sosial. Masalah sosial
merupakan kondisi yang tidak diinginkan ada di dalam masyarakat karena dapat
mengganggu ketenteraman masyarakat dan diperlukan adanya tindakan sebagai hasil
dari kesepakatan bersama untuk mengatasinya atau memperbaikinya. Masalah sosial
dianggap sebagai persoalan karena menyangkut tata kelakuan yang bersifat immoral,
berlawanan dengan hukum yang bersifat merusak. Masalah sosial merupakan masalah
yang timbul akibat dari interaksi sosial antara individu, antara individu dengan
kelompok, antara kelompok dengan kelompok. Interaksi sosial berkisar pada ukuran
nilai, adat istiadat, ideologi dan tradisi yang ditandai dengan suatu proses sosial yang
disosiatif. Bahkan masalah sosial timbul dari proses perkembangan masyarakat.
Apalagi kalau proses perkembangan itu berlangsung dengan cepat sehingga
menimbulkan keguncangan di dalam masyarakat. Sehingga masyarakat kekagetan
budaya (cultural shock) dan kesenjangan budaya (cultural cultural lag).
Masalah sosial timbul karena adanya ketidaksesuaian antara unsur-unsur
kebudayaan atau masyarakat, di mana dapat membahayakan kehidupan kelompok
sosial atau menghambat terpenuhinya keinginan-keinginan pokok warga kelompok
sosial tersebut yang menyebabkan kepincangan ikatan sosial. Suatu kondisi yang
normal terdapat integrasi serta keadaan yang sesuai pada hubungan-hubungan antara
unsur-unsur masyarakat atau unsur-unsur kebudayaan. Apabila antara unsur-unsur
tersebut terjadi bentrokan atau ketidaksesuaian, maka hubungan-hubungan sosial
terganggu yang mengakibatkan kegoyahan dalam kehidupan kelompok.
Metode Penelitian
Metode berasal dari kata methodos dalam bahasa latin yang terdiri dari kata meta dan
hodos. Meta berarti menuju, melalui, mengikuti, sesudah, sedangkan hodos berarti jalan, cara,
arah. Dalam pengertian yang lebih luas metode dianggap sebagai cara-cara, strategi untuk
memahami realitas, langkah-langkah sistematis untuk memecahkan rangkaian sebab akibat
berikutnya. Metode berfungsi untuk menyederhanakan bentuk interaksi, sehingga lebih
mudah untuk dipecahkan dan dipahami. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian kualitatif, Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang berdasarkan
pada penarasian dan pendeskripsian data. Karena itu, penelitian kualitatif lebih dominan
menggunakan pemaparan yang bersifat interpretatif daripada penggunaan angka. Metode
Penelitian sosiologi sastra dengan pendekatan deskriptif kualitatif, yakni pendekatan
sosiologi sastra yang menitikberatkan kajiannya pada karya sastra serta mendeskripsikan dan
menganalisis masalah - masalah sosial yang terdapat dalam Antologi Cerpen “Aku,Dia dan
Mereka”.
Dilihat dari kutipan diatas terdapat jelas sebuah masalah kemiskinan yang
digambarkan fisik dari tokoh doni yang menjadi gelandangan dan tokoh doni juga
ingin bekerja pada ayah dan kakaknya.
“Baik bu, maafkan kami. Saya suka mengejek Kila karena menurut saya dan
teman- teman dia susah untuk bergaul Bu, dia selalu menutup diri untuk
bergabung dengan kami,” jawab Lita dengan wajah serius dan sebentar-
sebentar dia melirik ke arahku.
“Baiklah, Ibu sudah menemukan permasalahannya. Ibu akan membantu kalian
berdamai dan menyelesaikan permasalahan ini.”
“Bu, kami tidak bermaksud untuk menyakiti Kila, kami pikir kami bisa bergaul
baik dengan Kila, ya kami sadar ternyata cara kami bercanda dan itu salah,”
seru Joko mencoba menjelaskan.
“Iyaaa emang salah bercanda, jangan bawa-bawa kepercayaan kan bisa. Aku
emang beda sama kalian tapi jangan ledekin aku dong,” jawabku.
Dilihat pada kutipan diatas ada keinginan dari teman Kila untuk mengejek Kila
yang dikarenakan susah untuk bergaul serta terdapat keinginan sikap temen kila yang
membeda – bedakan dalam kepercayaan sesorang ditambah dengan ledekan terhadap
Kila itu sendiri. Disitulah masalahnya dimana kita diharuskan bertoleransi dengan
sesama walaupun memiliki perbedaan tetapi kita sebagai manusia harus berinteraksi
tanpa membedakan apapun.
Dilihat dari kutipan diatas tedapat sebuah masalah kenalakan remaja yang
mana tokoh Alvi dan Jane mengajak kesebuah tempat dan memberikan minuman
yang membuat Riko merasa aneh, bisa diterjemahkan bahwa itu merupakan tempat
bar yang sekarang sangat menjadi sebuah kenalan remaja di tempat bar tersebut lah
terdapat minuman – minuman yang beralkohol.
Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dalam Permasalahan Sosial dalam
Antologi Cerpen “Aku,Dia dan Mereka”dapat diambil kesimpulan, yaitu : Terdapat dua
Masalah Kemiskinan, satu Masalah Generasi Muda dalam Masyarakat Modern dan satu
Masalah Pelanggaran terhadap Norma - Norma Masyarakat
DAFTAR PUSTAKA