Anda di halaman 1dari 19

Analisis Novel “Bumi manusia” Karya Pramoedya ananta toer

Menggunakan Teori Realitas Sosio Historis

Naufal bominian R

Tugas ini dibuat untuk memenuhi sebagian


persyaratan untuk mengikuti ujian sekolah

SMA Nasional 1
Jl. Bojong Nangka II No.4, RT.8/RW.3, Jatirahayu, Pondokmelati,
Kota Bks, Jawa Barat
BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar belakang masalah

Sastra merupakan pencerminan dari masyarakat, melewati karya sastra sang

penulis menuangkan keluh kesah kehidupannya. Banyak orang berpendapat bahwa

karya sastra adalah sebuah karangan fiktif yang hanya mempunyai tujuan untuk

menghibur orang pembaca dan penikmatnya, tetapi nyatanya tidak sedikit karya sastra

yang sebenarnya mempunya nilai faktual dimana sebuah fenomena sosial yang terjadi

di dalam novel itu adalah sebuah kenyataan yang pernah atau sedang terjadi di sekeliling

masyarakat. Karya sastra sendiri dapat mempengaruhi masyarakat dan dapat juga

dipengaruhi oleh masyarakat, bahkan seringkali juga masyarakat menilai karya sastra

yang ada di suatu era. Itulah kenapa mulai muncul sebuah pemahaman bahwa sastra

mempunyai ketertarikan timbal balik dengan masyarakat, dan ilmu sosiologi sastra

berupaya untuk meneliti keterkaitan antara sastra dengan kenyataan masyarakat dalam

beberapa dimensi.

sosiologi sastra sendiri adalah sebuah ilmu gabungan antara sosiologi dan sastra,

dimana ilmu sosiologi sastra ini bertujuan untuk memahami atau mengkaji fenomena

sosial yang terjadi di dalam suatu karya sastra menggunakan ilmu sosiologi sebagai

dasar pengetahuan tentang kemasyarakatan. Di dalam sosiologi sastra ini sendiri

terdapat berbagai macam teori teori untuk pengkajiannya, salah satunya adalah teori

realitas sosio historis yang di peruntukan mengkaji karya sastra berupa novel. Dimana

menurut teori ini novel adalah sebuah bukti lukisan sejarah dan sosial yang pernah
terjadi dan ditulis oleh sang penulis, sekecil apapun kejadiannya itu tetap sebuah realitas

sosial yang pernah terjadi dalam sejarah hidup manusia. Dr. Suwardi endraswara,

M.Hum (2012:1) menggolongkan novelis menjadi dua, yaitu novelis kelas satu dan

kelas dua. Novelis kelas satu adalah novelis yang cerdas dan dapat memaknai hidup, ia

pasti tidak akan melupakan aset sosial. Dunia sosial adalah dunia yang manis tapi juga

tidak terbebas dari lika liku kehidupan yang pahit. Sedangkan novelis kelas dua adalah

novelis yang mencoba untuk merayu publik atau untuk memuaskan diri sendiri dengan

autobiografi yang ideal. Berfokus kepada teori realitas sosio historis, Dr. Suwardi

endraswara, M.Hum menyatakan bahwa terdapat dua aspek harus di cari ketika ingin

meneliti sebuah karya sastra dengan teori ini, yaitu seberapa dekat realitas sosial di

dalam novel berhubungan dengan situasi sosial di sekitar penulis dan bagaimana sang

penulis memoles dan membungkus lingkungan atau situasi sosial kedalam estetika

novel.

Sebuah karya sastra yang berbentuk prosa naratif panjang yang di dalamnya

terdapat kisah yang disampaikan melalui gaya penulisan sudut pandang orang pertama

maupun sudut pandang orang ketiga, itulah novel. Novel sendiri adalah salah satu karya

sastra yang paling di minati oleh masyarakat, itu dikarenakan oleh daya komunikasinya

yang luas dan juga dapat memikat banyak perhatian pembaca dari berbagai jenis

kalangan. Ada juga yang mengatakan bahwa novel adalah suatu karangan berbentuk

prosa yang didalamnya terdapat dua unsur, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.

