Nama Anggota :
Ania Leviana
Anis Syahrani
Raihani Khalida
M. Gilang
M Sidik
Rizky Yanuarman
Kelas : IX J
SMPN 1 RANCAEKEK
Tahun 2019-2020
DAFTAR ISI
COVER..............................................................................
................................. 1
KATA
PENGANTAR.....................................................................
............... 2
DAFTAR
ISI.....................................................................................
............. 3
Bab 1. Pendahuluan
TUJUAN.............................................................................
............................ 4
LATAR
BELAKANG.......................................................................
............. 5
RUMUSAN
MASALAH.........................................................................
....... 6
Bab 2. Isi
A. PENGERTIAN
CERPEN......................................................................... 7
B. JENIS JENIS
CERPEN............................................................................
9
C. ALIRAN ALIRAN
CERPEN.................................................................. 10
D. CIRI CIRI
CERPEN............................................................................
.... 13
E. UNSUR UNSUR
CERPEN..................................................................... 14
F. CONTOH
CERPEN............................................................................
.... 16
Bab 3. Penutup
SIMPULAN DAN
SARAN..........................................................................
22
DAFTAR
PUSTAKA..........................................................................
.......... 23
TUJUAN
Tujuan pembuatan Makalah ini adalah untuk memberikan informasi,
dan menambah wawasan pembaca mengenai Sastra Indonesia yang
terlebih pada pokok bahasan “CERPEN”. Selain itu tujuan lain adalah
untuk menyelesaikan tugas dari guru Mata Pelajaran Bhs.Indonesia.
Dan untuk mendapatkan nilai yang baik.
BAB 1. PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu
bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan
langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih
panjang, seperti novella (dalam pengertian modern) dan novel. Karena
singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-
teknik sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih
luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Ceritanya bisa
dalam berbagai jenis.
Cerita pendek berasal dari anekdot, sebuah situasi yang digambarkan
singkat yang dengan cepat tiba pada tujuannya, dengan paralel pada
tradisi penceritaan lisan. Dengan munculnya novel yang realistis,
cerita pendek berkembang sebagai sebuah miniatur.
Cerita pendek cenderung kurang kompleks dibandingkan dengan
novel. Cerita pendek biasanya memusatkan perhatian pada satu
kejadian, mempunyai satu plot, setting yang tunggal, jumlah tokoh
yang terbatas, mencakup jangka waktu yang singkat.
Dalam bentuk-bentuk fiksi yang lebih panjang, ceritanya cenderung
memuat unsur-unsur inti tertentu dari struktur dramatis: eksposisi
(pengantar setting, situasi dan tokoh utamanya); komplikasi (peristiwa
di dalam cerita yang memperkenalkan konflik); aksi yang meningkat,
krisis (saat yang menentukan bagi si tokoh utama dan komitmen
mereka terhadap suatu langkah); klimaks (titik minat tertinggi dalam
pengertian konflik dan titik cerita yang mengandung aksi terbanyak
atau terpenting); penyelesaian (bagian cerita di mana konflik
dipecahkan); dan moralnya.
Karena pendek, cerita-cerita pendek dapat memuat pola ini atau
mungkin pula tidak. Sebagai contoh, cerita-cerita pendek modern
hanya sesekali mengandung eksposisi. Yang lebih umum adalah awal
yang mendadak, dengan cerita yang dimulai di tengah aksi. Seperti
dalam cerita-cerita yang lebih panjang, plot dari cerita pendek juga
mengandung klimaks, atau titik balik. Namun demikian, akhir dari
banyak cerita pendek biasanya mendadak dan terbuka dan dapat
mengandung (atau dapat pula tidak) pesan moral atau pelajaran
praktis. Seperti banyak bentuk seni manapun, ciri khas dari sebuah
cerita pendek berbeda-beda menurut pengarangnya.
RUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang diatas dapat diambil suatu perumusan
masalah yaitu Bagaimana membuat sebuah cerpen yang baik dan
benar sesuai dengan aturan dan unsur – unsurnya:
1. Pengertian Cerpen
2. Jenis – jenis Cerpen
3. Aliran – aliran Cerpen
4. Ciri - ciri Cerpen
5. Unsur – unsur Cerpen
BAB 2. ISI
A. PENGERTIAN CERPEN
PENGERTIAN CERPEN SECARA UMUM
Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu
bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan
langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih
panjang, seperti novella (dalam pengertian modern) dan novel. Karena
singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-
teknik sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih
luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Ceritanya bisa
dalam berbagai jenis.
Cerita pendek berasal dari anekdot, sebuah situasi yang digambarkan
singkat yang dengan cepat tiba pada tujuannya, dengan paralel pada
tradisi penceritaan lisan. Dengan munculnya novel yang realistis,
cerita pendek berkembang sebagai sebuah miniatur.
Cerita pendek cenderung kurang kompleks dibandingkan dengan
novel. Cerita pendek biasanya memusatkan perhatian pada satu
kejadian, mempunyai satu plot, setting yang tunggal, jumlah tokoh
yang terbatas, mencakup jangka waktu yang singkat.
Dalam bentuk-bentuk fiksi yang lebih panjang, ceritanya cenderung
memuat unsur-unsur inti tertentu dari struktur dramatis: eksposisi
(pengantar setting, situasi dan tokoh utamanya); komplikasi (peristiwa
di dalam cerita yang memperkenalkan konflik); aksi yang meningkat,
krisis (saat yang menentukan bagi si tokoh utama dan komitmen
mereka terhadap suatu langkah); klimaks (titik minat tertinggi dalam
pengertian konflik dan titik cerita yang mengandung aksi terbanyak
atau terpenting); penyelesaian (bagian cerita di mana konflik
dipecahkan); dan moralnya.
Karena pendek, cerita-cerita pendek dapat memuat pola ini atau
mungkin pula tidak. Sebagai contoh, cerita-cerita pendek modern
hanya sesekali mengandung eksposisi. Yang lebih umum adalah awal
yang mendadak, dengan cerita yang dimulai di tengah aksi. Seperti
dalam cerita-cerita yang lebih panjang, plot dari cerita pendek juga
mengandung klimaks, atau titik balik. Namun demikian, akhir dari
banyak cerita pendek biasanya mendadak dan terbuka dan dapat
mengandung (atau dapat pula tidak) pesan moral atau pelajaran
praktis. Seperti banyak bentuk seni manapun, ciri khas dari sebuah
cerita pendek berbeda-beda menurut pengarangnya.
7. Romantisme
Mengutamakan perasaan. Ada anggapan romantisme adalah penyakit
kaum muda yang belum banyak mengecap pengalaman dunia. Mereka
mengukur segalanya dengan intuisi dan perasaan tanpa menggunakan
otak. Oleh sebab itu romantisme bisa dikatakan aliran yang
mementingkan penggunaan bahasa
yang indah, mengawang ke alam mimpi. karya romantisme ada yang
cengeng, yang meluikiskan kecengengan jiwa remaja yang berlagu
tentang kecerahan bulan, menyanyi di lindungan pohon dengan beribu
bunga di taman indah permai. Ada pula karya romatisme yang dewasa
karena ditempa oleh pengalaman dan pengetahuan yang bila
dituangkan dalam karya sastra bisa sangat mengharukan. Karya
Shakespeare, Romeo dan Yuliet, misalnya adalah karya yang agung.
Demikian pula Les Mirables, karya Victor Hugo. Juga Daniel Defoe
(1660-1731)
8. Idealisme
Drs. sabarudin ahmad dalam pengantar sastra Indonesia (Medan,
Saiful 1975) mengatakan bahwa aliran idealisme adalah aliran
romantik yang mendasarkan cita-citanya pada cita-cita si penulis atau
kepada ide pengarang semata. Pengarang idealis mememandang jauh
ke depan ke masa datang dengan segala kemungkinan yang sangat
diharapkan akan terjadi. Jadi tak ubahnya ramalan indah dari seorang
penulis. Lukisan yang idealisme sudah tentu umumnya indah dan
menawan. Contoh Tokoh Tuli dalam layar Terkembang. Merasa mampu
mewujudkan cita-citanya mengangkat harkat martabat kaum wanita
sebagai mana dicita-citakan RA Kartini. Umumnya fiksi Indonesia
seblum perang banyak yang menunjukkan idealisme kuat, seperti Siti
Nurbaya, Pertemuan Jodoh, Katak hendak jadi lembu.
9. Surealisme
Muncul di Prancis antara PD I dan PD II. Tokoh surealis berusaha
menggambarkan suatu dunia mimpi, tapi penafsirannya mereka
serahkan pada pembaca atau audiens. Js Badudu mengatakan
surealisme .realistasnya bercampur dengan angan-angan. malah
angan-angan amat memengaruhi bentuk lukisan. Pelukisan dalam
surealisme melompat-lompat .Karena itu amat sulit mengikuti karya
surelaisme. Pembaca harus menyatukan dalam pikirannya lukisan
yang seakan-akan bertaburan apalagi karena pengarang seakan
mengabaikan tata bahasa, pikiran tampak meloncat-loncat,logika
seakan hilang , alam benda dan alam pikiran bercampur jadi satu.
2. Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya
sastra, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan
atau sistem organisme karya sastra. Unsur ekstrinsik meliputi:
Nilai-nilai dalam cerita (agama, budaya, politik, ekonomi)
Latar belakang kehidupan pengarang
Situasi sosial ketika cerita itu diciptakan
BAB 3. PENUTUP
KESIMPULAN
Dengan makalah ini penulis menyimpulkan bahwa cerpen adalah
cerita pendek yang di baca hanya dalam 10 menit, dan cerpen
memiliki beragam jenis. Selain itu penulis juga menyimpulkan
bahwa Cerpen memiliki unsur intrinsik dan unsur ektrinsik yang
membangun cerpen.
SARAN
Dalam pembuatan cerpen yang baik dan benar harus
memperhatikan unsur – unsur serta jenisnya. Agar pembaca
dapat menafsirkan isi yang terkandung dalam cerpen
Demikian makalah yang telah penulis buat. Jika ada salah kata
maupun tulisan, saya minta maaf. Semoga dengan makalah ini
para pembaca mendapatkan banyak manfaat.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/cerpen
http://id.shvoong.com