Anda di halaman 1dari 33

DASAR-DASAR

BERMAIN DRAMA
Eky Aprilia, S.Pd
Latihan Dasar
Dalam bermain drama ada yang disebut dengan akting.
Akting adalah pelafalan dialog (yang tertulis di dalam naskah) disertai
dengan gerak atau gesture.
Seorang aktor dikatakan baik apabila ia sanggup membawakan dialog
sesuai dengan karakter tokoh yang diperankannya.
Dialog itu bisa terdengar (volume baik), jelas (artikulasi baik), dimengerti
(lafal benar), dan aktor bisa menghayati sesuai dengan tuntutan/jiwa
peran yang ditentukan dalam naskah.
Seorang aktor yang baik akan mampu membawakan dialog tersebut
dengan gerak yang pas (tidak berlebihan atau dibuat-buat).
Ia bergerak dengan leluasa (blocking baik) tidak ragu ragu (
meyakinkan), dimengerti (sesuai dengan hukum gerak dalam kehidupan),
dan juga bisa menghayati sesuai dengan tuntutan peran yang ditentukan
dalam naskah
BLOCKING
Blocking adalah kedudukan aktor pada saat di atas pentas.
Dalam permainan drama, blocking yang baik sangat
diperlukan, oleh karena itu pada waktu bermain kita harus
selalu mengontrol tubuh kita agar tidak merusak blocking.

Blocking tersebut harus seimbang, utuh, bervariasi,


memiliki titik pusat perhatian, wajar, jelas, tidak ragu
ragu, dan meyakinkan.

Kesemuanya itu mempunyai pengertian bahwa gerak yang


dilakukan jangan setengah-setengah dan jangan sampai
berlebihan. Kalau ragu ragu terkesan kaku sedangkan
kalau berlebihan terkesan over acting.
MEDITASI
Meditasi adalah mencoba untuk menenangkan
pikiran. Dalam teater dapat diartikan sebagai
suatu usaha untuk menenangkan dan mengosongkan
pikiran dengan tujuan untuk memperoleh kestabilan
diri
KONSENTRASI
Konsentrasi secara umum berarti "pemusatan".
Dalam teater kita mengartikannya dengan
pemusatan pikiran terhadap alam latihan atau
peran-peran yang akan kita bawakan agar kita
tidak terganggu dengan pikiran-pikiran lain,
sehingga kita dapat menjiwai segala sesuatu yang
kita kerjakan.
PERNAPASAN
 1. Pernapasan dada
Pada pernapasan dada kita menyerap udara
kemudian kita masukkan ke rongga dada sehingga
dada kita membusung. Di kalangan orang orang
teater pernapasan dada biasanya tidak
dipergunakan karena disamping daya tampung atau
kapasitas dada untuk udara sangat sedikit, juga
dapat mengganggu gerak/akting sang aktor, karena
bahu menjadi kaku.
 2. Pernapasan perut
Dinamakan pernapasan perut jika udara
yang kita hisap kita masukkan ke dalam
perut sehingga perut kita
menggelembung. Pernapasan perut
dipergunakan oleh sebagian dramawan,
karena tidak banyak mengganggu gerak
dan daya tampungnya lebih banyak
dibandingkan dada.
 3. Pernapasan lengkap
Pada pernapasan lengkap kita mempergunakan dada
dan perut untuk menyimpan udara, sehingga udara yang
kita serap sangat banyak (maksimum). Pernapasan
lengkap dipergunakan oleh sebagian artis panggung
yang biasanya tidak terlalu mengutamakan akting,
tetapi mengutamakan vokal.
 4. Pernapasan diafragma
Diafragma adalah bagian tubuh kita yang terletak
diantara rongga dada dan perut.
Pernapasan diafragma adalah ketika sang aktor itu
mengambil udara sebanyak-banyaknya kemudian
disimpan di diafragma dan rasakan bahwa diafragma
itu benar-benar mengembang. Hal ini dapat kita
rasakan dengan mengembangnya perut, pinggang,
bahkan bagian belakang tubuh di sebelah atas pinggul
kita juga turut mengembang.
Akhir-akhir ini, banyak orang teater yang
mempergunakan pernapasan diafragma, karena tidak
banyak mengganggu gerak dan daya tampungnya
lebih banyak dibandingkan dengan pernapasan perut
VOKAL
 Untuk menjadi seorang pemain drama yang baik,
maka dia harus mempunyai dasar vokal yang baik
pula. "Baik" dalam pengertian:
- dapat terdengar (dalam jangkauan penonton,
sampai penonton, yang paling belakang),
- jelas (artikulasi/pengucapan yang tepat),
- tersampaikan misi (pesan) dari dialog yang
diucapkan, dan
- tidak monoton.
 Untuk mempunyai vokal yang baik ini, maka perlu dilakukan
latihan latihan vokal. Banyak cara, yang dilakukan untuk melatih
vokal, antara lain:

1. Tariklah napas, lantas keluarkan lewat mulut sambil


menghentakan suara "wah…" dengan energi suara. Lakukan ini
berulang kali.

2. Tariklah napas, lantas keluarkan lewat mulut sambil


menggumam "mmm…mmm…" (suara keluar lewat hidung).

3. Sama dengan latihan kedua, hanya keluarkan dengan suara


mendesis,"ssss…….“

4. Hirup udara banyak banyak, kemudian keluarkan vokal


"aaaaa……." sampai batas napas yang terakhir. Nada suara
jangan berubah.
5. Sama dengan latihan di atas, hanya nada (tinggi
rendah suara) diubah-ubah naik turun (dalam satu
tarikan napas)

6. Keluarkan vokal "a…..a……" secara terputus-putus.

7. Keluarkan suara vokal "a i u e o", "ai ao au ae ", "oa


oi oe ou", "iao iau iae aie aio aiu oui oua uei uia ......"
dan sebagainya.

8. Berteriaklah sekuat kuatnya sampai ke tingkat histeris.

9. Bersuara, berbicara, berteriak sambil berialan,


jongkok, bergulung gulung, berlari, berputar putar dan
berbagai variasi lainnnya.
ARTIKULASI

Artikulasi yang dimaksud adalah


pengucapan kata melalui mulut agar
terdengar dengan baik dan benar
serta jelas, sehingga telinga
pendengar/penonton dapat mengerti
pada kata-kata yang diucapkan.
Beberapa sebab yang mongakibatkan terjadinya
artikulasi yang kurang/tidak benar, yaitu:

 1. Cacat artikulasi alami: cacat artikulasi ini dialami


oleh orang yang berbicara gagap atau orang yang
sulit mengucapkan salah satu konsonan, misalnya "r",
dan sebagainya.
2. Artikulasi jelek; ini bukan disebabkan karena
cacat artikulasi, melainkan terjadi sewaktu-waktu. Hal
ini sering terjadi pada pengucapan naskah/dialog.
Misalnya:
Kehormatan menjadi kormatan,
menyambung menjadi mengambung, dan sebagainya.
 Artikulasi jelek disebabkan belum terbiasa pada
dialog, pengucapan terlalu cepat, gugup, dan
sebagainya. Sedangkan artikulasi menjadi tak
tentu: hal ini terjadi karena pengucapan
kata/dialog terlalu cepat, seolah olah kata demi
kata berdempetan tanpa adanya jarak sama
sekali.
Untuk mendapatkan artikulasi yang baik,
maka kita harus melakukan latihan:
1. Mengucapkan alfabet dengan benar, perhatikan
bentuk mulut pada setiap pengucapan. Ucapkan
setiap huruf dengan nada-nada tinggi, rendah,
sengau, kecil, besar, dsb. Juga ucapkanlah dengan
berbisik.

2. Variasikan dengan pengucapan lambat, cepat,


naik, turun, dsb

3. Membaca kalimat dengan berbagai variasi seperti


di atas. Perhatikan juga bentuk mulut
INTONASI
Seandainya pada dialog yang kita ucapkan, kita tidak
menggunakan intonasi, maka akan terasa monoton,
datar dan membosankan. Yang dimaksud intonasi di sini
adalah tekanan-tekanan yang diberikan pada kata,
bagian kata atau dialog

Misainya saya pada kalimat "Saya membeli pensil ini"


Perhatikan bahwa setiap tekanan memiliki arti yang
berbeda. Misal:
SAYA membeli pensil ini. (Saya, bukan orang lain)
Saya MEMBELI pensil ini. (Membeli, bukan, menjual)
Saya membeli PENSIL ini. (Pensil, bukan buku tulis)
WARNA SUARA
Usia sangat mempengaruhi warna suara.

 Misalnya saja seorang kakek, akan berbeda warna


suaranya dengan seorang anak muda.
 Seorang ibu akan berbeda warna suaranya dengan anak
gadisnya.
 Antara laki laki dengan perempuan, akan sangat jelas
perbedaan warna suaranya.

