Sebuah pertanyaan??
Pengertian Renaissance
Awal mula dari suatu masa baru ditandai oleh suatu usaha besar dari
Descartes (1596-1650 M) untuk memberikan kepada filsafat suatu
bangunan yang baru. Dalam bidang filsafat, zamanRenaissance kurang
menghasilkan karya penting bila dibandingkan dengan bidang seni dan
sains. Namun, diantara perkembangan itu, terjadi pula perkembangan
dalam bidang filsafat. Descartes sering disebut sebagai tokoh pertama
filsafat modern.[3]
1. Pengertian Humanisme
Humanisme berasal dari kata latin humanus dari kata homo yang berarti
manusia. Humanus berarti sifat manusia.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Atang Abdul Hakim, 2008, Filsafat Umum, Bandung, Pustaka Setia
[1] Drs. Atang Abdul Hakim, M.A, Drs. Beni Ahmad Saebani, M.SI, Filsafat
Umum, Bandung, Pustaka Setia, 2008, Hal 339.
[9] Drs. Atang Abdul Hakim,M.A. Drs. Beni Ahmad Saebani, M.Si, Filsafat
Umum, Bandung, Pustaka Setia, 2008, Hal 339
http://www.perkuliahan.com/kesimpulan-makalah-
renaissance-dan-humanisme/,29 des 216
Latar belakang
Periodesasi filsafat barat dibagi menjadi lima periode : [1]pertama; Zaman
filsafat yunani kuno(600 sm-400 sm). Zaman ini meliputi filsafat pra Socrates di
yunani. Tokoh-tokohnya dikenal dengan nama filsuf pertama atau filsuf alam.
Kedua; Zaman keemasan filsafat yunani, pada masa ini obyek pembahasanya
bukan lagi alam tetapi manusia sebagaimana yang dikatakan oleh prothagoras
manusia adalah ukuran segala-galanya. Namun hal ini ditentang oleh sokrates
dengan mengatakan yang benar dan yang baik harus dipandang sebagai nilai-
nilai objektif yang di junjung tinggi oleh semua orang. Kemudian pemikiran
Socrates dilanjutkan muridnya plato yang mempunyai filsafat realitas seluruhnya
terbagi atas dua dunia yang hanya terbuka bagi panca indra dan dunia yang hanya
terbuka bagi rasio kita. Yaitu jasmani dan ide. Pendapat Plato dikritik oleh
aristoteles dengan mengatakan yang ada itu adalah manusia manusia yang
konkret. Ide manusia tidak terdapat dalam kenyataan, teori aristoteles yang
terkenal adalah tentang materi dan bentuk, keduanya merupakan prinsip-prinsip
metafisis, materi adalah prinsip yang tidak ditentukan, sedangkan bentuk adalah
prinsip yang menentukan. Teori ini disebut dengan teori hylemorfis.
Ketiga; masa helinistis dan romawi, pada masa ini muncul stoisime yang
mengatakan jagat raya ditentukan oleh kuasa-kuasa yang disebut logos. Oleh
karena itu segala kejadian berlangsung menurut ketetapan yang tidak dapat
dihindari,epikurisme yang mengatakan segala sesuatu terdiri atas atom-atom yang
senantiasa bergerak, skeptisisme adalah bidang teoritis manusia tidak sanggup
mencapai kebenaran. Sikap umum mereka adalah kesanksian. Neo
Platoisme suatu paham yang menghidupkan kembali filsafat Plato.
Keempat; zaman abad pertengahan. Pada zaman ini mengalami 2 periode
yaitu periode petristik ( tahap permulaan Kristen, kemudian tahap agustinus), dan
periode skolastik( periode skolastik awal abad 9-12, periode puncak
perkembangan skolastik abad 13, periode skolastik ahir abad 14-15. Pada abad
pertengahan, hegemoni antara akal dan iman benar-benar tidak seimbang. Pada
abad ini akal kalah total dan iman menang mutlak.
Kelima; zaman modern, keenam; zaman masa kini
Pada kesempatan ini kami akan membahas sedikit tentang periodesasi filsafat
yunani pada abad zaman modern yang meliputi:
1. Humanisme islam dan barat
2. Renaissance eropa; gerakan ilmu dan kematian filsafat
3. Kelahiran awal filsafat modern
Tujuan dari pembahasan ini adalah :
1. Untuk mengetahui humanisme islam dan barat
2. Untuk mengetahui renaissance eropa; gerakan ilmu dan kematian filsafat
3. Kelahiran awal filsafat modern
B. Pembahasan
1. Humanisme didunia islam dan barat
Humanisme berasal dari kata humanitas yang berarti pendidikan manusia.
Dalam bahasa yunani disebut paidei. Kata popular pada masa Cicero dan varro.
Adapun humanism pada abad pertengahan abad 14M adalah gerakan filsafat yang
timbul di italia dan kemudian berkembang keseluruh
eropa.Humanism menegaskan bahwa menusia adalah ukuran segala sesuatu.
Kebesaran manusia harus dihidupkan kembali, yang selama ini terkubur pada
abad pertengahan ditinggalkan. Kebebasan manusia adalah salah satu tema
pokok hummanism. Pico salah seorang tokoh humanism berkata, manusia
dianugerahi kebebasan memilih oleh tuhan dan menjadikanya pusat perhatian
dunia. Dengan posisi itu dia bebas memandang dan memilih yang terbaik.[2]
Humanism pada awalnya tidaklah anti agama. Humanism ingin mengurangi
peranan institusi gereja dan kerajaan yang begitu besar sehingga manusia sebagai
mahluk tuhan kehilangan kebebasanya.[3]
Humanism pada awal renaissance berbeda dengan humanism abad ke-19
dan 20, kendati dalam beberapa hal ada kesamaanya. Humanism waktu itu
bertujuan untuk meningkatkan perkembangan yang harmonis dari sifat-sifat dan
kecakapan alamiah manusia. Pada waktu itu [ara humanis tidak menyangkal
adanya zat yang maha tinggi. Hanya saja mereka berpendapat bahwa ha;-hal yang
alamiah dalam diri manusia telah memiliki nilai cukup untuk dijadikan sasaran
pengenalan manusia. Tanpa wahyupun, seseorang mampu berkarya dengan baik
dan sempurna. Setelah abad kemudian, baru muncul gerakan humanism yang
melepaskan segala hal yang berkaitan dengan tuhan dan akhirat dan hanya
menerima hidup di dunia apa adanya.[4]
Puncak perkembangan humanism adalah eksistensialisme di jerman pada
abad ke- 19. Eksistensialisme mengakui bahwa eksistensi mendahului esensi
(hakikat). Sebagaimana marxisme, eksistensialisme mengutamakan
manusia sebagai individu yang bebas dan menghilangkan peranan manusia dari
tuhan dalam kehidupanya, kendati kedua paham tersebut mengutamkan
manusia, marxisme mmengutamakan perbaikan manusia dari segi social, [5]
Sementara, humanism (Kebebasan) dalam Islam digambarkan Islam dalam
terminologi Ikhtiyar. Sebagimana digambarkan oleh sebuah Organisasi keIslaman
Mahasiswa (HMI) di Indonesia yang bergerak dalam core pemikiran Islam
modern .
Pusat Kemanusian terletak pada diri pribadi manusia dan kebebasan
pribadi adalah hak asasinya yang pertama. Tidak sesuatu yang lebih berharga
daripada kemerdekaannya itu. Kebebasan dalam arti kerja sukarela (pilihan) yang
tanpa paksaan yang didorong kemauan yang murni, kebebasan dalam pengertian
merdeka memilih sehingga pekerjaan itu dengan benar-benar dilakukakan sejalan
hati nurani. Hal ini bersumber daari keikhlasan. Keikhlasan
merupakan pernyataan kreatif kehidupan manusia yang berasal dari
perkembangan tak terkekang dari kemauan baiknya. Keikhlasan adalah gambaran
terpenting dari gambaran manusia sejati. Individualitas adalah pernyataan asasi
yang pertama dan terakhir dari kemanusiaan, serta letak kebenarannya dari nilai
kemanusia itu sendiri.[6]
2. Renaissance eropa; gerakan ilmu dan kematian filsafat
Renaissance berasal dari bahas latin re+ nasci yang artinya lahir kembali
(rebirth). Seringkali istilah ini digunakan para sejarahwan untuk menunjuk
berbagai periode kebangkitan intelektual, khususnya yang terjadi di eropa, dan
lebih khusus lagi di italia, sepanjang abad ke 15 dan abad 16.[7] Pada awalnya
istilah ini digunakan oleh Michelet yang merupakan sejarahwan yang terkenal
kemudian dikembangkan oleh J. Burckhardi (1860) untuk konsep sejarah yang
menunjuk kepada periode yang bersifat individualisme, kebangkitan kebudayaan
antik, penemuan dunia dan manusia, sebagai periode yang dilawankan dengan
periode abad pertengahan. Karya filsafat pada abad ini sering disebut filsafat
renaissance.
Abad pertengahan merupakan abad dimana alam pikiran dikungkung oleh
gereja. Dalam keadaan seperti itu kebebasan pemikiran amat terbatas,
perkembangan sains dan filsafat sulit terjadi, bahkan bisa dikatakan manusia
tidak mampu menemukan dirinya sendiri.[8]
Akal pada abad pertengahan ini benar-benar kalah. Hal ini kelihatan sangat
jelas pada filsafat Plotinus, Augustinus, Anselmus. Pemasungan akal oleh
Plotinus tampak jelas dalam pernyataanya tuhan (mewakili metafisika) bukan
untuk dipahami, melainkan untuk dirasakan. Oleh karena itu, tujuan filsafat dan
tujuan hidup secara umum adalah bersatu dengan tuhan. Jadi, dalam hidup ini
rasa itulah satu-satunya yang dituntun oleh kitab suci, pedoman manusia. Filsafat,
rasional dan sains tidak penting untuk dipelajari. Simplicius, salah seorang
pengikut Plotinus, telah menutup ruang gerak filsafat rasional dan memusuhinya.
Pada tahun415 hypatia, seorang terpelajar, ahli dalam filsafat aristoteles dibunuh.
Tahun 529 kaisar justinianus mengeluarkan undang-undang yang melarang ajaran
filsafat apapun di Athena.[9]
Agustinus mengganti akal dengan iman; potensi manusia yang diakui pada
zaman yunani diganti dengan kuasa allah. Ia mengatakan bahwa kita tidak perlu
dipimpin oleh pendapat bahwa kebenaran itu relative. Kebenaran itu mutlak yaitu
ajaran agama.[10]
Secara historis renaissance adalah suatu gerakan yang meliputi suatu
zaman dimana orang merasa dirinya sebagai telah dilahirkan kembali ke
keadaban. Di dalam kelahiran kembali itu orang kembali pada sumber-sumber
yang murni bagi pengetahuan dan keindahan. Dengan demikian orang memiliki
norma-norma yang senantiasa berlaku begitu hikmat dan kesenian manusia. Bila
mana perpindahan dari keadaban abad pertengahan menuju ke keadaban
renaissance itu terjadi, tidak dapat dipastikan.[11]pada zaman ini berbagai gerakan
bersatu untuk menentang pola pemikiran abad pertengahan yang dogmatis,
sehingga melahirkan sesuatu perubahan revolusioner dalam pemikiran manusia
dan membentuk suatu pola pemikiran baru dalam berfilsafat.[12]
Beberapa seni disebut liberal dan diajarkan disekolah-sekolah latin dan
universitas-universitas. Seni itu ialah bahasa, logika, matematika, dan kaum
terpelajar atau para pejabat mempelajari kedokteran dan hokum.[13]konsep
pengetahuan yang berlaku dimasa itu masih berbeda secara radikal dengan konsep
masa kini. Pada masa itu umumnya diterima bahwa pernah ada suatu
zaman keemasan ketika semua hal diketahui (ketika semua manusia masih
berdiam ditaman eden dan barangkali di zaman kuno atau zamanya para
bijaksana). Penemuan kembali kebenaran dipandang bukan sekedar soal
memahami fakta-fakta; sebab terjadinya kebenaran pertama kali dan leyap pada
masa berikutnya merupakan peristiwa-peristiwa yang bermakna religious. Karena
dunia inderawi sangat dipengaruhi oleh agen-agen ilahi, demonis dan magis, maka
untuk menyingkap rahasianya bukan tugas sekuler semata-mata. Karena bagian
berakar dalam pertentanganya dengan pandangan dunia(word view) ini maka sulit
membayangkan kemungkinan adanya sudut pandang(point of view) ilmiah di
dalamnya. Akan tetapi jika para sejarahwan masih sepakat dengan anggapan ini
maka ia masih terpenjara dalam kategori-kategori zamanya masing-masing.[14]
Ciri-ciri filsafat renaissance ada pada filsafat modern yaitu menghidupkan
kembali rasionalisme yunani (renaissance, individualism, humanism, lepas dari
pengaruh agama dan lain-lainya.[15]
Dalam menjelaskan zaman renaissaince drs. Surajiyo dalam buku lainya
yang berjudul filsafat ilmu dan perkembangaya di Indonesia
menuliskanrenaissance ialah zaman peralihan ketika kebudayaan abad
pertengahan mulai berubah menjadi suatu kebudayaan modern. Manusia pada
zaman ini adalah manusia yang merindukan pemikiran yang bebas. Manusia ingin
mencapai kemajuan atas hasil usahanya sendiri, tidak didasarkan atas campur
tangan ilahi. Penemuan ilmu pengetahuan modern sudah mulai dirintis pada
zaman renaissance. Ilmu yang berkembang pada zaman ini adalah bidang
astronomi. Tokoh-tokoh yang terkenal adalah Roger bacon, Copernicus, Johannes
keppler, Galileo galilei.[16]
Berikut sekilas tentang pemikiran para tokoh renaissance:
a. Roger Bacon,
berpendapat bahwa pengalaman (empiris) menjadi landasan utama bagi awal dan
ujian akhir bagi semua ilmu pengetahuan. Matematika merupakan syarat mutlak
untuk mengolah semua pengetahuan.
b. Copernicus
mengatakan bahwa bumi dan planet semuanya mengelilingi matahari
sehingga matahari menjadi pusat (helioentrisime). Pendapat ini berlawanan
dengan pendapat umum yang berasal dari Hipparchus dan ptolomeus yang
menganggap bahwa bumi sebagai pusat alam semesta (geosentrisme)
c. Johannes keppler
menemukan tiga buah hukum yang melengkapi penylidikan Brahe
sebelumnya, yaitu:
1) Gerak benda angkasa itu ternyata bukan bergerak mengikuti lintasan circle,
namun gerak itu menikuti lintasan ellips. Orbit semua planet berbentuk ellips.
2) Dalam waktu yang sama, garis penghubung antara planet dan matahari selalu
melintasi bidang yang luasnya sama.
3) Dalam perhitungan matematika terbukti bahwa bila jarak rata-rata dua planet A
dan B dengan matahari adalah X dan Y, sedangkan waktu untuk melintasi orbit
masing-masing adalah P dan Q, maka P2 : Q2 = X3 : Y3
d. Galileo galilei
Membuat sebuah teropong bintang yang terbesar pada masa itu dan
mengamati beberapa peristiwa penting angkasa secara langsung. Ia menemukan
beberapa peristiwa penting dalam bidang astronomi. Ia melihat bahwa planet
venus dan markurius menunjukkan perubahan-perubahan seperti halnya bulan,
sehingga ia menyimpulkan bahwa planet-planet tidaklah memancarkan cahaya
sendiri, melainkan hanya memantulkan cahaya dari matahari.
3. Kelahiran awal filsafat modern
Zaman modern dimulai dengan masa renaissance yang berarti kelahiran
kembali, yaitu usaha untuk menghidupkan kembali kebudayaan klasik (yunani-
romawi). Pembaharuan terpenting yang kelihatan dalam
filsafat renaissance ituantroposentrismenya. Pusat perhatian pemikiranya tidak
lagi lagi kosmos, seperti zaman kuno, atau tuhan seperti abad pertengahan,
melainkan manusia. Mulai dari zaman modern inilah manusia yang dianggap
sebagai titik focus dari kenyataan.[17]
Latar belakang dan implikasi dari renaissance itu adalah sebagai berikut:
a. Pudarnya kekuasaan politik dan kekuasaan spiritual yang mengakibatkan
lahirnya cita-cita semangat pembaharuan dan pembebasan.
b. Berkembangnya jiwa dan semangat individualism.
c. Pertentangan antara universalia dan individualia berakhir dengan
kemenanganindividualia. Hal ini menimbulkan akibat-akibat sebagai berikut:[18]
1) Warga masyarakat tidak lagi menerima dogma/agama yang digambarkan ada
tangan pada masing-masing diri manusia.
2) Pandangan bercorak subtansialistis dan metode pendekatan ilmiah secara
deduktif, dikalahkan oleh metode-metode induktif dan empiris untuk menemukan
kebenaran-kebenaran individual.
d. Timbulnya rasa kebanggaan tehadap harta dan derajat manusia. Gejala ini
menunjukkan manifestasinya kepada kepercayaan diri bahwa manusia dengan
kebebasan, nillai individualis yang optimal, kemampuan ilmiahnya merasa
mampu untuk menguasai alam semesta ini.
Zaman modern juga ditandai dengan berbagai penemuan dalam bidang ilmiah.
Perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman modern sesungguhnya sudah
dirintis sejak zaman renaissance. Seperti re
ne Descartes, tokoh yang terkenal sebagai bapak filsafat modern. Rene Descartes
juga seorang ahli ilmu pasti. Penemuanya dalam ilmu pasti adalah system
koordinat yang terdiri atas dua garis lurus X dan Y dalam bidang datar. Isaac
newton dengan temuanya teori gravitasi. Charles Darwin dengan teorinya struggle
for lifer(perjuangan untuk hidup). JJ Thomson dengan temuanya electron. Berikut
penjelasan sekilas dari filsuf-filsuf tersebut:[19]
a. Rene Descartes
Menemukan dalam ilmu pasti ialah system koordinat yang terdiri atas dua
garis lurus X dan Y dalam bidang datar. Garis X letaknya horizontal dan disebut
axis atau sumbu X, sedangkan garis Y letaknya tegak lurus pada sumbu X. karena
system tersebut didasarkan pada dua garis lurus yang berpotongan tegak lurus,
maka system koordinat itu dinamakan orthogonal coordinate system. Kedudukan
tiap titik dalam bidang tersebut diproyeksikan dengan garis-garis lurus pada
sumbu X dan sumbu Y. dengan demikian kedudukan tiap titik potong kedua
sumbu menyusuri sumbu-sumbu tadi. Pentingnya system yang dikemukakan oleh
descartes ini terletak pada hubungan yang diciptakanya antara ilmu ukur bidang
datar dengan al-jabar. Tiap titik dapat dinyatakan serupa dengan dua koordinat Xi
dan Yi. Panjang garis dapat dinyatakan serupa dengan hukum phytagoras
mengenai hypothenusa. Penemuan Descartes ini dinamakan analytic geometry.
b. Isaac newton
Berperan dalam ilmu pengetahuan modern terutama penemuanya dalam
tiga bidang, yatu teori gravitasi, perhitungan calculus, dan optika:
1) Teori gravitasi adalah perbincangan lanjutan mengenai soal pergerakan yang telah
dirintis oleh Galileo dan keppler. Galileo mempelajari pergerakan dengan lintasan
lurus. Kepler mempelajari pergerakan dengan lintasan tertutup atau elips.
Berdasarkan perhitungan yang diajukan oleh keppler menunjukkan bahwa tentu
ada factor penyebab mengapa planet tidak mengikuti pergerakan dengan lintasan
lurus. Dugaan sementara penyebab ditimbulkan oleh matahari yang menarik bumi
atau antara matahari dengan bumi ada gaya saling tarik-menarik. Persoalan itu
menjadi obsesi newton, namun ia menghadapi berbagai kesukaran. Perhitungan
besarnya bumi dan matahari belum diketahui, dan newton belum mengetahui
bahwa pengaruh benda pada benda yang lain dapat dipandang dan hitung dari
pusat titik berat benda-benda tadi setelah kedua hal ini diketahui oleh newton,
barulah ia dapat menyusun teori gravitasi. Teori gravitasi ini dapat menerangkan
dasar dari semua lintasan planet dan bulan, pengaruh pasang surutnya air
samudera, dan peristiwa astronomi lainya. Teori gravitasi newton ini
dipergunakan oleh para ahli berikutnya untuk membuktikan laboratorium dan
penemuan planet baru dialam semesta.
2) Perhitungan calculus, yaitu hubungan antara X dan Y. kalau X bertambah, maka Y
akan bertambah pula, tetapi menurut ketentuan yang tetap atau teratutr. Misalnya
ada benda bergerak, panjangnya jarak yang ditempuh tergantung dari kecepatan
tiap detik dan panjangnya waktu pergerakan. Cara perhitungan calculus ini banyak
manfaatnya untuk menghitung berbagai hubungan antara dua atau lebih hal yang
berubah, bersama dengan ketentuan yang teratur.
3) Optika atau mengenai cahaya; jika matahari dilewatkan sebuah prisma, maka
cahaya asli yang kelihatanya homogen menjadi terbias antara merah sampai ungu,
menjadi pelangi. Kemudian kalau pelangi itu dilewatkan sebuah prisma lainya,
maka pelangi terkumpul kembali menjadi cahaya homogen. Dengan demikian
dapat dibuktikan bahwa cahaya itu sesungguhnya terdiri atas komponen yang
terbentang antara merah dan ungu.
c. Charles Darwin
dikenal sebagai penganut teori evolusi yang fanatic. Darwin menyatakan
bahwa perkembangan yang terjadi pada mahluk di bumi terjadi karena seleksi
alam. Teorinya yang terkenal adalah struggle for life(perjuangan untuk hidup).
Darwin berpendapat bahwa perjuangan untuk hidup berlaku pada setiap
kumpulan mahluk hidup yang sejenis, karena meskipun sejenis namun tetap
menampilkan kelainan-kelainan kecil. Mahluk hidup yang berkelainan kecil itu
berbeda-beda daya menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan. Mahluk hidup
yang dapat menyesuaikan diri akan memiliki peluang yang lebih besar untuk
bertahan hidup lebih lama, sedangkan yang kurang dapat menyesuaikan diri akan
tersisihkan karena kalah bersaing. Oleh karena itu yang dapat bertahan adalah
paliaanag unggul (survival of the fittest)..[20]
Zaman modern ditandai dengan munculnya rasionalisme rene descartes(1596-
1650), B. Spinoza(1632-1677), dan G.libniz(1646-1716). Mereka menekankan
pentingnya rasio atau akal budi manusia.[21]
[1] Surajiyo, ilmu filsafat suatu pengantar, (Jakarta, pt bumi aksara: 2005), hal.154
[2] Amsal bachtiar, filsafat agama,(Jakarta: PT Rajagrafindo persada, 2009), hal146
[3] ibid
[4] Ibid, hal 146
[5] Ibid, hal 147
[6] www.
[7] Ahmad tafsir, filsafat umum, akal dan hati sejak thales sampai capra,( bandung: PT
. remaja rosdakarya, 2009), Cet. 17, hal.124
[8]Ahmad tafsir Ibid.
[9]Ahmad tafsir Ibid, hal.113
[10]Ahmad tafsir Ibid.
[11] Harun hadiwijayano, sari sejarah filsafat barat, ( Yogyakarta: kanisius, 1980), hal. 11
[12] Rizal mustansyir dan misnal munir, filsafat ilmu( Yogyakarta: pustaka pelajar, 2009), cet.IX,
hal.69
[13] Jerome R. Ravertz, filsafat ilmu,( Yogyakarta, pustaka pelajar, 2009), cet. Iv, hal. 28
[14] Ibid
[15] Ahmad tafsir, op.cit, hal 127
[16] Surajiyo, filsafat ilmu dan perkembanganya di Indonesia suat pengantar, (Jakarta, pt bumi
aksara, 2010), cet. 5, hal.86-87
[17] Surajiyo, lock.cit, hal157
[18] Ibid, hal. 158
[19] Lock.cit, filsafat ilmu dan perkembanganya di Indonesia suatu pengantar, hal.87
[20] Lock.cit, filsafat ilmu dan perkembanganya di Indonesia suatu pengantar, 87-89
[21] Lock.cit, filsafat ilmu dan perkembanganya di Indonesia suatu pengantar,
[22] Lock.cit, filsafat ilmu dan perkembanganya di Indonesia suatu pengantar,
[23] Lock.cit, filsafat ilmu dan perkembanganya di Indonesia suatu pengantar,
[24] Amsal bakhtiar, ibid, hal108
[25] ibid
http://krmubtadiin.blogspot.co.id/2015/12/humanisme-dan-
renaissance.html, 29 dse 216
Beberapa tokoh aliran belajar humanistik antara lain adalah Arthur Combs, Abraham
H. Maslow, dan Carl R. Rogers. berikut akan saya uraikan sedikit mengenai ketiga
tokoh tersebut.
1. Arthur Combs
Untuk mengerti tingkah laku manusia, yang penting adalah mengerti bagaimana dunia
ini dilihat dari sudut pandangnya. Pernyataan ini adalah salah satu dari pandangan
humanistik mengenai perasaan, persepsi, kepercayaan, dan tujuan tingkah laku inner
(dari dalam) yang membuat orang berbeda dengan orang lain. untuk mengerti orang
lain, yang terpentng adalah melihat dunia sebagai yang dia lihat, dan untuk
2. Abraham H. Maslow
Teori Maslow didasarkan atas asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua hal:
Maslow berpendapat bahwa ada hierarki kebutuhan manusia. Kebutuhan dari tingkat
yang lebih rendah yaitu tingkat untuk bisa survive atau mempertahankan hidup dan
rasa aman, dan ini adalah kebutuhan yang paling penting. Tetapi jika secara fisik
manusia secara fisik terpenuhi kebutuhannya dan merasa aman, mereka akan
distimuli untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi, yaitu kebutuhan untuk
memiliki dan dicintai dan kebutuhan akan harga diri dalam kelompok mereka sendiri.
Jika kebutuhan ini telah terpenuhi orang akan kembali mencari kebutuhan yang lebih
3. Carl. Rogers
BAB II
PEMBAHASAN
A. Renaissance
Istilah Renaissance berasal dari bahasa Perancis yang
berarti kebangkitan kembali. Oleh sejarawan, istilah tersebut
digunakan untuk menunjukkan berbagai periode kebangkitan
intelektual, khususnya yang terjadi di Eropa. Orang yang
pertama menggunakan istilah tersebut adalah Jules Michelet,
sejarawan Perancis terkenal. Menurutnya, Renaissanceadalah
periode penemuan manusia dan dunia dan bukan sekedar
sebagai kebangkitan kembali yang merupakan permulaan
kebangkitan modern. Bila dikaitkan dengan
keadaan, Renaissance adalah masa antara zaman pertengahan
dan zaman modern yang dapat di pandang sebagai masa
peralihan, yang ditandai oleh terjadinya sejumlah kekacauan
dalam bidang pemikiran. Di satu pihak terdapat astrologi,
kepercayaan yang bersangkutan dengan dunia hitam, perang-
perang agama dan sebagainya dan di lain pihak muncullah ilmu
pengetahuan alam modern serta mulai berpengaruhnya suatu
perasaan hidup baru. Pada saat itu muncullah usaha-usaha
penelitian empiris yang lebih giat yang pada akhirnya
memunculkan sains bentuk baru.
Awal mula dari suatu masa baru ditandai oleh suatu usaha
besar dari Descartes (1596-1650 M) untuk memberikan kepada
filsafat suatu bangunan yang baru. Dalam bidang filsafat,
zaman Renaissance kurang menghasilkan karya penting bila
dibandingkan dengan bidang seni dan sains. Namun, diantara
perkembangan itu, terjadi pula perkembangan dalam bidang
filsafat. Descartes sering disebut sebagai tokoh pertama filsafat
modern.
Pada abad pertengahan, manusia dianggap kurang dihargai
sebagai manusia. Kebenaran diukur berdasarkan ukuran dari
gereja (Kristen), bukan menurut ukuran yang dibuat oleh
manusia. Humanisme menghendaki ukuran haruslah dibuat oleh
manusia. Karena manusia mempunyai kemampuan
berpikir, Humanisme menganggap manusia mampu mengatur
dirinya dan mengatur dunia.
Ciri utama Renaissance adalah Humanisme, individualisme,
lepas dari agama (tidak mau diatur oleh agama), empirisme dan
rasionalisme. Hasil yang diperoleh dari watak itu ialah
berkembangnya pengetahuan rasional. Filsafat berkembang
bukan pada zaman Renaissance, melainkan kelak pada zaman
sesudahnya (zaman modern). Sains berkembang karena
semangat dan hasil empirisme itu. Agama (Kristen) semakin
ditinggalkan, karena semangat Humanisme itu. Ini kelihatan
dengan jelas kelak pada zaman modern. Rupanya, setiap
gerakan pemikiran mempunyai kecenderungan
menghasilkanyang positif, tetapi sekaligus yang negatif.[1]
Pemikiran mengenai alam pada
jaman Renaissance menghasilkan tokoh-tokohnya yang
terpenting di Italia dan Jerman. Leonardo Da Vinci telah
sepenuhnya mengerti, bahwa alam hanya dapat diketahui
melalui pengalaman dan bahwa bagi perusahaan ilmu alam,
pengalaman harus ditimbulkan melalui eksperimen dan
dikembangkan dengan menggunakan matematika. Da Vinci yang
dengan tenang menerapkan metodenya yang menjauhi segenap
filsafat alam spekulatif, mendahului Galilei dan baru dapat
diimbangi oleh Galilei. Karena hasil karya Da Vinci tetap tidak
dikenal, maka gagasan-gagasan yang terkandung di dalamnya
tidak membawa pengaruh terhadap rekan-rekan sesamanya dan
terhadap para pemikir di kemudia hari. Nicolaus Coper Nicus
(Thorn, Polandia, 1473- Frauenburg, Prusia Timur, 1543), yang
selama beberapa waktu menuntut pelajaran di Italia,
mengemukakan pendapat bahwa bukannya matahari yang
mengelilingi bumi, melainkan bumilah yang mengitari matahari.
Secara demikian bukan hanya fisika Aristoteles yang digulingkan,
melainkan sekaligus dipersiapkan suatu perubahan pemikiran
mengenai hubungan antara manusia dengan alam semesta.[2]
Tokoh pertama filsafat adalah Descartes. Dalam filsafat,
kita menemukan ciri-ciri Renaissance tersebut, yaitu
menghidupkan kembali rasionalisme Yunani (Renaissance),
individualisme, Humanisme, lepas dari pengaruh agama.
Sekalipun demikian, para ahli lebih senang meyebut Descartes
sebagai tokoh rasionalisme.
Ciri utama filsafat pada masa Renaissance adalah
rasionalisme, yang menetapkan bahwa kebenaran berpusat dari
akal, tetapi setiap akal bergantung pada subjek yang
menggunakannya. Oleh karena itu, seorang filosof rasionalis
menekankan bahwa berpikir sebagai wujud keberadaan diri, jika
seseorang berpikir berarti ia ada. Ajaran ini diperkenalkan oleh
Rene Dercartes dengan paradiga cagito ergo sum atau cagito
descartes.
B. Humanisme
Humanisme, menurut Ali Syariati (1992 : 39), berkaitan
dengan eksistensi manusia, bagian dari segala sesuatu adalah
kesempurnaan manusia. Aliran ini memandang bahwa manusia
adalah makhluk mulia yang semua kebutuhan pokok
diperuntukkan untuk memperbaiki spesiesnya.
Ada empat aliran yang mengklaim sebagai bagian
dari humanisme, yaitu liberalisme
barat, marxisme, eksistensialisme dan agama.Liberalisme
barat menyatakan diri sebagai pewaris asli filsafat dan
peradaban humanisme dalam sejarah, yang dipandang sebagi
aliran pemikiran peradaban yang dimulai dari Yunani Kuno dan
mencapai puncak kematangan kesempurnaan relatif pada Eropa
modern. Teori humanismeBarat dibangun atas asas yang sama
yang dimiliki oleh mitologi Yunani Kuno bahwa antara langit dan
bumi, alam dewa-dewa dan alam manusia, terdapat
pertentangan dan pertarungan, sampai-sampai muncul
kebencian dan kedengkian antara keduanya. Para dewa adalah
kekuatan yang memusuhi manusia. Seluruh perbuatan dan
kesadarannya ditegakkan atas kekuasaannya yang lazim
terhadap manusia yang dibelenggu oleh kelemahan dan
kebodohannya. Hal itu dilakukan karena dewa-dewa takut
menghadapi ancaman kesadaran, kebebasan, kemerdekaan dan
kepemimpinan manusia atas alam. Setiap manusia yang
menempuh jalan ini dipandang telah melakukan dosa besar dan
memberontak kepda dewa-dewa. Karena pemberontakannya itu,
manusia dihukum dengan berbagai siksaan yang amat kejam.
Pada satu sisi, manusia selalu berusaha membebaskan diri
dari belenggu dan tawanan para dewa. Untuk bisa bebas dan
merdeka, manusia harus bisa merebut kekuasaan para dewa dan
selanjutnya menggeser tahta mereka atas alam semesta, yang
dengan begitu, manusia bisa melepaskan nasibnya dari
cengkraman para dewa zalim dan menentukan kehendaknya
sendiri.
Kesalahan Barat yang paling serius yang diatasnya
ditegakkan bangunan humanisme modern- dimulai dari
pandangan Politzer, dan berlanjut pada Feurbach dan Marx- ialah
mereka menganggap dunia mitologi Yunani Kuno yang bergerak
di seputar jiwa yang terbatas, alami dan fisikal dan dunia
spiritual yang sakral dalam pandangan agama-agama besar
Timur- sekalipun ada perbedaan esensial antar keduanya-
sebagai dunia yang sama dan manganalogikan fenomena yang
ada dalam hubungan manusia dengan Ahuramazda, Rhama, Tao,
Yesus sang Juru Selamat, dengan hubungan manusia dengan
Zeus, bahkan mereka menyatakan adanya kesamaan antara
keduanya. Padahal, mereka tau bahwa kedua bentuk hubungan
tersebut sepenuhnya berbanding terbalik.
Pada mitologi Yunani Kuno terdapat Bramateus yang
menghadiahkan api ketuhanan kepada manusia, yang
dicurinya dari para dewa ketika mereka sedang tidur lelap, lalu
dibawanya ke bumi. Bramateus memproleh siksaan keras akibat
dosanya itu. Adapun dalam agama-agama terdapat malaikat
besar, iblis, yang kemudian diusir dan dilaknak oleh Tuhan karena
ia mengingkari perintah Allah swt dengan tidak mau bersujud
kepada Adam sebagaimana malaikat lainnya.
Kedua aliran yang bertentangan dan berasal dari satu
sumber itu, mengambil bentuk dalam borjuisme dan maxisme,
yang sama-sama bermuara pada materialisme-humanisme,
baik dalam bidang kehidupan maupun akidah. Baik Pulitzer
maupun Marx sama-sama menutup mata terhadap dampak
psikologis pandangannya pada diri manusia. Masyarakat borjuis
dan komunis, memperoleh hasil yang sama dalam usahanya
membentuk manusia, kehidupan dan masyarakat manusia.
Borjuisme masyarakat komunis yang lebih terkemudian- yang
sekarang ini tidak memiliki pendukung- bukan terjadi secara
kebetulan, asal-asalan dan tidak terkena revisi. Sebab, semuanya
berakhir pada manusia. Oleh karena itu, adalah wajar bila
filsafat-filsafat yang menjadikan manusia sebagai objeknya, bila
berangkat dari titik yang sama, pasti memperoleh hasil yang
sama pula.
Eksistensialisme, mengajukan klaim lebih dari dua aliran
sebelumnya, seperti yang terlihat dalam ucapan Sartre,
Eksistensialismeadalah humanisme itu sendiri. Dengan klaim
itu, otomatis eksistensialismemempunyai hak yang lebih besar
daripada dua yang disebut terdahulu.
Adapun mazhab pemikiran yang keempat, yang jauh lebih tua
dan memiliki akar lebih dalam daripada tiga aliran yang tersebut
terdahulu adalah pandangan agama tentang alam. Mengingat
semua agama menyatakan bahwa asaa dakwahnya adalah
memberi petunjuk kepada manusia menuju kebahagiaan abadi,
tidak bisa tidak, ia pasti memiliki filsafat tersendiri tentang
manusia. Sebab, mustahil berbicara tentang kebahagiaan
manusia, sepanjang belum dijelaskan terlebih dahulu makna
yang definitif tentang manusia. Dengan demikian, semua agama
dimulai dengan filsafat pembentukan dan perekayasaan
manusia.
C. Tokoh-Tokoh Renaissance dan Humanisme
Diantara tokoh-tokoh Renaissance yang mempunyai peran
yang penting dalam Renaissance, adalah tokoh-tokoh antara lain,
seperti:
1. Dante Alighiere (1265-1321)
Dante lahir pada tanggal 21 Mei 1265 di Ferenze, ia berasal
dari keluarga kaya raya. Dia pernah menjadi prajurit Firenze,
yang menginginkan negaranya dapat merdeka dari pengaruh
tiga kerajaan yang lebih besar yaitu Kepausan, Spanyol dan
Perancis. Dante mulai menjadi pengkritik dan penentang otoritas
moral Kepausan yang dinilainya tidak adil dan tidak bermoral.
Puncaknya ia tuangkan dalam sebuah buku berjudul De
Monarchia (On Monarchy) yang menggambarkan kedudukan dan
keabsahan Sri Paus sebagai pemimpin spiritual tertinggi Gereja
Khatolik, mengapa sekaligus menjadi raja dunia (Kerajaan
Kepausan) yang otoriter. Hasil karya Dante antara lain adalah La
Vita Nuova (The New Life) juga berisi tentang gambaran
pertumbuhan cinta manusia. Comedia yang ditulis ketika dia
berada dalam pengasingan panjang dan Revenna. Buku ini berisi
tentang perjalanan jiwa manusia yang penuh kepedihan yang
penuh kepedihan dalam perjalanan dari dunia ke alam gaib.
Tokoh utamanya adalah Virgilius (nama sastrawan dari zaman
Romawi Kuno) yang setelah kematiannya harus melewati tiga
fase yaitu Inferno (neraka), Purgatoria(pembersih jiwa)
dan Paradiso (surga).
2. Lorenzo Valla (1405-1457)
Lorenzo lahir di Roma pada tahun 1405 dari keluarga ahli
hukum. Salah satu ungkapannya yang sangat terkenal adalah
Mengorbankan hidup demi kebenaran dan keadilan, adalah jalan
menuju kebajikan tertinggi, kehormatan tertinggi dan pada hal
tertinggi. Hasil karyanya antara lain adalah De
Volupte (kesenangan) yang terbit pada tahun 1440, yang berisi
kekagumannya pada etika Stoisisme yang mengajarkan
pentingnya manusia itu mati raga (Askese) dalam rangka
mendapatkan keselamatan jiwa. Buku yang berjudul De Libero
Erbitrio (keinginan bebas) yang mengatakan individualitas
manusia berakar pada kebesaran dan keuinikan manusia,
khususnya kebebasan sehingga kehendak awal Sang Pencipta
tidak membatasi perbuatan bebas manusia dan tidak
meniadakan peran kreatif manusia dalam sejarahnya dan buku
berjudul De Valso Credita Et Ementita Constantini Donation
Declamation, yang mengisahkan tentang donasi hadiah kepada
Sri Paus oleh Kaisar Constantinus sebenarnya adalah palsu,
sebab dari sudut bahasa donasi itu jelas bukan gaya bahasa
abad ke-4 melainkan abad ke-8.
3. Niccolo Machiavelli (1469-1527)
Niccolo Machiavelli adalah filosof politik Italia, Niccolo
Machiavelli lahir pada tahun 1469 di Florence, Italia. Ayahnya,
seorang ahli hukum. Pada usia 29 tahun Machiavelli memperoleh
kedudukan tinggi di pemerintahan sipil Florence. Selama 14
tahun sesudah itu dia mengabdi kepada Republik Florentine dan
terlibat dalam berbagai misi diplomatik atas namanya,
melakukan perjalanan ke Perancis, Jerman dan di dalam negeri
Italia.
Hasil karyanya yang paling masyur adalah The
Prince (Sang Pangeran) ditulis tahun 1513 dan The Discourses
Upon The First Ten Books Of Titus Lifius (pembicaran terhadap 10
buku pertama Titus Lifius). Diantara karya-karya termasyur
lainnya adalah The Art Of War (seni berperang), A History of
Forence (sejarah Forence) dan La Mandragola(suatu drama yang
bagus, kadang-kadang masih dipanggungkan orang). Tetapi
karya pokoknya yang terenal adalah The Prince (Sang Pangeran),
mungkin yang paling brilian yang pernah ditulisnya dan memang
paling mudah dibaca dari semua tulisan filosofis. Machiavelli
kawin dan punya enam anak. Dia meninggal dunia tahun 1527
pada umur 58 tahun.
4. Boccacio (1313-1375)
Giovani Boccacio lahir di Certaldo, Italia tahun 1313 dari
seorang pedagang yang berasal dari Firenze. Hasil karyanya
antara lain cerita epos seperti Thebaid atau Aenid, prosa
seperti Ameto, puisi seperti Amoroso Fisione dan Ninfale
Fiesolan. Puncak karyanya Decamerome, adalah karya sastra
berjudul De Genealogis Dorum Gentilium (On The Genealogi Of
God) yang tersusun dalam 15 jilid.
5. Francesco Petrarca (1304-1374)
Francesco adalah seorang yang lahir pada 20 juli 1304 di
Tuscan. Ia belajar hukum di Montpellier dan melanjutkan ke
Universitas Bologna. Namun, ia lebih tertarik pada seni sastra
dan seni lukis. Dia seorang humanis yang mengagumi hal-hal
yang serba naturalis, polos dan apa adanya. Salah satu
ungkapan terkenalnya pada alam dituangkan dalam karya lukis
yang di beri nama Ikaros.
6. Desiderius Erasmus (1466-1536)
Erasmus lahir pada 27 Oktober 1466 di Gouda. Ibundanya
bernama Margaret. Setelah lulus dari sekolah atas ia melanjutkan
ke Biara Agustin di Styn hingga menjadi Pastor kemudian
melanjutkan ke Universitas Paris.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Secara etimologi, renaissance berarti kelahiran kembali atau
kebangkitan kembali. Dari bahasa Perancis re (lagi,
kembali)naissance (kelahiran), sedangkan dalam bahasa
latin nascentia, nascor, natus (kelahiran, lahir, dilahirkan),
kelahiran kembali ini disebut juga dengan zama pencerahan
(Auflarung). Begitu juga pencerahan kembali mengandung arti
munculnya kesadaran baru manusia terhadap dirinya (yang
selama ini dikunkung di gereja). Manusia menyadari bahwa
dialah yang menjadi pusat dunianya (vaber mundi) bukan lagi
sebagai objek dunianya (fitiator) sedangkan itilah ini
menunjukkan suatu gerakan yang meliputi suatu zaman dimana
orang merasa dilahirkan kembali dalam keadaban.
2. Humanisme adalah pandangan yang menyatakan bahwa
manusia dapat memahami dunia serta keseluruhan realita
dengan menggunakan pengalaman dan nilai-nilai kemanusiaan
bersama. Kita bisa hidup baik tanpa agama sekalipun.
Para humanisberusaha menciptakan yang terbaik bagi kehidupan
dengan menciptakan makna dan tujuan bagi diri sendiri, tokoh
besar darihumanisme adalah Erasmus dari Rotterdam, yang
pernah bersahabat dengan Marthin Luther.
3. Jadi, humanisme dan renaissance adalah kesatuan yang saling
pengaruh mempengaruhi secara bersama-
sama. Humanismemerupakan sebuah ideologi yang
menentang dogma-dogma pada Abad Pertengahan yang
melatarbelakangi dan memengaruhi Renaissance.
Karena Renaissance merupakan era waktu, maka dapatlah
dikatakan bahwa Humanisme berada dalamRenaissance.
B. Saran
1. Sebagai Mahasiswa hendaknya kita memahami tentang
FilsafatRenaissance dan Humanisme dan perkembangannya.
2. Sebaliknya kita bisa memilah faham atau dogmatis yang
bermanfaat dan yang berbahaya bagi kita sebagai insan yang
beragama.
[1] Atang Abdul Hakim dan Beni Ahmad Saebani, Filsafat Umum,
(Bandung: Pustaka Setia. 2008). Hal. 339-340
[4] Jalako S. Summadjo, Filsafat Seni, (Bandung: ITB. 1994). Hal. 291
[5] Atang Abdul Hakim dan Beni Ahmad Saebani, Filsafat Umum, . . .
Hal. 355-360
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook
Categories: Filsafat umum, Renaissance
RELATED POSTS:
Create a Link
Search
Popular
Tags
Blog Archives
LANGGANAN ARTIKEL
GET UPDATE VIA EMAIL
Berlangganan artikel via email!
LABELS
Aceh
AL-QURAN
anak
APS
Biologi
bisnis manajmen
ekonomi
ekonomi islam
Filsafat
FILSAFAT PENDIDIKAN
Filsafat umum
Fiqh islam
Hukum Adat
Ilmu budaya dasar
Indonesia
MAKALAH
GOOGLE+ FOLLOWERS
BLOG ARCHIVE
2016 (69)
2015 (284)
o December (44)
o November (91)
o October (113)
o September (36)
Makalah Ekonomi Islam
Makalah Jaringan ikat pada hewan
Pengertian Tasawuf Akhlaki
Pengertian pasar modal syariah belajar online grat...
Makalah Penerjemahaan alquran
Makalah Imam Bukhari Sang Perawi berjuta hadist
Makalah Pengertian Saham - Saham Syariah di Indone...
Makalah Sistem Rangka Manusia
Makalah Filsafat umum zaman Renaissance & pengerti...
Makalah Sistem Pencernaan dan sistem transfortasi ...
Makalah Sistem Pernafasan Pada Manusia dan Hewan
Makalah Pancasila (pengertian, sejarah dan makna y...
Pengertian Hak Asasi Manusia
Pengertian Permintaan dalam ilmu ekonomi
Makalah Teori Konsumsi dan Fungsi Konsumsi
MAKALAH REVITALISASI PANCASILA DALAM KONTEKS
PERUB...
Ijtihad Ulama dalam menentukan Hukum Wadh'i sebuah...
Ragam Pendekatan Kajian Islam - metodologi studi I...
Makalah Lembaga Keuangan Syariah
Makalah Pengertian Alquran
Pengertian Sunnah
Makalah Sejarah Ilmu Akhlak di Dunia
Landasan Ajaran Agama Islam
Makalah Pengertian Kafa'ah (kesetaraan) dalam Fiqh...
Manusia, Doa dan Harapan, Kematian atau maut - Ilm...
MAKALAH INSTRUMEN-INSTRUMEN DALAM EKONOMI
ISLAM
Makalah Pengertian Amanah
Peran Ekonomi Islam dalam menghadapi ekonomi globa...
MAKALAH PENGERTIAN ILMU NEGARA MENURUT PARA
AHLI
Makalah Pilar-pilar pelaksanaan syariat islam diac...
PENGERTIAN MUKALLAF (MAHKUM ALAIH) DALAM ILMU
USHU...
pengertian poligami dalam Islam
Bahaya Pornografi ternyata lebih berbahaya dari pa...
MAKALAH PENGANTAR BISNIS MANAJEMEN DAN
ORGANISASI
Makalah Landasan Historis, filosofis, sosiologis, ...
Pengertian Ragam Bahasa - Belajar Bahasa Indonseia...
POPULAR POST
Pengertian Humanisme
Humanisme adalah istilah dalam sejarah intelektual yang acap kali
digunakan dalam bidang filsafat, pendidikan, dan literatur. Kenyataan ini
menunjukkan beragam makna yang terkandung dalam dan diberikan istilah ini.
Meskipun demikian, secara umum kata humanisme ini berkenaan dengan
pergumulan manusia dalam memahami dan memaknai eksistensi dirinya dalam
hubungan dengan kemanusiaan orang lain di dalam komunitas. Perbedaan
interpretasi atas kata humanisme sebetulnya lebih merupakan persoalan perspektif
dalam menelaah bidang yang dikaji.
Pada masa Yunani klasik, humanisme ini mewujud dalam paideia, suatu
sistem pendidikan Yunani klasik yang dimaksudkan untuk menerjemahkan visi
tentang manusia ideal. Hanya saja, perspektif Yunani klasik ini bertolak dari
pandangan yang semata kodrati tentang manusia. Pada Abad Pertengahan,
perspektif Yunani klasik atas manusia ini mendapat pembaruan dari paham
Kristiani, terutama sejak St. Agustinus, yang memandang manusia tidak sekadar
makhluk kodrati, tetapi juga adikodrati, imanen, dan transeden. Dengan demikian,
gagasan humanisme Yunani klasik tidak ditinggalkan, tapi diusung ke tataran yang
transeden. Manusia pun dipandang tidak sekadar faber mundi, tetapi lebih
merupakan imago dei.
Humanisme sebagai gerakan kemanusiaan telah mengalami proses
penafsiran dan penutunan kata yang panjang. Oleh karena itu, makna kata tersebut
perlu ditelusuri dalam perspektif etimologis dan historis. Secara etimologis, istilah
humanisme erat kaitannya dengan kata Latin klasik, yakni humus, yang berarti
tanah atau bumi. Dari istilah tersebut muncul kata homo yang berarti manusia
danhumanus yang lebih menunjukkan sifat membumi dan manusiawi. Istilah
yang senada dengannya adalah kata Latin humilis, yang berarti kesederhanaan
dan kerendahan hati.
Pada Abad Pertengahan, kaum terpelajar dan klerikus, yang mendapat
pengaruh dari pandangan filosofis dan teologis Agustinus dan Thomas Aquinas,
memandang manusia tidak sekadar makhluk kodrati saja tapi juga makhluk Ilahi,
dengan mengembangkan pembedaan antara divinitas dan humanitas dipahami
sebagai suatu praktuk kehidupan manusia dengan dunianya yang khas.
Perspektif humanisme pada masa Yunani klasik berangkat dari
pertimbangan-pertimbangan yang kodrati tentang manusia. Sedangkan perspektif
humanisme pada Abad Pertengahan berangkat dari keyakinan dasar tentang
manusia sebagai makhluk kodrati dan adikodrati. Namun, gerakan humanisme
yang dipahami secara spesifik dan murni sebagai gerakan kemanusiaan sebetulnya
baru berkembang pada zaman Renaissance, terutama berkaitan dengan
bangkutnya munat kaum terpelajar (umanisti) untuk mempelajari tulisan-tulisan
klasik (Yunani-Romawi) dan bahkan karya-karya klasik itu dijadikan dengan
gerakan kesadaran intelektual untuk menghidupkan kembali literatur-literatur
Yunani-Romawi.
Humanisme Renaissance
Salah satu gerakan perumusan ulang esensi dan eksistensi manusia
dulakukan para cendikiawa-penulis dan pendidik sepanjang masa Renaissance.
Gerakan yang sudah bertunas sekitar abad ke-9 dan ke-10, dalam masa Dinasti
Carolingian dan Ottonian berupaya menghidupkan kembali pembelajaran karya
sastra, ilmu pengethuan serta filsafat Yunani Kuno dan Romawi. Perumusan ulang
ini bertujuan untuk pengembangan kemanusiaan melawan kemerosotan peradaban
dan kebodohan.
Renaissance yang sudah dimulai sejak Abad Pertengahan mencapai
puncaknya pada abad ke-14. Era tersebut berawal dari daratan Italia, sebagai
pewaris kebudayaan Romawi. Pada masa itu, para bangsawan dan intelektual
benar-benar menggali kemabli kebudayaan Yunani Kuno dan Latin, terutama
melalui karya sastra ilmu pengetahuan, dan filsafat.
Sejarah peradaban di Eropa menunjukkan dinamika yang selalu
menggeliat guna membebaskan diri dari bayang-bayang kemerosotan dan
kebodohan. Sejak migrasi bangsa Barbar di abad kelima, yang meruntuhkan
kekaisaran Romawi, dan menempatkan bangsa-bangsa Eropa pada sistem desa-
pertanian, kemerosotan peradaban pun terjadi.
Kegiatan intelektual yang menjadi motor kemajuan peradaban menjadi
terbatas dan terpusat di biara-biara. Dalam biara-biara tersebut, kebudayaan
Yunani Kuno dan Romawi dipelajari secara terbatas melalui pengajaran tata
bahasa dan sastra Yunani dan Latin. Penyebaran agam Kristen dan tumbuhnya
kaum radikal Kristen telah menempatkan warisan kebudayaan Yunani Kuno dan
Romawi sebagai unsur kafir (pagan). Maka, warisan kebudayaan tersebut harus
diseleksi sedemikian rupa sehingga tidak bertentangan dengan iman Kristiani.
Di sekitar Abad Pertengahan, dikenal era Renaissance abad ke-12 yang
diawali sekitar tahun seribu, dan berpusat di sekitar Mahzab Katedral Rheims.
Para guru Mahzab ini sudah mulai mengutip karya Horace, Virgil, dan Cicero
dalam pengajaran mereka. Mereka mencoba menggunakan gaya penulisan para
sastrawan ini dalam karya tulis mereka.
Gerakan Renaissance pada Abad Pertengahan belum sepenuhnya
melepaskan diri dari paradigma teologi Mahzab Skolastik. Teologi Skolastik
menempatkan manusia sebagai ciptaan yang bergantung pada Tuhan sebagai pusat
kehidupan dalam Semesta Alam. Dengan demikian orientasi seperti itu, para
humanis dalam era Abad Pertengahan mempelajari tata bahasa dan sastra Yunani
Kuno dan Latin dalam perspektif teologi. Walaupun John of Salisbury misalnya,
menyebutkan tata bahasa Yunani Kuno dan Latin sebagai fondasi yang
menopang seluruh tatanan suprastruktural, para humanis di awal masa gerakan
Renaissance hanya mempelajari mekanisme dan teknik berbahasa lisan dan
tulisan. Barulah pada abad ke-14, minat pada penggalian kembali dan
pembelajaran aspek-aspek kebudayaan Yunani Kuno dan Latin secara mendalam
dimulai, dan minat itu muncul pertama-tama dalam diri humanis di Italia.
Kesimpulan
Kekauan gereja dapat memberikan dua efek, yaitu pemberontakkan dan
pembodohan. Bagi orang-orang (jemaat) yang memiliki pikiran, mereka pasti
akan bertanya-tanya dan terus mencari kebenaran, meski pun risikonya harus
dikucilkan dari lingkungan. Tapi jika orang-orangnya (jemaat) hanya mengikut
tanpa ada koreksi dari mereka, atau dengan kata lain, tidak kritis, hasilnya mereka
tidak akan mengetahui apa pun, mereka hanya bisa mengangguk, meskipun yang
disampaikan salah.
Jika memang gereja itu adalah perwakilan Allah di bumi, seharusnya
gereja tidak perlu khawatir ataupun takut dengan ajaran-ajaran
yang berkeliaran di luar gereja, dan yang masuk ke dalam gereja. Semua
pengetahuan yang ada, baik itu yang ada dalam gereja maupun yang tidak, pasti
akan menambah wawasan atau efek positif kepada gereja dan seluruh
penghuninya.
http://richosianipar.blogspot.co.id/2012/01/normal-0-false-
false-false-in-x-none-x_25.html, 29 dse 216
Latar belakang
Periodesasi filsafat barat dibagi menjadi lima periode : [1]pertama; Zaman
filsafat yunani kuno(600 sm-400 sm). Zaman ini meliputi filsafat pra Socrates di
yunani. Tokoh-tokohnya dikenal dengan nama filsuf pertama atau filsuf alam.
Kedua; Zaman keemasan filsafat yunani, pada masa ini obyek pembahasanya
bukan lagi alam tetapi manusia sebagaimana yang dikatakan oleh prothagoras
manusia adalah ukuran segala-galanya. Namun hal ini ditentang oleh sokrates
dengan mengatakan yang benar dan yang baik harus dipandang sebagai nilai-
nilai objektif yang di junjung tinggi oleh semua orang. Kemudian pemikiran
Socrates dilanjutkan muridnya plato yang mempunyai filsafat realitas seluruhnya
terbagi atas dua dunia yang hanya terbuka bagi panca indra dan dunia yang hanya
terbuka bagi rasio kita. Yaitu jasmani dan ide. Pendapat Plato dikritik oleh
aristoteles dengan mengatakan yang ada itu adalah manusia manusia yang
konkret. Ide manusia tidak terdapat dalam kenyataan, teori aristoteles yang
terkenal adalah tentang materi dan bentuk, keduanya merupakan prinsip-prinsip
metafisis, materi adalah prinsip yang tidak ditentukan, sedangkan bentuk adalah
prinsip yang menentukan. Teori ini disebut dengan teori hylemorfis.
Ketiga; masa helinistis dan romawi, pada masa ini muncul stoisime yang
mengatakan jagat raya ditentukan oleh kuasa-kuasa yang disebut logos. Oleh
karena itu segala kejadian berlangsung menurut ketetapan yang tidak dapat
dihindari,epikurisme yang mengatakan segala sesuatu terdiri atas atom-atom yang
senantiasa bergerak, skeptisisme adalah bidang teoritis manusia tidak sanggup
mencapai kebenaran. Sikap umum mereka adalah kesanksian. Neo
Platoisme suatu paham yang menghidupkan kembali filsafat Plato.
Keempat; zaman abad pertengahan. Pada zaman ini mengalami 2 periode
yaitu periode petristik ( tahap permulaan Kristen, kemudian tahap agustinus), dan
periode skolastik( periode skolastik awal abad 9-12, periode puncak
perkembangan skolastik abad 13, periode skolastik ahir abad 14-15. Pada abad
pertengahan, hegemoni antara akal dan iman benar-benar tidak seimbang. Pada
abad ini akal kalah total dan iman menang mutlak.
Kelima; zaman modern, keenam; zaman masa kini
Pada kesempatan ini kami akan membahas sedikit tentang periodesasi filsafat
yunani pada abad zaman modern yang meliputi:
1. Humanisme islam dan barat
2. Renaissance eropa; gerakan ilmu dan kematian filsafat
3. Kelahiran awal filsafat modern
Tujuan dari pembahasan ini adalah :
1. Untuk mengetahui humanisme islam dan barat
2. Untuk mengetahui renaissance eropa; gerakan ilmu dan kematian filsafat
3. Kelahiran awal filsafat modern
B. Pembahasan
1. Humanisme didunia islam dan barat
Humanisme berasal dari kata humanitas yang berarti pendidikan manusia.
Dalam bahasa yunani disebut paidei. Kata popular pada masa Cicero dan varro.
Adapun humanism pada abad pertengahan abad 14M adalah gerakan filsafat yang
timbul di italia dan kemudian berkembang keseluruh
eropa.Humanism menegaskan bahwa menusia adalah ukuran segala sesuatu.
Kebesaran manusia harus dihidupkan kembali, yang selama ini terkubur pada
abad pertengahan ditinggalkan. Kebebasan manusia adalah salah satu tema
pokok hummanism. Pico salah seorang tokoh humanism berkata, manusia
dianugerahi kebebasan memilih oleh tuhan dan menjadikanya pusat perhatian
dunia. Dengan posisi itu dia bebas memandang dan memilih yang terbaik.[2]
Humanism pada awalnya tidaklah anti agama. Humanism ingin mengurangi
peranan institusi gereja dan kerajaan yang begitu besar sehingga manusia sebagai
mahluk tuhan kehilangan kebebasanya.[3]
Humanism pada awal renaissance berbeda dengan humanism abad ke-19
dan 20, kendati dalam beberapa hal ada kesamaanya. Humanism waktu itu
bertujuan untuk meningkatkan perkembangan yang harmonis dari sifat-sifat dan
kecakapan alamiah manusia. Pada waktu itu [ara humanis tidak menyangkal
adanya zat yang maha tinggi. Hanya saja mereka berpendapat bahwa ha;-hal yang
alamiah dalam diri manusia telah memiliki nilai cukup untuk dijadikan sasaran
pengenalan manusia. Tanpa wahyupun, seseorang mampu berkarya dengan baik
dan sempurna. Setelah abad kemudian, baru muncul gerakan humanism yang
melepaskan segala hal yang berkaitan dengan tuhan dan akhirat dan hanya
menerima hidup di dunia apa adanya.[4]
Puncak perkembangan humanism adalah eksistensialisme di jerman pada
abad ke- 19. Eksistensialisme mengakui bahwa eksistensi mendahului esensi
(hakikat). Sebagaimana marxisme, eksistensialisme mengutamakan
manusia sebagai individu yang bebas dan menghilangkan peranan manusia dari
tuhan dalam kehidupanya, kendati kedua paham tersebut mengutamkan
manusia, marxisme mmengutamakan perbaikan manusia dari segi social, [5]
Sementara, humanism (Kebebasan) dalam Islam digambarkan Islam dalam
terminologi Ikhtiyar. Sebagimana digambarkan oleh sebuah Organisasi keIslaman
Mahasiswa (HMI) di Indonesia yang bergerak dalam core pemikiran Islam
modern .
Pusat Kemanusian terletak pada diri pribadi manusia dan kebebasan
pribadi adalah hak asasinya yang pertama. Tidak sesuatu yang lebih berharga
daripada kemerdekaannya itu. Kebebasan dalam arti kerja sukarela (pilihan) yang
tanpa paksaan yang didorong kemauan yang murni, kebebasan dalam pengertian
merdeka memilih sehingga pekerjaan itu dengan benar-benar dilakukakan sejalan
hati nurani. Hal ini bersumber daari keikhlasan. Keikhlasan
merupakan pernyataan kreatif kehidupan manusia yang berasal dari
perkembangan tak terkekang dari kemauan baiknya. Keikhlasan adalah gambaran
terpenting dari gambaran manusia sejati. Individualitas adalah pernyataan asasi
yang pertama dan terakhir dari kemanusiaan, serta letak kebenarannya dari nilai
kemanusia itu sendiri.[6]
2. Renaissance eropa; gerakan ilmu dan kematian filsafat
Renaissance berasal dari bahas latin re+ nasci yang artinya lahir kembali
(rebirth). Seringkali istilah ini digunakan para sejarahwan untuk menunjuk
berbagai periode kebangkitan intelektual, khususnya yang terjadi di eropa, dan
lebih khusus lagi di italia, sepanjang abad ke 15 dan abad 16.[7] Pada awalnya
istilah ini digunakan oleh Michelet yang merupakan sejarahwan yang terkenal
kemudian dikembangkan oleh J. Burckhardi (1860) untuk konsep sejarah yang
menunjuk kepada periode yang bersifat individualisme, kebangkitan kebudayaan
antik, penemuan dunia dan manusia, sebagai periode yang dilawankan dengan
periode abad pertengahan. Karya filsafat pada abad ini sering disebut filsafat
renaissance.
Abad pertengahan merupakan abad dimana alam pikiran dikungkung oleh
gereja. Dalam keadaan seperti itu kebebasan pemikiran amat terbatas,
perkembangan sains dan filsafat sulit terjadi, bahkan bisa dikatakan manusia
tidak mampu menemukan dirinya sendiri.[8]
Akal pada abad pertengahan ini benar-benar kalah. Hal ini kelihatan sangat
jelas pada filsafat Plotinus, Augustinus, Anselmus. Pemasungan akal oleh
Plotinus tampak jelas dalam pernyataanya tuhan (mewakili metafisika) bukan
untuk dipahami, melainkan untuk dirasakan. Oleh karena itu, tujuan filsafat dan
tujuan hidup secara umum adalah bersatu dengan tuhan. Jadi, dalam hidup ini
rasa itulah satu-satunya yang dituntun oleh kitab suci, pedoman manusia. Filsafat,
rasional dan sains tidak penting untuk dipelajari. Simplicius, salah seorang
pengikut Plotinus, telah menutup ruang gerak filsafat rasional dan memusuhinya.
Pada tahun415 hypatia, seorang terpelajar, ahli dalam filsafat aristoteles dibunuh.
Tahun 529 kaisar justinianus mengeluarkan undang-undang yang melarang ajaran
filsafat apapun di Athena.[9]
Agustinus mengganti akal dengan iman; potensi manusia yang diakui pada
zaman yunani diganti dengan kuasa allah. Ia mengatakan bahwa kita tidak perlu
dipimpin oleh pendapat bahwa kebenaran itu relative. Kebenaran itu mutlak yaitu
ajaran agama.[10]
Secara historis renaissance adalah suatu gerakan yang meliputi suatu
zaman dimana orang merasa dirinya sebagai telah dilahirkan kembali ke
keadaban. Di dalam kelahiran kembali itu orang kembali pada sumber-sumber
yang murni bagi pengetahuan dan keindahan. Dengan demikian orang memiliki
norma-norma yang senantiasa berlaku begitu hikmat dan kesenian manusia. Bila
mana perpindahan dari keadaban abad pertengahan menuju ke keadaban
renaissance itu terjadi, tidak dapat dipastikan.[11]pada zaman ini berbagai gerakan
bersatu untuk menentang pola pemikiran abad pertengahan yang dogmatis,
sehingga melahirkan sesuatu perubahan revolusioner dalam pemikiran manusia
dan membentuk suatu pola pemikiran baru dalam berfilsafat.[12]
Beberapa seni disebut liberal dan diajarkan disekolah-sekolah latin dan
universitas-universitas. Seni itu ialah bahasa, logika, matematika, dan kaum
terpelajar atau para pejabat mempelajari kedokteran dan hokum.[13]konsep
pengetahuan yang berlaku dimasa itu masih berbeda secara radikal dengan konsep
masa kini. Pada masa itu umumnya diterima bahwa pernah ada suatu
zaman keemasan ketika semua hal diketahui (ketika semua manusia masih
berdiam ditaman eden dan barangkali di zaman kuno atau zamanya para
bijaksana). Penemuan kembali kebenaran dipandang bukan sekedar soal
memahami fakta-fakta; sebab terjadinya kebenaran pertama kali dan leyap pada
masa berikutnya merupakan peristiwa-peristiwa yang bermakna religious. Karena
dunia inderawi sangat dipengaruhi oleh agen-agen ilahi, demonis dan magis, maka
untuk menyingkap rahasianya bukan tugas sekuler semata-mata. Karena bagian
berakar dalam pertentanganya dengan pandangan dunia(word view) ini maka sulit
membayangkan kemungkinan adanya sudut pandang(point of view) ilmiah di
dalamnya. Akan tetapi jika para sejarahwan masih sepakat dengan anggapan ini
maka ia masih terpenjara dalam kategori-kategori zamanya masing-masing.[14]
Ciri-ciri filsafat renaissance ada pada filsafat modern yaitu menghidupkan
kembali rasionalisme yunani (renaissance, individualism, humanism, lepas dari
pengaruh agama dan lain-lainya.[15]
Dalam menjelaskan zaman renaissaince drs. Surajiyo dalam buku lainya
yang berjudul filsafat ilmu dan perkembangaya di Indonesia
menuliskanrenaissance ialah zaman peralihan ketika kebudayaan abad
pertengahan mulai berubah menjadi suatu kebudayaan modern. Manusia pada
zaman ini adalah manusia yang merindukan pemikiran yang bebas. Manusia ingin
mencapai kemajuan atas hasil usahanya sendiri, tidak didasarkan atas campur
tangan ilahi. Penemuan ilmu pengetahuan modern sudah mulai dirintis pada
zaman renaissance. Ilmu yang berkembang pada zaman ini adalah bidang
astronomi. Tokoh-tokoh yang terkenal adalah Roger bacon, Copernicus, Johannes
keppler, Galileo galilei.[16]
Berikut sekilas tentang pemikiran para tokoh renaissance:
a. Roger Bacon,
berpendapat bahwa pengalaman (empiris) menjadi landasan utama bagi awal dan
ujian akhir bagi semua ilmu pengetahuan. Matematika merupakan syarat mutlak
untuk mengolah semua pengetahuan.
b. Copernicus
mengatakan bahwa bumi dan planet semuanya mengelilingi matahari
sehingga matahari menjadi pusat (helioentrisime). Pendapat ini berlawanan
dengan pendapat umum yang berasal dari Hipparchus dan ptolomeus yang
menganggap bahwa bumi sebagai pusat alam semesta (geosentrisme)
c. Johannes keppler
menemukan tiga buah hukum yang melengkapi penylidikan Brahe
sebelumnya, yaitu:
1) Gerak benda angkasa itu ternyata bukan bergerak mengikuti lintasan circle,
namun gerak itu menikuti lintasan ellips. Orbit semua planet berbentuk ellips.
2) Dalam waktu yang sama, garis penghubung antara planet dan matahari selalu
melintasi bidang yang luasnya sama.
3) Dalam perhitungan matematika terbukti bahwa bila jarak rata-rata dua planet A
dan B dengan matahari adalah X dan Y, sedangkan waktu untuk melintasi orbit
masing-masing adalah P dan Q, maka P2 : Q2 = X3 : Y3
d. Galileo galilei
Membuat sebuah teropong bintang yang terbesar pada masa itu dan
mengamati beberapa peristiwa penting angkasa secara langsung. Ia menemukan
beberapa peristiwa penting dalam bidang astronomi. Ia melihat bahwa planet
venus dan markurius menunjukkan perubahan-perubahan seperti halnya bulan,
sehingga ia menyimpulkan bahwa planet-planet tidaklah memancarkan cahaya
sendiri, melainkan hanya memantulkan cahaya dari matahari.
3. Kelahiran awal filsafat modern
Zaman modern dimulai dengan masa renaissance yang berarti kelahiran
kembali, yaitu usaha untuk menghidupkan kembali kebudayaan klasik (yunani-
romawi). Pembaharuan terpenting yang kelihatan dalam
filsafat renaissance ituantroposentrismenya. Pusat perhatian pemikiranya tidak
lagi lagi kosmos, seperti zaman kuno, atau tuhan seperti abad pertengahan,
melainkan manusia. Mulai dari zaman modern inilah manusia yang dianggap
sebagai titik focus dari kenyataan.[17]
Latar belakang dan implikasi dari renaissance itu adalah sebagai berikut:
a. Pudarnya kekuasaan politik dan kekuasaan spiritual yang mengakibatkan
lahirnya cita-cita semangat pembaharuan dan pembebasan.
b. Berkembangnya jiwa dan semangat individualism.
c. Pertentangan antara universalia dan individualia berakhir dengan
kemenanganindividualia. Hal ini menimbulkan akibat-akibat sebagai berikut:[18]
1) Warga masyarakat tidak lagi menerima dogma/agama yang digambarkan ada
tangan pada masing-masing diri manusia.
2) Pandangan bercorak subtansialistis dan metode pendekatan ilmiah secara
deduktif, dikalahkan oleh metode-metode induktif dan empiris untuk menemukan
kebenaran-kebenaran individual.
d. Timbulnya rasa kebanggaan tehadap harta dan derajat manusia. Gejala ini
menunjukkan manifestasinya kepada kepercayaan diri bahwa manusia dengan
kebebasan, nillai individualis yang optimal, kemampuan ilmiahnya merasa
mampu untuk menguasai alam semesta ini.
Zaman modern juga ditandai dengan berbagai penemuan dalam bidang ilmiah.
Perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman modern sesungguhnya sudah
dirintis sejak zaman renaissance. Seperti re
ne Descartes, tokoh yang terkenal sebagai bapak filsafat modern. Rene Descartes
juga seorang ahli ilmu pasti. Penemuanya dalam ilmu pasti adalah system
koordinat yang terdiri atas dua garis lurus X dan Y dalam bidang datar. Isaac
newton dengan temuanya teori gravitasi. Charles Darwin dengan teorinya struggle
for lifer(perjuangan untuk hidup). JJ Thomson dengan temuanya electron. Berikut
penjelasan sekilas dari filsuf-filsuf tersebut:[19]
a. Rene Descartes
Menemukan dalam ilmu pasti ialah system koordinat yang terdiri atas dua
garis lurus X dan Y dalam bidang datar. Garis X letaknya horizontal dan disebut
axis atau sumbu X, sedangkan garis Y letaknya tegak lurus pada sumbu X. karena
system tersebut didasarkan pada dua garis lurus yang berpotongan tegak lurus,
maka system koordinat itu dinamakan orthogonal coordinate system. Kedudukan
tiap titik dalam bidang tersebut diproyeksikan dengan garis-garis lurus pada
sumbu X dan sumbu Y. dengan demikian kedudukan tiap titik potong kedua
sumbu menyusuri sumbu-sumbu tadi. Pentingnya system yang dikemukakan oleh
descartes ini terletak pada hubungan yang diciptakanya antara ilmu ukur bidang
datar dengan al-jabar. Tiap titik dapat dinyatakan serupa dengan dua koordinat Xi
dan Yi. Panjang garis dapat dinyatakan serupa dengan hukum phytagoras
mengenai hypothenusa. Penemuan Descartes ini dinamakan analytic geometry.
b. Isaac newton
Berperan dalam ilmu pengetahuan modern terutama penemuanya dalam
tiga bidang, yatu teori gravitasi, perhitungan calculus, dan optika:
1) Teori gravitasi adalah perbincangan lanjutan mengenai soal pergerakan yang telah
dirintis oleh Galileo dan keppler. Galileo mempelajari pergerakan dengan lintasan
lurus. Kepler mempelajari pergerakan dengan lintasan tertutup atau elips.
Berdasarkan perhitungan yang diajukan oleh keppler menunjukkan bahwa tentu
ada factor penyebab mengapa planet tidak mengikuti pergerakan dengan lintasan
lurus. Dugaan sementara penyebab ditimbulkan oleh matahari yang menarik bumi
atau antara matahari dengan bumi ada gaya saling tarik-menarik. Persoalan itu
menjadi obsesi newton, namun ia menghadapi berbagai kesukaran. Perhitungan
besarnya bumi dan matahari belum diketahui, dan newton belum mengetahui
bahwa pengaruh benda pada benda yang lain dapat dipandang dan hitung dari
pusat titik berat benda-benda tadi setelah kedua hal ini diketahui oleh newton,
barulah ia dapat menyusun teori gravitasi. Teori gravitasi ini dapat menerangkan
dasar dari semua lintasan planet dan bulan, pengaruh pasang surutnya air
samudera, dan peristiwa astronomi lainya. Teori gravitasi newton ini
dipergunakan oleh para ahli berikutnya untuk membuktikan laboratorium dan
penemuan planet baru dialam semesta.
2) Perhitungan calculus, yaitu hubungan antara X dan Y. kalau X bertambah, maka Y
akan bertambah pula, tetapi menurut ketentuan yang tetap atau teratutr. Misalnya
ada benda bergerak, panjangnya jarak yang ditempuh tergantung dari kecepatan
tiap detik dan panjangnya waktu pergerakan. Cara perhitungan calculus ini banyak
manfaatnya untuk menghitung berbagai hubungan antara dua atau lebih hal yang
berubah, bersama dengan ketentuan yang teratur.
3) Optika atau mengenai cahaya; jika matahari dilewatkan sebuah prisma, maka
cahaya asli yang kelihatanya homogen menjadi terbias antara merah sampai ungu,
menjadi pelangi. Kemudian kalau pelangi itu dilewatkan sebuah prisma lainya,
maka pelangi terkumpul kembali menjadi cahaya homogen. Dengan demikian
dapat dibuktikan bahwa cahaya itu sesungguhnya terdiri atas komponen yang
terbentang antara merah dan ungu.
c. Charles Darwin
dikenal sebagai penganut teori evolusi yang fanatic. Darwin menyatakan
bahwa perkembangan yang terjadi pada mahluk di bumi terjadi karena seleksi
alam. Teorinya yang terkenal adalah struggle for life(perjuangan untuk hidup).
Darwin berpendapat bahwa perjuangan untuk hidup berlaku pada setiap
kumpulan mahluk hidup yang sejenis, karena meskipun sejenis namun tetap
menampilkan kelainan-kelainan kecil. Mahluk hidup yang berkelainan kecil itu
berbeda-beda daya menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan. Mahluk hidup
yang dapat menyesuaikan diri akan memiliki peluang yang lebih besar untuk
bertahan hidup lebih lama, sedangkan yang kurang dapat menyesuaikan diri akan
tersisihkan karena kalah bersaing. Oleh karena itu yang dapat bertahan adalah
paliaanag unggul (survival of the fittest)..[20]
Zaman modern ditandai dengan munculnya rasionalisme rene descartes(1596-
1650), B. Spinoza(1632-1677), dan G.libniz(1646-1716). Mereka menekankan
pentingnya rasio atau akal budi manusia.[21]
[1] Surajiyo, ilmu filsafat suatu pengantar, (Jakarta, pt bumi aksara: 2005), hal.154
[2] Amsal bachtiar, filsafat agama,(Jakarta: PT Rajagrafindo persada, 2009), hal146
[3] ibid
[4] Ibid, hal 146
[5] Ibid, hal 147
[6] www.
[7] Ahmad tafsir, filsafat umum, akal dan hati sejak thales sampai capra,( bandung: PT
. remaja rosdakarya, 2009), Cet. 17, hal.124
[8]Ahmad tafsir Ibid.
[9]Ahmad tafsir Ibid, hal.113
[10]Ahmad tafsir Ibid.
[11] Harun hadiwijayano, sari sejarah filsafat barat, ( Yogyakarta: kanisius, 1980), hal. 11
[12] Rizal mustansyir dan misnal munir, filsafat ilmu( Yogyakarta: pustaka pelajar, 2009), cet.IX,
hal.69
[13] Jerome R. Ravertz, filsafat ilmu,( Yogyakarta, pustaka pelajar, 2009), cet. Iv, hal. 28
[14] Ibid
[15] Ahmad tafsir, op.cit, hal 127
[16] Surajiyo, filsafat ilmu dan perkembanganya di Indonesia suat pengantar, (Jakarta, pt bumi
aksara, 2010), cet. 5, hal.86-87
[17] Surajiyo, lock.cit, hal157
[18] Ibid, hal. 158
[19] Lock.cit, filsafat ilmu dan perkembanganya di Indonesia suatu pengantar, hal.87
[20] Lock.cit, filsafat ilmu dan perkembanganya di Indonesia suatu pengantar, 87-89
[21] Lock.cit, filsafat ilmu dan perkembanganya di Indonesia suatu pengantar,
[22] Lock.cit, filsafat ilmu dan perkembanganya di Indonesia suatu pengantar,
[23] Lock.cit, filsafat ilmu dan perkembanganya di Indonesia suatu pengantar,
[24] Amsal bakhtiar, ibid, hal108
[25] ibid
krmubtadiin.blogspot.com/2015/12/humanisme-dan-renaissance.html, 29
1.
http://krmubtadiin.blogspot.co.id/2015/12/humanisme-dan-
renaissance.html, 29 dse 216