Ibu Gupris selalu siap-siap untuk belanja ke pasar jam tiga pagi. Namun, Gupris
semakin membenci ibunya yang selalu membawa pulang keranjang kosong. Ini
karena dia pergi sebagai pekerja seks, berbohong kepada Gupris. Maka Gupris
selalu pergi ke pangkalan setiap jam setengah tiga.
Lima anak tanggung yang jarang mandi lompat turun dari kabin truk yang biasa
mereka tumpangi. Saat Gupris bersiap-siap dangdutan, ia berhenti melihat sebuah
papan pengumuman: “Barang siapa mengemis dan mengamen dipidana kurungan.”
Hanya Gupris yang bisa membacanya meski lambat, tapi dia tidak tahu apa artinya
'dipidana'. Gupris kesal karena teman-temannya hanya tertawa kebingungan,
namun mereka berlima kemudian dipertemukan dengan Hansip Karidun yang
menegur mereka, ‘anak-anak liar’, untuk membaca papannya.
Akhirnya, Gupris mengakali Hansip Karidun, yang teralihkan oleh HP-nya, dengan
meloncat naik truk besar ke kota demi kota lain untuk mengemis di sana, melarikan
diri dari aturan hukum yang tidak efektif.
Latar
Tempat ● Warung
● Rumah Gupris
● Perempatan Karangasu
Suasana ● Tenang
● Intens
● Bingung
Penokohan
Amanat
Dia sering melihat emaknya dini hari sudah mandi, berdandan, pakai bedak, dan bergincau.
Lalu mengambil keranjang tenteng dan bilang mau belanja ke pasar... Tapi kemudian [Gupris]
jadi benci karena emaknya selalu pulang dengan keranjang kosong. (hlm. 2)
👍 Berbohong putih bisa menjadi pilihan terbaik ketika kita memikirkan kepentingan orang
lain. Seperti dalam situasi ini, Gupris tidak perlu mengetahui pekerjaan eksplisit ibunya, yang
sebenarnya bekerja sebagai pelacur untuk mengumpulkan uang untuk mata pencahariannya.
👎 Kita harus transparan dengan keluarga kita, jika tidak, kebencian akan terbentuk karena
ketidakpercayaan.
Nilai Sosial
Dia sering melihat emaknya dini hari sudah mandi, berdandan, pakai bedak, dan bergincau.
Lalu mengambil keranjang tenteng dan bilang mau belanja ke pasar. (hlm. 2)
Konteks Ibu Gupris diam-diam menjual diri bekerja sebagai pelacur untuk mencari uang
menopang penghidupan dirinya dan Gupris
Masalah Orang-orang miskin merasa kepaksa hanya bisa cari uang lewat bekerja sebagai
pelacur atau pekerjaan lain yang membutuhkan penjualan diri
Solusi Orang miskin harus memiliki akses yang lebih mudah ke pekerjaan layanan etis
untuk menghasilkan uang, daripada menjual diri mereka sendiri
Gupris biasanya nyanyi dangdutan, tapi kali ini dia lebih suka asyik dengan HP-nya. Dia
sudah suka nonton gambar cabul. (hlm. 2)
Solusi Pemerintah harus menerapkan pembatasan dan verifikasi usia yang tepat di situs
web yang tidak pantas diakses anak-anak
Konteks Gupris sedang membaca papan pengumuman yang bertulis aturan aturan
tentang bagaimana siapapun yang mengemis akan menghadapi konsekuensi,
baik itu dipidana atau dipenjara. Namun, Gupris mengakali sistem tersebut
Masalah Upaya pemerintah mengatasi masalah pengamen dan pengemis tidak efektif
“Nah, baca itu! Kalian anak-anak liar yang kerjanya keluyuran, harus baca itu. Harus!” (hlm. 5)
Konteks Hansip Karidun sedang menegur Gupris dan teman-temannya untuk membaca
papan pengumuman
Masalah Anak-anak miskin merasa kepaksa mengemis dan mengamen di jalanan sebagai
satu-satunya cara mereka mengumpulkan uang
“Nah, baca itu! Kalian anak-anak liar yang kerjanya keluyuran, harus baca itu. Harus!” (hlm. 5)
Konteks Hansip Karidun sedang menegur Gupris dan teman-temannya untuk membaca
papan pengumuman
Kelebihan Kekurangan
Mengkritik dan memberi perhatian pada Menurut saya, alur ceritanya sulit untuk diikuti
banyak situasi sosial yang terabaikan, karena ada beberapa lompatan dari satu latar
seperti kemiskinan dan akses ke pendidikan ke latar lainnya, baik itu tempat atau waktu
Menggunakan bahasa yang sederhana Dialog antara Gupris dan Hansip Karidun terasa
dalam penyampaian tema cerita sehingga terlalu bertele-tele, yang membuat percakapan
mudah dipahami oleh para pembacanya mereka membosankan untuk diikuti
Rekomendasi