Anda di halaman 1dari 5

Estetika Renaisans

PEMBAHASAN

12/27/20130 Comments

2.1. Ciri-ciri Estetika Renaisans

1. Seni lukis-pahat: bersifat mental-inteligens (causa-mentale).

2. Seni-puisi: meniru alam; ilmu-ilmu empiris memberikan petunjuk berguna.

3. Seni-seni plastis, mis. Sastra: ada tujuan moral; yakni perbaikan sosial, tetapi tetap ideal.

4. Keindahan: properti objektif benda-benda (order, harmoni, proporsional, kebenaran).

5. Seni masa klasik telah menurun, rahasianya telah hilang; seni makin merosot mutunya.

6. Seni tunduk pada hukum matematis, yg secara rasional dapat dimengerti, diajarkan, dan
diformulasikan.

2.2. Dampak Setelah Renaisance Terhadap Pemikiran Orang-Orang Eropa

1. Setelah berkembangnya zaman Renaisance di Eropa, masyarakat mengalamiPerubahan pada


SDM yang terdiri dari :

a) Perubahan pola pikir emosional menjadi rasional. Pemikiran yang rasional menjadi dasar
utama / satu-satunya jalan untuk mengungkap rahasia alam, bukan melalui agama. Agama gereja
mulai ditinggalkan.

b) Pada jaman abad tengah, kehidupan di Eropa diatur oleh Theosentris yaitu segala sesuatu
berpusat pada kepercayaan. Namun setelah muncul Renaissance, kehidupan mereka diatur oleh
Anthroposentris yaitu segala sesuatu yang dilakukan berpusat pada manusia. Pada abad tengah
mereka percaya pada takdir, tapi pada renaissance mereka percaya pada nasib.

c) Pada jaman abad tengah segala sesuatu dilakukan secara kolektif. Sebaliknya pada jaman
renaissance, segala sesuatu dilakukan secara individual

d) Pada jaman abad tengah segala sesuatu dilakukan berdasarkan spiritual. Dan di jaman
renaissance, segala sesuatu dilakukan berdasarkan materi.

2. Perubahan pada Kebudayaannya

Pada perubahan kebudayaan ini yang ditekankan adalah membentuk manusia yang humanis.
Humanisme adalah proses pembentukan manusia yang otonom, rasional, bebas, bertanggungjawab,
sehat fisik dan spiritual.

Perubahan kebudayaan ini adalah pada bidang seni. Yaitu seni bangunan /arsitektur dan seni lukis.
Seniman lukis yang sangat terkenal pada saat itu adalahLeonardo da Vinci , lewat karya "Monalisa".
Dan seniman patung Michelangelo, yang terkenal dengan patung PIETA, yaitu patung Yesus
dipangkuan Bunda Maria.

2.3. Dampak positif RENAISSANCE

1. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi ( IPTEK )

2. Orang mulai berpikir kritis. Menjadi maju, baik SDM maupun kebudayaannya

3. Reformasi Gereja

2.4. tokoh- tokoh pada zaman Renaisance

-Marsilio Ficinno (1433-99),

pendiri the new academy (1492).

-Leon B. Alberti (1409-1472).

-Leonardo da Vinci (1452-1519).

2.1. Pengertian zaman Renaisance

1.RENAISSANCE

Istilah ini mula-mula digunakan oleh seorang sejarawan terkenal, Michelet, dan dikembangkan oleh J.
Burckhardt (1860) untuk konsep sejarah yang menunjuk kepada periode yang bersifat individualisme,
kebangkitan kebudayaan antik, penemuan dunia dan manusia, sebagai periode yang dilawankan
dengan periode Abad Pertengahan (Runes:270). Karya filsafat pada abad ini sering disebut filsafat
renaissance (Runes:271).

Selama abad ke-14 dan ke-15 di Italia muncul keinginan yang kuat akan penemuan-penemuan baru
dalam seni dan sastra. Mereka telah melihat pada periode pertama bahwa kemajuan itu telah
terjadi. Ketika itu dunia Barat telah biasa membagi tahapan sejarah pemikiran menjadi tiga
periode,yaitu ancient, medieval, dan modern. Pada Zaman Ancient atau Zaman Kuno itu melihat
kemajuan kemanusiaan telah terjadi.Kondisi itulah yang hendak dihidupkan . Zaman Renaissance
rupanya dianggap juga sebagai suatu babak penting dalam sejarah peradaban. Voltaire, orang yang
membagi sejarah peradaban, menganggap Renaissance merupakan babak ketiga dari keempat babak
itu. Pada abad ke 19, Renaissance terutama dipandang sebagai masa yang penting dalam seni dan
sastra.

Menurut jules Michelet, sejarahwan prancis terkenal yang telah disebut di atas, Renaissance ialah
periode penemuan manusia dan dunia. Dialah yang mula-mula menyatakan bahwa Renaissance lebih
dari sekedar kebangkitan peradaban yang merupakan permulaan kebangkitan dunia modern.
Sejarahwan ini diikuti oleh Jakob Burckhard yang menginterprestasikan Renaissance sebagai periode
sejak Dante sampai Michelangelo di Italia, yang merupakan kelahiran spirit modern dalam
transformasi idea dan lembaga-lembaga. Pendirian burckhadt ini kelak di kenang oleh orang-orang
yang mempelajari abad pertengahan. Mereka meragukan peletakan tahun yang di kemukakan oleh
Burckhardt itu (lihat Encyclopedia Amarican, 23:368).dari berbagai perdebatan tentang renaissance,
yang dapat diambil ialah bahwa renaissance ialah periode perkembangan peradaban yang terletak di
ujung atau sesudah abad kegelapan sampai muncul abad modern.

Perkembangan itu terutama sekali dalam bidang seni lukis dan sastra. Akan tetapi, di antara
perkembangan itu terjadi juga perkembangan dalam bidang filsafat. Renaissance telah menyebabkan
manusia mengenali kembali dirinya, menemukan dunianya. Akibat dari sini ialah muncul penelitian-
penelitian empiris yang lebih giat. Berkembangnya penelitian empiris merupakan salah satu ciri
Renaisance. Oleh karena itu, ciriselanjuttnya adalah munculnya sains. Di dalam bidang-bidang
filsafat, zaman Rennaisance tidak menghasilkan karya penting bila dibandingkan dengan bidang seni
dan sains.

Perkembangan sains ini di pacu lebih cepat setelah Descartes berhasil mengumumkan
rasionalismenya. Sejak itu, dan juga telah di mulai sebelumnya, yaitu sejak permulaan Renaisance,
sebenarnya individualisme dan humanism telah di canangkan. Descartes memperkuat idea-idea
ini.Humanisme dan individualisme merupakan ciri Renaisance yang penting. Humenisme adalah
pandangan yang tidak menenangkan orang-orang yang beragama. Tokoh penemu bidang sains pada
masa ini ialah Nicolaus Copernicus (1473-1543), Johanes Kepler (1571-1630), dari Galelio Galilei
(1564-1643). Semuanya hidup pada zaman Renaisance, baik bagian tengah maupun bagian akhirnya.

Zaman ini sering juga di sebut Zaman Humanisme. Maksud ungkapan ini ialah manusia di anggap
kurang dihargai sebagai manusia. Kebenaran diukur berdasarkan dari gereja (kristen), bukan menurut
ukuran yang dibuat oleh manusia. Humanisme menghendaki ukuran haruslah manusia. Karena
manusia mempunyai kemampuan untuk berpikir, maka humanism menganggap manusia mampu
mengatur dirinya dan mengatur dunia.

Jadi, ciri utama Renaissance ialah humanism, individualism,lepas dari agama (tidak mau diatur oleh
agama), empirisme, dan rasionalisme. Hasil yang diperoleh dari watak itu ialah pengetahuan rasional
berkembang. Filsafat berkembang bukan pada Zaman Renaissance itu , melainkan kelak pada zaman
sesudahnya (Zaman Modern). Sains berkembang karena semangat dan hasil empirisme itu. Agama
(Kristen) semakin ditinggalkan, ini karena semangat humanism itu. Ini kelihatan dengan jelas kelak
pada Zaman Modern. Rupanya setiap gerakan pemikiran mempunyai kecenderungan menghasilkan
yang positif, tetapi sekaligus yang negatif. Apa tidak mungkin gerakan pemikiran itu hanya
menimbulkan yang positif saja? Mungkin. Contohnya gerakan Muhammad yang mengajarkan Islam;
gerakan Kant juga. Jadi, Zaman Modern filsafat didahului oleh Zaman Renaissance .
Sebenarnya secara esensial Zaman Renaissance itu, dalam filsafat, tidak berbeda dari Zaman
Modern. Ciri-ciri filsafat Renaissance ada pada filsafat modern. Tokoh pertama filsafat modern adalah
Descartes. Pada filsafatnya kita menemukan ciri-ciri Renaissance tersebut. Ciri itu antara lain ialah
menghidupkan kembali rasionalisme Yunani (Renaissance), individualisme, humanisme, lepas dari
pengaruh agama dan lain-lain. Sekalipun demikian, para ahli lebih senang menyebut Descartes
sebagai tokoh rasionalisme. Penggelaran yang tidak salah, tetapi bukanlah hanya Descartes yang
dapat dianggap sebagai tokoh rasionalisme. Rasionalis pertama dan serius pada Zaman Modern
memang Descartes.

Add Comment

PENDAHULUAN

12/24/20130 Comments

Kaum Renaisans banyak mempelajari kembali pandangan estetika Yunani dan Romawi Kuno.
Pandangan Plato dan Aristoteles menjadi kajian pokok, sehingga melahirkan berbagai tafsir dan
pandangan baru. Sejak zaman Renaisans mulai muncul pandangan estetika dari para senimannya
sendiri, disamping para filsuf seni.

Pada zaman Renaisans tedapat dua kelompok pandangan yaitu yang berpijak pada Plato dan pada
Aristoteles. Pada dasarnya kaum Platonis menempatkan keindahan di dalam sukma, sedangkan
penganut Aristotelian menempatkan ide keindahan dalam kualitas fisik benda seni.

Tokoh Platonis Ficino mengungkapkan pandangannya mengenai estetika yang berpendapat bahwa
sifat karakteristik seni adalah kemampuannya melepaskan diri dari hal-hal kebendaan. Dalam
kontemplasi, jiwa meninggalkan hal-hal badani dan menyatu dalam ide bentu, sehingga terjadi
pengalaman keindahan. Pengalaman inilah yang diungkapkan dalam wujud benda seni.

Michelangelo juga berpendapat agak Platonis yaitu mengungkapkan pernyataan bahwa gerak dan
kemuliaan tubuh (keindahan) terletak pada kecermatan observasi berdasarkan hitungan aritamatika
tertentu.

Marato menegaskan adanya simbol dan makna dalam warna.

Tokoh Platonis lainnya yaitu Michelangelo mengungkapkan pernyataannya bahwa gerak dan
kemuliaan tubuh (keindahan) terletak pada kecermatan observasi berdasarkan hitungan aritmatika
tertentu.

Tokoh Platonis Marato menegaskan adanya simbol dan makna dalam warna.
Tokoh Aristotelian mengungkapkan pandangan yang lebih beragam yang menimbulkan debat estetika
pada zamannya.

Tokoh Aristotelian Alberti menyatakan bahwa seni adalah harmoni antara unsur-unsurnya, dan setiap
perubahan dalam unsur terkecil dapat merusak seni tersebut. Alberti melahirkan persoalansense of
beauty sebagai kemampuan seseorang untuk dapat melihat keindahan benda.

Agostino Nifo menunjukan keindahan alami pada keindahan tubuh Joan dari Aragon yang dipujanya

Castelvetro menyatakan bahwa seni itu harus memberikan hiburan berupa kesenangan,
kegembiraan, rekreasi.

Anda mungkin juga menyukai