Anda di halaman 1dari 11

PERMASALAHAN SOSIAL DALAM ANTOLOGI CERPEN “AKU,DIA, DAN

MEREKA”

RISKYA HASANATI 2021.12.1466

Progam Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, STKIP Paris Barantai Kotabaru

ABSTRAK
Masalah sosial yang terjadi di dalam masyarakat akan menimbulkan sesuatu yang
dapat memicu terjadinya perpecahan dalam masyarakat, serta dapat menghambat tujuan
yang telah disepakati bersama. Selain itu, penyimpangan sosial sebenarnya juga disebabkan
oleh perilaku-perilaku manusia individual dan tatanan birokrasi pemerintahan yang buruk,
serta faktor ekonomi, budaya, biologis, dan faktor psikologis. Antologi Cerpen “Aku,Dia,
dan Mereka” ini merupakan antologi cerpen kedua dari Komunitas Aktif Menulis
Indonesia (KAMI) Problematika kehidupan dari penulis itu sendiri yang mana juga para
penulis ini aktif dalam membuat sebuah karya tulis serta antologi cerpen ini memiliki tema
yang berbeda-beda dari setiap cerpennya. Karya sastra yang dihasilkan oleh pengarang
adalah bentuk dari protes dan kritik terhadap permasalahan sosial yang banyak terjadi
dilingkungan bermasyarakat. Menurut Darma, salah satu fungsi karya sastra adalah
memaparkan kebobrokan agar kehidupan manusia dapat menuju kearah pembinaan budi
yang halus, manusiawi, dan berbudaya. Penelitian ini bertujuan untuk meanalisis
Permasalahan Sosial dalam Antologi Cerpen “Aku,Dia dan Mereka”. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, Penelitian kualitatif merupakan
penelitian yang berdasarkan pada penarasian dan pendeskripsian data. Dengan
menggunakan pendekatan Sosiologi Sastra. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan
dalam Permasalahan Sosial dalam Antologi Cerpen “Aku,Dia dan Mereka”dapat diambil
kesimpulan, yaitu : Terdapat dua Masalah Kemiskinan, satu Masalah Generasi Muda dalam
Masyarakat Modern dan satu Masalah Pelanggaran terhadap Norma - Norma Masyarakat

Kata Kunci: Masalah Sosial, Cerpen, Aku Dia dan Mereka.