Unsur intrinsik adalah unsur unsur ini yang membangun novel dari dalam, unsur

intrinsik tidak hanya satu melainkan ada banyak di antaranya adalah tema pada novel,

tokoh tokoh, alur cerita novel, latar tempat dan waktu yang di gambarkan pada novel,

sudut pandang yang menjadi mata untuk para pembaca novel, gaya tutur bahasa dan

amanat atau pesan yang ingin disampaikan oleh penulis novel kepada para pembacanya.
Sedangkan unsur eksintrik adalah faktor faktor dari luar yang mempengaruhi

terbentuknya novel. Salah satunya adalah biodata atau latar belakang kehidupan penulis

novel. Penulis novel yang diasuh oleh keluarga yang baik, tinggal di rumah besar yang

nyaman dan hidup bahagia dengan melakukan hal yang dia sukai, pasti akan

mempunyai konten atau bobot cerita yang berbeda dengan penulis novel yang

ditinggalkan oleh orang tuanya, tinggal di rumah kecil yang kumuh dan mempunyai

konflik atau permasalahan hidup yang berat. Itulah mengapa biodata atau latar belakang

penulis sangat berpengaruh terhadap konten yang akan di tulis oleh sang penulis. Bumi

manuisa adalah contoh yang tepat, dimana latar belakang sang penulis berpengaruh

banyak dengan apa yang ia tulis. Buku pertama dari tetralogi pulau buru karya

Pramoedya ananta toer ini adalah sebuah karya sastra yang di kenal sebagai sebuah

masterpiece oleh sastrawan sastrawan dari bermacam macam negara di pelosok dunia.

Novel ini sendiri dibuat ketika si penulis Pramoedya ananta toer atau biasa di sebut

Pram sedang di penjara tanpa di sidang maupun di hakimi, dan tanpa mengetahui

kesalahan apa yang telah ia perbuat hingga pantas untuk menerima semua ini. berkali

kali ia di siksa dan di pindah alihkan ke beberapa penjara yang berbeda selama kurang

lebih 10 tahun, dan di sela sela 10 tahun itu dia sempat di berikan sebuah mesin ketik.

Dari situlah banyak karya karya Pram yang mendunia pun terlahir, salah satunya adalah

novel yang berjudul Bumi manusia ini.

Dengan ini sang pengkaji tertarik untuk menganalisis novel Bumi manusia karya

Pramoedya ananta toer menggunakan teori realitas sosio historis. Dimana realitas sosial

di dalam novel Bumi manusia sesungguhnya adalah kejadian yang di sebabkan oleh

situasi sosial si penulis yang pernah terjadi dan jadikan sebagai referensi utama cerita

didalam novel tersebut.


1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang timbul dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Apa itu teori realitas sosio historis?

2. Apa saja aspek realitas sosio historis yang harus diketahui untuk mengkaji

novel Bumi manusia karya Pramoedya ananta toer ini?

3. Bagaimana penggambaran realitas sosial di dalam novel Bumi manusia

karya Pramoedya ananta toer?

4. Apa ada hubungannya cerita didalam novel Bumi manusia dengan situasi

sosial sang penulis Pramoedya ananta toer?

5. Bagaimana Pramoedya ananta toer membungkus situasi sosial dengan

estetika novel di dalam novel Bumi manusia?

6. Apa manfaat dari mengkaji novel Bumi manusia karya Pramoedya ananta

toer?

7. Apakah novel Bumi manusia karya Pramoedya ananta toer memberikan

dampak terhadap perkembangan sastra di indonesia?

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah penelitian di atas, masalah dalam penelitian

ini dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana situasi sosial Pramoedya ananta

berpengaruh terhadap novel Bumi manusia dan bagaimana Pramoedya ananta toer

memoles situasi sosialnya dengan estetika novel ?”

1.4 Pembatasan Masalah

Berdasarkan perumusan masalah diatas, masalah karya tulis ini hanya

dibatasi pada novel Bumi manusia karya Pramoedya ananta toer.


1.5 Kegunaan Penulisan

Kegunaan dari karya tulis ini adalah :

1. Memberikan wawasan terhadap penulis dan pembaca tentang bagaimana

situasi sosial dapat mempengaruhi sebuah karya sastra .

2. Memberikan wawasan terhadap penulis dan pembaca tentang bagaimana

Pramoedya ananta toer memoles sebuah situasi sosial dengan estetika novel.

3. Sebagai dasar referensi untuk penelitian yang akan datang.


BAB II

Landasan Teori dan kerangka berpikir

1.1 Landasan Teori

Dalam bab ini akan bahas landasan teori yang berhubungan dengan rumusan

Masalah, yaitu hakikat karya sastra, hakikat novel, hakikat sosiologi sastra dan

hakikat teori realitas sosio historis serta kerangka berpikir.

1.1.1 Hakikat Karya Sastra

Karya sastra adalah sebuah cipta kreasi seseorang yang bersifat komunikatif

dan tidak jarang untuk mempunyai tujuan estetika.

Menurut Antar semi, karya sastra dalah suatu fenomena sosial. Karya sastra

terkait dengan pembaca dan segi kehidupan manusia yang diungkapkan di

dalamnya. Karya sastra sebagai fenomena sosial tidak terletak pada

penciptaannya saja melainkan pada karya itu sendiri. Karena ketika sang

penulis menyaksikan atau menghadapi sebuah fenomena sosial, maka ia akan

terdorong untuk menuliskan karya sastra sebagai reaksi sosialnya.1

Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa karya sastra adalah

sebuah fenomena sosial yang pernah di rasakan atau di saksikan oleh sang penulis,

yang kemudian ia tulis ulang menjadi karya sastra sebagai reaksi sosial penulis

tersebut.

Sedangkan pendapat Sugihastuti yang dikutip dari salah satu bukunya,

menurut pandangannya bahwa karya sastra merupakan media yang digunakan

1
Antar Semi, Menulis efektif. (1990 : hlm 53)
oleh pengarang untuk menyampaikan gagasan atau pengalamannya, dan

sebagai media peran karya sastra adalah untuk menghubungkan pikiran pikiran

pengarang untuk di sampaikan kepada pembaca . Selain itu karya sastra juga

dapat merefleksikan pandangan pengarang terhadap semua masalah sosial

yang terjadi di sekelilingnya. Realitas sosial yang hadir melalui teks kepada

pembaca merupakan gambaran dari berbagai macam fenomena sosial yang

sedang atau pernah terjadi di dalam masyarakat yang direkam dan ceritakan

kembali oleh pengarang dalam bentuk dan cara yang berbeda.2

Kesimpulan dari pendapat Sugihastuti adalah, ia menganggap bahwa karya

sastra adalah sebuah media dimana pengarang dapat menyampaikan pengalaman

dan informasi selagi menghubungkan pikiran pengarang dengan para pembaca.

Faruk mengkutip bahwa kekhasan karya sastra terdapat bukan pada isinya

melainkan dari bentuk bahasanya. Bahasa pada karya sastra bukan berfungsi

sebagai alat ekspresi sang pengarang, bukan untuk menyampaikan sesuatu dan

bukan untuk menjelaskan kaidah kaidah bahasa yang rumit, melainkan untuk

menarik perhatian orang lain agar tertarik terhadap karya sastra itu sendiri.3

Kesimpulan yang bisa diambil dari kutipan Faruk di atas adalah, kekhasan

karya satra terletak pada kecantikan bahasanya. Tetapi bahasa bukan alat untuk

mengekspresikan atau menyampaikan, melainkan untuk memperindah karya sastra

agar menarik di mata orang lain.

Karya sastra adalah sebuah media dimana penulis dapat mengekspersikan diri

mereka, menyampaikan gagasan maupun pengalaman mereka. Semua yang

2
Sugihastuti. Teori apresiasi sastra. (2007 : hlm 23)
3
Prof. Dr. Faruk. Pengantar sosiologi sastra. (2010 : hlm 41)
terdapat di dalam karya sastra tidak selalu bersifat fiktif, terkadang karya sastra

dapat juga berupa fakta, karena penulis tidak jarang terdorong untuk membuat

karya sastra berdasarkan fenomena sosial yang pernah penulis rasakan atau

saksikan. Tetapi hal yang penting didalam karya sastra adalah estetika bahasa.

Karena bahasa adalah suatu hal yang sudah menjadi ciri khas di dalam sebuah karya

sastra agar dapat membuat orang lain tertarik untuk membacanya.

1.1.2 Hakikat Novel sebagai Karya Sastra

Novel adalah sebuah karangan prosa fiktif yang mempunyai panjang cerita

yang cukup, itu berarti cerita pada novel tidak pendek tetapi tidak juga panjang.

Menurut Eagleton novel cenderung dianggap sebagai karya mengenai

peristiwa yang fiksional sekaligus faktual. Seringkali banyak karya faktual

atau biografis ikut digolongkan sebagai karya sastra. Sebaliknya justru banyak

karya fiksional seperti superman tidak dianggap sebagai karya sastra.4

Kesimpulan dari kutipan Eagleton di atas adalah, Novel itu memang dikenal

sebagai karya sastra yang fiktif tetapi tidak semuanya fiktif, terkadang terselib

sebuah fakta peristiwa sosial yang pernah atau sedang terjadi di masyarakat. Hal

tersebut juga di dukung oleh pendapat Mursal esten.

Mursal esten berpendapat novel merupakan pengungkapan dari fragmen

kehidupan manusia, di dalamnya terdapat konflik-konflik yang akhirnya

menyebabkan terjadinya perubahan jalan hidup antara para pelakunya5.

Dengan kata lain novel adalah cuplikan dari kehidupan manusia dengan bentuk

cerita yang lebih panjang dan menampilkan konflik-konflik yang menyebabkan

4
Prof. Dr. Faruk. Pengantar sosiologi sastra (2010 : hlm 44)
5
Esten Mursal. Kesusastraan : Pengantar Teori dan Sejarah (1978 : hlm 12)
perubahan pada setiap pelaku. Mursal esten juga sependapat dengan Eagleton,

bahwa novel tidak sepenuhnya fiktif. Novel adalah sebuah potongan kehidupan

manusia yang memang pernah atau sedang terjadi di masyarakat.

Pendapat lain dikemukakan oleh Aminuddin, bahwa novel adalah sebagai

karya sastra yang mengandung unsur-unsur kehidupan, pandangan-pandangan

atau pemikiran dan renungan tentang keagamaan, filsafat, berbagai masalah

kehidupan, media pemaparan yang berupa kebahasaan maupun struktur

wacana serta unsur-unsur intrinsik yang berhubungan dengan karakteristik

cipta sastra sebagai suatu teks.6

Kesimpulan dari pendapat Aminuddin adalah, bahwa novel juga mengandung

unsur unsur kehidupan dari pandangan maupun pemikiran dan di paparkan lewat

media kebahasaan sesuai struktur unsur intrinsik pada novel.

novel adalah karya sastra yang berbentuk prosa fiktif tetapi juga faktual. Novel

memang sebuah karangan tetapi novel dapat berisikan sebuah fenomena sosial di

dalam masyarakat yang memang pernah terjadi berdasarkan pengalaman penulis

yang sudah tersusun ulang oleh struktur intrinsik novel.

1.1.2.1 Hakikat Sosiologi sastra

Sosiologi sastra adalah pemahaman terhadap karya sastra dengan

mempertimbangkan aspek aspek kemasyarakatan.

Menurut Ratna Sosiologi adalah ilmu mengenai asal usul dan pertumbuhan

masyarakat, ilmu pengetahuan yang mempelajari keseluruhan jaringan

hubungan sosial antarmanusia dalam masyarakat, sifat umumnya, rasional dan

empiris. Sedangkan sastra adalah alat sarana untuk mengajar, tetapi makna kata

6
Aminuddin. Pengantar Apresiasi Sastra. (2002 : hlm 38)
sastra yang bersifat lebih spesifik yaitu kesusastraan yang artinya adalah

kumpulan hasil karya yang baik. Kedua ilmu tersebut mempunyai hakikat yang

berketerbalikan, dimana sosiologi adalah ilmu yang bersifat objektif

sedangkan sastra bersifat subjektif. .7

Kesimpulan dari pendapat Ratna adalah Sosiologi merupakan sebuah ilmu untuk

mempelajari kemasyarakatan, sedangkan sastra adalah sebuah sarana media untuk

berkarya. Kedua ilmu ini mempunyai hakikat yang berketerbalikan dimana sosiologi

adalah sebuah fakta, dan sastra adalah sebuah fiksi.

Heru kurniawan berpendapat bahwa, Sosiologi sastra disini objek kajian

utamanya adalah sastra, yang berupa karya sastra. Sedangkan ilmu sosiologi di

gunakan untuk memahami fenomena atau peristiwa sosial yang terdapat

didalam karya sastra. Oleh karena itu analisis sosiologi sastra berkaitan dengan

analisis sosial terhadap karya sastra, baik dari ideologi sang penulis, pandangan

dunia sang penulis, pengaruh sosial masyarakat terhadap karya sastra atau

sebaliknya.8

Kesimpulan dari pendapat Heru kurniawan diatas adalah, Sosiologi sastra

menggunakan sastra sebagai objek kajiannya dan menggunakan ilmu sosiologi

sebagai dasar untuk memahami fenomena sosial yang terdapat didalam sastra yang

sedang di teliti.

Wiyatmi mengkutip bahwa, dalam perspektif sosiologi sastra karya sastra

tidak lagi dipandang sebagai sebuah otonom, sebagaimana pandangan

strukturalisme. Keberadaan karya sastra, dengan demikian selalu harus di

pahami dalam hubunganya dengan segi kemasyarakatan. Sastra dianggap

7
Dr. Nyoman kutha ratna, Paradigma sosiologi sastra. (2011 : 1-2)
8
Heru kurniawan. Teori, metode, dan aplikasi sosiologi sastra. (2012 : 5-6)
sebagai sebuah fenomena sosial budaya, sebagai produk masyarakat.

Pengarang sebagai pencipta karya sastra adalah anggota masyarakat. Dalam

menciptakan karya sastra, tentu dia juga tidak dapat terlepas dari masyarakat,

sehingga apa yang ia gambarkan dalam karya sastra seringkali merupakan

sebuah representasi dari realitas sosial yang terjadi dalam masyarakat. 9

Kesimpulan dari kutipan Wiyatmi adalah, menurut pandangan sosiologi sastra

karya sastra bukan di lihat sebagai sebuah satu kesatuan melainkan karya sastra

mempunyai hubungan terhadap kemasyarakatan. Sastra dianggap sebagai potongan

dari fenomena sosial yang terjadi dalam masyarakat, dan seringkali sastra adalah

bentu representasi dari sebuah realitas sosial yang di gambarkan oleh si penulis.

Sosiologi sastra adalah gabungan dari dua ilmu yaitu sosiologi dan sastra,

dimana sastra adalah objek pengkajiannya dan sosiologi merupakan ilmu dasar untuk

mengkaji fenomena sosial yang terdapat didalam sastra. Dalam pandangan sosiologi

karya sastra bukanlah sebuah satu kesatuan melainkan sebuah potongan dari

kehidupan yang mempunyai hubungan dengan kemasyarakatan yang digambarkan

oleh si penulis sebagai realitas sosial yang terjadi didalam masyarakat.

1.1.2.2 Hakikat Realitas Sosio Historis

Realitas sosio historis adalah salah satu dari banyak teori pengkajian

sosiologi sastra. Teori ini menyatakan bahwa novel adalah saksi sosial dan sejarah.

Suwardi menyatakan bahwa, Realitas sosial yang dibangun di dalam novel

sesungguhnya merupakan bentuk perwujudan dari sosio-historis. Yang artinya,

novel menjadi saksi lukisan realitas sosial dan sejarah. Sekecil apapun, realitas sosial

9
Wiyatmi, Sosiologi sastra: Teori dan kajian terhadap sastra indonesia. (2013: hlm 9-10)
itu tetap merupakan sebuah sejarah hidup manusia, hidup yang sebenarnya selalu

berada pada lintas sosial.

Dari pernyataan di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa, realitas sosio

historis adalah sebuah penggambaran realita sosial yang terjadi di dalam masyarakat

yang ditulis di dalam novel oleh si penulis.

Suwardi juga menyatakan bahwa, ada dua aspek yang harus di pahami oleh

pengkaji yaitu, seberapa dekat realitas sosial dalam novel berhubungan dengan dunia

di sekitarnya dan bagaimana si penulis memoles situasi sosial dengan estetika novel.

Kedua hal tersebut adalah sebuah ciri kehadiran novel sebagai gambar sosial.

.
1.2 Kerangka berpikir

Karya Sastra

Fiksi Non Fiksi

Novel

Unsur Ekstrinsik
Unsur Intrinsik

Aspek sosiologi sastra

Teori realitas Teori pengkajian

sosio historis sosiologi sastra

Analisis Novel “Bumi manusia”


Karya Pramoedya ananta toer
Menggunakan Teori Realitas
Sosio Historis
`

Karya sastra adalah seni menulis yang terbagi menjadi dua bentuk yaitu fiksi dan

non fiksi. Di dalam kategori fiksi terdapat prosa, prosa adalah karya sastra yang bentuk

penulisannya bebas dan tidak terikat oleh berbagai aturan dalam menulis, Contoh prosa

yang sudah dipengaruhi budaya modern adalah novel. Novel berisikan cerita imajinatif

sekumpulan tokoh yang dibuat sedemikian rupa oleh penulis dengan maksud menghibur

atau memberikan informasi kepada pembaca.

