Anda di halaman 1dari 6

ESTETIKA

Disusun Oleh :
GENIO HAIDAR ALKAHFI
A14.2016.02376
A14.7202

DESAIN KOMUNIKASI VISUAL


FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
2017
Kaum Renaisans banyak mempelajari kembali pandangan estetika Yunani dan Romawi
Kuno. Pandangan Plato dan Aristoteles menjadi kajian pokok, sehingga melahirkan
berbagai tafsir dan pandangan baru. Sejak zaman Renaisans mulai muncul pandangan
estetika dari para senimannya sendiri, disamping para filsuf seni.

Pada zaman Renaisans tedapat dua kelompok pandangan yaitu yang berpijak pada Plato
dan pada Aristoteles. Pada dasarnya kaum Platonis menempatkan keindahan di dalam
sukma, sedangkan penganut Aristotelian menempatkan ide keindahan dalam kualitas fisik
benda seni.

Renaisans, Istilah ini mula-mula digunakan oleh seorang sejarawan terkenal, Michelet,
dan dikembangkan oleh J. Burckhardt (1860) untuk konsep sejarah yang menunjuk
kepada periode yang bersifat individualisme, kebangkitan kebudayaan antik, penemuan
dunia dan manusia, sebagai periode yang dilawankan dengan periode Abad Pertengahan.
Karya filsafat pada abad ini sering disebut filsafat renaissance.

Selama abad ke-14 dan ke-15 di Italia muncul keinginan yang kuat akan penemuan-
penemuan baru dalam seni dan sastra. Mereka telah melihat pada periode pertama bahwa
kemajuan itu telah terjadi. Ketika itu dunia Barat telah biasa membagi tahapan sejarah
pemikiran menjadi tiga periode,yaitu ancient, medieval, dan modern. Pada Zaman
Ancient atau Zaman Kuno itu melihat kemajuan kemanusiaan telah terjadi.Kondisi itulah
yang hendak dihidupkan . Zaman Renaissance rupanya dianggap juga sebagai suatu
babak penting dalam sejarah peradaban. Voltaire, orang yang membagi sejarah
peradaban, menganggap Renaissance merupakan babak ketiga dari keempat babak itu.
Pada abad ke 19, Renaissance terutama dipandang sebagai masa yang penting dalam seni
dan sastra.

Perkembangan itu terutama sekali dalam bidang seni lukis dan sastra. Akan tetapi, di
antara perkembangan itu terjadi juga perkembangan dalam bidang filsafat. Renaissance
telah menyebabkan manusia mengenali kembali dirinya, menemukan dunianya. Akibat
dari sini ialah muncul penelitian-penelitian empiris yang lebih giat. Berkembangnya
penelitian empiris merupakan salah satu ciri Renaisance. Oleh karena itu, ciri selanjuttnya
adalah munculnya sains. Di dalam bidang-bidang filsafat, zaman Rennaisance tidak
menghasilkan karya penting bila dibandingkan dengan bidang seni dan sains.

Perkembangan sains ini di pacu lebih cepat setelah Descartes berhasil mengumumkan
rasionalismenya. Sejak itu, dan juga telah di mulai sebelumnya, yaitu sejak permulaan
Renaisance, sebenarnya individualisme dan humanism telah di canangkan. Descartes
memperkuat idea-idea ini.Humanisme dan individualisme merupakan ciri Renaisance
yang penting. Humenisme adalah pandangan yang tidak menenangkan orang-orang yang
beragama. Tokoh penemu bidang sains pada masa ini ialah Nicolaus Copernicus (1473-
1543), Johanes Kepler (1571-1630), dari Galelio Galilei (1564-1643). Semuanya hidup
pada zaman Renaisance, baik bagian tengah maupun bagian akhirnya.

Zaman ini sering juga di sebut Zaman Humanisme. Maksud ungkapan ini ialah manusia
di anggap kurang dihargai sebagai manusia. Kebenaran diukur berdasarkan dari gereja
(kristen), bukan menurut ukuran yang dibuat oleh manusia. Humanisme menghendaki
ukuran haruslah manusia. Karena manusia mempunyai kemampuan untuk berpikir, maka
humanism menganggap manusia mampu mengatur dirinya dan mengatur dunia.

Pada perubahan kebudayaan ini yang ditekankan adalah membentuk manusia yang
humanis. Humanisme adalah proses pembentukan manusia yang otonom, rasional, bebas,
bertanggungjawab, sehat fisik dan spiritual. Perubahan kebudayaan ini adalah pada
bidang seni. Yaitu seni bangunan atau arsitektur dan seni lukis. Seniman lukis yang sangat
terkenal pada saat itu adalah Leonardo da Vinci , lewat karya "Monalisa". Dan seniman
patung Michelangelo, yang terkenal dengan patung PIETA, yaitu patung Yesus
dipangkuan Bunda Maria.

Secara esensial Zaman Renaissance itu, dalam filsafat, tidak berbeda dari Zaman Modern.
Ciri-ciri filsafat Renaissance ada pada filsafat modern. Tokoh pertama filsafat modern
adalah Descartes. Pada filsafatnya kita menemukan ciri-ciri Renaissance tersebut. Ciri itu
antara lain ialah menghidupkan kembali rasionalisme Yunani (Renaissance),
individualisme, humanisme, lepas dari pengaruh agama dan lain-lain. Sekalipun
demikian, para ahli lebih senang menyebut Descartes sebagai tokoh rasionalisme.
Penggelaran yang tidak salah, tetapi bukanlah hanya Descartes yang dapat dianggap
sebagai tokoh rasionalisme. Rasionalis pertama dan serius pada Zaman Modern memang
Descartes.

Ciri-ciri Estetika Renaisans

1. Seni lukis-pahat: bersifat mental-inteligens.


2. Seni-puisi: “Meniru Alam”; ilmu-ilmu empiris memberikan petunjuk berguna.
3. Seni-seni plastis. Sastra: ada tujuan moral; yakni perbaikan sosial, tetapi tetap
ideal.
4. Keindahan: properti objektif benda-benda (Order, Harmoni, Proporsional,
Kebenaran).
5. Seni masa klasik telah menurun, rahasianya telah hilang; seni makin merosot
mutunya.
6. Seni tunduk pada hukum matematis, yg secara rasional dapat dimengerti,
diajarkan, dan diformulasikan.

Tokoh-Tokoh Masa Renaisans

1. Fransesco Petrarca (1304-1374)


Mempelajari sastra klasik yunani-romawi dan mengkritik ajaran skolastik.
menurutnya skolastik terlalu fokus pada agama dan Tuhan, bukan manusia. para
skolastik hanya membaca teks aristoteles yang diterjemahkan ke dalam bahasa
latin. bagaimana mereka bisa memahami ajaran para yunani kuno jika tidak
membaca teks asli, selain itu aristoteles juga hanya dapat membantu orang
mengetahui apa itu keutamaan, tapi tidak memotivasi jiwa dan kehendak untuk
mengusahakan keutamaan itu.
2. Leon Battista Alberti (1404-1472)
Seorang penulis, arsitek, pendeta, penyair, dan linguis. Tulisan-tusilannya kental
dengan semangat humanisme. ia mengenal esensi estetika yunani-romawi lewat
tulisan Vitruvius dan Plinius. Dalam On Painting, Alberti menjelaskan sebuah
sistem persfektif linear dan kemungkinan menggambarkan kedalaman ruang serta
kepadatan melalui komposisi geometris.

3. Marsilio Ficino (1433-1499)


Merupakan penejermah pertama tulisan-tulisan Plato ke dalam bahasa latin.
Ficino menjadi tokoh sentral dalam gerakan kebangkitan kembali filsafat
neoplatonisme. menurut Ficino, manusia tidak bisa hanya memiliki pemikiran di
bidang tertentu saja (Skolastik), namun manusia harus tahu segalanya
(Humanisme) untuk menjadi manusia seutuhnya.

4. Leonardo da Vinci (1452-1519)


Merupakan seorang seniman dan ahli ilmu alam. menurutnya seni yang bagus
adalah seni yang encerminkan realita. Perfektif linear yang diwariskan oleh para
pendahulunya dikembangkan olehnya dengan menambahkan sejumlah besar
observasi empiris untuk perfektif warna, udara, dan juga studi ketat tentang
kualitas warna, cahaya, kiaraskuro, serta fungsinya dalam menciptakan perasaan
lega. seperti para pengikut platonisme lainnya, ia menggambarkan jiwa dalam
bentuk segitiga yang biasanya dipakai dalam menyusun komposisi lukisannya.
ada tiga macam perfektif menurutnya, yaitu: Persfektif tentang alasan penyusutan
benda ketika mundur dari pandangan, Perubahan warna ketika mundur dari
pandangan, Objek tampak semakin kabur jika jarak semakin jauh.

5. Fransesco Patrizi (1529-1597)


Merupakan seorang filsuf dan teoretikus, ia melawan teori klasik tentang doktrin
imitasi dari Plato, dan mengatakan bahwa pada awalnya seniman adalah pencipta,
bukan peniru alam.
6. Francis Bacon (1561-1626)
Menurutnya jika kita mau mencapai pengetahuan sejati, kita harus dimurnikan
dari segala macam berhala yang secara deduktif akan menentukan pengetahuan
kita.

Anda mungkin juga menyukai