KATA PENGANTAR
i
Puji dan syukur atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, saya dapat selesaikan
dengan baik dan atas kehendak-Nya semua proses pembuatan makaah sejarah ini.
Maklah sejarah ini yang berjudul “Sistem serta Struktur Politik dan Ekonomi
Saya selaku penulis berharap semoga kelak Makalah Sejarah ini dapat
berguna dan juga bermanfaat serta menambah wawasan tentang pengetahuan kita
tentang Sistem serta Struktur Poitik dan Ekonomi Indonesia Masa Demokrasi
Liberal. Saya sangat menyadari masih sangat banyak terdapat kekurangan di sana
ii
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
C. Tujuan ................................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN ............................................................................................... 3
BAB III
PENUTUP........................................................................................................ 13
A. Kesimpulan .......................................................................................... 13
B. Saran .................................................................................................... 13
iii
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 14
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
surut dari masa kemerdekaan sampai saat ini. Sistem pemerintahan demokrasi
yang berupa sistem parlementer dan sistem presidensial pernah digunakan bangsa
Pada masa Demokrasi Liberal yang berlangsung dari 1950-1959. Pada era
itu ada tutjuh kabinet yang memegang pemerintahan, sehingga hampir setiap
tahun terjadi pergantian cabinet. Jatuh bangunnya kabinet ini membuat program-
Pada era ini, Indonesia menjalankan pemilihan umum pertama yang diikuti
oleh banyak pertai politik. Pemilu 1955 merupakan tonggak demokrasi pertama di
Indonesia. Pemilu ini dilaksanakan untuk memilih anggota Parlemen dan anggota
tidak dapat diselesaikan. Kondisi ini menambah kisruh situasi politik pada masa
v
itu sehingga mendorong Presiden Soekarno utnuk mengeluarkan Dekret Presiden
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
demokrasi parlmenter.
parlementer.
D. Manfaat Penulisan
vi
BAB II
PEMBAHASAN
multipartai ini lebih menampakkan sifat instabilitas politik setelah berlaku sistem
1945 periode pertama, konstituasi RIS, dan UUDS 1950. Dengan demikian
demokrasi liberal secara formal berakhir pada tanggal 5 Juli 1959, sedang secara
1. Sistem Pemerintahan
vii
lambang kesatuan saja. Hal ini dinamakan pula Demokrasi Liberal, sehingga era
pemerintahan Indonesia yang tidak stabil. Partai-partai politik yang kuat dapat
tersebut partai yang terkuat dalam parlementer adalah PNI dan Masyumi. Dalam
jangka waktu kurang lebih 5 tahun (1950-1955), PNI dan Masyumi silih berganti
untuk memegang kekuasaan dalam empat cabinet. Pada masa demokrasi liberal
Natsir. Kabinet ini dilantik pada bulan September 1950 dengan program
viii
c. Kabinet Wilopo (30 Maret 1952-3 Juni 1953)
pelaksanaan politik luar negeri bebas aktif, dan pengembalian Irian Barat ke
Republik Indonesia.
Irian Barat ke RI, dan melaksanakan kerja sama Asia Afrika berdasarkan politik
bebas aktif.
tahun, menjalankan politik luar negeri bebas aktif, dan meneruskan kerja sama
Bandung 1955.
ix
g. Kabinet Djuanda (9 April 1957- 5 Juli 1959)
Dalam negara demokrasi, partai politik dan pemilu adalah dua hal yang
a) Sistem kepartaian
x
Keberlangsungan dan perkembangan partai-partai politik berlanjut
pada saat itu. Pengaruh partai politik pada saat itu sangat besar terhadap
demokrasi di Indonesia.
Urutan perolehan suara terbanyak adalah PNI (57 kursi), Masyumi (57 kusi),
Nahdlatul Ulama (45 kursi) dan PKI (39 kursi). Pemilu 1955 menghasilkan
susunan anggota DPR dengan jumlah anggota sebanyak 250 orang dan
Juli 1956. Perolehan suara partai-partai peserta pemilu tidak jauh berbeda
dengan pemilihan anggota DPR. PNI (119 kursi), Masyumi (112 kursi), NU
xi
B. Perkembangan Ekonomi pada Masa Demokrasi Liberal
Indonesia sendiri yang kuat. Untuk itu, industry yang dimiliki para
yang terdiri atas Borsumji, Jacobson van den Berg, Geo Wehry, Internatio,
dan Lindeteves. Tidak hanya mereka yang akan digusur, “Gerakan Benteng”
xii
Namun, bentuk kebijakan yang hanya memberi izin impor kepada
d. Gerakan Asaat
xiii
e. Gunting Sjafruddin
dari pecahan Rp5,- ke atas digunting menjadi dua. Gunting kiri berlaku
sebagai alat pembayaran yang sah dengan nilai setengah dari nilai semula
sampai 9 Agustus 1950 pukul 18.00 WIB. Gunting kiri itu mulai 22 Maret -
16 april 1950 juga harus ditukarkan dengan uang kertas baru di Bank yang
Rp1,5 miliar. Rakyat kecil tidak dirugikan dengan kebijakan itu karena yang
dimiliki uang Rp 2,50 ke atas hanya orang-orang kelas menengah dan kelas
atas.
Pencabutan hak milik orang Belanda yang kemudian diambil ahli atau
sejak tahun 1950. Aktivitas bursa yang berkembang sejak Bank Industri
Negara mengeluarkan obligasi pada tahun 1954, 1955, dan 1956 menjadi
hancur.
xiv
b. Sistem Ekonomi Liberal
a. Pinjaman Pemerintah
impor dari Bank of Washington sebesar 100 juta dollar Amerika Serikat.
xv
secara sepihak. Tanggal 13 februari 1956 kabinet Burhanuddin Harap
miliar.
xvi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Salah satu ciri yang tampak pada masa Demokrasi Parelenter adalah
B. Saran
Dari mempelajari ini kita dapat lebih memahami bagaimana sistem dan
xvii