Anda di halaman 1dari 20

Sosiologi Sastra

- Nurul Atikah Fauzi, M.Pd. -


Setiap pengalaman yang tidak
dinilai baik oleh dirinya sendiri
ataupun orang lain akan tinggal
menjadi sesobek kertas dari buku
hidup yang tidak bermakna.
PADAHAL setiap pengalaman tak
lain daripada fondasi kehidupan.

- Pramoedya Ananta Toer -


Apa itu sosiologi?

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang


hubungan dan pengaruh timbal balik antara berbagai
macam gejala sosial (keluarga, moral, agama, hukum,
ekonomi, dsb). Hubungan dan pengaruh timbal balik
antara gejala sosial dan gejala non-sosial (biologis,
geografis, dsb) menjadi ciri-ciri umum semua jenis
gejala-gejala sosial lain.
Apa itu sastra?

Bagian dari sebuah keindahan dalam sebuah seni, bersifat


subjektif karena sebagai cerminan realitas kehidupan
sehingga sangat dipengaruhi oleh sikap pengarang.
Sosiologi Sastra

1. Melakukakan analisis ilmiah yang 1. Mencoba memahami setipa


objektif kehidupan sosial dari relung
2. Dari hasil pemikiran perasaan yang terdalam
3. Sosio mengekspresikan 2. Dari hasil pergulatan perasaan
pandangan dunia dari emperisitas 3. Karya Sastra merupakan ekspresi
pandangan dunia secara imajiner

Perbedaan Sosiologi dan Sastra


Pendekatan Sosiologis

Dasar filosofis pendekatan sosiologis adalah adanya


hubungan hakiki antara karya sastra dengan
masyarakat. Hubungan-hubungan yang dimaksudkan
disebabkan oleh:
a) Karya sastra dihasilkan oleh pengarang.
b) Pengarang itu sendiri adalah anggota Masyarakat.
c) Pengarang memanfaatkan kekayaan yang ada
dalam Masyarakat.
d) Hasil karya sastra itu dimanfaatkan - kembali oleh
masyarakat.
Pengertian Sosiologi Sastra
Wellek dan Warren (1956)
01 Cabang dari disiplin ilmu sosiologi dan sastra yang
terbentuk dan terdentifikasi dengan baik antara
kesenian atau kesastraan dengan hubungan
masyarakat yang ada di dalamnya.

Ratna (2003)
02 Ilmu pengetahuan yang memberikan keterkaitan
erat antara kehidupan dalam masyarakat dengan
hasil karya yang dihasilkannya.

Faruk (2010)
03 Ilmu pengetahuan yang mampu menghubungkan
antara hasil karya manusia dengan kehidupan yang
ada dalam masyarakat.
Kecenderungan Sosiologi Sastra

1. Pendekatan yang berdasarkan


pada anggapan bahwa sastra
merupakan cermin proses
sosial-ekonomi.
2. Pendekatan yang
mengutamakan teks sastra
sebagai bahan kajian.
Fungsi Sosiologi Sastra

01
Sebagai pembaharu dan perombak dari tradisi
yang dijalani masyarakat pada saat ini.

02 Menjadi titik batas bahwa antara hal-hal yang bisa


dicontoh dan seharusnya bisa diganti atau tidak layak
dalam peneliannya.

03 Sebagai media penghibur bagi masyarakat.


Skema Sosiologi Sastra

Penulis Masyarakat

SASTRA Karya Masyarakat SOSIAL

Pembaca Masyarakat
A. Sosiologi Sastra (Ian Watt)

Mata Pencarian
Konteks
Sosial Profesionalisme
Pengarang
Mastarakat yg dituju

Sastra sebagai cermin masyarakat

Sosiologi Sastra Genre Sastra merupakan sikap tertentu

Sastra menampilkan keadaan


masyarakat secermat-cermatnya
B. Sosiologi Sastra (Rene Wellek & Austin Warren)

Latar belakang Sosial


Sumber ekonomi
Sosiologi Ideologi
Sastrawan
Integritas Sosial
Isi
Sosiologi Sosiologi
Tujuan
Sastra Karya
Masalah Sosial

Sosiologi Latar Sosial


Pembaca
Perubahan Sosial

Perkembangan
Sosial
Ruang Lingkup Sosiologi Sastra
Sosiologi Pengarang Sosiologi pembaca
Latar belakang sosial, status Mempermasalahkan pembaca dan
pengarang, dan ideologi pengarang pengaruhnya kepada masyarkat.
yang terlihat dari kegiatan
pengarang di luar karya sastra.

Mencari masalah untuk menelaah


apa yang tersirat dalam karya
sastra.

Sosiologi Karya Sastra


1. Sosiologi Pengarang

Pembahasan mengenai pengarang, profesi dan


juga ilustrasi yang dihasilkannya. Sosiologi sastra
ini dinilai cukup mampu memberikan telaah
tersendiri bagi profesi dan istitusinya di dalamnya.
Pokok pembahasan meliputi:

a. Latar belakang sosial


b. Status pengarang
c. Ideologi pengarang
Contoh Sosiologi Pengarang
Sosiologi pengarang adalah salah satu yang harus ada dalam sosiologi sastra,
pengarang sebagai pencipta karya terikat oleh status sosial dalam masyarakat. Novel
Kembali merupakan karya Sofia Mafaza, lahir di Pemalang Jawa Tengah, 25 Agustus Penjelasan
1992. Selepas SMA, Sofia Mafaza melanjutkan pendidikan di Universitas Negeri latar sosial
Semarang. Cita-citanya yang ingin menjadi guru membuatnya memilih untuk
meneruskan pendidikannya di program study PGSD. Baginya bersama anak-anak
Status
merupakan hal yang menyenangkan. Kebiasaan menulis diary setiap hari membuatnya pengarang
terbiasa menulis. Sehingga dia membulatkan tekdanya untuk menulis cerita, seperti sebagai
cerpen dan novel. Novel Kembali merupakan novel pertamanya. Kondisi social, kondisi mahasiswa
sosial meliputi dua aspek yaitu negatif dan positif, contoh kondisi sosial yang merugikan
adalah narkoba, miras dan lainnya. Sedangkan contoh kondisi sosial yang positif adalah
tentang pendidikan. Dalam karya pertama yang dibuat oleh Sofia menceritakan kondisi Ideologi
positif yakni tentang semangat mahasiswa tingkat akhir untuk mengerjakan skripsi. pengarang
“Mulai sekarang, aku mau fokus ngerjain skripsi, aku juga harus mengatur jadwal untuk
tes wawancara beasiswa ke Prancis dalam waktu dekat ini. Mmm. Kayaknya untuk
sementara ini kita bakal jarang ketemu. Kamu tidak apa-apa kan?” (hlm.124). Menyertakan kutipan
dalam novel
Sumber: Parole (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) Volume 2 Nomor 4, Juli 2019
2. Sosiologi Karya Sastra

Sosiologi karya sastra mencari masalah untuk


menelaah apa yang tersirat dalam karya sastra. Adapun
masalah-masalah tersebut dapat berupa sebagai
berikut:
a. Hubungan gejala kemasyarakatan
dengan pendidikan.
b. Membahas masyarakat di kota dan
pedesaan.
c. Tingkah laku manusia dan masyarakat
dalam kaitannya dengan hukum yang
berlaku.
d. Masyarakat dalam hubungannya dengan
politik.
e. Masyarakat dalam dunia industri.
f. Masyarakat di dalam pembangunan.
Contoh Sosiologi Karya Sastra
Latar Belakang Sosial Budaya dalam Novel Punakawan Menguggat

Latar belakang sosial budaya dalam novel Punakawan Menguggat karya Ardian Kresna Isi karya
merupakan sebuah kehidupan tradisional yang sangat asing dari pengaruh modernisasi. berkaiatan
kehidupan
Kehidupan tradisonal ini terlihat dari beberapa aspek latar belakang yang tradisional
menghidupkan cerita dalam novel ini yang diuraikan berikut ini.
a. Pekerjaan
Latar waktu di zaman kerajaan sehingga terjadi adanya kedudukan sebagai pemimpin
(raja), penasehat, dan rakyat jelata. Akan tetapi, pada novel ini menggambarkan masalah
bagaimana penguasa yang kurang mempedulikan kesejahteraan rakyatnya. Mereka sosial dalam
karya
bekerja keras hanya untuk kemapanan sendiri. Ironisnya mereka melupakan kewajiban
sebagai orang tua terhadap anak-anaknya serta kebutuhan keluarganya sendiri. Selain
itu, demi mempertahankan kekuasaan dalam pekerjaan yang dimiliki, pemimpin kawula
mencari perhatian atasan atau tuannya dengan membuat hati senang misalnya
mengatakan hal yang tidak sebenarnya, seperti kutipan berikut.“Aku perhatikan, kini Kutipan
para pemimpin kawula Amarta lebih mementingkan dirinya sendiri dengan selalu dekat dalam novel
dengan para tuannya…. . (Kresna, 2012:13).
Sumber: Jurnal Bindo Sastra 1 (1) (2017): 1–9
3. Sosiologi Pembaca

Pembahasan mengenai sosiologi sastra tidak lepas


dari dampak yang dihasilkannya. Bahasan ini
menjadi bahasan penting karena dampak yang
dihasilkan dalam masyarakat akan mampu
memberikan pemahaman baru dan sumber
wawasan baru bagi setiap masyarakat tersebut.
Adapun dampak karya sastra tersebut dapat
diwujudkan dengan penjabaran nilai-nilai yang
terdapat dalam karya tersebut. Misalnya nilai
pendidikan, nilai agama dll.
Contoh Sosiologi Pembaca
Nilai Pendidikan Sosial dalam Novel Punakawan Menguggat
Perkembangan
Novel Punakawan Menggugat karya Ardian Kresna melukiskan kesenjangan antara sosial
orang-orang yang bekerja di istana dan rakyat jelata. Pada bagian awal, penulis
menyajikan orang-orang istana yang sibuk mengkayakan diri dan tidak mengabdikan diri
terjun langsung melihat kondisi rakyat. Keresahan putra Amarta yang berkeluh kesah Deskripsi
dalam bentuk
kepada Semar menambah kenyataan apa yang dirasakan oleh Semar dan ketiga
tingkah laku
anaknya. Kemudian Semar menyampaikan petuah tentang keresahannya selama ini tokoh
karena perseteruan berkepanjangan akibat tidak menghargai dan menghormati dari
perbedaan yang ada seperti kutipan berikut ini.“Manusia sebagai makhluk yang hidup di
tengah-tengah masyarakat, bergaul adalah sesuatu yang sangat penting dalam dalam
mempertahankan keberadaanmu. Hubungan dapat bermakna apabila ada keterikatan Kutipan
dan tanggapan antarmanusia dan terjadinya hubungan timbal balik antara kedua belah dalam novel
pihak. Hubungan kemasyarakatan akan berjalan dengan baik secara sendiri-sendiri, (mencerminkan
nilai pendidikan
bersama-sama, maupun berkelompok. (Kresna, 2012:362).
sosial)

Sumber: Jurnal Bindo Sastra 1 (1) (2017): 1–9


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai