Naufal bominian R
SMA Nasional 1
Jl. Bojong Nangka II No.4, RT.8/RW.3, Jatirahayu, Pondokmelati,
Kota Bks, Jawa Barat
BAB I
Pendahuluan
karya sastra adalah sebuah karangan fiktif yang hanya mempunyai tujuan untuk
menghibur orang pembaca dan penikmatnya, tetapi nyatanya tidak sedikit karya sastra
yang sebenarnya mempunya nilai faktual dimana sebuah fenomena sosial yang terjadi
di dalam novel itu adalah sebuah kenyataan yang pernah atau sedang terjadi di sekeliling
masyarakat. Karya sastra sendiri dapat mempengaruhi masyarakat dan dapat juga
dipengaruhi oleh masyarakat, bahkan seringkali juga masyarakat menilai karya sastra
yang ada di suatu era. Itulah kenapa mulai muncul sebuah pemahaman bahwa sastra
mempunyai ketertarikan timbal balik dengan masyarakat, dan ilmu sosiologi sastra
berupaya untuk meneliti keterkaitan antara sastra dengan kenyataan masyarakat dalam
beberapa dimensi.
sosiologi sastra sendiri adalah sebuah ilmu gabungan antara sosiologi dan sastra,
dimana ilmu sosiologi sastra ini bertujuan untuk memahami atau mengkaji fenomena
sosial yang terjadi di dalam suatu karya sastra menggunakan ilmu sosiologi sebagai
terdapat berbagai macam teori teori untuk pengkajiannya, salah satunya adalah teori
realitas sosio historis yang di peruntukan mengkaji karya sastra berupa novel. Dimana
menurut teori ini novel adalah sebuah bukti lukisan sejarah dan sosial yang pernah
terjadi dan ditulis oleh sang penulis, sekecil apapun kejadiannya itu tetap sebuah realitas
sosial yang pernah terjadi dalam sejarah hidup manusia. Dr. Suwardi endraswara,
M.Hum (2012:1) menggolongkan novelis menjadi dua, yaitu novelis kelas satu dan
kelas dua. Novelis kelas satu adalah novelis yang cerdas dan dapat memaknai hidup, ia
pasti tidak akan melupakan aset sosial. Dunia sosial adalah dunia yang manis tapi juga
tidak terbebas dari lika liku kehidupan yang pahit. Sedangkan novelis kelas dua adalah
novelis yang mencoba untuk merayu publik atau untuk memuaskan diri sendiri dengan
autobiografi yang ideal. Berfokus kepada teori realitas sosio historis, Dr. Suwardi
endraswara, M.Hum menyatakan bahwa terdapat dua aspek harus di cari ketika ingin
meneliti sebuah karya sastra dengan teori ini, yaitu seberapa dekat realitas sosial di
dalam novel berhubungan dengan situasi sosial di sekitar penulis dan bagaimana sang
penulis memoles dan membungkus lingkungan atau situasi sosial kedalam estetika
novel.
Sebuah karya sastra yang berbentuk prosa naratif panjang yang di dalamnya
terdapat kisah yang disampaikan melalui gaya penulisan sudut pandang orang pertama
maupun sudut pandang orang ketiga, itulah novel. Novel sendiri adalah salah satu karya
sastra yang paling di minati oleh masyarakat, itu dikarenakan oleh daya komunikasinya
yang luas dan juga dapat memikat banyak perhatian pembaca dari berbagai jenis
kalangan. Ada juga yang mengatakan bahwa novel adalah suatu karangan berbentuk
prosa yang didalamnya terdapat dua unsur, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
Unsur intrinsik adalah unsur unsur ini yang membangun novel dari dalam, unsur
intrinsik tidak hanya satu melainkan ada banyak di antaranya adalah tema pada novel,
tokoh tokoh, alur cerita novel, latar tempat dan waktu yang di gambarkan pada novel,
sudut pandang yang menjadi mata untuk para pembaca novel, gaya tutur bahasa dan
amanat atau pesan yang ingin disampaikan oleh penulis novel kepada para pembacanya.
Sedangkan unsur eksintrik adalah faktor faktor dari luar yang mempengaruhi
terbentuknya novel. Salah satunya adalah biodata atau latar belakang kehidupan penulis
novel. Penulis novel yang diasuh oleh keluarga yang baik, tinggal di rumah besar yang
nyaman dan hidup bahagia dengan melakukan hal yang dia sukai, pasti akan
mempunyai konten atau bobot cerita yang berbeda dengan penulis novel yang
ditinggalkan oleh orang tuanya, tinggal di rumah kecil yang kumuh dan mempunyai
konflik atau permasalahan hidup yang berat. Itulah mengapa biodata atau latar belakang
penulis sangat berpengaruh terhadap konten yang akan di tulis oleh sang penulis. Bumi
manuisa adalah contoh yang tepat, dimana latar belakang sang penulis berpengaruh
banyak dengan apa yang ia tulis. Buku pertama dari tetralogi pulau buru karya
Pramoedya ananta toer ini adalah sebuah karya sastra yang di kenal sebagai sebuah
masterpiece oleh sastrawan sastrawan dari bermacam macam negara di pelosok dunia.
Novel ini sendiri dibuat ketika si penulis Pramoedya ananta toer atau biasa di sebut
Pram sedang di penjara tanpa di sidang maupun di hakimi, dan tanpa mengetahui
kesalahan apa yang telah ia perbuat hingga pantas untuk menerima semua ini. berkali
kali ia di siksa dan di pindah alihkan ke beberapa penjara yang berbeda selama kurang
lebih 10 tahun, dan di sela sela 10 tahun itu dia sempat di berikan sebuah mesin ketik.
Dari situlah banyak karya karya Pram yang mendunia pun terlahir, salah satunya adalah
Dengan ini sang pengkaji tertarik untuk menganalisis novel Bumi manusia karya
Pramoedya ananta toer menggunakan teori realitas sosio historis. Dimana realitas sosial
di dalam novel Bumi manusia sesungguhnya adalah kejadian yang di sebabkan oleh
situasi sosial si penulis yang pernah terjadi dan jadikan sebagai referensi utama cerita
2. Apa saja aspek realitas sosio historis yang harus diketahui untuk mengkaji
4. Apa ada hubungannya cerita didalam novel Bumi manusia dengan situasi
6. Apa manfaat dari mengkaji novel Bumi manusia karya Pramoedya ananta
toer?
berpengaruh terhadap novel Bumi manusia dan bagaimana Pramoedya ananta toer
Pramoedya ananta toer memoles sebuah situasi sosial dengan estetika novel.
Dalam bab ini akan bahas landasan teori yang berhubungan dengan rumusan
Masalah, yaitu hakikat karya sastra, hakikat novel, hakikat sosiologi sastra dan
Karya sastra adalah sebuah cipta kreasi seseorang yang bersifat komunikatif
Menurut Antar semi, karya sastra dalah suatu fenomena sosial. Karya sastra
penciptaannya saja melainkan pada karya itu sendiri. Karena ketika sang
sebuah fenomena sosial yang pernah di rasakan atau di saksikan oleh sang penulis,
yang kemudian ia tulis ulang menjadi karya sastra sebagai reaksi sosial penulis
tersebut.
1
Antar Semi, Menulis efektif. (1990 : hlm 53)
oleh pengarang untuk menyampaikan gagasan atau pengalamannya, dan
sebagai media peran karya sastra adalah untuk menghubungkan pikiran pikiran
pengarang untuk di sampaikan kepada pembaca . Selain itu karya sastra juga
yang terjadi di sekelilingnya. Realitas sosial yang hadir melalui teks kepada
sedang atau pernah terjadi di dalam masyarakat yang direkam dan ceritakan
Faruk mengkutip bahwa kekhasan karya sastra terdapat bukan pada isinya
melainkan dari bentuk bahasanya. Bahasa pada karya sastra bukan berfungsi
sebagai alat ekspresi sang pengarang, bukan untuk menyampaikan sesuatu dan
bukan untuk menjelaskan kaidah kaidah bahasa yang rumit, melainkan untuk
menarik perhatian orang lain agar tertarik terhadap karya sastra itu sendiri.3
Kesimpulan yang bisa diambil dari kutipan Faruk di atas adalah, kekhasan
karya satra terletak pada kecantikan bahasanya. Tetapi bahasa bukan alat untuk
Karya sastra adalah sebuah media dimana penulis dapat mengekspersikan diri
2
Sugihastuti. Teori apresiasi sastra. (2007 : hlm 23)
3
Prof. Dr. Faruk. Pengantar sosiologi sastra. (2010 : hlm 41)
terdapat di dalam karya sastra tidak selalu bersifat fiktif, terkadang karya sastra
dapat juga berupa fakta, karena penulis tidak jarang terdorong untuk membuat
karya sastra berdasarkan fenomena sosial yang pernah penulis rasakan atau
saksikan. Tetapi hal yang penting didalam karya sastra adalah estetika bahasa.
Karena bahasa adalah suatu hal yang sudah menjadi ciri khas di dalam sebuah karya
Novel adalah sebuah karangan prosa fiktif yang mempunyai panjang cerita
yang cukup, itu berarti cerita pada novel tidak pendek tetapi tidak juga panjang.
atau biografis ikut digolongkan sebagai karya sastra. Sebaliknya justru banyak
Kesimpulan dari kutipan Eagleton di atas adalah, Novel itu memang dikenal
sebagai karya sastra yang fiktif tetapi tidak semuanya fiktif, terkadang terselib
sebuah fakta peristiwa sosial yang pernah atau sedang terjadi di masyarakat. Hal
Dengan kata lain novel adalah cuplikan dari kehidupan manusia dengan bentuk
4
Prof. Dr. Faruk. Pengantar sosiologi sastra (2010 : hlm 44)
5
Esten Mursal. Kesusastraan : Pengantar Teori dan Sejarah (1978 : hlm 12)
perubahan pada setiap pelaku. Mursal esten juga sependapat dengan Eagleton,
bahwa novel tidak sepenuhnya fiktif. Novel adalah sebuah potongan kehidupan
unsur unsur kehidupan dari pandangan maupun pemikiran dan di paparkan lewat
novel adalah karya sastra yang berbentuk prosa fiktif tetapi juga faktual. Novel
memang sebuah karangan tetapi novel dapat berisikan sebuah fenomena sosial di
Menurut Ratna Sosiologi adalah ilmu mengenai asal usul dan pertumbuhan
empiris. Sedangkan sastra adalah alat sarana untuk mengajar, tetapi makna kata
6
Aminuddin. Pengantar Apresiasi Sastra. (2002 : hlm 38)
sastra yang bersifat lebih spesifik yaitu kesusastraan yang artinya adalah
kumpulan hasil karya yang baik. Kedua ilmu tersebut mempunyai hakikat yang
Kesimpulan dari pendapat Ratna adalah Sosiologi merupakan sebuah ilmu untuk
berkarya. Kedua ilmu ini mempunyai hakikat yang berketerbalikan dimana sosiologi
utamanya adalah sastra, yang berupa karya sastra. Sedangkan ilmu sosiologi di
didalam karya sastra. Oleh karena itu analisis sosiologi sastra berkaitan dengan
analisis sosial terhadap karya sastra, baik dari ideologi sang penulis, pandangan
dunia sang penulis, pengaruh sosial masyarakat terhadap karya sastra atau
sebaliknya.8
sebagai dasar untuk memahami fenomena sosial yang terdapat didalam sastra yang
sedang di teliti.
7
Dr. Nyoman kutha ratna, Paradigma sosiologi sastra. (2011 : 1-2)
8
Heru kurniawan. Teori, metode, dan aplikasi sosiologi sastra. (2012 : 5-6)
sebagai sebuah fenomena sosial budaya, sebagai produk masyarakat.
menciptakan karya sastra, tentu dia juga tidak dapat terlepas dari masyarakat,
karya sastra bukan di lihat sebagai sebuah satu kesatuan melainkan karya sastra
dari fenomena sosial yang terjadi dalam masyarakat, dan seringkali sastra adalah
bentu representasi dari sebuah realitas sosial yang di gambarkan oleh si penulis.
Sosiologi sastra adalah gabungan dari dua ilmu yaitu sosiologi dan sastra,
dimana sastra adalah objek pengkajiannya dan sosiologi merupakan ilmu dasar untuk
mengkaji fenomena sosial yang terdapat didalam sastra. Dalam pandangan sosiologi
karya sastra bukanlah sebuah satu kesatuan melainkan sebuah potongan dari
Realitas sosio historis adalah salah satu dari banyak teori pengkajian
sosiologi sastra. Teori ini menyatakan bahwa novel adalah saksi sosial dan sejarah.
novel menjadi saksi lukisan realitas sosial dan sejarah. Sekecil apapun, realitas sosial
9
Wiyatmi, Sosiologi sastra: Teori dan kajian terhadap sastra indonesia. (2013: hlm 9-10)
itu tetap merupakan sebuah sejarah hidup manusia, hidup yang sebenarnya selalu
historis adalah sebuah penggambaran realita sosial yang terjadi di dalam masyarakat
Suwardi juga menyatakan bahwa, ada dua aspek yang harus di pahami oleh
pengkaji yaitu, seberapa dekat realitas sosial dalam novel berhubungan dengan dunia
di sekitarnya dan bagaimana si penulis memoles situasi sosial dengan estetika novel.
Kedua hal tersebut adalah sebuah ciri kehadiran novel sebagai gambar sosial.
.
1.2 Kerangka berpikir
Karya Sastra
Novel
Unsur Ekstrinsik
Unsur Intrinsik
Karya sastra adalah seni menulis yang terbagi menjadi dua bentuk yaitu fiksi dan
non fiksi. Di dalam kategori fiksi terdapat prosa, prosa adalah karya sastra yang bentuk
penulisannya bebas dan tidak terikat oleh berbagai aturan dalam menulis, Contoh prosa
yang sudah dipengaruhi budaya modern adalah novel. Novel berisikan cerita imajinatif
sekumpulan tokoh yang dibuat sedemikian rupa oleh penulis dengan maksud menghibur
Di dalam novel terdapat dua unsur yang membangun novel, dua unsur tersebut
adalah unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. unsur intrinsik adalah unsur yang
membangun novel itu dari dalam seperti tema novel, gaya bahasa dalam novel, alur cerita
dalam novel, perwatakan dan penokohan. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah yang
membangun novel dari luar. Seperti latar belakang penulis, pandangan hidup penulis,
atau kondisi penulis saat novel sedang di buat. Sosiologi sastra adalah salah satu dari
aspek ekstrinsik dalam novel. Sosiologi sastra sendiri tergabung dari dua ilmu yaitu
sosiologi dan sastra, dimana sastra adalah objek yang ingin dikaji dan sosiologi adalah
ilmu yang di gunakan untuk mengkaji. Tentu saja di dalam sosiologi sastra terdapat teori
teori pengkajian yang harus di ketahui teori yang ingin di gunakan oleh pengkaji adalah
teori realitas sosio historis, realitas sosio historis adalah teori yang menyatakan bahwa
semua kejadian di dalam novel adalah sebuah realitas sosial yang terjadi di dalam
masyarakat. Karena novel adalah sebuah penggambaran dari fenomena sosial yang di
Dari teori tersebut pengkaji tertarik untuk menganalisis novel Bumi manusia
menggunakan teori realitas sosio historis ini, dimana pengkaji harus mengetahui dua hal.
Yaitu seberapa dekat realitas sosial dalam novel dengan dunia di sekitarnya dan
3. Mahasiswa, calon guru bahasa Indonesia sebagai tambahan atau bahan masukan
`
BAB IV
Hasil Penelitian