Anda di halaman 1dari 21

A.

Identitas Sekolah
1) Nama penyusun : Niwang Jati Kusumo,S.Pd.
2) Institusi : SMA Negeri 1 Andong
3) Mata Pelajaran : Bahasa Jawa
4) Kelas/Fase/Semester : X/E/Gasal
5) Tahun Pelajaran : 2022/2023
6) Materi Pokok (Kata Kunci) : Aksara Jawa
7) Alokasi waktu : 2 x 45’
8) Jumlah Pertemuan : 4JP
9) Moda : Luring

B. Kompetensi Awal
Peserta Peserta didik mampu memahami kaidah membaca dan menulis teks aksara jawa
melalui kegiatan membaca teks aksara jawa (misalnya: aksara
angka/swara/rekan/murda/lainnya)
C. Sarana dan Prasarana
1. Sarana (alat/bahan) : Laptop, PPT,Internet, pepak basa Jawa online (link:
https://kongresaksarajawa.id/salinsaja/)
2. Prasarana : Ruang kelas, LCD Proyektor dan lingkungan sekolah
3. Sumber bahan Ajar : Buku Ajar Bahasa Jawa Kelas 10, Pedoman Membaca dan
Menulis Aksara Jawa.
D. Target Peserta Didik
Target peserta didik dalam pembelajaran adalah:
1. Peserta didik dengan kemampuan rendah/kesulitan belajar kurang dari sama dengan
30%.
2. Peserta didik dengan kemampuan sedang/regular dan atau tinggi mencapai 70%
atau lebih.

E. Model Pembelajaran
1. PBL problem bassed learning
II. KOMPONEN INTI
A. Tujuan Pembelajaran
Selama dan setelah melalui proses pembelajaran, peserta didik diharapkan mampu:
1. Peserta didik mampu mendiagnosis (C4) aksara Jawa, aksara angka sesuai kaidah
penulisan teks aksara Jawa melalui kegiatan membaca teks aksara jawa.
2. Peserta didik dapat menganalisis(C4) teks aksara Jawa dengan kerja keras dan
mandiri.
3. peserta didik dapat menyimpulkan (C5) kalimat sederhana berisi berhuruf Jawa
dengan penerapan aksara Angka ke dalam huruf latin.
4. Peserta didik dapat membaca dan menglihaksarakan (P3) teks paragraph aksara
Jawa menggunakan aksara legena, pasangan, sandhangan, angka Jawa.

B. Pemahaman Bermakna
1. Peserta didik memiliki pengalaman baru tentang membaca aksara Jawa tidak sesulit
seperti yang terlihat.
2. Mempelajari aksara Jawa merupakan salah satu bentuk melestarikan budaya Jawa.
3. Kemampuan membaca aksara Jawa merupakan suatu kebanggaan tersendiri karena
sangat jarang sekali orang yang mampu membaca aksara Jawa.

C. Pertanyaan Pemantik
1. Apa sing kok ngerteni saka aksara Jawa?
2. Hurufe ana pira?
3. Maca aksara Jawa kuwi angel apa gampang?
4. Kepiye ta maca aksara Jawa kuwi?

D. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan 1
a. Pendahuluan (10 menit)
1) Peserta didik sipersilakan berdoa menurut agama dan kepercayaannya
masing-masing sebelum kegiatan pembelajaran dimulai.
2) Peserta didik merespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan
dengan kondisi dan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
3) Menanyakan kehadiran peserta didik.
4) Peserta didik menerima informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan
langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.

b. Kegiatan Inti (65 menit)


1) Orientasi masalah
a) Peserta didik mencermati contoh teks berhuruf Jawa yang yang telah
disajikan.
b) Peserta didik mengidentifikasi uraian yang berkaitan kaidah membaca
aksara Jawa.
c) Peserta didik diberi kesempatan untuk mengidentifikasi dan
merumuskan permasalahan tentang membaca aksara Jawa.
2) Mengorganisasi kegiatan
a) Peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok dimana masing-masing
kelompok beranggotakan 6 orang.
b) Masing-masing kelompok diminta untuk mendiskusikan permasalahan
yang ditemukan selama mempelajari kaidah membaca aksara Jawa.
c) Peserta didik diberi kesempatan untuk bertanya apabila ada hal yang
belum dipahami.
3) Bimbingan Penyelidikan
a) Masing-masing kelompok dibimbing dalam berdiskusi untuk
memahami dan menganalisis teks aksara sesuai kaidah membaca aksara
Jawa. (C4)
b) Peserta didik dalam setiap kelompok mengemukakan kesimpulannya
terkait jenis-jenis aksara Jawa di dalam teks yang dibaca(C5) selama
mempelajari kaidah membaca aksaraJawa dengan bahasa yang santun.

c. Penutup (15 menit)


1) Peserta didik bersama dengan guru membuat simpulan materi pembelajaran
yang telah dilaksanakan.
2) Guru memberikan umpan balik positif.
3) Guru menginformasikan materi pembelajaran pada pertemuan selanjutnya
4) Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdo’a Bersama dan mengucap
salam

2. Pertemuan 2
a. Pendahuluan (5 menit)
1) Peserta didik dipersilakan berdoa menurut agama dan kepercayaannya
masing-masing sebelum kegiatan pembelajaran dimulai.
2) Peserta didik merespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan
dengan kondisi dan pembelajaran pada pertemuan sebelumnya.
3) Peserta didik diingatkan kembali mengenai bagaimana memecahkan
permasalahan selama mempelajari membaca aksara Jawa.
4) Peserta didik menerima informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan
langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.

b. Kegiatan Inti (70 menit)


1) Mengembangkan dan menyajikan hasil
a) Peserta didik diminta untuk membuat kelompok yang beranggotakan 6
orang sama seperti pada pertemuan sebelumnya.
b) Peserta didik dibimbing dan diarahkan dalam menganalisis teks aksara
Jawa berdasarkan jenis aksara Jawa.
c) peserta didik dapat menyimpulkan (C5) kalimat sederhana berisi
berhuruf Jawa dengan penerapan aksara Angka ke dalam huruf latin.

d) Peserta didik dapat membaca dan menglihaksarakan (P3) teks


paragraph aksara Jawa menggunakan aksara legena, pasangan,
sandhangan, angka Jawa.
2) Analisis dan Pemecahan masalah
a) Guru bersama peserta didik bersama mengevaluasi hasil kerja peserta
didik.
b) Guru meminta peserta didik lainnya untuk menanggapi.

c. Penutup (15 menit)


1) Peserta didik bersama dengan guru membuat simpulan materi pembelajaran
yang telah dilaksanakan.
2) Guru memberikan umpan balik positif.
3) Guru menginformasikan materi pembelajaran pada pertemuan selanjutnya
4) Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdo’a Bersama dan mengucap
salam

E. Asesmen
1. Asesmen sebelum pembelajaran (diagnostik)
a. Asesmen diagnostik non kognitif:
Untuk mengetahui kondisi peserta didik, dilakukan asesmen diagnostik non
kognitif dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara lisan seperti:
1) Mas mbak piye kabare? Padha sehat kabeh ta?
2) Wis padha sarapan apa durung? Aja lali sarapan lho. Saora-orane
sarapan luwih pasti tinimbang harapan.
3) Wis padha siap sinau ta?
b. Asesmen Diagnostik kognitif (lisan: luring/tertulis: daring)
1) Apa sing kok ngerteni saka aksara Jawa?
2) Cacahe aksara Jawa nglegena ana pira?
3) Kepiye wujude aksara Jawa?
4) Sapa sing wis isa maca aksara Jawa?
5) Maca aksara Jawa kuwi angel apa gampang?

2. Asesmen selama proses pembelajaran (formatif)


a. Kepiye carane maca aksara Jawa?
b. Kira-kira perkara apa wae kang dadekake aksara Jawa kuwi angel?
c. Apa wae kang dibutuhake kanggo sinau maca aksara Jawa?
d. Apa mupangate sinau maca aksara Jawa?
e. Coba wacanen aksara Jawa iki!

3. Asesmen pada akhir proses pembelajaran (sumatif)


a. Instrumen Penilaian
Tujuan Teknik Bentuk Contoh
No. Penilaian
Pembelajaran Penilaian Instrumen
1. Selama dan setelah proses Tes Lisan Tanya Jawab Apa sing kok
pembelajaran peserta didik mampu ngerteni saka
memahami konsep berdasarkan rasa aksara Jawa?
ingin tahu tentang
aksara Jawa baik secara lisan
dan/
ataupun tulisan.

2. Selama dan setelahproses Tes Lisan/ Tanya Jawab/ Perkara apa wae
pembelajaranpeserta didik mampu Tertulis Uraian kang dadekake
mengidentifikasi permasalahan aksara Jawakuwi
dalambelajar membaca angel?
aksara Jawa baiksecara lisan
dan/
ataupun tulisan.

3. Selama dan setelahproses Tes Lisan/ Tanya Jawab/ Apa wae kang
pembelajaranpeserta didik mampu Tertulis Uraian dibutuhake
mengidentifikasi kaidah kanggo sinau
membacaaksara Jawa. maca aksara
Jawa lan kepiye
carane anggone
maca aksara
Jawa?
4. Selama dan setelah proses Unjuk Kerja Praktik Wacanen wacan
pembelajaran peserta didik mampu membaca iki!
membaca aksara wacana
Jawa. berhuruf Jawa

5. Selama dan setelah proses Tes Lisan/ Tanya Jawab/ Jlentrehake isine
pembelajaran peserta didik mampu Tertulis Uraian wacan kuwi!
menemukan pokok- pokok isi yang
terkandung dalamwacana berhuruf
Jawa.
6. Selama dan setelah proses Tes Lisan/ Tanya Jawab/ Jlentrehake
pembelajaran, peserta didik mampu Tertulis Uraian piwulang apa
mengidentifikasi nilai-nilai yang kang kok sinaoni
terkandung dalam wacana saka wacan
berhuruf Jawa. kuwi!

7. Selama dan setelah Tes Lisan/ Tanya Jawab/ Sawise maca


proses pembelajaran, peserta didik Tertulis Uraian wacan kuwi,
mampu menemukan dan mengaitkan golekana
relevansinilai-nilai yang relevansine karo
terkandung dalam wacana urip jaman saiki!
berhuruf
Jawa dengan
kehidupan jamansekarang.
8. Selama dan setelahproses Tes Lisan/ Tanya Jawab/ Owahana wacan
pembelajaran, peserta didik mampu Tertulis Uraian kuwi mawa
aksara Latin!
mengalihaksarakan wacana
berhuruf
Jawa menjadi
wacana berhurufLatin.
9. Menginterpretasi aksara Jawa Tes lisan/ Uraian Kepriye
secara lisan dan/ataupun tertulis panemumu saka
tulisan. wacan sing kok
waca?
b. Kunci Jawaban:
1. Aksara Jawa kuwi minangka salah sawijine kabudayan Jawa kang
adiluhung, pramila kudu tansah dipunuri-uri/dilestarikake. Wondene
wujude aksara Jawa yaiku: carakan (dentawyanjana), pasangan, aksara
murda, sandhangan swara, sandhangan pangkon (sigeg), sandhangan
panyigeging wanda, sandhangan wyanjana, sandhangan rangkep, pratandha,
aksara panjingan, aksara swara, aksara rekan, angka Jawa.Unsur-unsur
Pawarta 5W+H
2. Perangan kang dadekake aksara Jawa angel antarane yaiku:
a. Durung apal hurufe.
b. Durung ngerti carane maca.
c. Durung akeh ngerti kosa kata Jawa.
3. Kang dibutuhake supaya bisa maca aksara Jawa antarane yaiku:
a. Ngerti aksara Jawa, pasangan, sandhangan, lan paugeran liyane.
b. Ngerti carane maca.
c. Ngerti kosa kata Jawa.
d. Ngerti anggone medhot tembung.
4. Bacaan berhuruf Jawa
Pandemi Covid-19
Rong taun kepungkur negara iki kena wabah pandemi covid-19.
Pawarta kasebut akeh diandharake ing TV lan surat kabar. Sawise aku lan
warga kiwa tengen ngerti kabar kuwi, Pak RT enggal nganakake rapat sore
iku.
Ing wiwitan rapat kasebut, Pak RT duwe rencana becik supaya
wabah kasebut bisa cepet ilang saka negarane dhewe. Para warga didhawuhi
ora kena metu saka omah. Kabeh dalan mlebu desa bakal ditutup sawetara.
Sekolah dipreike lan kabeh gaweyan dipreike sawetara.
Warga kang melu rapat padha sarujuk karo usulane pak RT mau. Pak
RT ngendikan, “Wabah iki dudu wabah biasa, awake dhewe kudu padha
waspada, jaga jarak saora-orane siji setengah meter, nganggo masker, lan
asring wisuh ngganggo sabun. Yen ora ana sing penting tulung aja metu saka
omah dhisik. Rencana iku bakal diterapne minggu ngarep lan para warga
padha sepakat supaya pandemi cepet minggat.
5. Isine wacan yaiku babagan pandemi covid-19 supaya bisa cepet ilang. Pak
RT nggawe rencana supaya wabah kasebut bisa cepet ilang, awake dhewe
kudu waspada, jaga jarak aman, nganggo masker, asring wisuh nganggo
sabun lan ora metu saka omah yen ora ana bab kang penting.
6. Piwulang kang bisa disinaoni yaiku awake dhewe kudu bisa nerepake
protokol kesehatan supaya ora kena covid-19.
7. Relevansine karo urip jaman saiki yaiku nerapke protokol kesehatan kuwi
penting banget tumrap kahanan pandemi kaya saiki. Yen bisa njaga protokol
kesehatan sing kena paedahe ora mung awake dhewe wae, ning uga wong
liya.
8. Mengalihaksarakan aksara Jawa
Pandemi Covid-19
Rong kepungkur negara iki kena wabah pandemi covid-19. Pawarta
kasebut akeh diandharake ing TV lan surat kabar. Sawise aku lan warga
kiwa tengen ngerti kabar kuwi, Pak RT enggal nganakake rapat sore iku.
Ing wiwitan rapat kasebut, Pak RT duwe rencana becik supaya
wabah kasebut bisa cepet ilang saka negarane dhewe. Para warga didhawuhi
ora kena metu saka omah. Kabeh dalan mlebu desa bakal ditutup sawetara.
Sekolah dipreike lan kabeh gaweyan dipreike sawetara.
Warga kang melu rapat padha sarujuk karo usulane pak RT mau. Pak
RT ngendikan, “Wabah iki dudu wabah biasa, awake dhewe kudu padha
waspada, jaga jarak saora-orane siji setengah meter, nganggo masker, lan
asring wisuh ngganggo sabun. Yen ora ana sing penting tulung aja metu saka
omah dhisik. Rencana iku bakal diterapne minggu ngarep lan para warga
padha sepakat supaya pandemi cepet minggat.
9. Manasuka siswa.

F. Pengayaan & Remedial


1. Pengayaan
Siswa dengan nilai diatas 75, akan melakukan pengayaan dengan
mengalihaksarakan wacana berhuruf Jawa menjadi wacana berhuruf Latin.
2. Remedial
Siswa dengan nilai di bawah 75, maka akan mendapat tugas untuk melakukan
belajar terbimbing, yaitu dengan meminta bantuan kepada siswa dengan nilai di atas
75, kemudian mengerjakan penilaian kembali.

G. Refleksi Peserta Didik & Guru


1. Peserta Didik
Pengalaman baru dapat memberikan inspirasi bagi peserta didik untuk tumbuh dan
berkembang sesuai bakat minat dan kemampuannya serta lebih berhati-hati dalam
mengambil sikap
2. Guru
Pengalaman mengajar dengan potensi siswa yang berbeda, dengan cara mengajar yang
berbeda dan materi yang berbeda merupakan pengalaman yang menarik dan sangat
berharga.
III. LAMPIRAN
A. Lembar Kerja Peserta Didik
Petunjuk:
1. Berdoalah sesuai dengan kepercayaanmu sebelum mengerjakan
2. Bacalah Lembar Kerja Peserta Didik ( LKPD ) dengan Cermat
3. Diskusikanlah masalah dalam LKPD dengan anggota kelompok
4. Tulislah hasil diskusi kelompok pada tempat yang telah disediakan
5. Kerjakanlah dengan percaya diri dan bertanggung jawab
6. Setiap pekan akan ada materi dan tugas baru buat kalian silahkan dicermati dan
dikerjakan.
7. Tetap semangat meski belum disemangati ayang, karena masa depan negeri ini ada
dipundak kalian.

B. Lembar Pengamatan Diskusi (Sikap, Pengetahuan, dan Ketrampilan )


1. Form Penilaian Proses (Pengamatan Diskusi)

INSTRUMEN PENGAMATAN DISKUSI

Nama Partisipasi dalam kelompok


No Peserta Tanggung Skor Nilai
didik Keaktifan Kerjasama
jawab
2. Rubrik Penilaian Pengamatan Diskusi

RUBRIK PENILAIAN PENGAMATAN DISKUSI

Aspek Skor Kriteria


Keaktifan
4 Jawaban/tanggapan sangat baik/sempurna
3 Jawaban/tanggapan baik/benar
2 Jawaban/tanggapan cukup baik/cukup benar
1 Jawaban/tanggapan kurang baik/kurang benar
Kerjasama
4 Siswa sangat aktif kerjasama dalam kelompok
3 Siswa aktif kerjasama dalam kelompok
Partisipasi dalam 2 Siswa cukup aktif kerjasama dalam kelompok
kelompok
1 Siswa kurang aktif kerjasama dalam kelompok
Tanggung jawab
4 Siswa sangat tanggung jawab dalam
menyelesaikan tugas
3 Siswa tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas
2 Siswa cukup tanggung jawab dalam menyelesaikan
tugas
1 Siswa kurang tanggung jawab dalam
menyelesaikan tugas

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


𝑁𝐼𝑙𝑎𝑖 = × 100
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

Keterangan :
Nilai 90 – 100 = Sangat Baik
Nilai 76 – 89 = Baik
Nilai 60 – 75 = Cukup
Nilai < 59 = Kurang

C. Bahan Bacaan Guru dan Peserta Didik


1. Tegese Aksara Jawa
Tegese aksara Jawa kuwi minangka lambang bunyi sing kasusun saka suku kata
basa Jawa kang diwujudake ing sajroning wujud visual lan bisa digandheng miturut
sistem tinamtu saengga dadi seratan kang duweni makna lan lan duweni fungsi
minangka alat komunikasi mligine masyarakat Jawa. Artine aksara Jawa kuwi
minangka simbol grafis kang dadi asile pagesangan masyarakat Jawa. Aksara Jawa
kuwi minangka salah sawijine kabudayan Jawa kang adiluhung,
pramila kudu tansah dipunuri-uri/dilestarikake. Wondene wujude aksara Jawa
yaiku: carakan (dentawyanjana), pasangan, aksara murda, sandhangan swara,
sandhangan pangkon (sigeg), sandhangan panyigeging wanda, sandhangan
wyanjana, sandhangan rangkep, pratandha, aksara panjingan, aksara swara, aksara
rekan, angka Jawa.

2. Wujude Aksara Jawa


a. Aksara Carakan lan Pasangan
Saben aksara pokok duweni pasangan, yaiku aksara kang ngubungake
(menghubungkan) suku kata tertutup konsonan karo suku kata sawise
(selanjutnya), kejaba suku kata tertutup wignyan, layar, lan cecak. Wujude kaya
mengkene:

Wondene carane ngapale aksara Jawa lan pasangane kaya mengkene:


a. Goleki pasangan lan aksarane sing padha wujude.
b. Goleki pasangan sing wujude meh padha karo aksarane, nanging ilang salah
siji sikile.

c. Goleki pasangan sing meh padha.

d. Yen ws kabeh, gari ngapalke pasangan sing rada angel.

Kuwi amung salah sijine cara kanggo ngapalake aksara Jawa lan
pasangane. kajaba kuwi akeh cara kanggo ngapalake aksara Jawa lan
pasangane. Semana uga yen awakmu duwe utawa nemokake cara kang luwih
efektif kanggo ngapalake ya mangga kersa.

b. Aksara Murda lan Pasangane


Wujude aksara murda ana 7lan bisa digunakake kanggo nulis gelar, nama
diri, nama geografi, nama jangkeppamerintah, lan nama lembaga hukum. Aksara
murda ora digunakake ana ing pungkasaning wanda. Aksara Murda cacahe
winates, ora kabeh aksara kang kalebu ing aksara carakan ana aksara murdane.
Pramila anggone nggunakake aksara murda ora kaya nggunakake aksara/huruf
kapital ing aksara latin.
Nanging yen ing aturan Sri Wedhari, aksara Murda amung digunakake kanggo
nulis pakurmatan. Tuladhane nalika nulis Sri Sultan Hamengkubuwana, kudu
nggunakake aksara Murda. Wondene wujude aksara murda, pasangane, lan
tuladha ukara kaya ing ngisor iki.
c. Aksara Swara
Aksara swara cacahe ana 5, yaiku kaya ing ngisor iki.

Katrangan:
1) Aksara swara digunakake kanggo nulis aksara vokal kang dadi suku kata,
mligine/khususe tembung saka basa manca kanggo negesake anggone ngucap.
2) Aksara swara ora digunakake dadi aksara pasangan, saengga aksara sigegankang
ana ing ngarepe kudu dipungkasi nganggo pangkon.
3) Aksara swara bisa diparingi sandhangan wignyan (…h), layar (…/…), lan
cecak (…=…).
d. Aksara Rekan lan Pasanganipun
Wujud aksara rekan lan pasangane ana 5, kaya ngapa wujude? awakmu bisa
ningali ana ing tabel iki.

Katrangan:
1) Aksara rekan cacahe amung ana 5.
2) Aksara rekan digunakake kanggo nulis konsonan tembung manca utawa
tembung serapan kang isih dijaga tulisan asline.
3) Aksara rekan bisa dadi pasangan, bisa diparingi pasangan, lan bisa diparingi
sandhangan.
e. Angka Jawa
Miturut Darusuprapta, dkk., (2002: 44-45), angka Jawa digunakake kanggo
jlentrehake lambang wilangan utawi nomer. Angka Jawa wujude kaya
mengkene.

Titikane lan panulisane angka Jawa diapit tandha pangkat (;…;). Tuladha: kc;13;
= kaca 13.

f. Sandhangan
Ssandhangan yaiku tandha diakritik kang digunakake kanggo ngowahi swara
sajroning aksara Jawa. Wujude yaiku
ana sandhangan swara, sandhangan panyigeg wanda, sandhangan wyanjana
sarta panjingan wa lan panjingan la.
1) Sandhangan swara
Sandhangan swara cacahe ana 5, yaiku wulu, pepet, suku, taling, taling
tarung. Wujude kaya ing ngisor iki.

Sandhangan pepet boten dipun-ginakaken kangge nyerat re lan le, gantosipun pa


cerek lan nga lelet.

Tuladha:

2) Sandhangan panyigeg wanda


Sandhangan panyigeg wanda ana 4, wujude kaya ing ngisor iki.
Pangkon bisa digunakake dadi pamisah antarane ukara siji karo liyane kaya
dene pada lingsa utawi koma (,). Tuladhane kaya ing ngisor iki.

Pangkon ugi saged dipun-ginakaken kangge ngendhani seratan aksara


ingkang susun langkung kalih tingkat. Tuladhane kaya ing ngisor iki.
1) Sandhangan Wyanjana utawi Pratandha Gugus Konsonan
Sandhangan wyanjana yaiku pratandha aksara konsonan kang rumaket ana ing
aksara konsonan liyane sajroning wanda. Sandhangan wyanjana kapantha dadi
5, yaiku kaya ing ngisor iki.
g. Pratandha
Wujud lan fungsine pratandha bisa dipirsani ana ing tabel ngisor iki.

Mengkono mau wujud-wujude aksara Jawa. Awakmu bisa ngulinakake sinau


maca lan nulis sithik baka sithik supaya bisa apal. Kaya dene yen awakmu sinau maca
lan nulis huruf hijaiyah (huruf Arab).
Yen awakmu gelem menelaah, kudune aksara Jawa luwih gampang tinimbang
huruf hijaiyah, amarga ing aksara Jawa ora ana tajwid. Nanging kenapa akeh sing muni
aksara Jawa kuwi angel??
Kamangka cacahe hurufe mung 20, akeh huruf hijaiyah lan huruf latin. Kajaba
kuwi anggone nulis aksara Jawa uga per suku kata ora per huruf. Aksara Jawa uga ora
ana Tajwid.
Dadi yen awakmu muni angel kuwi ora merga hurufe sing angel, nanging
MINDSET awakmu wis muni angel wiwit jaman SD. Yen awakmu bisa maca lan nulis
huruf hijaiyah, kudune maca nulis aksara Jawa luwih guampang. Coba
owahi mindset mu, amerga WONG BISA KUWI JALARAN SAKA KULINA.

