Anda di halaman 1dari 14

C.

JENIS-JENIS BATRAI
1. Sel primer
a. Sel Leclanche
Pada tahun 1866, george leclanche yang berasal dari Prancis mengembangkan sel volta yang
lebih praktis, yaitu baterai kering. Disebut baterai kering oleh karena sel volta jenis ini menggunakan
elektrolot dalam bentuk padat atau pasta.
Sel leclanche terdiri dari :
Anode : berupa silinder yang dilapisi denagn Zn
Katode : Berupa batang grafit ( karbon ), merupakan elektrode inert
Elektrolit : berupa pasta yang merupakan campuran dari mangan dioksida ( MnO2), Zink klorida (
ZnCl2), amonium klorida ( NH4Cl ), air dan serbuk karbon.
Sel kering ini tidak dapat digunakan berulangkali dan memiliki daya tahan yang tidak lama. Harga
dipasaran pun sangat murah

Reaksi yang terjadi :


Anode : Zn → Zn2+ + 2e
Katode : 2MnO2 + 2NH4+ + 2e → Mn2O3 + 2NH3 + 2H2O
Reaksi selnya : Zn + 2MnO2 + 2NH4+ → Zn2+ + Mn2O3 + 2NH3 + 2H2O

b. Baterai alkaline
Baterai alkaline atau sel kering alkaline pada
dasarnya hampir sama dengan sel leclanche. Sel baterai ini
juga menggunakan zink dan MnO2 sebagai pereaksinya,
tetapi bersifat basa karena menggunakan KOH sebagai
elektrolitnya menggantikan NH4Cl.
Reaksi yang terjadi didalam baterai alkaline :
Anode ( Oksidasi )
Zn + 2OH- → Zn(OH)2 + 2e
Katode ( Reduksi )
2MnO2 + 2H2O + 2e → 2MnO(OH)2 + 2 OH -
Reaksi selnya
2MnO2 + 2H2O + Zn → 2MnO(OH)2 + Zn(OH)2

Potensial sel yang dihasilkan sebesar 1,55 V, tetapi perlahan-lahan


kekuatannya akan menurun setelah dipakai terus menerus. Baterai
alkaline banyak digunakan pada CD / MD / MP3 Players, mainan,
kamera, senter, remote control, dsb.
Keuntungan Kekurangan
· Pada pembebanan yang tinggi dan terus · Sekali pakai
menerus, mampu memberikan umur
pelayanan 2 – 10 kali pemakaian dari sel
leclanche.
· Sangat baik dioperasikan pada temperatur· Densitas energinya rendah
rendah sampai -25 derajat celcius
· Baterai yang sering digunakan adalah · Agak sulit untuk diproduksi massal
zinc-alcaline manganese oxide yang
memberikan daya lebih per penggunaannya
dibandingkan batere sekunder. zinc-alcaline
manganese oxide mempunyai umur (waktu
hidup yang lama).
· Tahan terhadap beban berat seperti over · Biaya metal yang digunakan untuk electrode
charging, over discharging dan tahan lama. sangat mahal.

c. Sel merkuri

Sel volta yang lainnya adalah sel merkuri atau


disebut juga sel kancing jenis Ruben-mallory. Sel jenis
ini banyak digunakan untuk baterai arloji, kalkulator
dan komputer. Namun baterai merkuri telah dilarang
penggunaannyadan ditarik dari peredaran sebab
bahaya yang dikandungnya (logam berat merkuri ).
Baterai kancing ini terdiri atas seng sebagai anode dan
merkuri (II) oksida sebagai katode. Kedua elektroda
tersebut berupa serbuk padat. Ruang diantara kedua elektroda diisi dengan bahan penyerap yang
mengandung elektrolit kalium hidroksida ( basa, alkaline )
Reaksi redoks yang terjadi :
Anode : Zn + 2OH - → ZnO + H2O + 2e
Katode : HgO + H2O + 2e → Hg + 2OH-
Reaksi selnya : Zn + HgO → ZnO + Hg

d. Sel perak Oksida

Baterai ini dapat digunakan untuk arloji,


kalkulator, dan alat elektronik lainnya. Memiliki
potensial sebesar1,5 V dan dapat bertahan dalam
waktu yang cukup lama.
Reaksi yang terjadi :
Anoda : Zn + 2OH → Zn(OH)2 + 2e
Katoda : Ag2O + H2 O + 2e → 2Ag+ +
2OH
Reaksi diselnya : Zn + Ag2O + H2O → Zn(OH)2 + 2Ag+
e. Baterai Lithium
Baterai lithium menggunakan logam lithium sebagai anodenya. Harga baterai lithium lebih mahal
jika dibandingkan dengan baterai biasa karena dapat dipakai untuk waktu yang cukup lama ( ± 10
tahun ). Baterai lithium banyak digunakan pada sistem navigasi dan industri jam. Baterai lithium
terdiri dari logam lithium yang bertindak sebagai anode, karbon yang bertindak sebagai katode, dan
elektrolit yaitu larutan lithium alumunium klorida ( LiAlCl4 ) dalam larutan tionil klorida ( SOCl2 )
Reaksi yang terjadi :

Anode : Li → Li+ + e
Katode : 2SOCl2 + 4e → SO2 + S + 4Cl- +
Reaksi selnya : 2SOCl2 + 4Li → 4 Li+ + SO2 + S + 4Cl-

f. Sel Daniell
Sel Daniell diciptakan pada tahun 1839 oleh Jhon Fredic
Daniell Seorang ahli kimia dan meteorology kebangsaan
Inggris dan terdiri dari sebuah pot tembaga diisi dengan sulfat
tembaga solusi, dimana direndam tanpa glasir wadah gerabah
dengan sulfat asam dan seng elektroda.

Reaksinya :
Anode : Zn → Zn2+ + 2e
Katode : Cu2+ + 2e → Cu
Reaksi sel :Zn + Cu2+ → Zn2+ + Cu

2. Sel Sekunder

a. Sel aki
Sel aki merupakan salah satu contoh dari sel sekunder. Sel aki ini dapat digunakan dalam
waktu yang relatif lama, menghasilkan potensial sel yang
tinggi, dan mudah untuk diproduksi. Potensial sel yang
dihasilkan sebesar 12 volt. Banyak digunakan pada mobil
dan motor serta kendaraan lainnya. Yang menjadi
katodanya adalah PbO2, anodanya Pb,
elektrolitnya H2SO4.
Pada saat sel aki digunakan, energi kimia akan diubah menjadi energi listrik. Hal ini disebabkan
adanya reaksi redoks spontan yang ditimbulkannya.
Reaksi yang terjadi :
Anode : Pb + SO42- → PbSO4 + 2e
Katode : PbO2 + 4H+ + SO42- + 2e → PbSO4 + 2H2O

Reaksi yang terjadi pada saat aki diisi ulang :


2PbSO4 + 2H2O → PbO2 + 4H+ + Pb + 2SO42-

b. Sel Nikel-kadmium

Sel nikel kadmium dapat digunakan pada telepon genggam,


tape recorder, pH meter, laptopp, dll. Sel dari baterai nikel-
kadmium terdiri atas anode dari kadmium dan katode NiO2 dengan
KOH sebagai elektrolitnya. Potensial yang dihasilkan sebesar 1,25
volt.

Reaksi yang terjadi :


Anode : Cd + 2 OH- → Cd(OH)2 + 2e
Katode : Ni(OH)3 + e → Ni(OH)2 + OH-

c. Sel bahan bakar


Sel bahan bakar merupakan bagian dari sel volta yang mirip dengan aki atau baterai, dimana
bahan bakarnya diisi secara terus menerus, sehingga dapat digunakan secara terus menerus juga.
Sel ini merupakan sumber energi yang bebas polutan ketika energi gas hidrogen dibakar dalam udara
atau gas oksigen, selain dihasilkan air juga dibebaskannya energi

2H2 + O2 → 2H2O ∆H = -572 kj

Selain ini terdiri atas anode dari lempeng nikel


berpori yang dialiri gas hidrogen dan katode dari
lempeng nikel oksida berpori yang dialiri gas
oksigen. Elektrolitnya adalah larutan KOH pekat.
Reaksi yang terjadi :

Anoda : 2H2 + 4OH- → 4H2O + 4e


Katoda : O2 + 2H2O + 4e → 4OH-

Reaksi selnya : 2H2 + O2 → 2H2O


d. Sel jeruk
Baterai jeruk menjadi objek penelitian sejak ditemukannya zat elektrolit pada baterai ini.
Katoda : Tembaga dengan ditambah ion
Anoda : Paket gatramis

Kedua benda bekerja sebagai elektroda, menyebabkan terjadinya reaksi elektrokimia yang
menghasilkan beda potensial kecil. Baterai ini mirip dengan elemen pada sel volta.
Reaksi yang terjadi :
Katoda : 2Cu + 2H+ + 2e → 2Cu + H2
Anoda : Zn + 2e → Zn2+
Reaksi selnya : 2Cu + Zn + 2H+ → 2Cu + Zn2+ + + H2

Pada katoda tembaga ( Cu ), ion hidrogen ( proton yang terlarut dalam larutan asam ) akan membentuk
molekul hidrogen.
e. Baterai Nikel-metalhidrida

Baterai NiMH banyak digunakan pada laptop, telepon


seluler, camcorder, dan kamera digital. Potensialnya hampir
sama dengan Ni-Cd sekitar 1,4 volt tetapi dapat menyimpan
mendekati 50% energi lebih banyak dari baterai Ni-Cd. Sel
dari NiMH terdiri dari anoda Ni(OH)2 dan katoda pada
panduan logam yang menyerap hidrogen serta elektrolitnya
adalah KOH. Reaksi redoks yang terjadi tidak menyebabkan
perubahan elektrolit. Baterai ini mempunyai umur lebih
panjang dari pada baterai Ni-Cd dan dapat dilihat dari
densitas dayanya yang tinggi ( 710 Wh / kg dibanding 60-80
Wh / kg pada NiMH ).

Reaksi yang terjadi :


Anoda : Ni(OH)2 + OH- → NiOOH + H2O + e
Katoda : M + H2O + e → MH + OH-

Reaksi selnya : Ni(OH)2 + M → NiOOH + MH


f. Baterai Lithium-tionil klorida

Baterai LiSOCl2 memiliki ukuran yang kecil


dan juga memiliki 2 bentuk yaitu silinder dan cangkram
(disk). Potensial baterai ini cukup besar yaitu sekitar
2,7—3,6 v. Baterai ini terdir dari anode Li dan katode C
, dimana triotil klorida tereduksi. Elektrolitnya adalah
LiAlCl4 dalam LiSOCl2.
Porositas yang tinggi mengakibatkan arus yang
dihasilkan juga besar. Sebagian besar SO2 yang
terbentuk pada reaksi akan terlarut dalam elektroloit dan
katode.

Reaksinya
Anode :4Li → 4Li+ + 4e
Katode :2SOCl2 + 4e → SO2 + S + 4Cl
Reaksi sel :4Li + 2 SOCl2 → 4LiCl + SO4 + S
Baterai ini biasanya digunakan pada remote control, kamera, lampu senter,dll.

g. Baterai Lithium-sulfure
Baterai Lithium-sulfureadalh isi ulang dari sel galvani
dengan kepadatan energi yang samgat tinggi.Berdasarkan berat
atom rendah lithium dan berat moderat belerang ( sulfure ) Baterai
ini relatif ringan tentang kepadatan air. Mereka menunjukan pada
ketinggian pesawat terbang bertenaga surya dan terpanjang dibulan
agustus 2008:

Persamaan reaksi :
S8 → Li2S8 → Li2S6 → Li2S4 → Li2S3S8 → Li2S8 → Li2S6 →
Li2S4 → Li2S3
Diseberang sparator difusi berpori, sulfur plimer terbentuk
dinominal katoda sebagai tuntutan sel .
Li2S → Li2S3 → Li2S4 → Li2S6 → Li2S8 → S8Li2S → Li2S2 →
Li2S3 → Li2S4 → Li2S6 → Li2S8 → S
A.PENGERTIAN BATRAI
Baterai adalah perangkat yang terdiri dari satu atau lebih sel elektrokimia dengan koneksi
eksternal yang disediakan untuk memberi daya pada perangkat listrik seperti senter, ponsel, dan mobil
listrik.[1] Ketika baterai memasok daya listrik, terminal positifnya adalah katoda dan terminal
negatifnya adalah anoda.[2] Terminal bertanda negatif adalah sumber elektron yang akan mengalir
melalui rangkaian listrik eksternal ke terminal positif. Ketika baterai dihubungkan ke beban listrik
eksternal, reaksi redoks mengubah reaktan berenergi tinggi ke produk berenergi lebih rendah, dan
perbedaan energi-bebas dikirim ke sirkuit eksternal sebagai energi listrik.[3] Secara historis istilah
"baterai" secara khusus mengacu pada perangkat yang terdiri dari beberapa sel, namun penggunaannya
telah berkembang untuk memasukkan perangkat yang terdiri dari satu sel.[4]

B.SEJARAH BATRAI

Hal lain yang bisa kita pahami adalah mengenai sejarah perkembangan dari baterai itu sendiri.
Ternyata, baterai pertama kali ditemukan oleh fisikawan asal Italia. Alessandro Volta, seorang
fisikawan Italia, adalah orang pertama yang menemukan baterai pada tahun 1800. Volta juga membuat
penemuan penting lain dalam bidang pneumatik, serta meteorologi dan elektrostatika. Alessandro
Volta lahir di Como, Italia, dan pada usia 29 tahun menjadi profesor fisika di Royal School di kota
kelahirannya.

Pada tahun 1774, Volta menemukan


electrophorus atau sebuah perangkat yang bisa
menghasilkan listrik statis. Setelah 5 tahun di Royal
School, Alessandro Volta dipanggil untuk menjadi
profesor di University of Pavia pada tahun 1779. Di
tempat tersebut, dia menemukan “tumpukan volta”,
metode praktis pertama untuk memproduksi listrik.
Tumpukan volta dibuat dengan menumpuk
piringan tembaga dan cakram seng secara berselingan
dengan potongan karton yang dicelupkan dalam air
garam ditempatkan di antara kedua piringan tersebut.
Tumpukan tersebut mampu menghasilkan arus listrik.
Penemuan ini diakui sebagai baterai pertama yang
menghasilkan arus listrik secara konsisten dan dapat
diandalkan.
Selain berasal dari penemuan oleh fisikawan
Italia, ternyata sejarah perkembangan baterai juga
terjadi di Baghdad. Penemuan ini berawal ketika sebuah silinder tembaga diletakkan di tengah-tengah
batang besi dalam larutan yang tidak diketahui. Larutan ini belakangan disebut elektrolit dan
peristiwanya dikenal sebagai ionisasi larutan elektrolit.

Baterai yang ditemukan di Baghdad merupakan salah satu artifak kuno yang paling membingungkan
para ilmuwan maupun arkeolog. Pada tahun 1930 silam, pada sebidang makam kuno di luar Baghdad
(Khujut Rabula), beberapa arkeolog yang melakukan penggalian di sana menemukan sebuah artifak
yang diduga merupakan satu set baterai kimia yang usianya telah mencapai 2000 tahun lebih.
Artifak aneh tersebut terdiri atas sebuah silinder tembaga, batang besi, serta aspal yang disusun
sedemikian rupa dalam sebuah jambangan kecil (tinggi 14 cm dan diameter 8 cm) yang terbuat dari
tanah liat. Setelah para ahli mereka ulang, ternyata memang benar didapati bahwa artifak tersebut
merupakan sebuah baterai elektrik kuno. Para peneliti berhasil memperoleh tegangan sebesar 1,5 volt
dari artifak batu baterai elektrik tersebut, yang bekerja nonstop selama 18 hari dengan cara
memasukkan cairan asam ke dalam jambangannya, misalnya air jeruk (sunkist atau lemon lebih
bagus), H2SO4, serta semua larutan golongan elektrolit (Jenstea, 2010).
Usia artifak baterai kuno ini diperkirakan berkisar 2.000 – 5.000 tahun, jauh sebelum
Alessandro Volta (Italia) membuat baterai pertama kali pada tahun 1800 M serta Michael Faraday
(Inggris) menemukan induksi elektromagnetik dan hukum elektrolisis pada tahun 1831 M yang jarak
penemuannya hingga kini mencapai sekitar 200 tahun lebih. Temuan ini tentunya dapat mengubah
pandangan manusia masa kini akan kemajuan teknologi yang telah dicapai oleh peradaban manusia
masa lalu.
Nampaknya, aktivitas elektrik telah dikenal oleh manusia pada masa-masa itu. Tidak hanya
artifak baterai di Baghdad saja yang menarik perhatian para ilmuwan maupun arkeolog di seluruh
dunia, tetapi juga terdapat beberapa artifak serupa yang diduga juga sebagai peralatan elektrik masa
silam, seperti Dendeera Lamps, Assyrian Seal, maupun The Coffin of Henettawy (Jenstea, 2010).
Baterai Nickel Cadmium (Ni-Cad) yang merupakan baterai yang dibuat dari campuran Nikel
dan Cadmium, diproduksi pertama kali setelah penemuan artifak batu baterai di Baghdad yang
membuat perhatian dunia tertuju ke arah penelitian tentang pembuatan dan pengembangan baterai
yakni pada tahun 1946. Namun memiliki kekurangan yakni ada pada biaya pembuatan yang mahal,
kapasitas berkurang jika baterai tidak dikosongkan (memory effect), dan tidak ramah lingkungan
(beracun). Kemudian pada tahun 1980, baterai Nickel Metal Hydride (NiMH) dikembangkan dengan
kapasitas lebih besar dan tidak menggunakan senyawa kimia yang berbahaya bagi lingkungan.
Namun, seiring dengan perkembangan teknologi, baterai ini dianggap kurang mampu
menangani perangkat eletronik yang baru. Pada perkembangan selanjutnya adalah baterai Lithium-Ion
yang ditemukan pertama kali tahun 1960 di Bell Labs. Baterai ini paling banyak digunakan untuk
perangkat elektronik karena rasio energi dan berat paling baik, tanpa memory effect (bisa diisi ulang
kapan saja), bentuk sangat fleksibel, ringan, dan kehilangan daya saat digunakan paling kecil. Namun
sayangnya, kekurangan dari baterai ini adalah umur pakainya tergantung dari lama pembuatan dan
seringnya frekuensi isi ulang. Maka dari itu, muncullah baterai Lithium-Polymer (Bataviase, 2010).
Lithium-Polymer (Li-Po) merupakan pengembangan dari Li-Ion, yang mulai digunakan untuk
perangkat elektronik sejak tahun 1996. Biaya pembuatan Li-Po lebih murah dibandingkan Li-Ion, dan
lebih tahan terhadap kerusakan fisik. Kapasitas penyimpanan energi Li-Po 20% lebih tinggi dibanding
Li-Ion, 300% lebih tinggi dibandingkan daya simpan NiCad dan NiMH. Tetapi karena produksinya
belum sebanyak baterai Li-Ion, harga jual dari baterai yang satu ini masih lebih mahal (Bataviase,
2010).
D.PRINSIP-PRINSIP SEL VOLTA

Sel volta adalah sel elektrokimia yang menghasilkan arus listrik. Sel volta ini
ditemukan oleh dua orang ahli berkebangsaan Italia. Mereka berdua adalah Alessandro Giuseppe
Volta (1745-1827) dan Lugini Galvani (1737-1798).
Ciri khas dari sel volta menggunakan jembatan garam . Jembatan garam terdiri dari pipa U
yang mengandung agar-agar yang mengandung garam kalium klorida. Sel volta terdiri Dari anoda
Yang bermuatan negatif Dan katoda Yang bermuatan positif. Pada proses terjadi oksidasi, oksidasi
adalah pelepasan elektron. Sementara pada katodanya terjadi proses reduksi, reduksi adalah
penangkapan elektron.
Sel volta banyak sekali digunakan pada kehidupan sehari-hari. Sel volta yang biasa digunakan
pada kehidupan manusia seperti jenis-baterai dan aki (accu). Baterai dan ganti berbeda, perbedaan ini
dapat dilihat setelah pemakaian kedua benda tersebut. Baterai kebebasan sudah terpakai tidak dapat
digunakan lagi karena sudah tidak ada lagi arus listrik pada baterai tersebut. Sementara, aki menyetujui
arus listriknya sudah habis dapat diisi lagi dengan mengalirkan arus listrik.

Sel Volta dapat dibedakan menjadi sel Volta primer, sekunder, dan sel bahan bakar. Sel primer
adalah sel yang dibuat dari katode dan anoda yang langsung setimbang kompilasi menghasilkan arus.
Sel sekunder adalah sel yang dapat diperbarui dengan cara mengembalikan elektrodenya ke kondisi
awal. Sementara sel bahan bakar adalah sel yang secara bertahap menghabiskan pereaksi yang disuplai
ke elektroda-elektroda dan secara bertahap pula membuang produk-produknya. Sel-sel tipe Volta ikut
contohnya dibahas pada uraian berikut.

1) Sel Volta primer


Sel kering Lechlanchemerupakan contoh sel Volta primer. Sel kering atau baterai kering terdiri dari
wadah yang dibuat dari seng dan dibuat sebagai anoda serta batang karbon sebagai katode. Sel
elektrolit ini adalah campuran MnO 2 , NH 4 Cl, sedikit udara, dan kadang-kadang ditambahkan ZnCl 2
dalam bentuk pasta.
Gambar 2.4 Penyusun sel kering
Reaksi yang terjadi pada sel
Anode: Zn ( s ) → Zn 2+ ( aq ) + 2 e–
Katode: 2 MnO 2 ( s) + 2 NH 4 + (aq) + 2 e– → Mn 2 O 3 (s) + 2 NH 3 (g) + H 2 O (l)
Reaksi: Zn ( s ) + 2 MnO 2 ( s ) + 2 NH 4 + ( aq ) → Mn 2 O 3 ( s ) + Zn 2+ ( aq ) + 2 NH 3 ( g ) + H 2O (
l)
Cara kerja sel kering:
a. Elektroda Zn teroksidasi menjadi ion Zn 2+
Zn → Zn2 +
+ 2 e-
b. Elektron yang dilepaskan mengalir melalui kawat penghantar menuju elektroda karbon.
c. Elektron-elektron pada elektroda karbon mereduksi MnO 2 dan NH 4 + menjadi Mn 2 O 3 dan NH 3 .
Sel yang sering digunakan sebagai ganti sel kering Lechlanche adalah baterai alkalin . Baterai ini
terdiri atas anoda seng dan katoda mangan dioksida serta elektrolit kalium hidroksida. Reaksi yang
berlangsung, yaitu:
Anode: Zn ( s ) + 2 OH– (aq ) → Zn (OH) 2 ( s ) + 2 e–
Katode: 2 MnO 2 ( s) + 2 H 2 O (l) + 2 e– → 2 MnO (OH) (s) + 2 OH– (aq )
Reaksi: 2 MnO 2 ( s ) + 2 H 2 O ( l ) + Zn ( s ) → 2 MnO (OH) ( s ) + Zn (OH) 2 ( s )
Baterai alkalin Penyanyi DAPAT menghasilkan energi doa kali energi Total Lechlanche dengan
ukuran yang sama.
2) Sel Volta sekunder

Sel aki ( Akumulator ) merupakan contoh sel Volta sekunder. Sel terdiri atas elektroda Pb (anoda) dan
PbO 2(katode). Setelah dicelupkan dalam larutan H 2 SO 4 30%.
Cara kerja sel aki:
a. Elektrode Pb teroksidasi menjadi Pb 2+
Pb (s) → Pb 2+ (aq) + 2 e-
Pb 2+ yang terbentuk berikatan dengan SO 4 2– dari hasil.
Pb 2+ (aq) + SO 4 2– (aq) → PbSO 4 (s)
b. Elektron yang dirilis melalui kawat penghantar menuju elektrode PbO 2 .
c. Pada elektroda PbO 2 elektron-elektron dari anoda Pb akan mereduksi PbO 2 menjadi Pb 2+ yang
kemudian berikatan dengan SO 4 2– dari instalasi.
PbO 2(s) + 4 H + (aq) + 2 e– → Pb 2+ (aq) + 2 H 2 O (l)
Pb 2+ (aq) + SO 4 2– (aq) → PbSO 4 (s)
Reaksi yang terjadi pada sel aki dapat ditulis sebagai berikut.
Anode: Pb (s) + SO 4 2– (aq) → PbSO 4 (s) + 2 e–
Katode: PbO 2 (s) + H 2 SO 4 (aq) + 2 H + + 2 e- → PbSO 4 + 2 H 2 O (l)
Reaksi: Pb (s) + PbO 2 (s) + 2 H 2 SO 4 → 2 PbSO 4(s) + 2 H 2 O
Pada reaksi penggantian sel aki, molekul-molekul H 2 SO 4 diubah menjadi PbSO 4 dan H 2 O sehingga
konsentrasi H 2 SO 4 dalam larutan semakin meningkat. Oleh karena itu, daya listrik dari aki terus
berkurang dan perlu diisi kembali.

3) Sel bahan bakar

Sel hidrogen-oksigen termasuk jenis sel bahan bakar yang terus-menerus dapat digunakan selama
bahan-bahan tetap dialirkan ke instalasi. Sel ini digunakan pada pesawat ruang angkasa. Sel hidrogen-
oksigen terdiri dari anoda dari lempeng nikel berpori yang dialiri gas hidrogen dan katode dari
lempeng nikel oksida berpori yang dialiri gas oksigen. Elektrolitnya adalah solusi KOH pekat.
Gambar 2.6 Sel hidrogen-oksigen termasuk jenis sel bahan bakar.
Cara kerja sel ini adalah
a. Gas hidrogen yang dialirkan pada pelat nikel berpori teroksidasi membentuk H 2 O.
2 H 2 + 4 OH– → 4 H 2 O + 4 e-
b. Elektron yang dirilis bergerak melalui kawat penghantar menuju elektroda nikel oksida.
c. Pada elektroda nikel oksida elektron mereduksi O 2 menjadi OH - .
O 2 + 2 H 2 O + 4 e– → 4 OH–
Reaksi yang terjadi pada sel ini sebagai berikut.
Anoda: 2 H 2 ( g ) + 4 OH– ( aq ) → 4 H 2 O ( l ) + 4 e–
Katode: O2 ( g) + 2 H 2 O (l) + 4 e– → 4 OH– (aq)
Reaksi: 2 H 2 ( g ) + O 2 ( g ) → 2 H 2 O ( l )
digunakan pada sel ini digunakan platina atau komposisi paladium sebagai katalis.

E.Kegunaan Sel Volta


Dalam kehidupan sehari-hari, arus listrik dihasilkan dari suatu reaksi kimia dalam sel volta banyak
kegunaannya, seperti untuk radio , kalkulator , televisi , kendaraan transportasi , dan lain-lain. Sel
volta ada yang pakai sekali, ada pula yang bisa diisi ulang. Sel volta yang sekali pakai disebut sel
primer , sedangkan sel volta yang dapat diisi ulang disebut sel sekunder . Sel volta dalam kehidupan
sehari-hari ada dalam bentuk berikut.

a. Aki ( akumulator )
Akiadalah jenis baterai yang banyak digunakan untuk kendaraan. Aki menjadi pilihan yang praktis
karena dapat menghasilkan listrik yang cukup besar dan dapat diperoleh kembali.
Sel terdiri atas anoda Pb (timbel = timah hitam) dan katode PbO 2 (timbel (IV) oksida).
Merupakanzat padat, yang dicelupkan ke dalam larutan asam sulfat (lihat gambar 2). Kedua elektroda
tersebut, juga hasil reaksinya, tidak larut dalam larutan asam sulfat sehingga tidak perlu jembatan
garam.

Reaksi pengosongan aki :


Setiap sel memiliki beda potensial 2 volt. Aki 12 volt terdiri atas 6 sel yang dilengkapi seri. Aki
dapat diterima kembali karena hasil-hasil reaksi pengosongan aki tetap melekat pada elektroda kedua.
Pengisian aki dilakukan dengan memutar arah aliran elektron pada elektroda kedua. Pada pengosongan
aki, anode (Pb) mengirim elektron pada katode. Lebih pada pengisian aki, elektroda Pb diatur dengan
kutub negatif sumber arus PbSO 4 yang ada pada elektroda Pb yang direduksi. Sementara itu, PbSO 4
yang ada pada elektrode PbO 2 yang bertanggung jawab terhadap oksidasi membentuk PbO 2 .
Reaksi pengisian aki :

b. Baterai Kering ( Sel Leclanche )


Baterai kering ditemukan oleh Leclanche yang diperoleh hak paten atas penemuan itu pada tahun
1866. Sel Leclanche terdiri atas silinder yang berisi pasta dari campuran batu kawi (MnO 2 ), salmiak
(NH 4 Cl), karbon, dan sedikit air (jadi sel ini tidak 100% kering). Zink bekerja sebagai anoda,
sedangkan katode digunakan elektroda inert , yaitu grafit, yang dicelupkan di tengah-tengah pasta.
Pasta bekerja sebagai oksidator. Reaksi-reaksi yang terjadi dalam baterai kering sebenarnya lebih
rumit, tetapi pada batas yang dapat disetujui sebagai berikut.
Potensial satu sel Leclanche adalah 1,5 volt. Sel ini kadang disebut sel kering asam karena NH 4 Cl
yang mengandung asam. Sel Leclance tidak dapat diisi ulang.
c. Baterai Alkalin
Baterai kering alkalin pada dasarnya sama dengan sel Leclanche, tetapi konvensional karena
menggunakan KOH lawan NH 4 Cl dalam pasta. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.
Potensi dari baterai alkalin juga sebesar 1,5 volt, tetapi baterai ini dapat bertahan lebih lama.

Baterai alkalin dapat menghasilkan arus lebih besar dan muatan total lebih banyak dari baterai
kering biasa. Oleh karena itu, cocok digunakan untuk peralatan yang dibutuhkan arus lebih besar,
misalnya kamera dan tape recorder . Seperti baterai kering biasa digunakan untuk peralatan yang
menggunakan arus lebih kecil seperti radio atau kalkulator.

d. Baterai litium
Baterai litium telah ditingkatkan berbagai penyempurnaan. Baterai litium yang sekarang banyak
digunakan adalah baterai litium-ion . Baterai litium ion tidak menggunakan logam litium, tetapi ion
litium. Ketika digunakan, ion litium berpindah dari satu elektroda ke elektroda lainnya melalui suatu
elektrolit. Ketika di- charge , Arah aliran ion litium dibalik. Baterai litium-ion berharga dalam bentuk
kosong.

Sel Volta dalam Kehidupan Sehari-hari

A. Aki / Baterai Timbal (Accu)

Nilai sel terletak pada kegunaannya. Diantara berbagai sel, sel timbal (aki) telah digunakan
sejak 1915. Berkat sel ini, mobil / sepeda motor dapat mencapai mobilitasnya, dan dihasilkannya
menjadi alat transportasi utama saat ini. Baterai timbal dapat bertahan dalam kondisi ekstrim (suhu
yang bervariasi, kejut mekanik akibat jalan yang rusak, dll) dan dapat digunakan secara kontinyu
beberapa tahun.

Dalam Baterai timbal, elektroda negatif Adalah LOGAM timbal (Pb) Dan elektroda positifnya
adala timbal Yang dilapisi timbal Oksida (PbO 2 ), Dan kedua elektroda dicelupkan hearts Larutan
Elektrolit asam sulfat (H 2 SO 4 ). Reaksi elektrodanya adalah sebagai berikut:

