PENDAHULUAN
Perjalanan renaissance itu sendiri dapat dilihat dari abad pertengahan akhir.
Suatu gejala dimana manusia yang terbelenggu telah berusaha melepaskan diri dari
ikatan spiritual gereja, telah terlihat pada akhir abad pertengahan. Usaha ini
dipercepat prosesnya oleh berbagai perkembangan dalam kehidupan masyarakat
barat. Selanjutnya adalah masa aufklarung. Gerakan aufklarung pada mulanya
berkembang di Inggris. Hal ini berkaitan dengan suasana politik di inggris yang
memungkinkan adanya pemikiran bebas, karena sejak tahun 1693 UU menjamin
kebebasan mencetak. Tokoh-tokoh aufklarung adalah pemikir-pemikir empirisme
misalnya John Locke, George Bakerley, dan David Hum.
BAB 2
PEMBAHASAN
Peralihan dari zaman pertengahan ke zaman modern ditandai oleh suatu era
yang disebut dengan “renaisans”. Renaissans adalah suatu zaman yang sangat
menaruh perhatian dalam bidang seni lukis, patung, arsitektur, musik, sastra,
filsafat, ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada zaman ini berbagai gerakan bersatu
untuk menentang pols pemikiran abad pertengahan yang dogmatis, sehingga
melahirkan suatu perubahan revolusioner dalam pemikiran manusia dan bentuk
suatu pola pemikiran baru dalam filsafat. Zaman renaissans terkenal dengan era
kelahiran kembali kebebasan manusia dalam berfikir. Renaissans adalah zaman
atau gerakan yang didukung oleh cita-cita lahirnya kembali manusia yang bebas.
Manusia bebas yang dimaksudkan dan didambakan adalah manusia bebas seperti
yang ada dalam zaman Yunani Kuno. Pada zaman renaissans ini manusia Barat
mulai berfikir secara baru, dan secara berangsur-angsur melepas diri dari otoritas
kekuasaan Gereja yang selama ini telah “mengungkung” kebebasan dalam
mengemukakan kebenaran filsafat dan ilmu pengetahuan.
Pemikiran renaissans yang dapat dikemukakan dalam tulisan ini antara lain:
Nicolaus Copernicus (1473-1543) dan francis Bacon (1561-1626). Copernicus
adalah seorang tokoh gerejani yang ortodoks, ia menemukan bahwa matahari
berada dipusat jagad raya. dan bumi memiliki dua macam gerak, yaitu: perpuaran
sehari-hari pada porosnya dan gerak tahunan mengelilingi matahari. Teorinya ini
disebut “Heliosentrisme” dimana matahari adalah pusat jagad raya, dan bumi
sebagaimana yang dikemukakan oleh Ptolomeus yang diperkuat oleh gereja. Teori
Ptolomeus ini disebut “Geosentrisme”, bumi adalah pusat jagad raya. Teori
Copernicus ini melahirkan revolusi pemikiran tentang alam semesta, terutama
astronomi. Bacon adalah pemikir yang seolah-olah meloncat keluar dari jamannya
dengan menjadi perintis filsafat ilmu pengetahuan. Ungkapan Bacon yang terkenal
adalah knowledge is power “pengetahuan adalah kekuasaan”. Ada tiga contoh yang
dapat membuktikan pernyataan ini, yaitu: (1) mensiu menghasilkan kemenangan
dan perang modern; (2) kompas memungkinkan manusia mengurungi lautan; (3)
percetakan yang mempercepat penyebaran ilmu pengetahuan (Bertens, 1991:44).
Pada saat itu kehidupan masyarakat Eropa sangat terikat pada doktrin
gereja. Masyarakat kehilangan kebebasan untuk menentukan pribadinya, dan
kehilangan harga dirinya. Kehidupan manusia tidak tentram karena senantiasa
diintip oleh intelejen gereja, sehingga menimbulkan sikap saling mencurigai dalam
masyarakat. Terjadi adanya pembatasan kebebasan seni, seni hanya tentang tokoh-
tokoh Injil dan kehebatan gereja. Semua kereasi seni ditunjukan kepada kehidupan
akhirat sehingga budaya tidak berkembang. Demikian pula dalam bidang ilmu
pengetahuan, karena segala kebenaran hanya milik kebenaran gereja. Pada saat itu
juga berlaku sistem ekonomi tertutup, sehingga pada saat itu yang menguasai
perekonomian hanya golongan penguasa. Sehingga Eropa pada saat itu
terkungkung dan tidak memiliki harga diri yang layak. Oleh karena itu timbulnya
upaya-upaya untuk keluar dari keadaan tersebut.
Para seniman Renaisans selain memilih objek lukisan atau pahatan dari
sejumlah tokoh suci, mereka juga tertarik untuk memilih beberapa objek seperti
para dewa dengan kehidupannya, kecintaan terhadap kenyataan alam, dan hal-hal
yang bersifat keduniawian. Para artis Renaisans telah memamerkan hasil-hasil
karyanya baik yang bernuansa sekuler maupun religi, mereka telah terilhami oleh
karya-karya model klasik yang kemudian disesuaikan dengan perkembangan
zaman. Terdapat sejumla seniman kenamaan dalam seni lukis masa Renaisans,
disebut-sebut nama Leonardo, Michelangelo, Titian, dan Durer, sebagai High
Renaisans dalam abad XV dan awal abad XVI. Tapi, pelopor besar dalam seni
Renaisans adalah Dante dan Giotto.
Inggris
1) David Hume ( 1711 – 1776 ) .
2) George Berkeley ( 1685 – 1753 ).
Perancis
1) Voltaire ( 1694 – 1778 ).
Jerman
1) Immanuel Kant ( 1724 – 1804 ).
a) Pencerahan di Jerman
b) Pencerahan di Inggris
Pada akhir abad ke-17 dan awal abad ke-18 pandangan Herbert
ini dikembangkan lebih lanjut, baik yang mengenai unsur-unsurnya
yang negatif maupun unsur-unsurnya yang positif.
c) Pencerahan di Perancis
Wacana filsafat yang menjadi topik utama pada zaman modern, khususnya
dalam abad ke-17, adalah persoalan epistemologi. Pertanyaan pokok dalam bidang
epistemologi adalah bagaimana manusia memperoleh pengetahuan dan apakah
sarana yang paling memadai untuk mencapai pengetahuan yang benar, serta apa
yang dimaksud dengan kebenaran itu sendiri. Untuk menjawab pertanyaan yang
bercorak epistemologis ini, maka dalam filsafat yang memberikan jawaban berbeda
bahkan saling bertentangan. Aliran filsafat tersebut ialah rasionalisme dan
empirisme.
a) Rasionalisme
c) Kritisisme
d) Idealisme
Bagi Hegel pikiran adalah ensensi dari alam dan alam adalah
keseluruhan jiwa yang diobyektifkan. Alam adalah proses pemikiran yang
memudar, yang adalah juga akal yang mutlak (absolute reason) yang
mengekspresi dirninya dalam bentuk luar. Oleh karena itu menurut Hegel
hukum-hukum pikiran merupakan hukum-hukum realitas. Sejarah adalah
cara zat yang mutlak (absolute) itu menjelma dalam pengalaman manusia.
Oleh karena alam itu satu, bersifat mempunyai maksud serta berpikir, maka
alam itu berwatak pikiran. Jika kita memikirkan keseluruhan tata tertib yang
mencakup in-organik, organik, tahap-tahap keberadaan spritual dalam suatu
tata tertib yang mencakup segala-galanya, pada waktu itulah kita
membicarakan tetang yang mutlak, jiwa yang mutlak atau Tuhan.
e) Positivisme
f) Marxisme
Kekuatan kolonial utama bangsa eropa pada saat itu adalah Perancis,
Inggris, Belanda, Portugis, dan Spanyol. Bangsa-bangsa ini begitu
tertinggak, sehingga baru pada tahun 1350 mereka bisa melayari laut
Tengah dan ujung barat di Spanyol dan ujung timur di Turki. Padahal,
orang-orang Romawi telah melakukan hal yang sama lebih dari 1000 tahun
sebelumnya. Bahkan pada abad ke-15, orang-orang Eropa hanya tahu
sedikit tentang permukaan bumi. Peta dunia dibuat pada tahun 1511 oleh
Vessente Maggioli, masih berdasarkan pada teori bumi sebagai tanah yang
sambung menyambung. Teori yang sudah usang ini diciptakan pada abad
ke-2 oleh Ptolomeus, orang Yunani-Mesir. Akibat anggapan tentang bumi
yang salah. Maggioli menggambarkan Amerika sebagai kelanjutan dari
Asia. Dia tidak tahu bahwa beberapa benua dipisahkan oleh laut.
Untunglah para pelaut eropa tidak menunggu peta yang tepat untuk
pergi berlayar. Mereka melakukan pelayaran dengan peta seadanya.
Mengapa mereka begitu nekad Berlayar dengan peta yang buruk? Rupaya
mereka cukup percaya diri karena menguasai teknologi peayaran dan
persenjataan. Selain itu, mereka sangat bernafsu untuk mendapatkan
kekayaan, seperti emas dan rempah-rempah yang mahal.
Pada abad ke-15, para pelaut Eropa mulai mengenal kompas yang
dibawa para pedagang muslim dari Cina. Kompas sangat membantu untuk
menentukan arah pelayaran. Orang-orang Islam telah menemukan
astrolobe pada abad ke-12, juga berjasa bagi para pelaut Eropa. Alat itu
dapat mengukur ketinggian matahari dan benda langit lainnya. Dengan
demikian, para pelaut dapat mengetahui letak kapal dari gais khatulistiwa.
Peralatan navigasi ini lambat laun membantu menyempurnakan peta.
Jika teknologi membantu pelayaran para penjelajah Eropa, apakah
yang mendorong mereka menempuh bahaya mengarungi lautan yang
ganas, berkumpul dengan saingan penduduk pribumi yang primitif? Pada
dasarnya mereka mencari keuntungan material. Para penjelajah itu terus
terang mengakui motif itu. Bartholomeus Diaz berkata motif utamanya
adalah untuk menjadi kaya. Pelaut lainnya, Vasco da Gama, motif
utamanya adalah untuk menyebarka agama dan mencari rempah-rempah.
Para pelaut dan penjelajah itu religius sebagaimana orang zaman
pertengahan, nyatanya perilaku mereka tergolong modern dan
materialistik.
2. Ekonomi
Faktor ekonomi merupakan faktor paling kuat yang mendorong
bangsa Eropa melakukan penjelajahan samudra. Sebelum menemukan
daerah pusat rempah-rempah, bangsa Eropa hanya mendapatkan hasil
dagangan di pusat-pusat perdagangan Asia Barat. Barang dagangan yang
diperoleh berasal dari India, Cina, Jepang, dan Asia Tenggara.
Keuntungan yang diperoleh oleh bangsa Eropa dengan membeli barang
dagangan dari pelabuhan Asia Barat sangat sedikit. Apalagi para pedagang
Asia Barat menjual barang dagangan dengan harga yang mahal. Karena itu
orang-orang Eropa berkeinginan mencari barang dagangan dari pusatnya.
Dengan begitu, mereka berharap memiliki keuntungan yang berlipat ganda.
3. Politik
Faktor berikutnya yang mendorong bangsa Eropa melakukan
penjelajahan samudra adalah peristiwa jatuhnya Konstantinopel ke tangan
penguasa Turki Usmania tahun1453. Peristiwa ini menyebabkan orang-
orang Eropa tidak mau berdagang di wilayah perdagangan Asia Barat.
Akibatnya, perdagangan antara dunia timur dan barat terputus.
Perkembangan beikutnya, bangsa Eropa mencari arah lain untuk menuju
dunia timur. Keadaan ini menimbulkan gerakan pelayaran dan penjelajahan
samudra secara besar-besaran.
4. Idealisme
A. Penjelajahan Portugis
Bartholomeus Diaz menyusuri pantai barat Afrika, kemudian
mengitari Tanjung Harapan pada tahun 1487. Dia harus kembali ke Portugis
karena dihadang topan dan sebagian awaknya memberontak. 10 tahun
kemudian rintisan Diaz dilanjutkan oleh Vasco da Gama. 2 tahun pelayaran
cukup memuaskan, Vasco da Gama kembali ke Lisbon dengan membawa
contoh barang dari India. Raja Manuel (1495-1521) mengirim 13 kapal
untuk menyiapkan pos perdagangan di India. Armada itu dipimpin oleh
Pedro Alvares Cabral dan dibantu oleh Bartholomeus Diaz.
B. Penjelajahan Spanyol
Bangsa Spanyol mampu membiayai penjelajahan samudranya
setelah Ratu Isabella dan Raja Ferdinand berhasil menyatukan kerajaan-
kerajaan kecil. Para penguasa Khatolik mengurangi kekuatan para
bangsawan, merampingkan birokrasi pemerintahan, dan menyisihkan
orang-orang yang merongrong kekuasaan, yaitu kaum muslim dan yahudi.
Kerajaan Spanyol menjadi sangat kuat.
3) Alfonso d’ Albuquerque
2) Pilgrim Fathers
Pada tahun 1604 pelayaran kedua EIC yang dipimpin Sir Henry
Middleton berhasil mencapai Ternate, Tidore, Ambon, dan Banda. Terjadi
persaingan dengan VOC. Selama tahun 1611 - 1617, orang-orang Inggris
mendirikan kantor dagang di Sukadana (Kalimantan Barat Daya),
Makassar, Jayakarta, Jepara, Aceh, Pariaman, dan Jambi.
2) Cornelis de Houtman
3) Abel Tasman
Abel Tasman berlayar mencapai perairan di sebelah Tenggara
Australia. Pada tahun 1642 ia menemukan sebuah pulau yang kemudian
dikenal dengan nama Pulau Tasmania.
Hal-hal tersebut diatas adalah contoh dan dampak serta akibat yang
ditimbulkan oleh penjelajahan samudra dan penemuan daerah baru yang
dilakukan oleh bangsa-bangsan barat baik Portugis, Spanyolm ,Belanda
maupun Inggris.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Peralihan dari zaman pertengahan ke zaman modern ditandai oleh suatu era
yang disebut dengan “renaisans”. Renaissans adalah suatu zaman yang sangat
menaruh perhatian dalam bidang seni lukis, patung, arsitektur, musik, sastra,
filsafat, ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada zaman ini berbagai gerakan bersatu
untuk menentang pols pemikiran abad pertengahan yang dogmatis, sehingga
melahirkan suatu perubahan revolusioner dalam pemikiran manusia dan bentuk
suatu pola pemikiran baru dalam filsafat. Zaman renaissans terkenal dengan era
kelahiran kembali kebebasan manusia dalam berfikir.
DAFTAR PUSTAKA
https://jaringskripsi.wordpress.com/2009/09/22/filsafat-abad-ke-18-era-
aufklarung/