Nur Wachidah
Disusun Oleh :
Kelas : X5
SMAN 13 DEPOK
2016/2017
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. atas segala karunia yang tiada henti-
hentinya. Karena berkat rahmat-Nya kami berhasil menyelesaikan makalah dengan judul
Menganalisis Puisi Derai Derai Cemara Karya Chairil Anwar yang berisi pemahaman
materi bagi teman-teman sebagai saran belajar. Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak
sekali mengalami bayak kesulitan karena kurangnya ilmu pengetahuan. Namun, berkat
bantuan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat kami selesaikan meskipun banyak
kekurangan.
Kami menyadari sebagai seorang pelajar yang pengetahuannya belum seberapa dan
masih perlu banyak belajar dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif untuk kesempurnaan makalah ini.
Kami berharap mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat dan digunakan sebagai
bahan pembelajaran di masa yang akan datang.
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.1
Daftar Isi..2
Bab I. Pendahuluan3
a. Latar Belakang..3
b. Rumusan Masalah.3
c. Tujuan Makalah3
a. Analisis Puisi4
b. Realitas Sosial...7
a. Simpulan...9
Daftar Pusaka.10
2
Bab I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja pengulangan,
meter dan rima adalah yang membedakan puisi dari prosa.Namun perbedaan ini masih
diperdebatkan.Beberapa ahli modern memiliki pendekatan dengan mendefinisikan puisi tidak
sebagai jenis literatur tapi sebagai perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber
segala kreativitas. Selain itu puisi juga merupakan curahan isi hati seseorang yang membawa
orang lain ke dalam keadaan hatinya.
Di Indonesia, puisi telah mulai ditulis oleh Hamzah Fansuri dalam bentuk syair
Melayu dan ditulis dengan huruf Arab di akhir abad ke-16 atau awal abad ke-17
b. Rumusan Masalah
1. Untuk Mengetahui Analisis Puisi Derai Derai Cemara Karya Chairil Anwar
2. Untuk Mengetahui Realitas Puisi Derai Derai Cemara Karya Chairil Anwar
3
Bab II
PEMBAHASAN
1. Menganalisis Puisi
Derai-Derai Cemara
A. Tema
Tema puisi merupakan dasar atau pokok pikiran atau perasaan di dalam penulisan
suatu puisi. Tema puisi dapat diketahui melalui hubungan kata-kata yang semakna yang
ada di dalamnya. Tema dalam puisi Derai Derai Cemara karya Chairil Anwar adalah
Perubahan dalam diri manusia dari dirinya yang dulu ke dirinya yang sekarang
B. Amanat
Amanat, pesan, atau nasihat puisi merupakan kesan yang ditangkap pembaca atau
pendengar setelah membaca atau mendengar pembacaan puisi.. Amanat yang terdapat pada
4
puisi Derai Derai Cemara karya Chairil Anwar tersebut adalah bersikaplah dewasa dalam
menjalani hidup
Suasana puisi ialah suasana yang menyertai kejadian, peristiwa, atau hal-hal yang
diungkapkan dalam puisi. Rasa dan Suasana yang terdapat pada puisi Derai Derai
Cemara karya Chairil Anwar adalah kesedihan yang disebabkan karena merasakan kematian
yang mendekat.
D. Citraan
Untuk memberikan gambaran yang jelas, untuk menimbulkan suasana, untuk membuat
lebih hidup dan menarik, dalam puisi penyair juga sering menggunakan gambaran angan.
Gambaran angan dalam puisi ini disebut citraan (imagery). Citraan yang terdapat pada puisi
Derai Derai Cemara karya Chairil Anwar pada bagian Cemara menderai sampai jauh,
Dipukul angin yang terpendam, Hidup hanya menunda kekalahan. Pengarang seolah olah
merasa kesepian, dan membuat pembaca merasa mencengkam.
E. Majas
Majas adalah bahasa indah yang digunakan untuk mempercantik susunan kalimat yang
tujuan akhirnya ialah untuk memperoleh efek tertentu agar tercipta sebuah kesan imajinatif
bagi penyimak atau pendengarnya, baik secara lisan maupun tertulis.
a. Personafikasi
5
b. Alegori
Majas alegori adalah salah satu kategori gaya bahasa yang termasuk dalam
jenis majas perbandingan. Alegori menjelaskan sesuatu dengan tidak langsung
melalui kiasan atau penggambaran yang berhubungan atau bertautan dalam sebuah
kesatuan yang utuh.
Majas alegori terdapat pada bait ke-2, yaitu
Karena membandingkan kehidupan yang lalu dan kehidupan sekarang seperti aku bisa
tahan sudah bukan kanak lagi (kehidupan sekarang), dahulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini (dahulu).
c. Metafora
F. Diksi
Diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk
mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan).
Diksi (pilihan kata) yang digunakan oleh penyair dalam sajak yang merefleksikan
penyerahan, tidak lagi bersemangat, disini penyair memilih kata-kata yang bernada
lembut/datar dan menekan. Pemanfaatan majas atau bahasa kiasan oleh penyair dalam sajak-
6
sajaknya ini tampak begitu singkron dengan tema yang diangkat oleh sang penyair. Cemara
yang di maksud dalam puisi ini adalah pohon yang berbatang tinggi lurus seperti tiang dan
derai-derai artinya cucuran atau titik air. Penyair mengambil judul derai-derai cemara yang
melambangkan kesedihan yang berkepanjangan akibat penyakit yang di derita. Pada bait I
baris ke-2 malam dalam puisi ini adalah kematian.
2. Nilai Realitas
Pada bait pertama (//Cemara menderai sampai jauh / Terasa hari akan jadi malam /
Ada beberapa dahan di tingkap merapuh / Dipukul angin yang terpendam //). Pohon
cemara menggambarkan tentang sesuatu yang lemah, rapuh, sesuai dengan bentuk
daun cemara yang kecil, meruncing mudah terhempas oleh angin yang bertiup.
Malam identik dengan kesunyian, kegelapan, waktu istirahat dan akhir dari sebuah
kejadian. Angin memberikan gambaran tentang segala cobaan dan kepahitan dalam
hidup, yang menghempas kehidupan si tokoh pusi. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa bait pertama memberikan gambaran tentang akhir dari sebuah perjalanan
hidup. Merupakan sebuah kesadaran tentang segala sesuatu yang terjadi di dunia ini
penuh dengan cobaan dan semua yang ada didunia ini pasti akan berakhir, semua
yang bernyawa juga pasti akan mati.
Pada bait kedua (//Aku sekarang orangnya bisa tahan / Sudah beberapa waktu
bukan kanak lagi / Tapi dulu memang ada suatu bahan / Yang bukan dasar
perhitungan kini //), tokoh puisi merupakan sosok yang telah meninggalkan masa
lalunya, masa kanak-kanaknya dan telah menunjukkan kedewasaannya. Tokoh puisi
telah mempunyai suatu cita-cita atau pandangan hidup pada masa kecilnya, akan
tetapi apa yang dicita-citakan pada waktu kecil tidak terjadi pada masa sekarang, dan
pandangan tentang hidupnya telah berbeda dari apa yang pernah dia pikirkan waktu
dia masih kanak-kanak.
Pada bait ketiga (//Hidup hanya menunda-nunda kekalahan / Tambah terasing dari
cinta dan sekolah rendah / Dan tahu, ada yang tetap tidak diucapkan / Sebelum pada
akhirnya kita menyerah//), kata-kata hidup hanya menunda-nunda kekalahan seolah
7
terasa asing ditelinga, biasanya kita mengenal menunda-nunda kemenangan.
Kekalahan digambarkan sebagai suatu symbol kepasrahan dan sangat identik dengan
keputusanaan. Penderitaan , bahkan kematian. Cita-cita si tokoh puisi pada masa
lampaunya yang begitu cemerlang namun tokoh puisi selalu mengalami penderitaan
dalam hidupnya. Nampak dari kata terasingkan yang digunakan untuk menceritakan
tentang rencana si tokoh tentang cita-citanya namun berbeda dengan apa yang
diharapkan sehingga membawa dia ke dunia yang dianggap asing dan pada akhirnya
berujung pada keputusasaan, kematian.
8
Bab III
PENUTUP
a. Kesimpulan
b. Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
http://composhare.blogspot.com/2015/05/analisis-puisi-derai-derai-cemara-karya-
ChairilAnwar.html
https://bektipatria.wordpress.com/2015/03/22/derai-derai-cemara/
https://loveinglass.wordpress.com/2013/11/14/analisis-sajak-derai-derai-cemara-karya-
chairil-anwar-pendekatan-semiotika-riffaterre/
http://imronjamil.blogspot.co.id/2011/05/analisis-struktural-semiotik-penyerahan.html
http://anotherlove-lifestories.blogspot.co.id/2012/02/analisis-puisi_04.html
http://roskhazinatul.blogspot.co.id/2013/10/apresiasi-puisi.html
http://www.academia.edu/10362805/DIKSI-
DIKSI_EMOTIF_DALAM_PUISI_CHAIRIL_ANWAR_ESTETIKA_DAN_FUNGSIONA
LITAS_BAHASA_Kajian_Stilistika_dan_Semantik_Bahasa_
10