Di dalam novel terdapat dua unsur yang membangun novel, dua unsur tersebut

adalah unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. unsur intrinsik adalah unsur yang

membangun novel itu dari dalam seperti tema novel, gaya bahasa dalam novel, alur cerita

dalam novel, perwatakan dan penokohan. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah yang

membangun novel dari luar. Seperti latar belakang penulis, pandangan hidup penulis,

atau kondisi penulis saat novel sedang di buat. Sosiologi sastra adalah salah satu dari

aspek ekstrinsik dalam novel. Sosiologi sastra sendiri tergabung dari dua ilmu yaitu

sosiologi dan sastra, dimana sastra adalah objek yang ingin dikaji dan sosiologi adalah

ilmu yang di gunakan untuk mengkaji. Tentu saja di dalam sosiologi sastra terdapat teori

teori pengkajian yang harus di ketahui teori yang ingin di gunakan oleh pengkaji adalah

teori realitas sosio historis, realitas sosio historis adalah teori yang menyatakan bahwa

semua kejadian di dalam novel adalah sebuah realitas sosial yang terjadi di dalam

masyarakat. Karena novel adalah sebuah penggambaran dari fenomena sosial yang di

tulis kembali oleh sang penulis novel.

Dari teori tersebut pengkaji tertarik untuk menganalisis novel Bumi manusia

menggunakan teori realitas sosio historis ini, dimana pengkaji harus mengetahui dua hal.
Yaitu seberapa dekat realitas sosial dalam novel dengan dunia di sekitarnya dan

bagaimana si penulis membungkus realitas sosial dengan estetika novel.


BAB III
Metodologi Penelitian

3.1 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian adalah untuk mengenalasis novel Bumi manusia karya Pramoedya
ananta toer menggunakan teori realitas sosio historis.

3.2 Waktu dan Tempat penelitian


Penelitian ini dibuat sejak bulan Februari hingga oktober 2019. Penelitian ini dapat
dilakukan dimana saja karena penelitian ini tidak terkait dengan tempat tertentu.

3.3 Metode Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, yang dilakukan secara
analisa melalui buku novel “Bumi manusia” karya Pramoedya ananta toer. Data data
diambil dari berbagai referensi yang didapatkan dari internet, buku dan novel “Bumi
manusia” karya Pramoedya ananta toer.
3.4 Instrumen Penelitian
Sumber data penelitian ini adalah novel “Bumi manusia” karya Pramoedya ananta
toer. Subjek utama penelitian ini adalah peneliti sendiri yang dibantu dengan tabel
penelitian. Tabel tersebut berguna untuk mengumpulkan data yang kemudian diolah guna
menemukan korelasi situasi sosial penulis dengan realitas sosial di dalam novel Bumi
manusia karya Pramoedya ananta toer dan penggunaan estetika novel untuk
membungkus realitas sosial, beserta bukti kutipan kalimatnya. Berikut adalah tabel
instrumen penelitian:

No. Bab Aspek-Aspek Realitas Bukti Kalimat


sosial historis
1. Korelasi antara Situasi sosial
penulis dengan realitas sosial
dalam novel
2. Situasi sosial yang di bungkus
dengan estetika novel
3.5 Teknik Penelitian
Dalam Penelitian ini, langkah langkah yang digunakan sebagai berikut:
1. Mencari sumber referensi berupa buku untuk melakukan penelitian ini.
2. Menganalisa novel “Bumi manusia” dengan teori realitas sosio historis, dan
mencari aspek aspek berupa korelasi antara situasi sosial penulis dengan realitas
sosial di di dalam novel dan situasi sosial yang di bungkus penulis dengan estetika
novel.
3. Mendata hasil yang sudah di teliti.
4. Memberikan kesimpulan.
3.6 Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi:

1. Peneliti sastra lain, sebagai referensi penelitiannya.

2. Pembaca, menambah pengetahuan dan wawasan akan bidang sastra.

3. Mahasiswa, calon guru bahasa Indonesia sebagai tambahan atau bahan masukan

untuk meningkatkan kualitas karya selanjutnya.

4. Pengarang, sebagai bahan pembanding dengan sastra lain serta untuk

meningkatkan kualitas karya sastranya.

`
BAB IV
Hasil Penelitian

4.1 Deskripsi Data

Anda mungkin juga menyukai