PENDAHULUAN
Manusia dalam bermasyarakat sesungguhnya memiliki pola pikir dan pandangan yang
berbeda-beda, maka dari itu banyak pula terjadi interaksi sosial yang berbeda-beda.
Menyelaraskan pola pikir agar menjadi satu pemikiran merupakan cara terbaik untuk
menghindari terjadinya penyimpangan sosial dalam bermasyarakat. Jika hal semacam ini
tidak diatasi dengan seksama maka nantinya akan menimbulkan masalah-masalah sosial.
Masalah sosial yang terjadi di dalam masyarakat akan menimbulkan sesuatu yang
dapat memicu terjadinya perpecahan dalam masyarakat, serta dapat menghambat tujuan yang
telah disepakati bersama. Selain itu, penyimpangan sosial sebenarnya juga disebabkan oleh
perilaku-perilaku manusia individual dan tatanan birokrasi pemerintahan yang buruk, serta
faktor ekonomi, budaya, biologis, dan faktor psikologis.
Masalah sosial merupakan masalah yang ada dalam masyarakat yang terjadi interaksi
sosial antar-individu maupun kelompok yang berbeda argumen. Menurut Martin S.
Weinberg, masalah sosial adalah situasi yang dinyatakan sebagai sesuatu yang bertentangan
dengan nilai-nilai oleh warga masyarakat yang cukup signifikan, dimana mereka sepakat
dibutuhkannya suatu tindakan untuk mengubah situasi tersebut. Adapun macam – macam
sosial yang umum di masyarakat ialah a). Kemiskinan,b). Kejahatan,c). Masalah
disorganisasi keluarga, f) Masalah Generasi Muda dalam Masyarakat Modern, dan f).
Masalah pelanggaran terhadap norma – norma masyarakat.
Masalah sosial juga sering terkandung dalam sebuah karya sastra yang ditulis oleh
pengaran sebagai pengungkapan gagasan atau pikiran pengarang dalam sebuah sastra. Sastra
merupakan salah satu karya seni yang menjadi wadah bagi para pengarang untuk
menuangkan seluruh pendapat yang mereka miliki ke dalam sebuah tulisan sesungguhnya
tidak akan pernah lepas dari pengalaman hidup yang telah dilalui oleh pengarang sehingga
dalam sebuah karya sastra pasti akan ada keterkaitan dengan permasalahan sosial dan budaya
di lingkungannya. Karya sastra yang dihasilkan oleh pengarang adalah bentuk dari protes dan
kritik terhadap permasalahan sosial yang banyak terjadi dilingkungan bermasyarakat.
Menurut Darma, salah satu fungsi karya sastra adalah memaparkan kebobrokan agar
kehidupan manusia dapat menuju kearah pembinaan budi yang halus, manusiawi, dan
berbudaya.
Adapun karya sastra yang akan dikaji dalam penelitian ini ialah Antologi Cerpen
“Aku,Dia, dan Mereka. Antologi cerpen ini ditulis oleh beberapa pengaran yaitu Karya Putu
Ayub, Faomasi, Ambarini, Kiki Tugarma, Ayu Rosi, Cindy Cici dan Putry Desta. Antologi
Cerpen ini merupakan antologi cerpen kedua dari Komunitas Aktif Menulis Indonesia
(KAMI) Problematika kehidupan dari penulis itu sendiri yang mana juga para penulis ini
aktif dalam membuat sebuah karya tulis serta antologi cerpen ini memiliki tema yang
berbeda-beda dari setiap cerpennya. Pilihan kata yang sulit dan arkais menjadi daya tarik
sendiri bagi pembaca khususnya kalangan muda.
Penelitian pada Antologi Cerpen “Aku,Dia, dan Mereka” dilakukan untuk menggali
masalah-masalah sosial yang disangkut pautkan dengan realitas kehidupan dalam masyarakat.
Karena itu, kehidupan sosial manusia yang dipelajari oleh sosiologi dapat menjadi amat luas,
kompleks, berlapis-lapis: dari segala denyut kehidupan sosial manusia yang tampak secara
langsung sampai dengan susunan atau pertalianpertalian sosial yang luas, umum, dan abstrak.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti ini mengungkap dan mengkaji permasalahan yang
terdapat Antologi Cerpen “Aku,Dia, dan Mereka”.

Kajian Pustaka
1. Pengertian Sosiologi Sastra
Sosiologi sastra adalah ilmu yang memanfaatkan faktor sosial sebagai
pembangun sastra. Faktor sosial diutamakan untuk mencermati karya sastra.
Kacamata ini, jika kita salah aplikasi, ahli sastra dapat menjadi ahli sosiologi.
Setidaknya, ahli sastra dapat terjebak dengan memanfaatkan teori soiologi untuk
menafsirkan karya sastra. sosiologi sastra adalah upaya untuk memahami karya sastra
melalui perpaduan ilmu sastra dengan ilmu sosiologi. Dalam wacana ini, sastra berdiri
sebagai fenomena masyarakat yang ditelaah dalam kacamata ilmu sastra dalam
hubungannya dengan ilmu sosiologi.
Menurut Swingewood (dalam Wiyatmi, 2013) mengungkapkan bahwa
sosiologi adalah studi yang ilmiah dan objektif mengenai manusia dalam masyarakat
serta studi mengenai lembaga-lembaga dan proses sosialnya. Sosiologi berusaha
menjawab pertanyaan mengenai bagaimana masyarakat dimungkinkan, bagaimana
cara kerjanya, dan mengapa masyarakat itu bertahan hidup.
Sosiologi sastra jelas ilmu tentang interdisiplin, yang memperhatikan ihwal
fakta estetis dan fakta kemanusiaan. Sastra sebagai fakta estetis akan mengungkapkan
seluk beluk hidup manusia. Hidup manusia itu sendiri dikemas dalam konteks fiksi.
Jalinan sastra dan manusia itulah yang sering menarik pemahaman sosiologi sastra.
Sosiologi sastra sebagai sebuah metode yang memahami manusia lewat fakta
imajinatif, memerlukan paradigma yang kokoh.
Menurut Ratna (2003 : 1-2), memang telah memaparkan berbagai definisi
sosiologi sastra. Dia juga menyebut dengan istilah hakikat. Maksudnya, tentu saja
hendak mempertajam pengertian sosiologi sastra yang sering disalahtafsirkan.
Menurut dia, hakikat sosiologi dan sastra sangat berbeda, bahkan bertentangan secara
diametral. Namun, dia tidak memperjelas yang dimaksud diametral. Bagi saya,
memang penting membedakan antara sosiologi dan sastra, demi terwujudnya batasan
sosiologi sastra yang handal. Sosiologi adalah ilmu objektif kategoris, membatasi diri
pada apa yang terjadi dewasa ini (das sein), bukan apa yang seharusnya terjadi (das
sollen). Sebaliknya, karya sastra jelas bersifat evaluatif, subjektif, dan imajinatif.
Perbedaan antara sastra dan sosiologi merupakan perbedaan hakikat, sebagai
perbedaan ciri-ciri, sebagaimana ditunjukkan melalui perbedaan antara rekaan dan
kenyataan, fiksi dan fakta.

2. Pendekatan Sosiologi Sastra


Menurut (Nadira & Leila, 2012) merumuskan pendekatan kajian sosiologi
sastra ada tiga macam antaralain: 1). Konteks sosial pengarang, konteks ini
melatarbelakangi proses sosial sastra dalam masyarakat kaitannya dengan masyrakat
pembaca, 2). Sastra sebagai bentuk realitas sosial, yaitu sampai sejauh mana sastra
memengaruhi kehidupan masyarakat secara menyeluruh dengan segala aspek 3).
Fungsi sosial sastra, dalam hal ini sastra ditelaah sampai sejauh mana nilai sastra
dengan nilai sosial dan sampai sejauh mana sastra berfungsi sebagai alat penghibur
dan sekaligus pendidikan bagi masyarakat pembaca.

3. Masalah Sosial
Masalah Sosial adalah suatu yang ketidak sesuaian antara unsurunsur
kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Atau
menghambat terpenuhnya keinginan-keinginan pokok warga kelompok sosial
tersebut, sehingga menyebabkan kepincangan ikatan sosial. Masalah sosial
merupakan kondisi yang tidak diinginkan ada di dalam masyarakat karena dapat
mengganggu ketenteraman masyarakat dan diperlukan adanya tindakan sebagai hasil
dari kesepakatan bersama untuk mengatasinya atau memperbaikinya. Masalah sosial
dianggap sebagai persoalan karena menyangkut tata kelakuan yang bersifat immoral,
berlawanan dengan hukum yang bersifat merusak. Masalah sosial merupakan masalah
yang timbul akibat dari interaksi sosial antara individu, antara individu dengan
kelompok, antara kelompok dengan kelompok. Interaksi sosial berkisar pada ukuran
nilai, adat istiadat, ideologi dan tradisi yang ditandai dengan suatu proses sosial yang
disosiatif. Bahkan masalah sosial timbul dari proses perkembangan masyarakat.
Apalagi kalau proses perkembangan itu berlangsung dengan cepat sehingga
menimbulkan keguncangan di dalam masyarakat. Sehingga masyarakat kekagetan
budaya (cultural shock) dan kesenjangan budaya (cultural cultural lag).
Masalah sosial timbul karena adanya ketidaksesuaian antara unsur-unsur
kebudayaan atau masyarakat, di mana dapat membahayakan kehidupan kelompok
sosial atau menghambat terpenuhinya keinginan-keinginan pokok warga kelompok
sosial tersebut yang menyebabkan kepincangan ikatan sosial. Suatu kondisi yang
normal terdapat integrasi serta keadaan yang sesuai pada hubungan-hubungan antara
unsur-unsur masyarakat atau unsur-unsur kebudayaan. Apabila antara unsur-unsur
tersebut terjadi bentrokan atau ketidaksesuaian, maka hubungan-hubungan sosial
terganggu yang mengakibatkan kegoyahan dalam kehidupan kelompok.

4. Bentuk Masalah – Masalah Sosial


a. Masalah Kemiskinan
Kemiskinan merupakan suatu keadaan saat seseorang tidak sanggup
memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga
tidak mampu memanfaatkan tenaga, mental, maupun fisiknya dalam kelompok
tersebut.
b. Masalah Kejahatan
Suatu kejahatan disebabkan karena kondisi- kondisi dan proses-proses sosial
yang sama, yang menghasilkan perilaku sosial lainnya.
c. Masalah Disorganisasi Keluarga
Disorganisasi keluarga adalah perpecahan keluarga sebagai suatu unit karena
anggota-anggotanya gagal memenuhi kewajiban-kewajibannya yang sesuai
dengan keinginan sosialnya.
d. Masalah Generasi Muda dalam Masyarakat Modern
Masalah generasi muda pada umumnya ditandai oleh dua ciri yang
berlawanan, yakni keinginan untuk melawan (misalnya dalam bentuk radikalisme,
kenakalan, dan sebagai-nya) dan sikap yang apatis (misalnya persesuaian yang
membabi buta terhadap ukuran moral generasi tua).
e. Masalah Pelanggaran terhadap Norma-Norma Masyarakat
Masalah dalam pelanggaran terhadap norma-norma masyarakat, yaitu masalah
pelacuran, masalah kenakal-an anak-anak, masalah alkoholisme, masalah
kenakalan anak remaja.

Metode Penelitian
Metode berasal dari kata methodos dalam bahasa latin yang terdiri dari kata meta dan
hodos. Meta berarti menuju, melalui, mengikuti, sesudah, sedangkan hodos berarti jalan, cara,
arah. Dalam pengertian yang lebih luas metode dianggap sebagai cara-cara, strategi untuk
memahami realitas, langkah-langkah sistematis untuk memecahkan rangkaian sebab akibat
berikutnya. Metode berfungsi untuk menyederhanakan bentuk interaksi, sehingga lebih
mudah untuk dipecahkan dan dipahami. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian kualitatif, Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang berdasarkan
pada penarasian dan pendeskripsian data. Karena itu, penelitian kualitatif lebih dominan
menggunakan pemaparan yang bersifat interpretatif daripada penggunaan angka. Metode
Penelitian sosiologi sastra dengan pendekatan deskriptif kualitatif, yakni pendekatan
sosiologi sastra yang menitikberatkan kajiannya pada karya sastra serta mendeskripsikan dan
menganalisis masalah - masalah sosial yang terdapat dalam Antologi Cerpen “Aku,Dia dan
Mereka”.

a. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data menggunakan studi dokumentasi atau kajian
kepustakaan . Dalam hal ini naskah cerpen yang ada di dalam Antologi Cerpen
“Aku,Dia dan Mereka”Antologi ini menjadi sumber data utama atau sumber primer
dalam penelitian ini. Pada tahap pengumpulan data, peneliti melakukan pendataan
terhadap naskah cerpen dalam Antologi Cerpen “Aku,Dia dan Mereka”yang
maknanya berkaitan dengan interaksi sosial yang ada dalam masyarakat.
Selanjutnya pengklasifikasian cerpen tersebut ke dalam bentuk masalah sosial.
Kegiatan berikutnya adalah penyajian data, pada tahap ini dilakukan kegiatan
penomoran permasalahan sosial yang tergambar dalam dalam Antologi Cerpen
“Aku,Dia dan Mereka”.

b. Teknik Analisis data


Analisis cerpen merupakan salah suatu cara untuk memahami makna yang
terkandung di dalamnya dengan menelaah kutipan ceritanya sehingga dapat diperoleh
suatu pemahaman dan kesimpulan yang relevan. Penelitian ini terjadi alam beberapa
tahapan, yaitu:
a. Mengumpulkan data berupa kutipan-kutipan yang merupakan permasalahan
sosial yang terdapat pada Antologi Cerpen “Aku,Dia dan Mereka” sebagai
objek dalam penelitian,
b. Memilih kumpulan data yang akan dianalisis
c. Melakukan pembacaan secara intensif terhadap Antologi Cerpen “Aku,Dia dan
Mereka”

Hasil dan Pembahasan


Masalah sosial merupakan masalah yang ada dalam masyarakat yang terjadi interaksi
sosial antar-individu maupun kelompok yang berbeda argumen. Masalah sosial juga
merupakan hal yang membahayakan kelompok sosial atau meng-hambat terpenuhinya
keinginan-keinginan pokok warga kelompok sosial tersebut sehingga menyebab-kan
kepincangan ikatan sosial. Berikut in Permasalahan Sosial Dalam Antologi Cerpen “Aku,Dia,
Dan Mereka”.
1. Masalah Kemiskinan
Kemiskinan merupakan suatu keadaan saat seseorang tidak sanggup
memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak
mampu memanfaatkan tenaga, mental, maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.
Berikut ini kutipannya terdapat pada cerpen yang berjudul “Warisan untuk Doni”.

“Don... kalau gini terus susah hidup kita...” ucap Ayu.


“Mau gimana lagi? Gue sudah tidak ada kerjaan lagi. Coba loe... usaha dikit
lah...” jawab Doni.
“O.... gitu tho.....? Kalau gitu mending gue pergi dan cari yang lain aja....”
balas Ayu.
Dilihat dari dari kutipan di atas bahwa tokoh Doni sudah tidak memiliki lagi
pekerjaan yang mana saat tidak bekerja dan tidak mendapatkan uang maka tokoh
Doni tidak bisa memenuhi kebutuhan – kebutuhan nya.
Terdapat juga kutipan yang menggambarkan masalah kemiskinan di cerpen
“Warisan untuk Doni”. Yaitu :
Pah.... maafkan aku...” ucap Doni
“Hei.... Apakah kamu Doni?” tanya Pak Ivan. Ia hampir tidak mengenalinya.
Badannya kusut, persis seperti gelandangan.
“Ya... maafkan aku. Pah...., aku telah berdosa, aku tidak layak lagi disebutkan
anak Papa. Untuk itu ijinkan aku bekerja pada Papa atau kakak-kakak.”

Dilihat dari kutipan diatas terdapat jelas sebuah masalah kemiskinan yang
digambarkan fisik dari tokoh doni yang menjadi gelandangan dan tokoh doni juga
ingin bekerja pada ayah dan kakaknya.

2. Masalah Generasi Muda dalam Masyarakat Modern


Masalah generasi muda pada umumnya ditandai oleh dua ciri yang
berlawanan, yakni keinginan untuk melawan (misalnya dalam bentuk radikalisme,
kenakalan, dan sebagai-nya) dan sikap yang apatis (misalnya persesuaian yang
membabi buta terhadap ukuran moral generasi tua). Berikut ini kutipan terdapat pada
cerpen “Ketika Aku dan Kamu menjadi Kita”

“Baik bu, maafkan kami. Saya suka mengejek Kila karena menurut saya dan
teman- teman dia susah untuk bergaul Bu, dia selalu menutup diri untuk
bergabung dengan kami,” jawab Lita dengan wajah serius dan sebentar-
sebentar dia melirik ke arahku.
“Baiklah, Ibu sudah menemukan permasalahannya. Ibu akan membantu kalian
berdamai dan menyelesaikan permasalahan ini.”
“Bu, kami tidak bermaksud untuk menyakiti Kila, kami pikir kami bisa bergaul
baik dengan Kila, ya kami sadar ternyata cara kami bercanda dan itu salah,”
seru Joko mencoba menjelaskan.
“Iyaaa emang salah bercanda, jangan bawa-bawa kepercayaan kan bisa. Aku
emang beda sama kalian tapi jangan ledekin aku dong,” jawabku.
Dilihat pada kutipan diatas ada keinginan dari teman Kila untuk mengejek Kila
yang dikarenakan susah untuk bergaul serta terdapat keinginan sikap temen kila yang
membeda – bedakan dalam kepercayaan sesorang ditambah dengan ledekan terhadap
Kila itu sendiri. Disitulah masalahnya dimana kita diharuskan bertoleransi dengan
sesama walaupun memiliki perbedaan tetapi kita sebagai manusia harus berinteraksi
tanpa membedakan apapun.

3. Masalah Pelanggaran terhadap Norma - Norma Masyarakat


Masalah dalam pelanggaran terhadap norma-norma masyarakat, yaitu masalah
pelacuran, masalah kenakal-an anak-anak, masalah alkoholisme, masalah kenakalan
anak remaja. Berikut ini kutipan yang tedapat pada cerpen yang berjudul “Masih Ada
Kasih”

“Tempat apaan ni?” tanya Riko sambil menutup hidung.


“Ini tempat buat hilangin masalah lu” jawab Alvin.
Jane Membenarkan “Yup, bener banget tuh. Lu duduk sini“ sambil menunjuk
kursi.
“Ni cobain” ucap Alvin sambil menyodorkan minuman.
“Aneh banget rasanya, apaan ni?” tanya Riko sambil mau muntah.
Alvin pun mencekoki minuman ke mulut Riko, “Udah cobain aja”

Dilihat dari kutipan diatas tedapat sebuah masalah kenalakan remaja yang
mana tokoh Alvi dan Jane mengajak kesebuah tempat dan memberikan minuman
yang membuat Riko merasa aneh, bisa diterjemahkan bahwa itu merupakan tempat
bar yang sekarang sangat menjadi sebuah kenalan remaja di tempat bar tersebut lah
terdapat minuman – minuman yang beralkohol.
Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dalam Permasalahan Sosial dalam
Antologi Cerpen “Aku,Dia dan Mereka”dapat diambil kesimpulan, yaitu : Terdapat dua
Masalah Kemiskinan, satu Masalah Generasi Muda dalam Masyarakat Modern dan satu
Masalah Pelanggaran terhadap Norma - Norma Masyarakat
DAFTAR PUSTAKA

BPMPK – KEMDIKBUD: Pengertian dan Jenis Masalah Sosial. m-edukasi.kemdikbud.go.id.


https://m-edukasi.kemdikbud.go.id/medukasi/produk-files/kontenkm/km2016/KM201626/
materi1.html.
Suwardi. 2011. Bahan Kuliah Sosiologi Sastra. Yogyakarta : FBS Universitas Negeri
Yogyakarta
Nurhapidah, A.A. 2019 Kajian Sosiologi Sastra Novel “Kembali” Karya Sofia Mafaza
Dalam Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 2 No. 4 IKIP Siliwangi
Mariatin. 2019. E-Modul Masalah Sosial. Jakarta: Direktoran Pembinaan SMA – Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Putra, T.A. 2019. Masalah-Masalah Sosial Dalam Kumpulan Cerpen Cemara Karya
Hamsad Rangkuti. Padang: Universitas Negeri Padang
Rahayu, T. 2022. Masalah Sosial Dalam Kumpulan Cerpen Perempuan Di Rumah Panggung
Karya Isbedy Stiawan Sebagai Alternatif Bahan Ajar Di Sekolah Menengah Atas. Kotabumi :
Universitas Muhammadiyah Kotabumi
Moleong, L. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosyda.
Wiyatmi. (2013). Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Kanwa Publisher

Anda mungkin juga menyukai