Anda di halaman 1dari 7

Info Artikel Abstrak

________________ ___________________________________________________________________

Sejarah Artikel: Berbagai makna mendalam terdapat dalam sebuah karya puisi. Puisi dapat
dikatakan sebagai seni tulis yang menggunakan kata-kata indah yang memiliki
Diterima Maret 2011
makna tersendiri. Salah satu pujangga yang terkenal di Indonesia bahkan di dunia
ialah Chairil Anwar. Chairil dalam puisinya ini menunjukkan kelebihannya dalam
memilih kata-kata yang tidak biasa orang lain gunakan tetapi memberikan kesan
Disetujui Juni 2017
yang dalam pada setiap pembacanya. Selain itu juga dalam puisinya ini memiliki
kelabihan tersendiri dibanding puisi-puisi lainnya yakni mengenai rimanya yang
Dipublikasikan Desember teratur berbeda dengan puisi-puisi lainnya. Analisis puisi akan dilakukan dengan
2017 tujuan untuk mendalami makna puisi karya Chairil Anwar tersebut menggunakan
metode analisis kepustakaan dari berbagai sumber seperti jurnal atau artikel dan
Diperbaharui 2015 menggunakan pendekatan semiotik.

________________ Kata kunci: Analisis Puisi, Chairil Anwar, Pendekatan Semiotik.

Abstract

___________________________________________________________________

Various deep meanings are found in a work of poetry. Poetry can be said as the art of
writing that uses beautiful words that have their own meaning. One of the famous poets
in Indonesia and even in the world is Chairil Anwar. In this poem, Chairil shows his
superiority in choosing words that other people don't usually use but gives a deep
impression on every reader. Apart from that, this poem also has its own advantages
compared to other poems, namely the regular rhyme that is different from other poems.
Poetry analysis will be carried out with the aim of exploring the meaning of the poem by
Chairil Anwar using literature analysis methods from various sources such as journals or
articles and using a semiotic approach.

Key Words: Poem Analysis, Chairil Anwar, Semiotics.

ANALISIS PUISI KARYA CHAIRIL ANWAR BERJUDUL DERAI-DERAI CEMARA


MENGGUNAKAN PENDEKATAN SEMIOTIK
PENDAHULUAN
Karya sastra merupakan cerminan dari masyarakatnya, oleh karena itu karya sastra
memiliki makna simbolis yang perlu diungkap dengan model semiotika. Sebagai karya yang
bermediakan bahasa, karya sastra memiliki bahasa yang sangat berbeda dengan bahasa baik
yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari maupun bahasa karya ilmiah. Bahasa dalam
sastra menggunakan gaya bahasa tersendiri. Pada jurnal ini akan membahas atau menganalisis
puisi karya Chairil Anwar yang berjudul Derai-Derai Cemara menggunakan pendekatan
semiotik.
Dalam terminologi sastra, teori semiotik sangat penting karena sistem bahasa dalam
sastra merupakan lambang atau tanda, sehingga dalam sastra, bahasa yang disajikan bukan
bahasa biasa tetapi bahasa yang sarat dengan penanda dan petanda. Pendekatan semiotik
merupakan sebuah pendekatan yang memiliki sistem sendiri, berupa sistem tanda. Tanda itu
dalam sastra khususnya sastra tulis diberikan dalam suatu bentuk teks, baik yang terdapat di
dalam struktur teks maupun di luar struktur teks karya tersebut.

METODE

Metode yang digunakan ialah metode kepustakaan dengan menggunakan pendekatan


semiotik. Sumer kepustakaannya antar lain ialah berbagai jurnal, artikel, buku dan sumber lainnya
yang dapat diakses melalui internet. Objek utama pada penelitian ini ialah puisi karya Chairil
Anwar dengan judul Derai-Derai Cemara beserta unsur instrinsiknya. Teknik yang digunakan
ialah sajak-sajak dalam puisi akan dianalisis dengan pembacaan heuristic dan hermeunetic yang
kemudian akan dihubungkan dengan sumber-sumber jurnal, artikel, buku dan sumber lainnya
untuk memastikan dan mendapatkan ketepatan informasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berikut hasil dan pembahasan yang telah didapat dari kegiatan penelitian yang dilakukan
terhadap analisis puisi karya Chairil Anwar dengan judul Derai-Derai Cemara.
a. Objek

Derai-Derai Cemara

Karya : Chairil Anwar

Cemara menderai sampai jauh

Terasa hari akan jadi malam

Ada beberapa dahan ditingkap merapuh

Dipukul angin yang terpendam

Aku sekarang orangnya bisa tahan

Sudah berapa waktu bukan kanak lagi

Tapi dulu memang ada satu bahan

Yang bukan dasar perhitungan kini

Hidup hanya menunda kekalahan

Tambah terasing dari cinta sekolah rendah

Dan tahu, ada yang tetap tidak diucapkan

Sebelum pada akhirnya kita menyerah

b. Unsur Instrinsik

Tema: Perubahan dalam diri manusia yang terpisah dari kehidupan masa lalu

Rasa: Sedih

Nada: Iba atau merengek


Amanat: Kehidupan hanyalah perjalanan yang keras untuk ditempuh dan setiap manusia akan mati
dengan tenang kalau apa yang harapkannya tercapai.

Diksi: Diksi yang digunakan dalam sajak ini sangat sederhana dan dingin, sehingga pembaca seolah-
olah mengalami pesakitan yang dialami oleh pengarang.

Imajinasi: Imajinasi yang digunakan oleh pengarang sangat tinggi walaupun menggunakan kata-kata
yang sederhana tetapi sangat menyentuh hati pembaca.

Gaya bahasa: Bahasa yang digunakan pengarang dalam sajak ini sangat sederhana, dan dengan
kesederhanaan itu pengarang mencapai kepada klimaks yang ingin disampaikan

Irama: Irama dalam sajak ini tidak terlalu tinggi-tidak juga rendah

Rima: Unsur bunyi dalam sajak ini sangat dingin sehingga menimbulkan kemerduan puisi, dan dapat
memberikan efek terhadap makna, nada dan suasana puisi tersebut.

c. Hasil Pembacaan Heuristik

Kata Derai-derai yang digunakan penulis untuk judul sajak mempunyai arti berjatuhan atau berguguran
yang biasanya digunakan untuk menyebut beberapa macam tumbuhan atau dedaunan yang sebelumnya
masih berada pada sebuah pohon. Cemara merupakan jenis pohon yg berbatang tinggi lurus seperti
tiang, daunnya kecil-kecil sepertt lidi, nama ilmiahnya adalah Casuarina eqnisetifolia;

Cemara menderai sampai jauh, cemara dijelaskan pada bait sebelumnya merupakan sebuah jenis pohon
yang berbatang tinggi lurus seperti tiang yang daunnya kecil-kecil seperti lidi. Menderai dapat
digunakan sebagai sebuah gambaran guguran atau dedaunan yang berjatuhan. Jauh menggambarkan
sebuah jarak yang atau panjang antaranya tidak dekat.Terasa dapat diartikan suatu suasana yang
dialami oleh pelaku, hari dapat diartikan waktu selama matahari menerangi tempat kita (dari matahari
terbit sampai matahari terbenam). Menjadi malam menunjukkan suasana perubahan situasi, malam
diartikan waktu setelah matahari terbenam hingga matahari terbit. Ada beberapa menunjukkan jumlah
yang tidak tentu banyaknya. Lebih dari dua tetapi tidak terlalu banyak.

Dahan adalah salah satu bagian dari pohon yang tumbuh mencuat dan menyamping, beranting dan
berdaun. Tingkap merupakan salah satu jendela yang teltetak diatap atau di dinding pada sebuah rumah
yang memiliki banyak nama. Merapuh berasal dari kata dasar rapuh yang berarti sudah lemah, rusak,
tidak kuat lagi. Memperoleh penambahan prefiks yang mempunyai arti sebuah proses menuju rapuh.
Dipukul adalah sesuatu yang dialami oleh subjek yaitu pukulan dengan sesuatu alat yang berat. Angin
adalah gerakan udara dr daerah yg bertekanan tinggi ke daerah yg bertekanan rendah. Terpendam
diartikan sesuatu yang tertanam, biasanya didalam tanah atau dapat juga dengan sesuatu yang lain.

d. Hasil Pembacaan Hermeunistik

Derai-derai cemara yang dipakai pengarang untuk judul sajak merupakan gambaran dari daun-daun
cemara yang berguguran yang mempunyai makna tentang runtuhnya harapan tokoh sajak. Diawal
kalimat menceritakan tentang cemara, cemara merupakan suatu jenis pepohonan dengan daun yang
kecil dan meruncing. Digambarkan dengan suasana sore hari (hampir malam) dan beberapa dahan
merapuh diterjang oleh angin malam. Merupakan penggambaran diri manusia yang mulai merapuh,
dan suasana yang hamper malam menggambarkan tengtang kesadaran tentang perjalanan hidup yang
pasti akan selalu berakhir dan semua yang bernyawa pasti akan mati.

Bait kedua menggambarkan kedewasaan tokoh aku, yang digambarkan dari kalimat sudah berapa
waktu aku bukan kanak lagi. Penggambaran tentang pandangan si tokkoh aku yang terjadi saat dia
masih kanak dan pandangan itu tidak relevan lagi ketika dia telah beranjak dewasa atau meninggalkan
masa kanak-kanaknya.