Jadi jelaslah bahwa untuk membawakan suatu dialog


dengan baik, maka selain harus memperhatikan artikulasi,
gestikulasi dan intonasi, harus memperhatikan juga warna
suara.
GESTIKULASI
Gestikulasi adalah suatu cara untuk memenggal kata
dan memberi tekanan pada kata atau kalimat pada
sebuah dialog.

Jadi seperti halnya artikulasi, gestikulasi pun merupakan


bagian dari dialog, hanya saja fungsinya yang
berbeda. Gestikulasi tidak disebut pemenggalan
kalimat karena dalam dialog satu kata dengan satu
kalimat kadang kadang memiliki arti yang sama.
Misalnya kata "Pergi !!!!" dengan kalimat "Angkat kaki dari sini
!!!". Juga dalam drama bisa saja terjadi sebuah dialog yang
berbentuk "Lalu ?" , "Kenapa ?" atau "Tidak !" dan
sebagainya.

Karena itu diperlukan suatu ketrampilan dalam memenggal kata


pada sebuah dialog. Gestikulasi harus dilakukan, sebab kata
kata yang pertama dengan kata berikutnya dalam sebuah
dialog dapat memiliki maksud yang berbeda.

Misalnya: "Tuan kelewatan. Pergi!". Antara "Tuan kelewatan"


dan "Pergi" harus dilakukan pemenggalan karena antara
keduanya memiliki maksud yang berbeda. Hal ini dilakukan
agar lebih lancar dalam memberikan tekanan pada kata.
Misalnya "Tuan kelewatan"....... (mendapat tekanan), "Pergi…."
(mendapat tekanan).
OLAH TUBUH
Olah tubuh (bisa juga dikatakan senam), sangat perlu
dilakukan sebelum kita mengadakan latihan atau
pementasan.
Dengan berolah tubuh kita akan, mendapat
keadaaan atau kondisi tubuh yang maksimal. Selain
itu olah tubuh juga mempunyai tujuan melatih atau
melemaskan otot otot kita supaya elastis, lentur,
luwes dan supaya tidak ada bagian bagian tubuh
kita yang kaku selama latihan-latihan nanti.
GERAK DAN VOKAL
Memadukan antara vokal dan gerak.
Banyak bentuk-bentuk latihan yang dapat dilakukan,
antara lain mengucapkan kalimat yang panjang
sambil berlari-lari, melompat, jongkok, bergulung-
gulung, atau juga bisa dengan memutar-mutar kepala,
memutar-mutar tubuh, dan sebagainya.

Latihan ini berguna sekali bagi kita pada waktu


acting. Tujuannya adalah agar vokal dan gerak kita
selalu serasi, agar gerak kita tidak terlalu banyak
berpengaruh pada vokal.
PENGGUNAAN PANCAINDERA
 Mata
Duduk bersila sambil menatap suatu titik di dinding. Konsentrasi
hanya pada titik tersebut. Usahakan menatap titik tersebut tanpa
berkedip, selama mungkin.

 Telinga
Duduk bersila, pejamkan mata. Sementara itu seseorang mengetuk-
ngetuk sesuatu pada beberapa macam benda, dimana setiap
benda memiliki nada / suara yang berlainan. Hitunglah berapa
kali ketukan pada benda yang sudah ditentukan.
Duduklah ditepi jalan yang ramai, sambil memejamkan mata.
Cobalah untuk mengenali suara apa saja yang masuk ke telinga,
misalnya suara truk, bus, sepeda motor, suara tawa seseorang
diatas sepeda motor, suara sepatu diatas trotoar,dsb.
 Hidung
Duduk ditepi jalan sambil memejamkan mata,
kemudian cobalah untuk mengenali bau apa yang
ada disekitar kita. Misalnya bau keringat orang
yang lewat didepan kita, bau parfum, asap
knalpot, asap rokok, atau tanah yang baru disiram
hujan, dsb.
Ciumlah tangan, kaki, pakaian, dan jika bisa
seluruh tubuh kita, rasakan dan hayati benar-benar
bagaimana baunya.
 Kulit
Rabalah tangan, kaki, kepala dan seluruh tubuh kita, juga
pakaian kita. Rasakan dan kenalilah tubuh kita itu, cari
perbedaan antara setiap tubuh.
Rabalah dinding, lantai, meja, atau benda-benda lain.
Perhatikanlah bagaimana rasanya, dingin atau panas. Juga
sifatnya halus atau kasar dan coba juga mengenali
bentuknya. Lakukan latihan ini dengan mata terpejam.

 Lidah
Rabalah dengan lidah bagaimana bentuk mulut kita,
bagaimana bentuk gigi, langit-langit, bibir, dan
sebagainya.
Rasakan dengan menjilat, bagaimana rasa dari sebuah
kancing baju, sapu tangan, batang pensil, tangan yang
berkeringat,dsb.
KARAKTERISASI
Karakterisasi adalah suatu usaha untuk menampilkan
karakter atau watak dari tokoh yang diperankan.
Tokoh-tokoh dalam drama, adalah orang-orang yang
berkarakter.

Jadi seorang pemain drama yang baik harus bisa


menampilkan karakter dari tokoh yang diperankannya
dengan tepat. Dengan demikian penampilannya akan
menjadi sempurna karena ia tidak hanya menjadi figur
dari seorang tokoh saja, melainkan juga memiliki watak
dari tokoh tersebut
OBSERVASI
Observasi adalah suatu metode untuk mempelajari /
mengamati seorang tokoh. Bagaimana tingkah
lakunya, cara hidupnya, kebiasaannya,
pergaulannya, cara bicaranya, dsb.

Setelah kita mengenal segala sesuatu tentang tokoh


tersebut, kita akan mengetahui wujud dari tokoh itu.
Setelah itu baru kita menirukannya. Dengan
demikian kita akan menjadi tokoh yang kita ingini.
ILUSI
Ilusi adalah bayangan atas suatu peristiwa yang akan
terjadi maupun yang telah terjadi, baik yang
dialami sendiri maupun yang tidak.

Kejadian itu dapat berupa pengalaman, hasil


observasi, mimpi, apa yang dilihat, dirasakan,
ataupun angan-angan, kemungkinan-kemungkinan,
ramalan, dan lain sebagainya
IMAJINASI
Imajinasi adalah suatu cara untuk menganggap sesuatu
yang tidak ada menjadi seolah-olah ada.

Kalau ilusi obyeknya adalah peristiwa, maka imajinasi


obyeknya benda atau sesuatu yang dibendakan.

Tujuannya adalah agar kita tidak hanya selalu


menggantungkan diri pada benda-benda yang kongkrit.
Juga diatas pentas, penonton akan melihat bahwa apa
yang ditampilkan tampak benar-benar terjadi walaupun
sesungguhnya tidak terlihat, benar-benar dialami sang
pelaku. Kemampuan untuk berimajinasi benar-benar diuji
bilamana kita sedang memainkan sebuah pantomim
EMOSI
Emosi dapat diartikan sebagai ungkapan perasaan. Emosi
dapat berupa perasaan sedih, marah, benci, bingung,
gugup, dsb.

Dalam drama, seorang pemain harus dapat


mengendalikan dan menguasai emosinya. Hal ini penting
untuk memberikan warna bagi tokoh yang diperankan dan
untuk menunjang karakter tokoh tersebut.

Emosi juga sangat mempengaruhi tubuh, yaitu tingkah laku,


roman muka (ekspresi), pengucapan dialog, pernapasan,
niat. Niat disini timbul setelah emosi itu terjadi, misalnya
setelah marah maka tinbul niat untuk memukul, dsb
PENGHAYATAN
Penghayatan adalah mengamati serta mempelajari isi
dari naskah untuk diterapkan pada tubuh kita.

Misalnya pada waktu kita berperan sebagai Pak


Usman yang berprofesi sebagai polisi, maka saat itu
kita tidak lagi berperan sebagai diri kita sendiri
melainkan menjadi Pak Usman yang berprofesi sebagai
polisi.

Hal inilah yang harus kita terapkan dengan baik jika


kita akan memainkan sebuah naskah drama
KOMPOSISI PENTAS
 Komposis pentas adalah pembagian pentas menurut
bagian-bagian yang tertentu. Komposisi pentas ini dibuat
untuk membantu blocking, dimana setiap bagian pentas
mempunyai arti tersendiri.

 Kadar kekuatan pentas dapat dilihat pada urutan


penempatannya. Bagian depan lebih kuat daripada bagian
belakang. Bagian kanan lebih kuat daripada bagian kiri.
Oleh karena itu jangan menempatkan diri atau benda yang
kadar kekuatannya tinggi pada bagian yang kuat. Carilah
tempat-tempat yang sesuai agar blocking kelihatan
seimbang. Walaupun demikian harus tetap dalam batas-
batas yang wajar, jangan terlalu dibuat-buat
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai