XII IPS 3
KABINET PADA MASA
DEMOKRASI PARLEMENTER
Keberhasilan:
Keberhasilan yang dicapai oleh Kabinet Natsir ini sangat berkaitan dengan perekonomian
dan kesejahteraan rakyat. Yaitu:
1. Kabinet Natsir mendirikan sumitro plan yang mengubah ekonomi kolonial ke
ekonomi nasional.
2. Untuk pertama kalinya berlangsung perundingan antara Indonesia-Belanda
pertama kalinya mengenai masalah Irian Barat.
3. Indonesia masuk PBB.
Faktor Kemunduran:
Seperti yang kita ketahui Kabinet Natsir terbentuk setelah pembubaran RIS dan kembali
menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pada pemerintahan Kabinet Natsir banyaknya terjadi pemberontakan yang
menyangkut mengenai keamanan negara yang berasal dari dalam diantaranya
Gerakan DI/TII, Gerakan Andi Azis, Gerakan APRA, dan Gerakan RMS. Selain itu
perundingan mengenai Irian Barat mengalami jalan buntu.
Selain itu adanya mosi tidak percaya dari tim oposisi atau parlementer yang
menganggap bahwa peraturan pemerintah No.39 Tahun 1950 mengenai DPRD
terlalu menguntungkan Masyumi.
Keberhasilan:
Program kerja dari kabinet ini hanya untuk menlanjutkan Kabinet
Natsir. Hanya saja terjadi perubahan skala prioritas dalam
pelaksanaan programnya. Dimana beberapa program kerja
Kabinet Sukiman yaitu:
1. Mempertegas hukum Negara agar tercipta keamanan
2. Upaya meningkatkan kemakmuran rakyat
3. Upaya persiapan pemilihan umum
4. Melaksanakan politik luar negeri bebas aktif
5. Upaya memperjuangkan Irian Barat.
Faktor Kemunduran:
1. Adanya pertukaran nota keuangan antara Menteri Keuangan Luar Negeri
Indonesia yaitu Ahmad Subarjo dengan Duta Besar Amerika Serikat Merle
Cochran. Mengenai pemberian bantuan ekonomi dan militer dari pemerintah
amerika ke Indonesia yang berdasarkan ikatan Mutual Security Act (MSA).
Dimana dalam MSA terdapat pembatasan kebebasan politik luar negeri RI Karena
RI diwajibkan memperhatikan kepentingan Amerika. Tindakan Sukiman tersebut
dipandang telah melanggar politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif karena
lebih condong ke blok barat bahkan dinilai telah memasukkan Indonesia ke
dalam blok barat.
2. Terjadinya krisis moral yang ditandai dengan munculnya korupsi yang terjadi
pada setiap lembaga pemerintahan dan kegemaran akan barang-barang mewah.
3. Kabinet Sukiman yang melanjutkan program kerja Kabinet Natsir belum juga
dapat mengatasi masalah Irian Barat.
4. Masalah mengenai pertahanan dan keamanan belum juga dapat diatasi yang
ditunjukkan dengan hubungan Sukiman dengan militer kurang baik tampak
dengan kurang tegasnya tindakan pemerintah menghadapi pemberontakan
DI/TII di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan.
3. Kabinet Wilopo (3 April 1952- 30 Juli 1953)
Kabinet Wilopo atau biasa disebut juga dengan Zaken Kabinet yang
dipimpin langsung oleh PM Mr. Wilopo. Kabinet ini merupakan koalisi
antara PNI, Masyumi dan PSI.
*Kabinet Zaken adalah suatu kabinet yang jajaran menterinya berasal
dari kalangan ahli dan bukan representasi dari suatu partai politik
tertentu
Keberhasilan:
Pada kabinet ini memiliki program kerja, yaitu:
1. Melaksanakan pemilihan umum
2. Meningkatkam kemakmuran rakyat dengan melakukan produksi nasional
termasuk bahan makanan rakyat. Selain itu merevisi perundang-undangan
perburuhan.
3. Upaya menciptakan keamanan dalam negeri dengan cara mengeluarkan berbagai
kebijakan serta memperbaiki organisasi alat-alat kekuasaan Negara serta
mengembangkan tenaga masyarakat untuk menjamin keamanan dan
ketentraman.
4. Upaya memperjuangkan Irian Barat
5. Melaksanakan politik luar negeri bebas aktif. Dengan bukti bahwa hubungan
antara Indonesia-Belanda yang awalnya berdasarkan asas unie-statuut menjadi
hubungan berdasarkan perjanjian internasional biasa, mempercepat peninjauan
kembali persetujuan hasil konferensi meja bundar, serta menghapus perjanjian
yang merugikan rakyat.
Faktor Kemunduran:
1. Pada peristiwa tanggal 17 Oktober 1952 terjadi berbagai masalah mulai dari
masalah ekonomi, reorganisasi atau profesionalisme tentara, serta adanya
campur tangan dari parlemen atas permasalahn militer.
2. Walaupun pada kabinet wilopo mengeluarkan berbagai kebijakan untuk
memajukan kemakmuran rakyat namun, tetap saja terjadinya krisis ekonomi
sehingga menyebabkan jatuhnya harga barang ekspor Indonesia.
3. Peristiwa Tanjung Monawa, yaitu peristiwa dimana rakyat protes kepada
pemerintah yang telah mengerjakan lahan perkebunan kepada para investor
asing dengan alasan untuk meningkatkan hasil devisa Negara.
Akhir dari kabinet ini yaitu setelah keluarnya mosi tidak percaya dari serikat Tani
Indonesia terhadap kabinet Wilopo. Sehingga Wilopo harus mengembalikkan
mandatnya kepada presiden pada tanggal 2 Juni 1953.
Program Kerja:
1. Pelaksana pemilu
2. Usaha pembebasan Irian Barat secepatnya
3. Upaya pelaksanaan politik luar negeri bebas aktif dan melakukan peninjauan
kembali persetujuan KMB
4. Penyelesaian pertikaian politik
Keberhasilan:
1. Persiapan pemilihan umum untuk memilih anggota parlemen yang akan
diselenggarakan pada 29 September 1955.
2. Menyelenggarakan KAA (Konferensi Asia Afrika) pada tahun 1955.
Sedikitnya keberhasilan yang dicapai oleh kabinet ini disebabkan oleh beberapa
masalah atau kendala yaitu:
1. Menghadapi masalah keamanan di daerah yang belum juga dapat terselesaikan,
seperti DI/TII di Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Aceh.
2. Keadaan ekonomi yang semakin memburuk, maraknya korupsi, dan inflasi yang
menunjukkan gejala membahayakan.
3. Memudarnya kepercayaan rakyat terhadap pemerintah.
Faktor Kemunduran:
1. Pergantian KSAD (Kepala Staf Angkatan Darat) yaitu Jenderal Nasution
mengundurukan diri dari KSAD.
2. NU menarik dukungan dan menterinya dari kabinet sehingga kabinet ini harus
menyerahkan mandatnya kepada presiden.
Program Kerja
1. Mengembalikan wibawa pemerintah
2. Melaksanakan pemilihan umum (pemilu)
3. Pengembalian Irian Barat
4. Melaksanakan kerja sama antara Asia-Afrika
5. Upaya menghilangkan faktor yang menimbulkan inflasi
Keberhasilan:
Kabinet Burhanuddin Harahap merupakan kabinet yang melanjutkan peran kabinet
Ali Sastroamidjojo dalam menyelenggarakan pemilu yang sudah disiapkan oleh
Kabinet Ali Sastroamidjojo. Adapun beberapa keberhasilannya yaitu:
1. Berhasil menyelenggarakan pemilu I
2. Berhasil mengembalikkan posisi Jenderal Nasution sebagai KSAD
3. Melakukan pembubaran UNI Indonesia-Belanda
Kelemahan Kabinet:
Kabinet ini merupakan kabinet koalisi. Sebenarnya kabinet ini masih berjalan baik,
hanya presiden kurang merestui kabinet ini, karena yang menunjuk Burhanuddin
Harahap sebagai formatir kabinet adalah drs. Muh. Hatta.
Kekuatan Kabinet :
Perbaikan ekonomi, termasuk di dalamnya keberhasilan pengendalian harga, menjaga
agar jangan terjadi inflasi dan sebagainya. Dapat dikatakan kehidupan rakyat semasa
kabinet cukup makmur, harga barang tidak melonjak naik akibat inflasi. Berhasil
menyelenggarakan pemilihan umum pertama tahun 1955.
Faktor Kemunduran:
Penyebab jatuhnya Kabinet Burhanuddin yaitu jumlah suara partai-partai yang
diwakilinya tidak cukup besar untuk mencapai jumlah kursi mayoritas di DPR.
Program Kerja
Program kabinet ini disebut Rencana Pembangunan Lima
Tahun yang memuat program jangka panjang, sebagai
berikut :
Perjuangan pengembalian Irian Barat
Pembentukan daerah-daerah otonomi dan mempercepat
terbentuknya anggota-anggota DPRD.
Mengusahakan perbaikan nasib kaum buruh dan
pegawai.
Menyehatkan perimbangan keuangan negara.
Mewujudkan perubahan ekonomi kolonial menjadi
ekonomi nasional berdasarkan kepentingan rakyat.
Selain itu program pokoknya adalah :
Pembatalan KMB,
Pemulihan keamanan dan ketertiban, pembangunan
lima tahun, menjalankan politik luar negeri bebas aktif,
Melaksanakan keputusan KAA.
Keberhasilan:
Mendapat dukungan penuh dari presiden dan dianggap sebagai titik tolak dari
periode planning and investment, hasilnya adalah Pembatalan seluruh perjanjian KMB
pada tanggal 3 Mei 1956.
Faktor Kemunduran
Beberapa penyebab jatuhnya Kabinet Ali II yaitu :
1. Adanya pemberontakan antara PRRI-Permesta (Dewan Banteng di Sumatera
Tengah, Dewan Gajah di Sumatera Utara, Dewan Garuda di Sumatra Selatan,
Dewan Lambung Mangkurat di Kalimantan Selatan, dan Dewan Manguni di
Sulawesi Utara.)
2. Adanya konflik dalam badan konstituante
3. Berkobarnya semangat anti Cina di masyarakat.
4. Memuncaknya krisis di berbagai daerah karena pemerintah pusat dianggap
mengabaikan pembangunan di daerahnya.
5. Pembatalan KMB oleh presiden menimbulkan masalah baru khususnya mengenai
nasib modal pengusaha Belanda di Indonesia. Banyak pengusaha Belanda yang
menjual perusahaannya pada orang Cina karena memang merekalah yang kuat
ekonominya. Muncullah peraturan yang dapat melindungi pengusaha nasional.
6. Timbulnya perpecahan antara Masyumi dan PNI. Masyumi menghendaki agar Ali
Sastroamijoyo menyerahkan mandatnya sesuai tuntutan daerah, sedangkan PNI
berpendapat bahwa mengembalikan mandat berarti meninggalkan asas
demokrasi dan parlementer.
Keberhasilan:
1. Dapat mengatur kembali batas perairan nasional Indonesia melalui deklarasi
Djuanda.
2. Terbentuknya dewan nasional sebagai badan yang bertujuan untuk menampung
dan meyalurkan pertumbuhan kekuatan masyarakat dan diketuai oleh presiden.
3. Diadakannya Musyawarah Nasional Pembangunan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah krisis dalam negeri.
Faktor Kemunduran:
Kemunduran kabinet ini disebabkan oleh adanya peristiwa Cikini yaitu peristiwa
percobaan pembunuhan atas Presiden Soekarno di Jalan Cikini No. 76 Jakarta Pusat
pada hari Sabtu malam tanggal 30 November 1957. Penggranatan itu dilakukan oleh
anggota Gerakan Anti Komunis pimpinan Kolonel Zulkifli Lubis.
Akhir dari kabinet ini setelah presiden Soekarno mengeluarkan dekrit presiden 5 Juli
1959 yang berakhirnya demokrasi parlementer dan bergantilah menjandi demokrasi
Terpimpin.