D. Tuladha Teks Aksara Jawa


?pnDemi[kop+if\;19;.
?[r=otaunKepu=ku/negraikikenwbhpnDemi[kop+if\;19;.p
w/tksebutH[khfianDrR[kai=t,p+,lnSurtKb/.swi[sS
akulnW/gkiwtezenZe/tikb/kuwi,pk\r,t,[a=glZn[kKr
p[tSo[raiku.
?ai=wiwitTnRptKsebut\pk\r,t,fu[wxvCnbecikSupy
wbhksebutBiscepetHil=sknegr[n[d[w.prw/gfid
wuhai[aorkenmetusk[aomh.k[bhfln\mLebu[fsbklFi
tutupSwetr.se[kolhfi[p]ai[klnK[bhg[wynFi[p]ai [kswetr.
?w/gk=[mlurptPdsrujukK[roausulL[npk\r,t,mau.
pk\r,t,zenFikn\wbhaikifufuwbhbiysh,aw[kK[d[w
kufupdwsPd,jgjrks[aor[aor[nsijisetezh[mte/,
z=[gomsKe/,lnHs]i=wisuhz=[gosbun.[y[nHoransi=penTi=
tulu=ajmetusk[aomhdisik\,xvCnaikubklFiter[pNmi=gu
zxpLnPrw/gpdsepktSupypnDemicepetMi=gt\,
Ing wiwitan kasebut, Pak RT duwe rencana becik supaya wabah kasebut bisa
cepet ilang saka negarane dhewe. Para warga didhawuhi ora kena metu saka omah.
Kabeh dalanan mlebu desa bakal ditutup sawetara. Sekolah dipreike lan kabeh gaweyan
dipreike sawetara.
Warga kang melu rapat padha sarujuk karo usulane pak RT. Pak RT ngendikan,
“Wabah iki dudu wabah biasa, awake dhewe kudu padha waspada, jaga jarak sak ora-
orane siji setengah meter, nganggo masker, asring wisuh ngganggo sabun. Yen ora ana
sing penting tulung aja metu saka omah dhisik. Rencana iku bakal diterapne minggu
ngarep lan para warga padha sepakat supaya pandemi cepet minggat.

E. Link Paugeran Aksara Jawa


1. Paugeran saka bukune Darusuprapta
http://elearning.smkn2blora.sch.id/pluginfile.php/39399/mod_resource/con
tent/1/PAUGERAN%20MACA%20LAN%20NULIS%20AKSARA%20J
AWA%20MENURUT%20KEPUTUSAN%20TIGA%20GUBERNUR%2
0OLEH%20YAYASAN%20PUSTAKA%20NUSATAMA.pdf

2. Paugeran saka buku Sriwedhari


http://elearning.smkn2blora.sch.id/pluginfile.php/39400/mod_resource/content/1/
PAUGERAN%20MACA%20LAN%20NULIS%20AKSARA%20JAWA%20SRI
WEDARI%201926.pdf
F. Glosarium
1. Silabik : Kesukukataan
2. Nglegena/Carakan : Aksara Jawa kang isih utuh durung oleh sandhangan
3. Paugeran : Aturan
4. Pratandha : pertanda

G. Daftar Pustaka
1. Darusuprapta. 2022. Pedoma Penulisan Aksara Jawa. Yogyakarta: Yayasan Pustaka
Nusatama.
2. Poetoesanparepatan Koemisi Kasoesastran Ing Sriwedari (Soerakarta). 1926.
Paugeran Sriwedari Wawaton Panjeratipoen Temboeng Djawi Mawi Sastra Djawi
Dalasan Angka. Landsdrukkerij: Weltevreden.

Blora, 11 Mei 2022


Mengetahui,
Kepala Sekolah Penyusun

Yuswanto,S.Pd.,M.Psi. Dyah Ayu Kusuma Wardani, S.Pd


NIP. 19740822 2009903 1 003

Anda mungkin juga menyukai