Anoda Pb (-): Pb + SO 4 2- → PbSO 4 + 2e -


Katoda PbO 2 (+): PbO 2 + SO 4 2- + 4H + + 2e - → PbSO 4 + 2H 2 O
Reaksi total: Pb + PbO 2+ 4H + + 2SO 4 2- → 2PbSO 4 + 2H 2 O Kondisi Saat aki digunakan: Saat
aki menghasilkan listrik, Anoda Pb dan katoda PbO 2 dijual dengan SO 4 2- hasil PbSO 4 . PbSO 4 yang
dihasilkan dapat menyimpan permukaan lempeng anoda dan katoda. Jika sudah terlengkapi seluruhnya
maka lempeng anoda dan katoda tidak berhasil. Membantu aki berhenti menghasilkan listrik. Saat ini
dibutuhkan listrik H + dan ion SO 4 2- yang aktif diterima. akibatnya jumlah ion H + dan ion SO
2-
4 pada solusi semakin berkurang dan larutan elektrolit menjadi encer maka arus listrik yang
dihasilkan dan potensial aki semakin menurun.
Oleh karena reaksi elektrokimia pada aki merupakan reaksi kesetimbangan (reversibel) maka dengan
menyediakan arus listrik dari luar (mencas) keadaan 2 elektroda (anoda dan katoda) yang terlapisi
dapat dihasilkan kembali seperti semula. Dengan demikian pula ion akan terbentuk lagi jadi kompilasi
elektrolit naik kembali seperti semula.

Anoda PbO 2 (-): PbSO 4 + 2H 2 O → PbO 2 + 4H + + SO 4 2- + 2e -


Katoda Pb (+): PbSO 4+ 2e - → Pb + SO 4 2-

Reaksi total: 2PbSO 4 + 2H 2 O → Pb + PbO 2 + 4H + + 2SO 4 2-

Selama proses penggunaan dan pengecasan aki sampel sampingan elektrolisis udara dan tentu saja ada
udara yang menguap dengan demikian penting untuk menambah air terdistilasi ke dalam baterai
timbal. Baru-baru ini jenis baru elektroda yang dibuat dari paduan timbal dan kalsium, yang dapat
mencegah elektrolisis yang telah dikembangkan. Baterai modern dengan jenis elektroda ini adalah
sistem tertutup dan disebut dengan baterai penyimpan tertutup yang tidak perlu disetujui udara.

B. Baterai / Sel Kering / Sel Lelanche

Sel Leclanché ditemukan oleh insinyur Perancis Georges Leclanché (1839-1882) lebih dari pada tahun
yang lalu. Berbagai upaya peningkatan telah dilakukan sejak itu, tetapi, yang bangkit adalah desain
awal yang diperbaiki, yaitu sel kering mangan.

Sel kering mangan terdiri dari bungkus dalam Zink (Zn) sebagai elektroda negatif (anoda), batang
karbon / grafit (C) sebagai elektroda positif (katoda) dan pasta MnO 2 dan NH 4 Cl yang berfungsi
sebagai pengisi elektrolit.

a. Baterai Biasa

Anoda: logam seng (Zn)


Katoda: batang karbon / gafit (C)
Elektrolit: MnO 2 , NH 4 Cl dan serbuk karbon (C)

Anoda Zn (-): Zn → Zn 2+ + 2e -
Katoda C (+ ): 2MnO 2 + 2NH 4 + + 2e - → Mn 2 O 3 + 2NH 3 + H 2 O

Total reaksi: Zn + 2MnO 2 + 2NH 4 + → Zn 2+ + Mn 2 O 3 + 2NH 3+ H 2 O

b. Baterai Alkaline

Dalam kering alkalin, padatan KOH atau NaOH digunakan sebagai ganti NH 4 Cl. Umur sel kering
mangan (baterai biasa) diperpendek oleh korosi zink hasil keasaman NH 4 Cl. Sementara pada sel
kering alkali bebas masalah ini karena penggantian NH 4 Cl yang mengandung asam dengan KOH /
NaOH yang berlawanan basa. Sel umur lebih tua, alkali lebih panjang. Selain itu juga menghasilkan
energi yang lebih kuat dan tahan lama.
Anoda Zn (-): Zn → Zn 2+ + 2e -
Katoda C (+): 2MnO 2 + H 2 O + 2e - → Mn 2 O3 + 2OH -
Total reaksi : Zn + 2MnO 2 + H 2 O → Zn 2+ + Mn 2 O 3 + 2OH -
c. Baterai Nikel-Kadmium

Mirip dengan baterai timbal, sel nikel-kadmium juga reversibel. Selain itu untuk membuat sel nikel-
kadmium lebih kecil dan lebih ringan dari sel timbal. Jadi sel ini digunakan sebagai batu baterai alat-
alat portabel seperti: UPS, ponsel dll.

Anoda Cd (-): Cd + 2OH - → Cd (OH) 2 + 2e -


Katoda NiO 2 (+): NiO 2 + 2H 2 O + 2e- → Ni (OH) 2 + 2OH -

Total reaksi : Cd + NiO 2 + 2H 2 O → Cd (OH) 2 + Ni (OH) 2


MAKALAH
ELEKTROKIMIA

DISUSUN OLEH:
NAMA :SARIFAH AINUN
KELAS :XII-MIA2

SMA NEGRI 1 TIMANG GAJAH KAB.BENER MERIAH


TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Anda mungkin juga menyukai