Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tradisi pemikiran Barat dewasa ini merupakan paradigma bagi pengembangan
budaya Barat dengan implikasi yang sangat luas dan mendalam di semua segi dari
seluruh lini kehidupan. Memahami tradisi pemikiran Barat sebagaimana tercermin
dalam pandangan filsafatnya merupakan kearifan tersendiri, karena kita akan dapat
melacak segi-segi positifnya yang layak kita tiru dan menemukan sisi-sisi negatifnya
untuk tidak kita ulangi.
Ditinjau dari sudut sejarah, filsafat Barat memiliki empat periodisasi. Periodisasi
ini didasarkan atas corak pemikiran yang dominan pada waktu itu. Pertama, adalah
zaman Yunani Kuno, ciri yang menonjol dari filsafat Yunani kuno adalah
ditujukannya perhatian terutama pada pengamatan gejala kosmik dan fisik sebagai
ikhtiar guna menemukan asal mula (arche) yang merupakan unsur awal terjadinya
gejala-gejala. Para filosof pada masa ini mempertanyakan asal usul alam semesta dan
jagad raya, sehingga ciri pemikiran filsafat pada zaman ini disebut kosmosentris.
Kedua, adalah zaman Abad Pertengahan, ciri pemikiran filsafat pada zaman ini di
sebut teosentris. Para filosof pada masa ini memakai pemikiran filsafat untuk
memperkuat dogma-dogma agama Kristiani, akibatnya perkembangan alam
pemikiran Eropa pada abad pertengahan sangat terkendala oleh keharusan untuk
disesuaikan dengan ajaran agama, sehingga pemikiran filsafat terlalu seragam bahkan
dipandang seakan-akan tidak penting bagi sejarah pemikiran filsafat sebenarnya.
Ketiga, adalah zaman Abad Modern, para filosof zaman ini menjadikan manusia
sebagai pusat analisis filsafat, maka corak filsafat zaman ini lazim
disebut antroposentris. Filsafat Barat modern dengan demikian memiliki corak yang
berbeda dengan filsafat Abad Pertengahan. Letak perbedaan itu terutama pada
otoritas kekuasaan politik dan ilmu pengetahuan. Jika pada Abad Pertengahan
otoritas kekuasaan mutlak dipegang oleh Gereja dengan dogma-dogmanya, maka
pada zaman Modern otoritas kekuasaan itu terletak pada kemampuan akal manusia
itu sendiri. Manusia pada zaman modern tidak mau diikat oleh kekuasaan manapun,
kecuali oleh kekuasaan yang ada pada dirinya sendiri yaitu akal. Kekuasaan yang
mengikat itu adalah agama dengan gerejanya serta Raja dengan kekuasaan politiknya

1
yang bersifat absolut. Keempat, adalah Abad Kontemporer dengan ciri pokok
pemikiranlogosentris, artinya teks menjadi tema sentral diskursus filsafat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas yang telah diuraikan, maka cakupan rumusan
masalah dari pembahasan metode deskriptif dan metode survai dibatasi hanya
samapai ruang lingkup dibawah ini.
1. Apakah yang dimaksud dengan renaisans?
2. Apa saja latar belakang terjadinya gerakan renaisans?
3. Apa saja riwayat hidup filosof gerakan renaisans?
4. Apa saja ajaran dan karya kefilsafatan gerakan renaisans?
5. Apa saja sumbangan filsafat renaisans terhadap ilmu pengetahuan?
6. Apakah keunggulan dan kekurangan dari gerakan renaisans?

C. Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai ialah :
1. Menengetahui definisi dari renaisans
2. Mengetahui latar belakang terjadinya gerakan renaisans
3. Mengetahui riwayat hidup filosof gerakan renaisans
4. Mengetahui ajaran dan karya kefilsafatan gerakan renaisans
5. Mengetahui sumbangan filsafat renaisans terhadap ilmu pengetahuan masa kini
6. Memahami keunggulan dan kekurangan dari gerakan renaisans.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Faktor Pendorong Lahirnya Gerakan Renaisans


1. Pengertian Renaisans
Menurut Ahmad Tafsir, Renaisans berasal dari bahasa perancis dari kata re dan
nasci yang berarti lahir kembali (rebirth). Istiah ini biasanya digunakan oleh sejarahwan
untuk menunjuk berbagai periode kebangkitan intelektual, khususnya yang terjadi di
Eropa, dan lebih khusus lagi di Italia, sepanjang abad ke 15 dan ke 16. (Ahmad Tafsir,
1990: 124-125).
Renaisans adalah suatu periode sejarah yang mencapai titik puncaknya kurang
lebih pada tahun 1500 atau sekitar abad 15 dan 16 M. Perkataan "renaisans" berasal dari
bahasa Perancis renaissance yang artinya adalah "Lahir Kembali" atau "Kelahiran
Kembali". Yang dimaksudkan biasanya adalah kelahiran kembali budaya klasik terutama
budaya Yunani kuno dan budaya Romawi kuno.
Kata renaissance ini berasal dari kata bahasa Prancis yang artinya adalah
“Kelahiran kembali atau kebangkitan kembali”. Kata Renaissance ini juga diturunkan
dalam bahasa inggris yaitu Re yang artinya “Lagi, Kembali” dan Naisance yang artinya
“Kelahiran”. Arti ini tidak beda jauh dari bahasa Prancis tadi. Sementara dalam bahasa
latin ada kata yang juga menunjuk pada kata pengertian seperti kata Prancis yaitu
“Nascientia” yang berarti kelahiran, lahir atau dilahirkan. (Nasiar, Natus).
Pemakaian kata Renaissance pertama kali oleh Jules Michelet, seorang sejarawan
Perancis yang lahir di abad ke-18 dan mulai terkenal di dunia Barat pada abad ke-19
karena karyanya yang berjudul “History of France” yang menekankan bahwa masa
romatik Abad Pertengahan bukanlah sama sekali tidak berguna bagi perkembangan
kebudayaan Barat. Di dalam buku “History of France” itulah terdapat kata Renaissance
yang digunakan untuk menyebutkan jaman setelah Abad Pertengahan. Menurut Jules
Michelet, Abad Pertengahan ditandai oleh faktor dogmatis, sedangkan manusia
Renaissance ditandai oleh faktor humanis.
Jadi arti Renaissance dari berbagai bahasa tadi yang lebih spesifik yaitu, diartikan
sebagai suatu gerakan yang meliputi suatu zaman dimana orang merasa dilahirkan
kembali dalam keadaban. Gerakan ini juga menunjuk pada zaman dimana ditekankan
otonomi dan kedaulatan manusia dalam berpikir, berkreasi serta mengembangkan seni
dan sastra dan ilmu pengetahuan.

3
2. Latar Belakang Terjadinya Gerakan Renaisans
Latar belakang timbulnya Renaisans adalah Eropa mengalami masa kegegelan
karena kepentingan pemikiran yang dikusai oleh para pemimpin Gereja. Middle Age
merupakan zaman dimana Eropa sedang mengalami masa suram. Berbagai kreativitas
sangat diatur oleh gereja. Dominasai gereja sangat kuat dalam berbagai aspek kehidupan.
Agama Kristen sangat mempengaruhi berbagai kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.
Seolah raja tidak mempunyai kekuasaan, justru malah gereja lah yang mengatur
pemerintahan. Berbagai hal diberlakukan demi kepentingan gereja, tetapi hal-hal yang
merugikan gereka akan mendapat balasan yang sangat kejam. Contohnya, pembunuhan
Copernicus mengenai teori tata surya yang menyebutkan bahwa matahari pusat dari tata
surya, tetapi hal ini bertolak belakang dari gereja sehingga Copernicus dibunuhnya.
(http://bangudin22.blogspot.com/2013/03/sejarah-dunia-renaissance.html).
Sedangkan menurut Latar belakang timbulnya Renaissance jika dilihat dari
beberapa aspek adalah kondisi sosial yaitu saat itu kehidupan masyarakat Eropa sangat
terikat pada doktrin gereja. Segala kegiatan kehidupan ditujukan untuk akhirat.
Masyarakat kehilangan kebebasan untuk menentukan pribadinya, dan kehilangan harga
dirinya. Kehidupan manusia tidak tenteram karena senantiasa diintip oleh intelijen gereja,
sehingga menimbulkan sikap saling mencurigai dalam masyarakat. Kondisi budaya yaitu
terjadi pembatasan kebebasan seni dalam arti bahwa seni hanya tentang tokoh-tokoh Injil
dan kehebatan gereja. Semua kreasi seni ditujukan kepada kehidupan akhirat sehingga
budaya tidak berkembang. Demikian pula dalam bidang ilmu pengetahuan karena segala
kebenaran hanya kebenaran gereja. Kondisi politik raja yang secara teoritis merupakan
pusat kekuasaan politik dalam negara, kenyataannya hanya menjadi juru damai.
Kekuasaan politik ada pada kelompok bangsawan dan kelompok gereja. Keduanya
memiliki pasukan militer yang sewaktu-waktu dapat digunakan untuk melancarkan
ambisinya. Adakalanya kekuatan militer kaum bangsawan dan kaum gereja lebih kuat
dari kekuatan militer milik raja. Dan kondisi ekonomi abad pertengahan berlaku sistem
ekonomi tertutup, yang menguasai perekonomian hanya golongan penguasa. Kondisi-
kondisi di atas menyebabkan masyarakat Eropa terkungkung dan tidak memiliki harga
diri yang layak sebagai manusia. Oleh karena itu timbullah upaya-upaya untuk keluar dari
keadaan tersebut. (http://kendakaku.blogspot.com/2013/07/pengertianlatar-belakang-
dampak.html).
Perubahan-perubahan yang terjadi akibat upaya untuk keluar dari kondisi Abad
Pertengahan menjadi latar belakang langsung munculnya Renaissance, sebagai berikut:

4
1) Kehidupan sosial masyarakat Eropa yang tidak lagi mau terbelenggu oleh ikatan gereja.
Mereka memalingkan diri dari kehidupan akhirat kepada keduniaan sehingga pengaruh
gereja merosot. Kehidupan materialistis semakin berkembang mendesak kehidupan
keagamaan.
2) Masyarakat berlomba-lomba memasuki kawasan kota dagang dan kota industri, menjadi
buruh dengan tujuan berusaha merubah kehidupan ekonomi ke arah yang lebih baik.
Petani-petani yang pada Abad Pertengahan setia mengerjakan tanah para bangswan
feodal, kini hilang berganti dengan golongan masyarakat baru yang disebut buruh pabrik.
3) Seiring dengan laju urbanisasi, berubah pula fungsi kota dari fungsi politis menjadi juga
pusat perdagangan dan industri.
4) Munculnya kaum borjuis sebagai kelompok baru yang kaya dan mampu menyaingi kaum
bangsawan. Kelompok borjuis yang menguasai perdagangan tidak suka pada kelompok
bangsawan dan gereja, sehingga hanya mau membayar pajak kepada raja. Akhirnya raja
kembali memegang kekuasaan politik tertinggi yang ditaati perintahnya oleh seluruh
lapisan masyarakat.
5) Naskah-naskah ilmu pengetahuan Yunani dan Romawi Kuno dijumpai kembali oleh
masyarakat Barat, dibawa oleh ilmuwan yang lari dari Konstantinopel ke Italia setelah
Konstantinopel jatuh ke tangan Turki.
6) Timbulnya kota-kota dagang yang makmur akibat perdagangan mengubah perasaan
pesimistis (zaman Abad Pertengahan) menjadi optimistis. Hal ini juga menyebabkan
dihapuskannya sistem stratifikasi sosial masyarakat agraris yang feodalistik. Maka
kebebasan untuk melepaskan diri dari ikatan feodal menjadi masyarakat yang bebas.
Termasuk kebebasan untuk melepaskan diri dari ikatan agama sehingga menemukan
dirinya sendiri dan menjadi fokus pada kemajuan diri sendiri. Antroposentrisme menjadi
pandangan hidup dengan humanisme menjadi pegangan sehari-hari. Selain itu adanya
dukungan dari keluarga saudagar kaya semakin menggelorakan semangat Renaissance
sehingga menyebar ke seluruh Italia dan Eropa.
(http://kendakaku.blogspot.com/2013/07/pengertianlatar-belakang-dampak.html).

3. Riwayat Hidup Filosof, ajaran dan karya kefilsafatan gerakan renaisans dan
Sumbangan filsafat renaisans terhadap ilmu pengetahuan
a. Rasionalisme (Descartes dan Spinoza)
Secara etimologis Rasionalisme berasal dari kata bahasa Inggris rationalism. Kata
ini berakar dari kata bahasa Latin ratio yang berarti “akal”. A.R. Lacey7 menambahkan
bahwa berdasarkan akar katanya Rasionalisme adalah sebuah pandangan yang

5
berpegangan bahwa akal merupakan sumber bagi pengetahuan dan pembenaran.
Sementara itu, secara terminologis aliran ini dipandang sebagai aliran yang berpegang
pada prinsip bahwa akal harus diberi peranan utama dalam penjelasan. Ia menekankan
akal budi (rasio) sebagai sumber utama pengetahuan, mendahului atau unggul atas, dan
bebas (terlepas) dari pengamatan inderawi.
Rasionalisme adalah paham filsafat yang mengatakan bahwa akal (reason) adalah
alat terpenting dalam memperolah pengetahuan dan mengetes pengetahuan. Jika
empirisme mengatakan bahwa pengetahuan diperoleh dengan alam mengalami objek
empiris, maka rasionalisme mengajarkan bahwa pengetahuan diperoleh dengan cara
berfikir . Alat dalam berfikir itu adalah kaidah kaidah logis atau kaidah kaidah logika.

Rasionalisme ada dua macam: dalam bidang agama dan dalam bidang
filsafat. Dalam bidang agama rasionalisme lawan autoritas, dalam bidang filsafat
rasionalisme adalah lawan empirisme. Rasionalisme dalam bidang agama
biasanya digunakan untuk mngkritik ajaran agama, rasionalisme dalam bidang
filsafat terutama berguna sebagai teori pengetahuan. Sebagai lawan empirisme,
rasionalisme berpendapat bahwa sebagian dan bagian penting pengetahuan dating
dari penemuan akal. Contoh yang paling jelas ialah pemahaman kita tentang
logika dan matematik. (Ahmad, 1990: 127).
Penemuan-penemuan logika dan matematika begitu pasti. Kita tidak hanya
melihatnya sebagi benar, tetapi lebih dari itu kita melihatnya sebagai kebenaran
yang tidak mungkin salah, kebenaran universal. Tokoh-tokoh aliran filsafat
rasionalisme ini diantaranya:
1) Descartes (1596-1650)
a) riwayat hidup filosof
René Descartes atau Cartesius dilahirkan di La Haye, sebuah kota kecil di
Touraine, Perancis tahun 1596. Di sekolah Jesuit, Descartes mendapatkan pelajaran-
pelajaran tentang filsafat, fisika dan matematika. Selama di sekolah ini pula ia ikut
merayakan ditemukannya berbagai bulan yang ada pada planet Jupiter tahun 1611.
Setelah meninggalkan La Flèche, Descartes melanjutkan pendidikannya ke sekolah
hukum di Poitiers. Selanjutnya ia berpergian di beberapa negera Eropa selama satu
dekade, termasuk tiga tahun di Paris, di mana ia menemukan Mersenne, yang kemudian
menjadi mentornya. Pada tahun 1629, dalam pencariannya akan ketenangan dan
kesunyaian, ia menetap di Belanda. Belanda dianggap sebagai tempat yang paling tepat
karena iklim kebebasannya yang terbaik di Eropa. Descartes menetap di Belanda sampai

6
dengan 1649. Pada rentang waktu tahun-tahun inilah ia menulis banyak karya ilmiah.
Pada Oktober 1649 pula ia pindah ke Stochkholm, Swedia, namun pada Februari tahun
berikutnya yakni 1650, ia wafat karena penyakit pneumonia.
(http://meilanikasim.wordpress.com/2009/05/27/aliran-rasionalisme-descartes/).
b) Ajaran dan karya kefilsafatan gerakan renasans
Hasil karya dari Descartes yaitu bukunya yang terpenting didalam filsafat
murni ialah Discours de la Methode (1637) dan Meditations (1642). Kedua buku
ini saling melingkapi satu sama lain. di dalam kedua buku inilah ia menuangkan
metodenya yang terkenal itu,, metode keraguan Descartes (Cartesian Doubt).
Metode ini sering juga disebut Cogito Descartes, atau metode cogito saja.
(Ahmad, 1990: 129).
Descartes dianggap sebagai Bapak Filsafat. Dialah orang yang membangun
filsafat yang berdiri sendiri atas keyakinan diri sendiri kuat yang dihasilkan oleh
pengetahuan akliyah. Dialah orang pertama diakhir Abad pertengahan yang
menyusun argumentasi yang kuat, yang distinct, yang menyimpulkan bahwa dasar
filsafat haruslah akal, bukan perasaan, bukan iman, bukan ayat suci, dan bukan
yang lainnya.
c) Sumbangan filsafat renaisans terhadap ilmu pengetahuan
Sumbangan Descartes untuk masa kini adalah Ia juga pernah menulis buku sekitar
tahun 1629 yang berjudul Rules for the Direction of the Mind yang memberikan garis-
garis besar metodenya. Tetapi, buku ini tidak komplet dan tampaknya ia tidak berniat
menerbitkannya. Diterbitkan untuk pertama kalinya lebih dari lima puluh tahun sesudah
Descartes tiada. Dari tahun 1630 sampai 1634, Descartes menggunakan metodenya dalam
penelitian ilmiah. Untuk mempelajari lebih mendalam tentang anatomi dan fisiologi, dia
melakukan penjajakan secara terpisah-pisah. Dia bergumul dalam bidang-bidang yang
berdiri sendiri seperti optik, meteorologi, matematika, dan pelbagai cabang ilmu lainnya.
Sedikitnya ada lima ide Descartes yang punya pengaruh penting terhadap jalan
pikiran Eropa:
(a) pandangan mekanisnya mengenai alam semesta;
(b) sikapnya yang positif terhadap penjajakan ilmiah;
(c) tekanan yang, diletakkannya pada penggunaan matematika dalam ilmu
pengetahuan;
(d) pembelaannya terhadap dasar awal sikap skeptis; dan
(e) penitikpusatan perhatian terhadap epistemologi.

7
2) Spinoza (1632 – 1677)
a) Riwayat hidup filosof
Nama lengkapnya adalah Baruch de Spinoza. Dia adalah seorang yahudi yang di
lahirkan di sebuah getto di Amsterdam. Dia hidup antara tahun 1632 – 1677 sebagai
seorang ahli filsafat. Sebagai anak seorang pedagang yamg kaya, dia menempuh
pendidikan yang baik di sekolah yahudi di Amsterdam. Dia belajar kerajinan tangan
sebagi seorang rabin, dan kemudian bekerja menjadi penggosok gelas optic. Akhirnya dia
belajar juga ilmu pengetahuan alam. Spinoza adalah termasuk seorang pemikir filsafat
yang bias di katakana tidak kurang minatnya terhadap riset alam.
Menurut Solomon (1981:71), cara terbaik mempelajari metafisika modern
ialah mempelajari karya-karya metafisika para filosofi. Mempelajarinya jangan
terpisah-terpisah, misalnya kosmologi lebih dahulu, kemudian ontology.

b) Ajaran dan karya kefilsafatan gerakan renaisans


Karya-karya dari Spinoza yaitu Renati Descartes Principiorum Philosophiae, 1663
(Prinsip Filsafat Descartes), Tractatus Theologico-Politicus, 1670 (Traktat Politis-
Teologis), Tractatus de intellectus emendatione, 1677 (Traktat tentang Perbaikan
Pemahaman), dan Ethica more geometrico demonstrata, 1677 (Etika yang dibuktikan
secara geometris).( http://id.wikipedia.org/wiki/Baruch_de_Spinoza).
c) Sumbangan filsafat gerakan renaisans terhadap ilmu pengetahuan
Kata kunci ajaran Spinoza adalah Deus sive natur (Allah atau alam). Yang berbeda
dari ajaran ini hanyalah istilah dan sudut pandangnya saja. Sebagai Allah, alam adalah
natura naturans (alam yang melahirkan). natura naturans dipandang sebagai asal-usul,
sebagai sumber pemancaran, sebagai daya pencipta yang asali. Sebagai dirinya sendiri,
alam adalah natura naturata (alam yang dilahirkan) yaitu sebuah nama untuk alam dan
Allah yang sama tetapi dipandang menurut perkembangannya yaitu alam yang kelihatan.
Dengan ini Spinoza membantah ajaran Descartes bahwa realitas seluruhnya terdiri dari
tiga substansi (Allah, jiwa, materi). Bagi Spinoza hanya ada satu substansi saja, yakni
Allah/alam. (http://khalilahroyatul.wordpress.com/2013/05/05/biografi-spinoza/).

b. Idealisme Objektif (Fichtes – Schelling)


Idealisme berasal dari kata ide yang artinya adalah dunia di dalam jiwa (Plato), jadi
pandangan ini lebih menekankan hal-hal bersifat ide, dan merendahkan hal-hal yang
materi dan fisik. Realitas sendiri dijelaskan dengan gejala-gejala psikis, roh, pikiran, diri,

8
pikiran mutlak, bukan berkenaan dengan materi. Idealime adalah sebuah istilah yang
digunakan pertama kali dalam dunia filsafat oleh Leibniz pada awal abad 18. ia
menerapkan istilah ini pada pemikiran Plato, seraya memperlawankan dengan
materialisme Epikuros. Istilah Idealisme adalah aliran filsafat yang memandang yang
mental dan ideasional sebagai kunci ke hakikat realitas. Dari abad 17 sampai permulaan
abad 20 istilah ini banyak dipakai dalam pengklarifikasian filsafat.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Idealisme).
Idealisme secara umum selalu berhubungan dengan rasionalisme. Ini adalah
mahzab epistemologi yang mengajarkan bahwa pengetahuan a priori atau
deduktif dapat diperoleh manusia dengan akalnya. Lawan rasionalisme dalam
epistemology ialah empirisme yang mengatakan bahwa pengetahuan bukan
diperoleh lewat rasio (akal, melainkan melalui pengalaman empiris. Orang-orang
empiris umumnya amat sulit menerima paham bahwa semua realita adal mental
atau bergantung pada jiwa atau roh karena pandangan itu melibatkan dogma
metafisik. Idealisme mempunyai argumen epistemology tersendiri. Oleh karena
itu, tokoh-tokoh teisme yang mengajarkan bahwa materi bergantung pada spirit
tidak disebut idealis karena mereka tidak menggunakan argumen-argumen
epistemology yang digunakan oleh idealisme. (Ahmad, 1990: 144).
Jadi, istilah idealisme berkembang dalam berbagai pengertian, dan
berkembang menjadi berbagai pendapat. Filosof yang dapat digolongkan sebagai
filosof idealis ternyata cukup banyak. Berikut diuraikan dua tokoh penting dalam
filsafat idealisme yaitu Fichte dan Shelling.
1) Johann Gottlieb Fichte
a) Riwayat Hidup Filosof
Johann Gottlieb Fichte adalah seorang filsuf Jerman yang turut menjadi pionir
dalam mengembangkan Mazhab Idealisme. Mazhab inilah yang memainkan peranan
penting pada era pasca-Kant. Fichte lahir di Saxony pada tahun 1762. Ayahnya adalah
seorang penyamak kulit di sebuah desa kecil. Pada tahun 1780, Fichte belajar teologi
diJena dan Leipzig. Karena tidak memiliki uang, Fichte berhenti dari studinya lalu
bekerja sebagai guru pada beberapa keluarga kaya. Di sinilah, Fichte kemudian
berkenalan dengan filsafat Kant yang amat mempengaruhinya. Fichte meninggal pada
tahun 1814.(http://id.wikipedia.org/wiki/Johann_Gottlieb_Fichte).
Ia belajar teologi di Jena pada tahun 1780-1788. Berkenalan dengan filsafat
Kant di Leipzing pada tahun 1790. Berkelana ke Konigsberg untuk menemui Kant

9
den menulis Critique of Revelation pada zaman Kant. Buku ini dipesembahkan
kepada Kant. Tahun 1810-1812 ia menjadirektor Universitas Berlin.
Menurut Ficthe, dasar realitas adalah kemauan, kemuan inilah things-in
itself-nya manusia. Dasar kepribadian kepribadian adalah kemauan, bukan
kemauan irasional seperti pada Schopenhauer, melainkan kemauan yang dikontrol
oleh kesadaran bahwa kebebasan diperoleh hanya dengan melalui kepatuhan
kepada peraturan. Kehidupan moral adalah kehidupan usaha. Manusia dihadapkan
kepada rintangan-rintangan dan manusia digerakan oleh rasa wajib bahwa ia
berutang pada aturan moral umum yang memungkinkannya mampu memilih yang
baik. Idealisme etis Fichte adalah filsafat hidup yang terletak pada pemilihan
antara moral idealisme dan moral materialism. Subtansi materialism menurut
Fichte ialah naluri, kenikmatan tak bertanggung jawab, bergantung pada diri
sendiri.
Menurut Reese (1980, 172-173) bagi seorang idealis, hokum moral ialah
setiap tindakan harus berupa langkah menuju kesempurnaan spiritual dan hanya
dapat dicapai dalam masyarakat yang anggota-anggotanya adalah pribadi yang
bebas merealisasikan diri mereka dalam kerja untuk masyarakat. Pada tingkat
yang lebih tinggi, keimanan dan harapan manusia muncul dalam kaih Tuhan.

b) Ajaran dan Karya kefilsafatan gerakan renaisans


Karya yang dihasilkan oleh Ficthe adalah dalam waktu empat minggu beliau telah
berhasil menulis bukunya: Versuch einer Kritik aller Offenbarung, atau “usaha suatu
kritik atas segala wahyu”(1792). Pada tahun 1794, Fichte diangkat sebagai filsuf di
Universitas Jena, dan di sanalah ia mulai mengungkapkan ide-ide transendentalnya. Pada
tahun 1798, Fichte menerbitkan artikel berjudul “The Basis of Our Belief in a Divine
Government of the World”, yang kemudian membuatnya dituduh sebagai atheis karena
telah mengkarakterisasikan Tuhan sebagai aturan moral di dunia. Keahlian Fichte dalam
bidang filsafat dapat dilihat dari tiga jenis hasil karyanya, yaitu; Ucber die Bestimmung
des Menschen (Tentang Tujuan Hidup), terbit tahun 1780, Grunlage der Gaseniten
Winssenchafslehre (Dasar Seluruh Epistemologi), terbit tahun 1796, dan Das System der
Sitterile, hre nach den Prinzipien der Wissenschaftslehre (Sistem Etika menurut Prinsip-
prinsip Epistemologi), yang terbit pada tahun 1798.
(http://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/21/fichte-biografi-dan-pemikiran-2/).

10
c) Sumbangan filsafat renaisans terhadap ilmu pengetahuan
Sumbangan yang diberikan Ficthe pada masa kini adalah Menurut Fichte, fakta
dasar dari alam semesta adalah ego yang bebas atau roh yang bebas. Dengan demikian
dunia merupakan ciptaan roh yang bebas. Filsafatnya disebut Wissenschaftslehre atau
“ajaran Ilmu Pengetahuan” yang di bagi menjadi 2 macam ajaran, yaitu: ajaran tentang
ilmu pengetahuan yang teoritis dan ajaran tentang ilmu pengetahuan yang praktis.
(http://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/21/fichte-biografi-dan-pemikiran-2/).

2) Schelling (1775-1854)
a) Riwayat Hidup Filosof
Friedrich Wilhelm Joseph Schelling sudah mencapai kematangan sebagai
filosof pada waktu ia masih amat muda. Pada tahun 1798, ketika usianya baru 23
tahun, ia telah menjadi guru besar di Universitas Jena. Sampai akhir hidupnya
pemikiranya selalu berkembang. Namun, kontuinitasnya tetap ada. Dia adalah
filosof idealis Jerman yang telah meletakan dasar-dasar pemikiran bagi
perkembangan idealisme Hegel.
Reese (1980-511) menyatakan bahwa filsafat Schelling berkembang
melalui 5 tahap. (1) idealisme subjektif, pada tahap ini ia mengikuti pemikiran
fichte. (2) filsafat alam, pada tahap ini ia menerapkan prinsip atraksi dan repulasi
dalam berbagai problem filsafat dan sains. (3) idealisme transendental atau
idealisme objektif. Filsafat alam dilengkapi oleh suatu kesadaran absolute yang
perkembanganya merupakan wahyu absolute dalam sejarah. (4) filsafat identitas,
yang absolute itu pada tahap ini menjadi lebih penting kedudukanya, dipandang
sebagai identitas semua individu isi alam.(5) filsafat positif pada tahap terakhir ini
pemikiranya menekankan nilai mitologi dan mengakui perbedaan yang jelas
antara Tuhan dan alam semesta.

c. Empirisme (Locke dan Hume)


Kebimbangan orang kpada sains dan agama pada zaman modern filsafat
sebagaimana telah disinggungkan beberapa kali. Tokoh empirime yang akan
dibicarakan ialah Locke dan Hume. Akan tetapi, sebelum itu diuraikan singkat
tentang empirisme sendiri secara umum akan diuraikan lebih dahulu.

11
Empirisme adalah suatu dokrtin filsafat yang menekankan peranan
pengalaman dalam memperoleh pengetahuan serta pengetahuan itu sendiri, dan
mengecilkan pernana akal. Istilah empirisme diambil dari bahasa Yunani empeiria
yang berarti coba-coba atau pengalaman. Sebagai suatu doktrin, empirisme adalah
lawan dari rasionalisme. Untuk memahami isi doktrin ini perlu dipahami lebih
dahulu dua cirri pokok empirisme yaitu mengenai teori tentang makan dan teori
tentang pengetahuan.
Teori makna pada aliran empirisme biasanya dinyatakan sebagai teori
tentang asal pengetahuan, yaitu asal usul idea tau konsep. Filsafat empirisme
tentang teori makna amat berdekatan dengan aliran positivisme logis (logical
positivism). Teori makna dan empirisme selalu harus dipahami lewat penafsiran
pengalaman. Oleh karena itu, bagi orang empirisme jiwa dapat dipahami sebagai
gelombang pengelaman kesadaran, materi sebagai pola jumlah yang dapat
diindera dan hubungan kausalitas sebagai urutan peristiwa yang sama.
Teori yang kedua, yaitu teori pengetahuan. Menurut orang rasional ada
beberapa kebenaran umum seperti “setiap kejadian tentu mempunyai sebab”
dasar-dasar matematika, dan beberapa prinsip dasar etika dan kebenaran-
kebenaran itu benar dengan sendirinya yang dikenal dengan istilah kebenaran a
priori yang diperoleh lewat intuisi rasional. Empirisme menolak pendapat itu.
Tidak ada kemampuan intuisi rasional itu. Semua kebenaran disebut tadi adalah
kebenaran yang diperoleh lewat observasi.

1) John Locke (1632-1704)


a) Riwayat Hidup Filosof
Jhon Locke adalah filosof Inggris. Ia lahir di Wrington, Somersetshire, pada
tahun 1632. Tahun 1647-1652 ia belajar di Westminster. Tahun 1652 ia memasuki
Universitas Oxford, mempelajari agama Kristen. Sementara ia mempelajari
vaknya, ia juga mempelajari pengetahuan diluar tugas pokoknya.
Filsafat Locke dapat dikatakan antimetafiska. Ia menerima keraguan
sementara yang diajarkan oleh Descartes. Ia juga menolak metode deduktif
Descartes dan menggantinya dengan generalisasi berdasarkan pengalaman,

12
bahkan Jhon Locke menolak juga akal (reason). Ia hanya menerima pemikiran
matematis yang pasti dan cara penarikan dengan metode induksi.
b) Ajaran dan karya kefilsfatan gerakan renaisans.
Buku Locke, Essay Concerning Human Understanding (1689), ditulis
berdasarkan premis yaitu semua pengetahuan datanh dari pengalam (Solomon
1689:108). Ini berarti tidak ada yang dapat dijadikan idea tau konsep tentang
sesuatu yang berada di belakang pengalaman, tidak ad aide yang ditunkan seperti
yang diajarkan oleh plato. Dengan demikian Jhon Locke menolak adanya
pembawaan ide (innate idea).

2) David Hume
c) Riwayat Hidup Filosof
Solomon (1981:127) menyebutkan Hume sebagai ultimate skeptic, skeptic timgkat
tertinggi. Ia dibicarakan sebagai seorang skeptic dan terutama sebagai seorang
empirisme. Menurut Bertrand Russel, yang tidak dapat diragukan lagi pada Hume
ialah seorang skeptis. (Solomon :127)
Buku Hume, Treatise of Human Nature (1739), ditulisanya tatkala ia masih
muda, yaitu tatkala ia berumur dua puluh tahunan bagian awal. Buku itu tidak
banyak menarik perhatian orang, karenanya Hume pindah ke subjek lain, lalu ia
menjadi seorang yang terkenal sebagai sejarahwan. Kemudia pada tahun 1748 ia
menulis buku yang memang terkenal, An Enquiry Concerning Human
Understanding. Baik buku Treatise mauun buku Enquiry keduanya menggunakan
metode empirisme.
Hume menyatakan bahwa semua pengetahuan dimulai dari pengalaman
indera sebagai dasar. Kesan (impression) baginya, sama dengan penginderaan
(sensation) pada Locke, adalah basis pengetahuan.
d. Pragmatisme (William James 1842-1910)
Kata pragmatisme diambil dari kata prgama (bahaya yunani yang berarti
tindakan, perbuatan, (Encyclopedia Americana, 15:683). Pragmatism mula-mula
dikenalkan oleh Charles Sanders Peirce (1839-1914), filosof amerika yang
pertama kali menggunakan pragmatism sebgai metode filsafat. (Stroh 1968),
tetapi pengertian pragmatisme terdapat juga pada Socrates, Aristoteles, Berkeley,

13
Hume. Bila pragmatism disangkutkan dengan empirisme kiranya sangkutan itu
memang besar, maka secara pragmatism tersebar pada banyak filosof besar lainya,
satu diantaraya tentu saja Jhon Locke. Selain itu tidak mudah membedakan
pragmatism dengan utilitaliarisme. Karena kedua isme ini sama-sama
menekankan kegunaan, maka pengusutan pengertian pragmatism seharusnya
kembali pada Jhon Stuart Mill (1806-1873), anak tokoh besar James Mill.
(Ahmad, 1990: 189).
1) William James (1842-1910)
a) Riwayat Hidup Filosof
William James (lahir di New York City, New York, Amerika Serikat, 11 Januari
1842 – meninggal di Tamworth, New Hampshire, Amerika Serikat, 26 Agustus 1910
pada umur 68 tahun) adalah seorang filsuf dari Amerika Serikat, yang terkenal sebagai
salah seorang pendiri Mazhab Pragmatisme. Selain sebagai filsuf, James juga terkenal
sebagai seorang psikolog. Ia dilahirkan di New York pada tahun 1842. Setelah belajar
ilmu kedokteran di Universitas Harvard, ia belajar psikologi di Jerman dan Perancis.
Kemudian ia mengajar di Universitas Havard untuk bidang anatomi, fisiologi, psikologi,
dan filsafat, hingga tahun 1907. Pada tahun 1910 ia meninggal dunia.
(http://id.wikipedia.org/wiki/William_James).
William James (1842-1910) adalah tokoh yang paling bertanggung jawab
yang membuat pragmatisme menjadi terkenal diseluruh dunia. Lebih dari itu ia
merupakan orang Amerika pertama yang memberikan konstribusi dalam
gelomang dahsyat pemikiran filsafat di Dunia Barat. Karena terbit bukunya
pragmatisme tahun (1907) dan The Meaning of Truth tahun (1909). Sifat
psikologis pragmatisme James dapat dilihat melalui pembelajaran psikologi yang
mempengaruhi filsafat. Bagi james kepercayaan bukanlah sekedar aturan-aturan
bertindak atau idea yang denganya kita siap untuk bertindak. Kepercayaan adalah
sesuatu yang berguna didalam membuat sesuatu terjadi, dalam membuat sesuatu
pasti benar.

b) Ajaran dan karya kefilsafatan gerakan renaisans


Saat berusia 35 tahun, dia telah menjadi dosen di universitas ini. Dia menjadi
instruktur fisiologi dan anatomi selama 7 tahun, guru besar filsafat selama 9 tahun, dan
menjadi guru besar psikologi sampai 10 tahun terakhir dia mengajar, saat dia kembali lagi
mengajar filsafat. James adalah penulis yang produktif dan berbakat dibidang filsafat,

14
psikologi dan pendidikan, dan pengaruhnya pada kehidupan pendidikan di Amerika
sangatlah mengesankan. Karya terbesar dan paling berpengaruhnya, The Principles Of
Psychology (Dasar-dasar Psikologi), yang diterbitkan tahun 1980, nantinya akan menjadi
materi pendidikan. Pemikirannya terhadap pendidikan dan pandangannya terhadap cara
kerja pengajar dapat dilihat di karyanya yang terkenal Talks to Teacher. Selain sangat
terkenal, buku-buku ini memberikan pengaruh yang besar terhadap pendidikan dan
pengajarnya. Teori dan praktek pendidikan, adalah hutang terbesar Amerika kepada “
Bapak Pendidikan Psikologi Modern” ini.( http://gitadesilestari-uin-bi-
2b.blogspot.com/2008/04/teori-william-james.html)
William James mengatakan bahwa secara ringkas pragmatisme adalah
realitas sebagimana yang kita ketahui. Peirce lah yang membiasakan istilah ini
dengan ungkapanya, “tentukan apa akibatnya, apakah dapat dipahami secara focus
atau tidak. Kita akan mendapat pengertian tentang objek itu, kemudian konsep
kita tentang akibat itu, itulah keseluruhan konsep objek tersebut” ia
menambahkan, untuk mengukur kebenaran suatu konsep, kita harus
mempertimbangkan apa konsekuensi logis penerapan konsep tersebut. Sebenarnya
istilah pragmatism lebih banyak berarti sebagai metode untuk memperjelas suatu
konsep ketimbang sebagai suatu doktrin kefilsafatan. (Ahmad, 1990: 190).
c) Sumbangan filsafat renaisans terhadap ilmu pengetahuan
Pemikiran William James di bidang psikologi agama juga menyanggah pandangan-
pandangan tradisional terhadap agama. Bahwa agama merupakan sesuatu yang objektif,
disanggah dengan pemikiran yang juga menginstrumentalisasikan agama. Dengan
demikian, konsep mengenai Tuhan yang otonom dan Mahakuasa juga tertolak. Oleh
karena keyakinan kepada Tuhan juga dipandang sebagai alat semata-mata untuk meraih
tujuan yang lain. (http: // www. psychologymania. net/ 2010 / 03 / William – james –
tokoh - pragmatisme. Html).
William James menentang pandangan sebelum dia bahwa kesadaran tidak
mewujudkan kesatuan lahiriah. Ia justru menyatakan bahwa kesadaran adalah suatu
fungsi yang bersumber dari pengalaman murni. Pengalaman murni adalah perubahan-
perubahan yang terus dari kehidupan manusia dan akan menjadi bahan refleksi manusia
pada masa depan. Oleh karena itu, James menolak adanya kebenaran yang mutlak, yang
berlaku umum, dan bersifat tetap serta berdiri sendiri. Menurut James kebenaran selalu
dapat diubah dan direvisi oleh pengalaman murni.

15
B. Keunggulan dan Kekurangan dari Gerakan Renaisans
1. Keunggulan Gerakan Renaisans bagi Kehidupan Masa Kini
a. Melahirkan tokoh-tokoh pemikir seperti Leonardo de Vinci yang terkenal sebagi
pelukis, pemuzik dan ahli falsafah serta jurutera. Michelangelo merupakan tokoh seni,
arkitek, jurutera, penyair dan ahli anotomi.
b. Melahirkan ahli-ahli sains terkenal seperti Copernicus dan Galileo.
c. Melahirkan ahli matematik seperti Tartaglia dan Cardan yang berusaha
menghuraikan persamaan ganda tiga. Tartaglia orang pertama yang menggunakan konsep
matematik dalam ketenteraan iaitu mengukur tembakan peluru mariam. Cardan terlibat
dalam penghasilan ilmu algebra.
d. Selain itu, Renaissance telah melahirkan tokoh-tokoh perubahan di
Eropah.Antara tokoh perubahan terkenal iaitu William Harvey yang telah memberi
sumbangan dalam kajian peredaran darah.
e. Renaissance telah melahirkan masyarakat yang lebih progresif dan wujud
semangat inquiri sehingga membawa kepada aktiviti penjelajahan dan penerokaan. (
http//www. Renaissance _ Muzani Ghifari - Academia.edu.htm)
f. Tumbuhnya kebebasan, kemerdekaan, dan kemandirian individu.
g. Berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya.
h. Adanya perubahan dalam bidang agama dan ilmu pengetahuan. Di mana terjadi
pembagian dalam ilmu pengetahuan seperti ilmu lain mulai lepas dari ilmu agama dan
falsafahnya, misalnya ilmu sosial : ilmu bumi, ilmu sejarah dll. Begitu juga dengan ilmu
eksak seperti ilmu alam.
i. Renaissance telah membentuk masyarakat perdagangan yang berdaya maju.
Keadaan ini telah melemahkan kedudukan dan kekuasaan golongan gereja yang
senantiasa berusaha menyekat perkembangan ilmu dan masyarakat di Eropa.
j. Mendorong pencarian daerah baru sehingga berkobarlah era penjelajahan
samudera. (http://kendakaku.blogspot.com/2013/07/pengertianlatar-belakang-
dampak.html)

2. Kekurangan Gerakan Renaisans bagi Kehidupan Masa Kini


a. Dengan semakin kuatnya Renaissance berjalan makin kuat. Hal ini menyebabkan
agama semakin diremehkan bahkan kadang digunakan untuk kepentingan sekulerisasi itu
sendiri

16
b. Kemunculan aliran pemikiran yang mementingkan kebebasan akal seperti alirn
baru Eropah hingga abad ke 18 seperti Humanisme, rasionalisme, nasionalisme dan
absolutisme berani mempersoalkan kepercayaan dan cara pemikiran lama yang diamalkan
selama ini secara langsung melemhkan kekuasaan golongan feudal.
c. Itali telah menjadi pusat ilmu yang terkenal di Eropah pada abad ke 15. Hal ini
terjadi apabila Kota constntinople dikuasai oleh Islam telah jatuh ke tangan orang Barat
pada tahun 1453. Keadaan ini telah menyebabkan ramai para ilmuan Islam berhijrah ke
pusat-pusat perdagangan di Itali. Ini menyebabkan Itali menjadi pusat intelektual terkenal
di Eropah pada masa itu.
d. Renaissance telah membentuk masyarakat perdagangan yang berdaya
maju.Keadaan ini telah melemahkan kedudukan dan kekuasaan golongan feudal yang
sentiasa berusaha menyekat perkembangan ilmu dan masyarakat di Eropah. ( http//www.
Renaissance _ Muzani Ghifari - Academia.edu.htm)
e. Eropa pada priode ini bener-bener mendapat ancaman dari orang-orang arab.
Pada khalifah Umamyah telah meluaskan wilayah taklukannya hingga daerah-daerah
seputar pintu-pintu gerbang konstantinopel walaupun pada akhirnya pengepungan yang di
lakukan Arab gagal total.
f. Munculnya suatu isu yang di sebut Kontroversi Ikonoklastik yang berisi bahwa
apakah imaji-imaji tentang Tuhan,Kristus, dan sang perawan Maria serta orang-orang
suci baik dalam bentuk gambar maupun patung boleh dipergunakan di dalam misa atau
tidak.kontroversi ini mengundang persoalan lama yaitu tentang kebebasan agama yang
terpisah dan bebas dari organisasi politik.
g. Pada masa ini selain terjadi kebangunan kembali juga terjadi kebobrokan moral.
Hal ini dikarenakan tidak adanya suatu norma yang bisa mengatur kehidupan masyarakat.
Sehingga bisa dikatakan bahwa manusia renaissance merupakan manusia yang tidak
mempunyai pegangan (liar). Keliaran ini mengakibatkan terjadinya pelanggaran terhadap
norma sehingga manusia mengalami krisis aklak seperti mabuk-mabukan dll. Hal ini
tidak hanya terjadi di kalangan borjuis tetapi juga dikalangan pendeta.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijelaskan diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Renaisans adalah suatu gerakan yang meliputi suatu zaman dimana orang merasa
dilahirkan kembali dalam keadaban. Gerakan ini juga menunjuk pada zaman
dimana ditekankan otonomi dan kedaulatan manusia dalam berpikir, berkreasi serta
mengembangkan seni dan sastra dan ilmu pengetahuan.
2. Latar belakang timbulnya Renaissance yaitu dilihat dari beberapa aspek
diantaranya, kondisi sosial, budaya, politik, dan ekonomi Abad Pertengahan.
3. Pada jaman renaisans terdapat tokoh diberbagai bidang, baik itu dibidang seni dan
budaya, ilmu pengetahuan, penjelajahan, atau dibidang filsafat. Dianatara tokoh-
tokoh tersebut adalah sebagai berikut: Dante Alighiere, Lorenzo Valla, Nicollo
Machiavelly, Boccacio, Francesco Petrarca, Desiderius Erasmus, Nicolaus
Copernicus, Galileo Galilei, Copernicus, Tycho Brahe, Johannes Keppler, dan
Francis Bacon.
4. Ajaran dan karya kefilsafatan gerakan renaisans diantaranya ialah, rassionalisme,
positifisme , romantisme, individualisme, nasionalisme, Atheisme, Sekuler.
Sekulerisme, dan Sekularisasi, idealisme, materialisme, Pemikiran Liberalisme.
5. Renaissance telah membentuk masyarakat perdagangan yang berdaya maju.
Keadaan ini telah melemahkan kedudukan dan kekuasaan golongan gereja yang
senantiasa berusaha menyekat perkembangan ilmu dan masyarakat di Eropa.
6. Keunggulan dari gerakan renaisans ialah berkembangnya ilmu pengetahuan,
teknologi, seni dan budaya. Serta tumbuhnya kebebasan, kemerdekaan dan
kemandirian individu. Sedangkan kekuranganya adalah kurangnya menghasilkan
karya penting bila dibandingkan dengan bidang seni dan sains

18
DAFTAR PUSTAKA

Anggar, Kaswati. 1998. Metodelogi Sejarah dan Historiografi. Yogyakarta: Beta Offset.

Badri, Yatim. 2008. Sejarah Peradaban Islam Dirisalah Islamiyah II. Jakarta: Rajawali
Perss.

Bron, Alison. 2009. Sejarah Renaisans Eropa. Yogyakarta: Kreasi Wacana.

H, Haikal. 1989. Renissance dan Reformasi. Jakarta: Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan.

Tafsir, Ahmad. 1990. Filsafat Umum akal dan hati sejak Thales sampai Capra..
Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Tim dosen filsafat ilmu. 1996. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Liberty.

Anonim. 2010. William James Tokoh Pragmatisme. ( http: / / www. psychologymania.


Net / 2010 / 03 / william – james – tokoh - pragmatisme. html ). Diunduh pada
tanggal 12 Maret 2014, pukul 18.47 WIB.
DAFTAR ISI

HALAMAN

DAFTAR ISI .................................................................................................. i

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Tujuan ......................................................................................................... 2

C. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2

BAB II. PEMBAHASAN .............................................................................. 3

A. Faktor Pendorong Lahirnya Gerakan Renaisans ........................................ 4

B. Keunggulan dan Kekurangan dari Gerakan Renaisans ............................. 16

BAB III PENUTUP . .................................................................................... 18

A. Kesimpulan .............................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai