PENDAHULUAN
Sejarah selalu melekat pada kehidupan seseorang . sejarah adalah pelajaran
masa depan, pengambilan pelajaran untuk masa depan yaitu pengambilan sisi positif
dan membuang sisi negative nya. Sejarah pada masing-masing individu pasti berbeda,
menikuti perkembangan zaman bukan mengikuti semuanya tetapi mengikuti
perkembanganya. Pembuatan sejarah dimulai dari nol besar hingga menjadi sesuatu
yang berarti dari sebuah masalalu untuk masa depan. Sejarah adalah melihat
kebelakang untuk masa depan.
ZAMAN RENAISANS
1. Pengertian
Renaisans adalah sebuah periode dalam sejarah Eropa yang ditandai
dengan gerakan menghidupkan kembali peradaban Barat, yaitu kebudayaan
Yunani dan Romawi Kuno. Abad Pertengahan di bawah kekuasaan Gereja.
Mereka yang bergiat dan tekun mengolah kembali dua kebudayaan klasik disebut
sebagai Kaum humanis.
Humanisme klasik yang tercermin dalam kebudayaan Yunani Kuno dan
Romawi itu menempatkan manusia sebagai subjek utama. Filsafat Yunani
menampilkan manusia sebagai makhluk yang berpikir terus-menerus memahami
lingkungan alamnya dan juga menentukan prinsip-prinsip bagi tindakanya sendiri
demi mencapai kebahagian hidup.
Humanisme Renaisans dikenal karena penekananya
pada subjektivitas dengan pandangan bahwa kita bukan hanya umat manusia,
tetapi juga adalah individu-individu unik yang bebas untuk berbuat sesuatu demi
mencapai kebahagian di dunia.
Beberapa tokoh manusia yang terpenting adalah Petrarkha, Eranus,
Rabelais, Thomas More, Cervantes. Gagasan-gagasan mereka bersifat
humanis. Petrarkha dalam bukunya Secret, menyanggah Agustinus dari
Hippo yang begitu terobsesi dengan perkara-perkara surgawi dengan
menekankan pentingnya nikmat duniawi yang sudah pasti bagi manusia. Ia juga
terkenal dengan ungkapannya yang berbunyi, “Sebenarnya manusia tak usah
mengikuti kuasa apa pun di atasnya; kaidah dan pusat hidup manusia ialah
pribadinya sendiri.”
Kaum humanis bersifat modern. Gerakan Renaisans dan humanisme
merintis lahirnya modernitas.
2. Reformasi Protestan
Reformasi Protesta adalah gerakan besar di Eropa Barat pada abad ke-16
(tahun 1517). Reformasi ini dipelopori seorang biarawan, Agustiani Martin Luther
dan Jhon Calvin. Tujuannya adalah mereformasi kepercayaan, doktrin, dan
praktik-praktik dalam Gereja Katolik Roma.
Gerekan itu ditandai dengan peristiwa pemakuan (penempelan) 95 dalil Martin
Luther di depan pintu atau tembok Gereja Wittenberg di Jerman. Setelah
menempelkan dalil itu, Luther mendekati para pemimpin Gereja yang kompeten
dan mendesak mereka untuk mengadakan pembauran. Gereja menolak dan
mendesak mereka Luther untuk mencabut dalil-dalilnya itu secara pribadi.
Pada bulan Juni 1520, Paus Leo X melalui surat ketetapan
(bulla) berjudul Exsurge Domine (Bangkitla, ya Tuhan) berharap agar Martin
Luther mencabut apa yang disebutnya sebagai ke-41 kesalahan Gereja, sebagian
dari ke-95 dalilnya. Penolakn Luther untuk mencabut dalil-dalail dan ajaranya pada
tanggal 18 April 1521 secara simbiosis memulai Reformasi Protestan.
Pada 25 Mei 1521, Raja Charles V mengeluarkan Edict of Worms (Wormser
Edikt), yang berisi kutukan terhadap dalil-dalil dan ajaran Martin Luther, larangan
bagi siapa pun untuk mengikuti ajaran-ajaran Luther.
Dalam perkembanganya, para Reformasi (Luther, Calvin, Zwingli) berselisih
paham terkait dengan perbedaan paha, tentang doktrin-doktrin tertentu. Pertama,
perselisihan terjadi antara Luther dan Zwinglii, kemudian antara Luther dan Jhon
Calvin. Muncullah demoninasi-demoninasi dalam gerakan Protestanisme itu
sendiri.
Meskipun demikian, berhadapan dengan Gereja Katolik Roma, umumnya
Protestanisme (khususnya Gereja-Gereja Reformasi yang dipelopori oleh Martin
Luther, Yohanes Calvin, dan Ulrich Zwingli)memiliki kesamaan-kesamaan, di
antaranya.
Menolak otoritas dan kekuasaan Paus atas Gerej dan kekuasaan sekuler.
Menolak indulgensi.
Mungurangi jumlah sakramen, dari tujuh menjadi dua.
Menolak doktrin Purgatory.
Menolak tradisi hidup bakti atau biara-biara.
Menolak kewajiban selibat (tidak menikah atau menjalin hubungan romantis
dengan perempuan).
Menolak penggunaan dan penghormatan terhadap patung Yesus, Bunda
Maria, dan orang kudus serta terhadap relikui (barang-barang peninggalan atau
sisa-sisa tubuh dari orang kudus/santo-santa).
Sola gratia, yaitu keyakinan bahwa keselamtan (surga) merupakan anugera
dari Tuhan.
Sola fide, keyakinan bahwa keselamatan hanya melalui iman di dalam Yesus
sebagai Kristus, bukan melalui pembuatan baik.
Sola scriptura, keyakinan bahwa hanya Alkitab (bukan tradisi gereja atau
interpretasi gerejawi terhadap Alkitab) yang dapat menjadi sumber otoritas final
untuk semua orang kristen.
Kesimpulan
Sejarah mencakup semua aspek kehidupan. Banyak nilai yang diwariskan
masyarakat sebelum kita kepada kita sebagai masyarakat awam masa sekarang.
Kemampuan berfikir masyarakat zaman dahulu selalu menganut system
kepercayaan.