Anda di halaman 1dari 19

Istilah Renaissanance (bahasa Prancis) berasal dari kata rinascita (bahasa Italia)

yang artinya kelahiran kembali, merupakan istilah yang pertama kali


diperkenalkan oleh Georgio Vasari pada abad ke-16 untuk
menggambarkan semangat kesenian Italia mulai abad ke-14 hingga ke-16
yang bernapaskan semangat kesenian Yunani dan Romawi kuno. Vasari
yang percaya bahwa kebudayaan itu terikat hukum alam yaitu lahir, berkembang,
merosot dan mati; melihat bahwa kelahiran kembali budaya Romawi dan Yunani
kuno telah terjadi di Italia sejak abad ke-14.

Lebih jauh Burckhardt mengatakan bahwa renaissance bukan sekedar


kelahiran kembali kebudayaan Romawi dan Yunani kuno tetapi
merupakan kebangkitan kesadaran manusia sebagai individu yang
rasional, sebagai pribadi yang otonom, yang mempunyai kehendak bebas
dan tanggungjawab. Manusia bebas, rasional, mandiri dan individual itulah
prototype manusia modern, manusia yang sanggup dan mempunyai
keberanian untuk memandang dirinya sebagai pusat alam semesta
(antroprosentris) dan bukan Tuhan sebagai pusatnya (teosentris).

Maksudnya manusia harus berani bertanggungjawab atas segala perbuatannya


dan mengandalkan pada kemampuan-kemampuan yang dimilikinya dalam
menjalani kehidupan duniawi ini. Manusia tidak lagi berpegang pada
prinsip memento mori (ingatlah bahwa engkau akan mati) tetapi diganti dengan
semboyan carpe diem (nikmatilah kesenangan hidup)

Manusia menjadi pusat (antrhoposentris) dari alam dan di kalangan kaum


humanis muncul pemikiran tentang the dignity of man. Leonardo Da Vinci,
Michelangelo, Francis Bacon adalah contoh yang dapat menjadi wakil dari keyakinan
ini. Da Vinci pernah mengatakan bahwa mekanika ialah firdaus dari matematika
dan matematika adalah dasar pemikiran serta eksperimen dalam menerjemahkan
alam bagi manusia. Jika alam Abad Tengah berdasarkan otoritas Allah, sebab Allah
Maha Kuasa (dues omnipoten), berkeyakinan bahwa hidup sepenuhnya
tergantung pada kuasa moril, maka pada masa renaissance manusia
berkeyakinan bahwa pengalaman, eksperimen dan rasionalitas manusia
merupakan dasar dalam kehidupan duniawi ini.

Ini memang mengandung benih-benih sekularisme barat sehingga agama


semakin tersisihkan. Bahkan gema renaissance mengumandangkan seruan
bahwa “Man can do all thing if they will”. Itu berarti bahwa manusia itu
dapat berbuat apa saja, sebab dirinya memang begitu otonom.

Esensi dari semangat renaissanance dapat disimak dari pandangannya bahwa


manusia dilahirkan bukan hanya memikirkan nasib di akhirat seperti
semangat Abad Tengah, tetapi manusia harus memikirkan hidupnya di
dunia ini. Jika Abad Tengah mengatakan manusia lahir ke dunia dengan turun dari
surga dan begitu lahir langsung mengangkat kepalanya untuk menengadah lagi ke
surga, maka masa renaissanance mengatakan manusia lahir kedunia untuk
mengolah, menyempurnakan dan menikmati dunia ini baru setelah itu
menengadah ke surga.

Nasib manusia di tangan manusia, penderitaan, kesengsaraan dan kenistaan di dunia


bukanlah takdir Allah melainkan suatu keadaan yang dapat diperbaiki dan diatasi
oleh kekuatan manusia dengan akal budi, otonomi, dan bakat-bakatnya. Disinilah
letak awal modernitas Barat, keberaniannya untuk merombak mentalitas nasib
(renaissanance). Manusia yang terbelenggu oleh dogma dan moral yang kaku dan
kerdil, dirombak dengan kemampuan nalar, kebebasan individual dan
tanggungjawab pribadi yang penuh.

Keberanian untuk membuka paradigm baru bahwa kesempurnaan


bukan disurga tetapi ada di dunia ini. Pola pikir dan tingkah laku lama
harus dirombak dengan pola pikir dan tingkah laku baru. Manusia bukan
budak, manusia adalah majikan atas dirinya. Inilah semangat humanis,
semangat manusia baru yang oleh Cicero dikatakan dapat dipelajari lewat
bidang sastra, filsafat, retorika, sejarah dan hukum.

Manusia renaissance harus berani memuji dirinya sendiri, mengutamakan


kemampuannya dalam berpikir dan bertindak secara bertanggungjawab,
menghasilkan karya seni dan mengarahkan nasibnya kepada sesama. Manusia perlu
membebaskan diri dari tempat yang telah dipancangkan oleh Abad Tengah yaitu
antara benda dan roh, kemudian membiarkan dirinya beralih kedudukan seturut
kehendaknya dalam semua tingkat mahluk, kadangkala menyamakan dirinya dengan
binatang, kadangkala dengan malaikat. Ini suatu gambaran manusia yang sungguh
kontras dengan Abad Tengah dimana manusia sepenuhnya terbelenggu oleh kaidah-
kaidah moral yang dogmatis, manusia yang sepenuhnya tergantung pada Tuhan dan
takdir.

Kendati manusia Renaissance telah mengalami pembenahan secara mental, namun


masih mempunyai persamaan-persamaan disamping perbedaan dengan manusia
Abad Tengah. Baik Abad Tengah maupun Ranaissance, keduanya bertumpu pada
zaman klasik Yunani dan Romawi. Hanya saja pada zaman Abad Tengah, budaya
klasik tersebut sepenuhnya dibingkai dan bernapaskan religiositas gereja serta
dimanfaatkan bagi kepentingan gereja.

Sebaliknya, pada zaman renaissance, budaya klasik tersebut berada dibawah


kekuasaan manusia dan bernapaskan keduniawian serta dimanfaatkan demi
manusia itu sendiri. Dipihak lain memang harus diakui juga bahwa kedua zaman
tersebut sebagian besar masih memperoleh inspirasi atau terkiat dengan tema-tema
dengan tema-tema dari kitab suci (bible). Hanya saja pada umumnya karya-karya
renaissance agak mengabaikan nilai-nilai spiritual, serta kurang memanfaatkan
lambang-lambang dan sebaliknya lebih menekankan segi badaniah, segi luarnya.

Wajarlah bila ”keindahan” fisik sangat ditonjolkan, bahkan sering sangat terbuka
dalam mengetengahkan lekuk-lekuk dan bagian yang sensual dari tubuh
jasmaniah manusia. Hal ini tampak sekali misalnya dalam fresco “Ciptaan Alam”,
maupun dalam diri patung “ Daud” dan “ Musa” karya Michelangelo.
Dorongan yang paling kuat manusia zaman renaissance adalah keinginannya
untuk menonjolkan diri, entah itu keindahan jasmaniahnya maupun
kemampuan-kemampuan intelektualnya. Keinginannya itu dituangkan dalam
berbagai hasil karya seni sastra, seni lukis, seni pahat, seni musik, arsitektur bahkan
politik, dan lain-lain.

ekspresi daya kemampuan manusia itu terus berkembang sampai saat ini sehingga di
zaman modern ini pun tidak ada lagi segi kehidupan manusia yang tidak ditonjolkan,
kadangkala tidak hanya segi-segi yang positif dan baik tetapi tanpa sadar kadang segi
negatifpun terkuak ke luar yang secara tidak langsung mengancam dirinya sendiri.
Manusia modern telah lahir dan mulai di zaman renaissance.

Sejarah Lahirnya Renaissance


Renaissance berasal dari kata Re (kembali) dan Naitre (Lahir) dalam bahasa Perancis
yang berarti “Lahir Kembali”. Zaman Renaissance adalah zaman dimana
lahirnya kembali orang Eropa untuk mempelajari ilmu pengetahuan
Yunani dan Romawi Kuno yang rasional. Hal ini terjadi dikarenakan
pada abad tengah, sebelum munculnya zaman Renaissance, kehidupan di
Eropa diatur dalam “Theosentris” dimana segala sesuatunya berpusat
pada kepercayaan.

Zaman Renaissance berlangsung sejak abad 15 sampai tahun 1650. Sebelum


Renaissance, bangsa eropa mengalami zaman kegelapan atau biasa disebut “Dark
Age”. Pada saat itu gereja berkuasa mutlak, ajaran gereja menjadi
sesuatu yang tidak boleh dibantah. Selain itu pada zaman Dark Age,
pemikiran ilmiah ditenggelamkan oleh dogma-dogma Gereja. Namun
akhirnya muncul gerakan yang mencoba lepas dari ikatan itu dan
disebut gerakan Renaissance.

Latar belakang munculnya Renaissance adalah sebagai usaha pembaharuan


kebudayaan Romawi dan Yunani pada masa abad tengah/kegelapan
sempat dilupakan, yaitu tipe manusia otonom dan mandiri. Pada abad 12
ada suatu penemuan kembali literatur Yunani dan Romawi yang terjadi di seluruh
Eropa.

Peristiwa tersebut menyebabkan perkembangan gerakan humanis di abad ke-14.


Orang-orang Humanist meyakni bahwa setiap individu memiliki arti penting dalam
masyarakat. Pertumbuhan minat dalam humanisme menyebabkan
perubahan dalam seni dan ilmu yang membentuk konsepsi umum dari
Renaissane.

Pada abad 14 hingga abad 16 merupakan periode goncangan ekonomi


atau perubahan ekonomi di Eropa, dimana perubahan yang paling luas
terjadi di Italia. Setelah kematian Frederick II di tahun 1250, kaisar
kehilangan kekuasaan di Italia dan di seluruh Eropa, tidak satupun
dari penerus Frederick yang seperti dia. Kejatuhannya adalah saat
Paus III memegang kekuasaan secara bersamaan,memegang negara
sekaligus Gereja.
Selama Renaissance, Italia berkembang menjadi despotisme yaitu bahwa
penguasa negara memerintah berdasarkan keinginannya sendiri. Eropa sendiri
perlahan-lahan berkembang menjadi kelompok mandiri yang terpisah.

Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa Renaissance lahir sebagai pembaharu


untuk membentuk manusia yang mandiri, utuh, otonom, dan
bertanggung jawab. Pola pikir abad tengah yang dibelenggu oleh
ajaran gereja diganti dengan pola pikir rasional sehingga manusia
bisa berkembang.

Sebab Timbulnya Renaissance


Selain penjelasan diatas, timbulnya Renaissance secara garis besar disebabkan oleh
beberapa aspek yaitu:

 Kondisi Sosial
Saat itu kehidupan masyarakat eropa terikat pada doktrin Gereja, segala
kegiatan kehidupan ditujukan untuk akhirat. Mas unuyarakat kehilangan
kebebasan untuk menentukan pribadinya dan kehilangan harga diri.
Kehidupan manusia tidak tentram karena selalu dititip oleh intelejen gereja,
sehingga menimbulkan sikap saling mencurigai dalam masyarakat.

 Kondisi Budaya
Terjadi pembatasan seni dalam arti bahwa seni hanya tentang tokoh-
tokoh injil dan kehebatan gereja. Semua kreasi seni ditujukan kepada
kehidupan akhirat sehingga budaya tidak berkembang. Demikian pula dalam
bidang ilmu pengetahuan karena segala kebenaran hanya kebenaran gereja.

 Kondisi Politik
Raja secara teoritis merupakan pusat kekuasaan politik dalam Negara, kenytaannya
hanya menjadi juru damai. Kekuasaan politik ada pada kelompok bangsawan dan
kelompok gereja. Keduanya memiliki pasukan militer yang sewaktu-waktu dapat
untuk melancarkan ambisinya. Adakalanya kekuatan militer kaum bangsawan dan
kaum gereja lebih kuat dari kekuatan militer raja.

 Kondisi Ekonomi
Berlaku sistem ekonomi tertutup yang menguasai perekonomian hanya golongan
penguasa, kondisi diatas menyebabkan masyarakat Eropa tertungkung dan tidak
memiliki harga diri yang layak sebagai manusia. Oleh karena itu timbullah upaya-
upaya untuk keluar dari keadaan tersebut.

Tokoh-Tokoh Zaman Renaissance


Ilmu pengetahuan yang berkembang maju pada masa ini adalah bidang astronomi.
Tokoh-tokohnya yang terkenal sebagai berikut :
1. Rogen Bacon (1214-1294)
Ia berpendapat bahwa pengalaman (empirik) menjadi landasan utama bagi awal dan
ujian akhir bagi semua ilmu pengetahuan. Matematik merupakan syarat mutlak
untuk mengolah semua pengetahuan. Sekalipun Roger Bacon menganjurkan
pengalaman sebagai basis ilmu pengetahuan, namun ia sendiri tidak meninggalkan
tulisan atau karya yang cukup baerarti bagi ilmu pengetahuan. Ia banyak bergerak
pada lapangan politik dan agama, sehingga akhirnya ditahan dalam penjara.

2. Copernicus (1473-1543)
Ia mengajukan pendapat yang asing bagi pendapat umum pada masa itu. Ia
mengatakan bahwa bumi dan planet semuanya mengelilingi matahari, sehingga
matahari menjadi pusat (Heliosentrisme). Pendapat ini berlawanan dengan pendapat
umum yang berasal dari Hipparchus dan Ptolomeus yang menganggap bahwa bumi
sebagai pusat alam semesta (geosentrisisme).

Prinsip Heliosentrisme ini kemudian dilanjutkkan oleh George Joachim (Rheticus)


yang menyusun buku berjudul De Revolutionibus Orbium Coelestium (Tentang
Perputaran Alam Semesta). Buku tersebut diawali dengan beberapa ketentuan dasar
yang berbunyi: Pertama, seluruh alam semesta merupakan bola(Spherical); Kedua,
semua benda angkasa dan bumi juga merupakan bola; Ketiga, semua benda angkasa
bergerak secara teratur dalam lintasan yang bundar (circular uniform motion).

3. Tycho Brahe (1546-1601)


Ia tertarik pada system astronomi baru yang diperkenalkan oleh Copernicus. Ia
membuat alat-alat berukuran besar untuk mengamati benda-benda angkasa secara
lebih teliti. Pada tahun 1572 Brahe mengamati munculnya bintang baru di gugusan
Cassiopeia, yaitu bintang yang cemerlang selama 16 bulan sebelum padam lagi.
Bintang itu dinamakan Nova atau Supernova, yang sangat tergantung dari besarnya
dan massanya.

Penemuan bintang Nova dan Supernova ini menggugurkan pandangan yang dianut
pada masa itu bahwa angkasa itu tidak akan berubah sepanjang masa, dan
bentuknya akan tetap abadi. Pada tahun 1577 Brahe dapat mengamati sebuah cornet,
yang ternyata lebih jauh dari planet Venus. Penemuan ini juga membuktikan bahwa
benda-benda angkasa tidak menempel pada Crystaline spheres, melainkan dating
dari tempat yang sebelumnya tidak dapat dilihat untuk kemudian menghilang lagi.
Benda-benda angkasa terapung bebas dalam ruang angkasa.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : 10 Pengertian


Stratifikasi Sosial Menurut Para Ahli Terlengkap
4. Johannes Keppler (1571-1630)
Ia seorang ahli matematika yang menjadi asisten Tycho Brahe. Ia melanjutkan
penelitian Brahe tentang gerak benda-benda angkasa. Kepler menemukan tiga buah
hokum yang melengkapi penyelidikan Brahe sebelumnya, yaitu:

 Bahwa gerak benda angkasa itu ternyata bukan bergerak mengikuti lintasan
circle –seperti yang dikemukakan oleh Brahe-namun gerak itu mengikuti
lintasan elips. Orbit semua planet berbentuk elips.
 Dalam waktu yang sama, maka garis penghubung antara planet dan matahari
selalu melintasi bidang yang luasnya sama.
 Dalam perhitungan matematik terbukti bahwa bila jarak rata-rata dua planet
A dab B dengan matahari adalah X dan Y, sedangkan waktu untuk melintasi
orbit masing-masing adalah P dan Q, maka P2 : Q2 = X3 :Y3.

5. Galileo Galilei (1546-1642)


Beberapa pokok penemuan Galileo di luar bidang astronomi yang ditulis dalam
karyanya yang berjudul De Motu dapat diringkas sebagai berikut.

 Jumlah waktu yang sama untuk jatuhnya semua benda dari materi yang
sama, tanpa memandang bobot, bila benda-benda itu melewati medium yang
sama. Atau dengan kata lain, benda-benda yang jatuh bersamaan akan
memerlukan waktu yang bersamaan pula untuk sampai di tanah.

 Semau lintasan benda jatuh berbentuk lurus. Ha ini memberikan sugesti


adanya idealism, bahwa lintasan benda yang tidak tertanggu membentu garis
lurus.
 Baik benda yang jatuh tegak lurus, maupun yang mengikuti bidang miring,
masing-masing mencapai tanah pada waktu yang sama. Hal ini memberikan
sugesti untuk kemudian melaksanakan eksperimen jatuhnya benda mengikuti
bidang miring. Untuk mencapai idealisasi “tidak terganggu apapun”, maka
bidang makin lama makin dilicinkan, sehingga jatuhnya benda-benda melalui
bidang miring praktis dalam waktu yang sama. Selain itu dibidang miring
diletakkan ukuran-ukuran. Untuk pertama kalinya ukuran (measure-ment)
dimasukkan sebagai unsur dalam lapangan ilmu pengetahuan.

 Berdasarkan idealisasi, maka hasil percobaan dapat dihitung terlebih dahulu;


dengan kata lain terjadilah peramalan (prediction).
 Ramalan itu kemudian diperiksa dengan percobaan berulang kali, yang
hasilnya dihitung secara rata-rata.
 Oleh karena anatara ramalan dan hasil percobaan ada persesuaian yang
meyakinkan, maka teori yang didasarkan pada idealisasi dapat diterima
sebagai hukum tentang pergerakan benda-benda yang bebas dan yang
mengikuti garis lurus.

Langkah-langkah yang dilakukan oleh Galileo ini menanamkan pengaruh yang kuat
bagi perkembangan ilmu pengetahuan modern, karena menunjukkan beberapa hal
seperti: pengamatan (observation), penyingkiran (elimition) segala hal yang tidak
termasuk dalam peristiwa yang diamati, idealisasi, penyusunan teori secara
spekulatif atas peristiwa tersebut, peramalan (prediction), pengukuran
(measurement), dan percobaan (experiment) untuk menguji teori yang didasarkan
pada ramalan matematik.

Karakteristik Renaissance
Renaissance merupakan titik awal dari sebuah peradaban modern di Eropa. Essensi
dari semangat Renaissance salah satunya adalah pandangan manusia bukan hanya
memikirkan nasib di akhirat seperti semangat Abad Tengah, tetapi mereka harus
memikirkan hidupnya di dunia ini. Renaissance menjadikan manusia lahir ke dunia
untuk mengolah, menyempurnakan dan menikmati dunia ini baru setelah itu
menengadah ke surga.

Nasib manusia di tangan manusia, penderitaan, kesengsaraan dan kenistaan di dunia


bukanlah takdir Allah melainkan suatu keadaan yang dapat diperbaiki dan diatasi
oleh kekuatan manusia dengan akal budi, otonomi dan bakat-baktnya. Manusia
bukan budak melainkan majikan atas dirinya. Inilah semangat humanis, semangat
manusia baru yang oleh Cicero dikatakan dapat dipelajari melalui bidang sastra,
filsafat, retorika, sejarah dan hukum.

Dengan semakin kuatnya Renaissance sekularisasi berjalan makin kuat. Hal ini
menyebabkan agama semakin diremehkan bahkan kadang digunakan untuk
kepentingan sekulerisasi itu sendiri. Semboyan mereka “religion was not highest
expression of human values”. Bahkan salah seorang yang dilukiskan sebagai manusia
ideal renaissance Leon Batista Alberti (1404-1472), secara tegas berani mengatakan
“Man can do all things if they will”.

Renaissance mengajarkan kepada manusia untuk memanfaatkan kemampuan dan


pengetahuannya bagi pelayanan kepada sesama. Manusia hendaknya menjalani
kehidupan secara aktif memikirkan kepentingan umum bukan hidup bersenang-
senang dalam belenggu moral dan ilmu pengetahuan di menara gading. Manusia
harus berperan aktif dalam kehidupan, bukan sifat pasif seraya pasrah pada takdir.
Namun, manusia menjadi pusat segala hal dalam kehidupan atau Antoposentrisme.

Manusia renaissance harus berani memuji dirinya sendiri, mengutamakan


kemampuannya dalam berfikir dan bertindak secara bertanggung jawab,
menghasilkan karya seni dan mengarahkan nasibnya kepada sesama. Keinginan
manusia untuk menonjolkan diri baik dari keindahan jasmani maupun kemampuan
intelektual-intelektualnya. Keinginannya itu dituangkan dalam berbagai karya seni
sastra, seni lukis, seni pahat, seni music dan lain-lain. Ekspresi daya kemampuan
manusia terus berkembang sampai saat ini sehingga di zaman modern ini pun tidak
ada lagi segi kehidupan manusia yang tidak ditonjolkan.

AUFKLARUNG
stilah Aufklärung berasal dari Bahasa Jerman yang berarti “pencerahan”, yang
dalam Bahasa Inggris dikenal dengan enlightenment. Peristiwa ini terjadi pada
1695-1815. Di masa ini manusia optimis dengan kemampuannya untuk
menciptakan kemajuan yang dapat memberikan cahaya baru, dalam hal ini
adalah kemajuan ilmu pengetahuan. Kemudian banyak muncul pikiran-
pikiran filosofis dari Eropa.
Meski sama-sama disebut pencerahan, ternyata Renaissance dan Aufklärung
berbeda, Squad. Di Masa Renaissance, kesadaran akan kemampuan akal manusia
sudah berkembang, tetapi hal tersebut hanya menghasilkan kemajuan di bidang
humaniora, filsafat, politik, seni, sastra serta hukum. Perubahan dalam bidang
ekonomi belum mampu dikembangkan demi kesejahteraan manusia.
Melalui slogan Aufklärung, “Sapere Aude!” yang berarti “Beranilah Berpikir
Sendiri”, Immanuel Kant, filsuf asal Jerman mengajak orang-orang untuk
semakin berani dan bebas menggunakan akalnya. Menurut Kant, manusia masih
belum yakin akan kemampuan akalnya untuk menciptakan kemajuan dan
kebahagiaan di dunia. Jika manusia belum mampu melakukan hal tersebut, itu
berarti tanda bahwa manusia tersebut belum dewasa. Hayo, kalau begitu kamu
sudah dewasa belum nih?

Immanuel Kant (Sumber: thegreatthinkers.org).


Di satu sisi, tentunya gerakan ini tampak bagus karena membawa kemajuan.
Meski begitu, semakin tingginya keyakinan manusia terhadap kemampuannya
sendiri mengakibatkan banyak orang berpendapat bahwa peran Tuhan dalam
kehidupan berhenti setelah proses penciptaan alam semesta dan segala isinya
selesai. Pandangan tersebut nantinya dikenal dengan istilah deisme.

Penggunaan kata pencerahan Barat didasarkan pada kemiripan dengan Aufklarung,


alasan penggunaannya sendiri untuk mendapatkan wawasan tentang
hakikat dunia kita.[2] Sebagai soal fakta ada lebih kemiripan dengan Romantisisme
dibandingkan dengan Pencerahan: penekanan pada perasaan, wawasan intuitif, pada
esensi sejati di luar dunia penampilan.[2] Kant mengartikan Aufklarung sebagai
pembebasan manusia dari keadaan bersifat minoritas dan membuat dirinya mampu
menggunakan pemahaman sendiri tanpa pengarahan dari luar.[1] Keadaan minoritas itu
disebabkan sumbernya bukan terletak pada kekurang pahamannya, melainkan pada
kurang terarahnya serta kurang berani untuk menggunakan pemahaman tanpa
bantuan orang lain.[1] Dalam persepektif historisnya, Aufklarung berhubungan dengan
situasi budaya dan sumbangan-sumbangan dari abad ke-18 terutama
di Jerman, Prancis, inggris, dan Amerika.[1] Aufklarung mewujudkan cita-
cita Renaissance dan dipercepat perkembangannya oleh empirisme dan skeptisisme
modern serta oleh penemuan-penemuan ilmiah abad ke-17.[1]

Revolusi Industri ~ Revolusi bisa diartikan sebagai perubahan secara cepat atau perubahan yang
cukup mendasar dalam suatu bidang atau di suatu tempat. Sementara Industri artinya proses membuat
atau menghasilkan suatu barang. Perubahan yang terjadi di Inggris pada abad ke-18 merupakan
perubahan dalam memproduksi barang-barang dari penggunaan tenaga manusia kepada mesinmesin.
Jadi Revolusi Industri adalah perubahan cara membuat atau menghasilkan barang yang semula
menggunakan tenaga manusia beralih ke tenaga mesin. Nah, pada kesempatan kali ini Zona
Siswa akan mencoba menghadirkan penjelasan lengkap mengenai Revolusi Industri baik dari segi latar
belakang, proses revolusi dan dampaknya. Semoga bermanfaat. Check this out!!!

A. Latar Belakang Revolusi Industri

Istilah revolusi industri diperkenalkan untuk pertama kalinya oleh Friedrich Engels dan Louis-Auguste
Blanqui pada pertengahan abad ke-19. Tidak jelas penanggalan secara pasti tentang kapan dimulainya
revolusi industri. Tetapi T.S. Ashton mencatat permulaan revolusi industri terjadi kira-kira antara tahun
1760-1830. Revolusi ini kemudian terus berkembang dan mengalami puncaknya pada pertengahan
abad ke-19 , sekitar tahun 1850, ketika kemajuan teknologi dan ekonomi mendapatkan momentum
dengan perkembangan mesin tenaga-uap, rel, dan kemudian di akhir abad tersebut berkembang mesin
kombusi dalam serta mesin pembangkit tenaga listrik.

Revolusi Industri terjadi pada pertengahan abad ke-18. Awalnya didahului oleh revolusi agraria. Ada
dua tahap revolusi agraria. Revolusi Agraria I adalah tahapan terjadinya perubahan penggunaan tanah
yang semula hanya untuk pertanian menjadi usaha pertanian, perkebunan, dan peternakan yang
terpadu. Revolusi Agraria II mengubah cara mengerjakan tanah yang semula tradisional dengan
penggunaan mesin-mesin atau mekanisasi. Revolusi Industri terjadi di Inggris karena sebab-sebab
berikut.

1. Situasi politik yang stabil. Adanya Revolusi Glorius tahun 1688 yang mengharuskan raja
bersumpah setia kepada Bill of Right sehingga raja tunduk kepada undang-undang dan hanya
menarik pajak berdasarkan atas persejutuan parlemen.
2. Inggris kaya bahan tambang, seperti batu bara, biji besi, timah, dan kaolin. Di samping itu,
wol juga yang sangat menunjang industri tekstil.
3. Adanya penemuan baru di bidang teknologi yang dapat mempermudah cara kerja dan
meningkatkan hasil produksi, misalnya alat-alat pemintal, mesin tenun, mesin uap, dan
sebagainya.
4. Kemakmuran Inggris akibat majunya pelayaran dan perdagangan sehingga dapat
menyediakan modal yang besar untuk bidang usaha. Di samping itu, di Inggris juga tersedia
bahan mentah yang cukup karena Inggris mempunyai banyak daerah jajahan yang menghasilkan
bahan mentah tersebut.
5. Pemerintah memberikan perlindungan hukum terhadap hasil-hasil penemuan baru (hak paten)
sehingga mendorong kegiatan penelitian ilmiah. Lebih-lebih setelah dibentuknya lembaga ilmiah
Royal Society for Improving Natural Knowledge maka perkembangan teknologi dan industri
bertambah maju.
6. Arus urbanisasi yang besar akibat Revolusi Agraria di pedesaan mendorong pemerintah
Inggris untuk membuka industri yang lebih banyak agar dapat menampung mereka.
Merkantilisme adalah suatu teori ekonomi yang menyatakan bahwa
kesejahteraan suatu negara hanya ditentukan oleh banyaknya aset atau
modal yang disimpan oleh negara yang bersangkutan, dan bahwa
besarnya volum perdagangan global teramat sangat penting.
Merkantilisme juga ditandai dengan adanya campur tangan pemerintah
secara ketat dan menyeluruh dalam kehidupan perekonomian guna
memupuk kekayaan logam mulia sebanyak-banyakanya.

Aset ekonomi atau modal negara dapat digambarkan secara nyata


dengan jumlah kapital (mineral berharga, terutama emas maupun
komoditas lainnya) yang dimiliki oleh negara dan modal ini bisa
diperbesar jumlahnya dengan meningkatkan ekspor dan mencegah
impor sehingga neraca perdagangan dengan negara lain akan selalu
positif.
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Peran
Wirausaha Dalam Perekonomian Dan Pembangunan
Nasional

Merkantilisme mengajarkan bahwa pemerintahan suatu negara harus


mencapai tujuan ini dengan melakukan perlindungan terhadap
perekonomiannya, dengan mendorong eksport (dengan
banyak insentif) dan mengurangi import (biasanya dengan
pemberlakuan tarif yang besar). Kebijakan ekonomi yang bekerja
dengan mekanisme seperti inilah yang dinamakan dengan sistem
ekonomi merkantilisme.

Sejarah Merkantilisme
Ajaran merkantilisme dominan sekali diajarkan di seluruh sekolah
Eropa pada awal periode modern (dari abad ke-16 sampai ke-18, era
dimana kesadaran bernegara sudah mulai timbul). Peristiwa ini
memicu, untuk pertama kalinya, intervensi suatu negara dalam
mengatur perekonomiannya yang akhirnya pada zaman ini pula sistem
kapitalisme mulai lahir.

Dalam menjalankan gerakan merkantilisme, negara- Negara ini


melakukan perlindungan dagang dengan mengenakan bea cukai masuk
yang sangat tinggi. Perencanaan ekonomi dilakukan dengan
menerapkan kebijakan sebagai berikut.

1. Berusaha mendapatkan logam mulia sebanyak-banyaknya


2. Meningkatkan perdagangan luar negeri
3. Mengembangkan industry berorientasi ekspor
4. Meningkatkan pertambahan penduduk sebgai tenaga kerja
industry
5. Melibatkan negara sebagai pengawas perekonomian

Sistem ekonomi merkantilisme mulai menghilang pada akhir abad ke-


18, seiring dengan munculnya teori ekonomi baru yang diajukan oleh
Adam Smith dalam bukunya The Wealth of Nations, ketika sistem
ekonomi baru diadopsi oleh Inggris, yang notabene saat itu adalah
negara industri terbesar di dunia.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian


Pembangunan Ekonomi Secara Umum Beserta Dampak
Positif Dan Negatifnya

Latar Belakang Merkantilisme


Ini adalah beberapa latar belakang mengapa merkantalisme dapat
tumbuh dan berkembang:

 Munculnya Negara-negara merdeka di Eropa (Inggris, Perancis,


Jerman, Italia, dan Belanda)
 Negara tersebut ingin mempertahankan kedaulatan, kebebasan,
dan kesejahteraan rakyatnya.
 Diperlukan kondisi perekonomian yang kuat agar tetap mampu
bertahan.
 Ditetapkan logam mulia sebagai standart ukuran kekayaan suatu
Negara.
 Dibuka jaringan perdagangan, diadakan pelayaran serta
eksplorasi ke wilayah-wilayah baru.

Tujuan Merkantilisme
Merkantilisme merupakan kebijakan sebuah ekonomi nasional dengan
tujuan untuk mengumpulkan cadangan moneter melalui sebuah
keseimbangan perdagangan yang positif, yang terutamanya pada
sebuah barang jadi.Secara historis, Penyebab perang dan termotivasi
untuk melakukan ekspansi kolonial adalah kebijakan tersebut.

 Kebijakan lainnya

1. Menciptakan koloni di luar negeri


2. Melarang daerah koloni untuk melakukan perdagangan dengan
negara-negara lain
3. Memonopoli pasar dengan port pokok
4. Melarang ekspor emas dan perak, bahkan untuk alat pembayaran
5. Melarang perdagangan untuk dibawa dalam kapal asing

6. Subsidi ekspor
7. Mempromosikan manufaktur melalui penelitian atau subsidi
langsung
8. Membatasi upah
9. Memaksimalkan penggunaan sumber daya dalam negeri
10. Membatasi konsumsi domestik melalui hambatan non-tarif untuk
perdagangan

Konsep Umum Merkantilisme


Merkantilisme merupakan suatu teori ekonomi yang menyatakan
bahwa kesejahteraan suatu negara hanya ditentukan oleh
banyaknya aset atau modal yang disimpan oleh negara yang
bersangkutan, dan bahwa besarnya volume perdagangan global teramat
sangat penting. Aset ekonomi atau modal negara dapat digambarkan
secara nyata dengan jumlah kapital (mineral berharga,
terutama emas maupun komoditas lainnya) yang dimiliki oleh negara
dan modal ini bisa diperbesar jumlahnya dengan
meningkatkan ekspor dan mencegah (sebisanya) impor sehingga neraca
perdagangan dengan negara lain akan selalu positif.

Merkantilisme mengajarkan bahwa pemerintahan suatu negara harus


mencapai tujuan ini dengan melakukan perlindungan terhadap
perekonomiannya, dengan mendorong ekspor (dengan banyak insentif)
dan mengurangi impor (biasanya dengan pemberlakuan tarif yang
besar). Kebijakan ekonomi yang bekerja dengan mekanisme seperti
inilah yang dinamakan dengan sistem ekonomi merkantilisme.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pancasila


sebagai Paradigma Pembangunan

Teori Merkantilisme
Semua ahli ekonomi Eropa antara tahun 1500 sampai tahun 1750
dianggap sebagai merkantilis meskipun ketika itu istilah ‘merkantilis’
belum dikenal. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Victor de
Riqueti, marquis de Mirabeau pada tahun 1763, dan kemudian
dipopulerkan oleh Adam Smith pada tahun 1776. Pada kenyataannya,
Adam Smith menjadi orang pertama kali menyebutkan kontribusi
merkantilis terhadap ilmu ekonomi dalam bukunya yang berjudul The
Wealth of Nations.

Pada awal periode modern, dari abad ke-16 sampai ke-18 ajaran
merkantilisme sangat dominan di seluruh sekolah Eropa. Untuk
pertama kalinya peristiwa ini memicu intervensi suatu negara dalam
mengatur sebuah perekonomian yang akhirnya pada zaman ini pula
sistem kapitalisme mulai lahir. Yang mendorong terjadinya peperangan
dibanyak kalangan negara Eropa adalah kebutuhan akan pasar yang
diajarkan oleh teori merkantilisme itu sendiri.

Dampak Merkantilisme
Dampak dari Merkantilisme sendiri telah menimbulkan banyak
pembrontakan dan persaingan sengit dikalangan negara bangsa di
Eropa untuk menguasai perdagangan dunia. Setiap negara berlomba-
lomba membangun industri perkapalan dan persenjataan guna
memperluas monopoli perdagangannya.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan


: “Pembangunan Berwawasan Lingkungan” Pengertian & (
Hakikat – Tujuan – Ciri )

Analisis Merkantilisme
Gerakan merkantilisme telah menyebabkan munculnya paham lain
seperti kapitalisme , imperialisme dan berujung pada kolonialisme. Hal
tersebut memang dikarenakan oleh munculnya negara- negara Eropa
yang baru merdeka. Sehingga negara- negara tersebut berusaha untuk
memperbaiki perekonomian mereka dengan cara merkantilisme.
Banyak raja- raja yang menganut kebijakan ini seperti Charles V dari
Jerman, Ratu Elizabeth dari Inggris, Pangeran Maurits dari Belanda.
Merkantilisme terutama berkembang di Eropa karena, dari sanalah
Merkantilisme berasal terlebih didukung oleh Inggris sebagai negara
industri besar. Dengan ekonomi negara yang kuat, sulit untuk negara
lain melakukan intervesi terhadap kemerdekaan negara. Sehingga hal
ini semakin menyebabkan negara- negara penganut merkantilisme
semakin memperkuat perdagangan dengan berbagai cara.

Salah satu contohnya mendapatkan logam mulia dari negara lain.


Untuk pertama mereka hanya bertujuan mengumpulkan logam mulia
hingga akhirnya ingin menguasai negara tersebut. Hal ini terjadi
dikarenkan negara penjajah ingin mendapatkan logam mulia sebanyak
mungkin dan tidak ingin negara lain memilikinya.

Dampak negative tersebut memang juga sangat mempengaruhi bagi


kelangsungan masyarakat di tanah jajahan. Mereka tidak dapat bebas
bahkan di tanah mereka sendiri. Mereka juga harus melakukan
pengerukan logam mulai dan hasilnya bukan untuk kesejahteraan
mereka. Namun keuntungan akan masuk pada kas negara penjajah. Hal
ini yang nantinya menyebabkan merkantilisme mulai ditinggalkan di
saat Adam Smith mengkritik negara- negra Eropa yang tidak menikmati
hasil kekayaan dengan semua rakyat.
Kereta Api Tenaga Uap ~ Salah satu penemuan penting dalam revolusi industri

B. Proses Revolusi Industri

Pada akhir abad Pertengahan kota-kota di Eropa berkembang sebagai pusat kerajinan dan perdagangan.
Warga kota (kaum Borjuis) yang merupakan warga berjiwa bebas menjadi tulang punggung
perekonomian kota. Mereka bersaing secara bebas untuk kemajuan dalam perekonomian. Pertumbuhan
kerajinan menjadi industri melalui beberapa tahapan, seperti berikut.

1. Domestic System
Tahap ini dapat disebut sebagai tahap kerajinan rumah (home industri). Para pekerja bekerja di
rumah masing-masing dengan alat yang mereka miliki sendiri. Bahkan, kerajinan diperoleh dari
pengusaha yang setelah selesai dikerjakan disetorkan kepadanya. Upah diperoleh berdasarkan
jumlah barang yang dikerjakan. Dengan cara kerja yang demikian, majikan yang memiliki usaha
hanya membayar tenaga kerja atas dasar prestasi atau hasil. Para majikan tidak direpotkan soal
tempat kerja dan gaji.

2. Manufactur
Setelah kerajinan industri makin berkembang diperlukan tempat khusus untuk bekerja agar
majikan dapat mengawasi dengan baik cara mengerjakan dan mutu produksinya. Sebuah
manufactur (pabrik) dengan puluhan tenaga kerja didirikan dan biasanya berada di bagian
belakang rumah majikan. Rumah bagian tengah untuk tempat tinggal dan bagian depan sebagai
toko untuk menjual produknya. Hubungan majikan dengan pekerja (buruh) lebih akrab karena
tempat kerjanya jadi satu dan jumlah buruhnya masih sedikit. Barang-barang yang dibuat kadang-
kadang juga masih berdasarkan pesanan.
SUGGESTED NEWS
Trik ini menghasilkan 170 juta rupiahsebulan!
Storiespace
Gadis ini menghasilkan lebih dari 19 juta rupiahsehari!
Storiespace
 Factory System
Tahap factory system sudah merupakan industri yang menggunakan mesin. Tempatnya di daerah
industri yang telah ditentukan, bisa di dalam atau di luar kota. Tempat tersebut untuk untuk tempat
kerja, sedangkan majikan tinggal di tempat lain. Demikian juga toko tempat pemasaran hasil industri
diadakah di tempat lain. Jumlah tenaganya kerjanya (buruhnya) sudah puluhan, bahkan ratusan.
Barang-barang produksinya untuk dipasarkan.

Adanya penemuan teknologi baru, besar peranannya dalam proses industrialisasi sebab teknologi baru
dapat mempermudah dan mempercepat kerja industri, melipatgandakan hasil, dan menghemat biaya.
Penemuan-penemuan yang penting, antara lain sebagai berikut.

1. Kumparan terbang (flying shuttle) cipataan John Kay (1733). Dengan alat ini proses
pemintalan dapat berjalan secara cepat.
2. Mesin pemintal benang (spinning jenny) ciptaan James Hargreves (1767) dan Richard
Arkwright (1769). Dengan alat ini hasilnya berlipat ganda.
3. Mesin tenun (merupakan penyempurnaan dari kumparan terbang) ciptaan Edmund Cartwight
(1785). Dengan alat ini hasilnya berlipat ganda.
4. Cottongin, alat pemisah biji kapas dari serabutnya cipataan Whitney (1794). Dengan alat ini
maka kebutuhan kapas bersih dalam jumlah yang besar dapat tercukupi.
5. Cap selinder ciptaan Thomas Bell (1785). Dengan alat ini kain putih dapat dilukisi pola
kembang 200 kali lebih cepat jika dibandingkan dengan pola cap balok dengan tenaga manusia.
6. Mesin uap, ciptaan James Watt (1769). Dari mesin uap ini dapat diciptakan berbagai peralatan
besar yang menakjubkan, seperti lokomotif ciptaan Richard Trevethiek (1804) yang kemudian
disempurnakan oleh George Stepenson menjadi kereta api penumpang. Kapal perang yang
digerakkan dengan mesin uap diciptakan olehRobert Fulton (1814).
Mesin uap merupakan inti dari Revolusi Industri sehingga James Watt sering dianggap sebagai Bapak
Revolusi Industri I'. Penemuan-penemuan baru selanjutnya, semakin lengkap dan menyempurnakan.
Hal ini merupakan hasil Revolusi Industri II dan III, seperti mobil, pesawat terbang, industri kimia dan
sebagainya.

C. Dampak Revolusi Industri

Revolusi industri telah menimbulkan perubahan besar dalam tatanan kehidupan masyarakat Inggris.
Revolusi Industri memberikan bermacam dampak positif dalam bidang ekonomi, sosial, politik dan
ilmu pengetahuan. Secara umum, dampak revolusi industri bagi kehidupan penduduk Inggris antara
lain sebagai berikut.

1. Bidang Sosial
Akibat berkembangnya industri, pusat pekerjaan berpindah ke kota. Terjadilah urbanisasi besar-
besaran ke kota. Para buruh tani pergi ke kota untuk menjadi buruh pabrik. Kota-kota besar pun
menjadi padat dan semakin sesak. Para buruh hidup berjejal-jejal di tempat tinggal yang kumuh
dan kotor. Tidak hanya itu, dalam pekerjaan, mereka menjadi objek pemerasan majikan. Buruh
bekerja rata-rata 12 jam dalam sehari, namun tetap miskin. Kemiskinan berakibat langsung pada
meningkatnya kejahatan dan ketergantungan pada minuman keras. Dampak lain adalah
pengangguran, wanita dan anak ikut bekerja, dan kurangnya jaminan kesejahteraan.

2. Bidang Ekonomi
Pengaruh Revolusi Industri dalam bidang ekonomi ditandai dengan pembangunan daerah-daerah
industri dilakukan secara besar-besaran. Revolusi industri juga berpengaruh terhadap munculnya
kota-kota industri seperti Manchester, Liverpool, dan Birmingham. Kemunculan kota-kota
industri tersebut merupakan satu keniscayaan ketika industri berkembang. Perkembangan pesat
dalam bidang industri ternyata tidak hanya bersifat kuantitas melainkan juga berpengaruh
terhadap kualitas barang industri yang meningkat tajam. Revolusi industri telah banar-benar
mendorong warga Inggris untuk memperbaiki segala sesuatu berhubungan dengan hasil pekerjaan
mereka.

3. Bidang Politik
Dampak Revolusi Industri dalam bidang politik antara lain, (1) munculnya kaum borjuis sebab
kemajuan industri melahirkan orang-orang kaya baru yang merupakan penguasa industri. (2)
Tumbuhnya demokrasi dan nasionalisme. (3) Munculnya imperialisme modern, yaitu upaya
mengembangkan imperialisme yang berlandaskan kekuatan ekonomi, mencari tanah jajahan,
bahan mentah serta mengembangkan pasar bagi industrinya. (4) Berkembangnya liberalisme yang
awalnya hanya berkembang di Inggris ketika berlangsung Revolusi Agraria dan Revolusi
Industri. Dalam menentukan kebijakan politik dan ekonomi, partai liberal sangat berpengaruh.

Bagi Indonesia, revolusi induestri memiliki dampak tersendiri. Revolusi Industri menimbulkan adanya
imperialisme modern yang bertujuan mencari bahan mentah, tenaga kerja murah, dan pasar bagi hasil-
hasil produksi. Perdagangan bebas melahirkan konsep liberalisme. Hal ini mengimbas pada negara-
negara koloni, seperti juga wilayah-wilayah di Asia yang menjadi jajahan bangsa Eropa. Termasuk
Indonesia.

Ketika Thomas Stamford Raffles, gubernur jenderal dari Inggris, berkuasa di Indonesia (1811 – 1816),
ia berupaya memperkenalkan prinsip-prinsip liberalisme di Indonesia. Kebijakan yang
diberlakukannya, antara lain, memperkenalkan sistem ekonomi uang, memberlakukan pajak sewa
tanah untuk memberi kepastian siapa pemilik tanah, menghapus penyerahan wajib, menghapus kerja
rodi, serta menghapus perbudakan. Ketika Inggris menyerahkan Indonesia ke tangan Belanda, dibuat
perjanjian bahwa Belanda akan tetap memberlakukan perdagangan bebas.

BACA JUGA:
1. Revolusi Perancis
2. Revolusi Amerika
3. Revolusi Rusia

Terima kasih sudah berkenan berkunjung dan membaca artikel di atas tentang Revolusi Industri,
semoga bisa menambah wawasan sobat sekalian dan tentunya bermanfaat. Apabila da kesalhan baik
berupa penulisan maupun isi. Jangan lupa like dan share juga ya sobat.

Anda mungkin juga menyukai