Bait ketiga merupakan penggambaran si tokoh aku tentang sebuah keterasingan. Kata jauh
menggambarkan tentang cita-cita si tokoh aku yang cemerlang, akan tetapi pada kenyataannya hidup
selalu penuh penderitaan dan jauh dari apa yang diharapkan oleh si tokoh aku. Kalimat Hidup hanya
menunda-nunda kekalahan merupakan sebuah penggambaran tentang keputusasaan tokoh, semacam
kesimpulan yang diutarakan dengan sikap mengendap, yang sepenuhnya menerima proses perubahan
dalam diri manusia yang memisahkannya dari masa lalunya.

e. Matriks, model dan varian

Secara umum, puisi Derai-derai cemara merupakan penggambaran sebuah kesadaran tentang sebuah
perjalanan hidup manusia dan rapuh. Setiap perjalanan manusia pasti akan berakhir. Semua yang
bernyawa pasti akan mati apabila telah tiba pada waktunya. Varian merupakan keseluruhan (//Cemara
menderai sampai jauh / Terasa hari akan jadi malam / Ada beberapa dahan di tingkap merapuh /
Dipukul angin yang terpendam //) Pohon cemara menggambarkan tentang sesuatu yang lemah, rapuh,
sesuai dengan bentuk daun cemara yang kecil, meruncing mudah terhempas oleh angin yang bertiup.
Malam identik dengan kesunyian, kegelapan, waktu istirahat dan akhir dari sebuah kejadian. Angin
memberikan gambaran tentang segala cobaan dan kepahitan dalam hidup, yang menghempas
kehidupan si tokoh pusi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bait pertama memberikan gambaran
tentang akhir dari sebuah perjalanan hidup. Merupakan sebuah kesadaran tentang segala sesuatu yang
terjadi di dunia ini penuh dengan cobaan dan semua yang ada didunia ini pasti akan berakhir, semua
yang bernyawa juga pasti akan mati.

f. Hipogram

Secara intertekstual Puisi Derai-derai Cemara karya Chairil Anwarmepunyai kesamaan ide dengan
novel Olenka yang ditulis oleh Budi Dharma.Novel Olenka ini mengangkat tema ketidakberdayaan
manusia atas takdir yang terjabar dalam berbagai peristiwa. Peristiwa-peristiwa yang dialami oleh
Fanton Drummond, Olenka, Wayne Danton, dan Mary Carson menunjukkan bahwa mereka hanyalah
boneka bagi ketentuan takdir. Sikap Budi Darma terhadap adanya kekuasaan takdir ini terangkum juga
dalam pernyataan Fanton Drummond setelah gagal mendapatkan Olenka maupun Mary Carson. tokoh
utamanya (Fanton Drummond, Olenka, Wayne Danton) adalah tokoh yang mengalami kesepian,
kesunyian, dan keterasingan dari pergaulan masyarakat kota besar. Fanton Drummond merasa kesepian
sehingga begitu berkenalan dengan Olenka, bayangan Olenka terus mengikutinya. Ia pun bertekad
memperistri Olenka meskipun Olenka telah bersuami dan beranak. Olenka dan Wayne merasa
kesepian karena kehidupan rumah tangga mereka tidak harmonis. Keterasingan tampak dalam tokoh
Wayne dan Steve yang selalu mengucilkan diri dari pergaulan sesama.

SIMPULAN
Tanda-tanda dalam karya sastra tulis mempunyai banyak interpretasi makna dan memiliki
pluralitas makna yang luas tergantung kepada para pembaca ketika memberi penilaian terhadap
teks karya yang dikaji. Setiap pembaca sastra harus menyadari bahwa ia sedang berhadapan
dengan teks yang berbeda dengan teks yang lain. Puisi ini juga baik dibaca oleh masyarakat
umum tidak hanya kalangan “sastra” saja, yang pada saat ini masyarakat kita cenderung bekerja
keras tetapi lupa kepada penciptanNya. Puisi ini dapat mengajarkan mereka bahwa
sesungguhnya sekeras apapun kita berusaha atau bekerja tetap saja semua jalan hidup dan
keputusan ada di tanganNya. Bahkan seorang Chairil pun akhirnya menyerah juga pada Tuhan di
akhir hayatnya.

DAFTAR RUJUKAN

Ninuk Lustyantie (2016). Pendekatan Semiotik Model Roland Barthes Dalam Karya Sastra.
Publikasi Universitas Negeri Jakarta.

Yogi Cahyadhi (2015). Analisis Sajak Derai-derai Cemara Karya Chairil Anwar: Pendekatan
Semiotika Riffaterre. Kompasiana.

Prinsipalem (2020). Derai-Derai Cemara, Chairil Anwar Analisis Unsur Intrinsik Puisi.

Anda mungkin juga menyukai