Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN OBSERVASI PPL I

DI SMA NEGERI 9 YOGYAKARTA

oleh:
Norma Fajarina Sulistiyaningtyas
22425299042

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI


PROGRAM PROFESI GURU PRAJABATAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2022

1
HALAMAN PENGESAHAN

Berdasarkan pengamatan tentang kegiatan orientasi dan observasi yang


dilaksanakan sejak tanggal 24 sampai 27 Oktober 2022 di SMA Negeri 9 Yogyakarta
bahwa:

Nama : Norma Fajarina Sulistiyaningtyas


NIM : 22425299042
Program Studi : Pendidikan Sosiologi
Telah melaksanakan kegiatan observasi terkait dengan karakteristik peserta didik,
lingkungan sekolah, perangkat pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan manajemen
sekolah sebagai syarat pemenuhan tugas Praktik Pengenalan Lapangan Pendidikan
Profesi Guru Prajabatan di Universitas Negeri Yogyakarta.

Yogyakarta, 22 November 2022

Disahkan oleh

Dosen Pembimbing Lapangan Guru Pamong

Dr. Poerwanti Hadi Pratiwi, S.Pd.,M.Si Dra. Wardani

NIP.198306132008012005 NIP.19651191995122002

Mengetahui
Kepala SMA Negeri 9 Yogyakarta,

Rudy Rumanto, S.Pd., M.Pd.


NIP. 196503121994121003

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................. 1


Halaman Pengesahan ........................................................................................ 2
Daftar Isi ........................................................................................................... 3
BAB 1. Pendahuluan ........................................................................................ 4
A. Karakteristik Peserta Didik................................................................... 4
B. Perangkat Pembelajaran ....................................................................... 4
C. Pelaksanaan Pembelajaran.................................................................... 4
D. Manajemen Sekolah ............................................................................. 5
E. Lingkungan Belajar .............................................................................. 5
BAB 2. Hasil Observasi ................................................................................... 6
A. Hasil Observasi Karakteristik Peserta Didik ........................................ 6
B. Hasil Observasi Perangkat Pembelajaran ............................................. 8
C. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ......................................... 8
D. Hasil Observasi Manajemen Sekolah ................................................... 8
E. Hasil Observasi Lingkungan Belajar .................................................... 9
BAB 3. Penutup ................................................................................................ 10
A. Kesimpulan ........................................................................................... 10
Daftar Pustaka .................................................................................................. 11
Lampiran ........................................................................................................... 12

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Karakteristik Peserta Didik


Peserta didik merupakan masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri
melalui proses pendidikan (Siswoyo, dkk, 2013: 85). Setiap peserta didik memiliki
potensi atau kodrat yang memungkinkan untuk tumbuh dan berkembang menjadi
sosok yang sempurna (Siswoyo, dkk, 2013: 89). Kodrat atau karakteristik peserta didik
merupakan karakter atau sifat dan tabiat dari peserta didik. Setiap peserta didik
memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Karakteristik peserta didik dapat diartikan
sebagai pola kelakukan dan kemampuan yang dimiliki peserta didik. Oleh karena itu
karakteristik peserta didik menjadi hal yang penting untuk perencanaan pembelajaran.

B. Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran merupakan alat perlengkapan yang perlu disiapkan oleh
guru sebelum proses pembelajaran dilaksanakan. Dalam Permendikbud No. 65 Tahun
2013 Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah menyebutkan bahwa
penyusunan perangkat pembelajaran merupakan bagian dari perencanaan
pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dapat dilakukan dengan menyusun silabus
dan RPP atau Modul Ajar. Selain itu penyiapan model, metode, media dan sumber
belajar juga menjadi satu kesatuan dalam penyusunan perangkat pembelajaran.

C. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan keberlangsungan proses pembelajaran
sesuai dengan perencanaan yang sudah disusun sebelumnya. Pelaksanaan
pembelajaran dapat dilakukan di dalam kelas ataupun di luar kelas. Dalam proses
pelaksanaan pembelajaran perlu diketahui tujuan pembelajarannya agar pembelajaran
dapat berjalan sesuai dengan arah yang dituju.
D. Manajemen Sekolah
Manajemen bermakna proses atau kegiatan yang memiliki arti menyelenggarakan
atau melaksanakan sesuatu dan mengontrol atau mengendalikan sesuatu (Amirin, dkk,

4
2013:7). Dalam lingkup sekolah manajemen diperlukan untuk mengendalikan proses
pelaksanaan kegiatan di sekolah agar sesuai dengan peraturan yang berlaku dan
disepakati.

E. Lingkungan Belajar
Lingkungan pendidikan merupakan sesuatu yang ada di luar individu (Siswoyo,
dkk, 2013: 135). Menurut Siswoyo, dkk (2013: 136) sekolah atau balai wiyata adalah
lingkungan pendidikan yang mengembangkan dan meneruskan pendidikan anak
menjadi warganegara yang cerdas, trampil, dan bertingkah laku baik. Dalam proses
belajar, lingkungan memiliki pengaruh yang cukup besar. Lingkungan belajar tidak
hanya diperoleh di sekolah, namun juga diperoleh dari keluarga, budaya, dan sosial
masyarakat.

5
BAB II
HASIL OBSERVASI
Hasil observasi yang telah dilakukan di SMA N 9 Yogyakarta diperoleh
hasil observasi karakteristik peserta didik, observasi pengalaman proses
pembelajaran, dan analisis data akan dibahas pada bab ini.

A. OBSERVASI KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK


1) Budaya Sekolah
Hasil Observasi:
• Sekolah SMAN 9 Yogyakarta sudah mendukung pembelajaran siswa,
terlihat dari sarana dan prasarana lengkap di ruang kelas.
• Setiap ruangan sudah tersedia infocus dan proyektor yang dapat
membantu guru untuk menampilkan materi atau media pembelajaran.
• Setiap pojok ruangan kelas terdapat pojok baca terdiri dari buku-buku
pelajaranuntuk meningkatkan minat literasi belajar siswa tanpa harus ke
perpustakaan.
• Setiap sudut ruangan juga dilengkapi jaringan wifi agar dapat menunjang
peserta didik dalam memperoleh ilmu dari media belajar elektronik
lainnya.
• Meningkatkan kenyamanan siswa diruangan kelas pihak sekolah juga
memfasilitasi air isi ulang untuk mengurangi sampah plastik dari botol
air kemasan, tong sampah terpisah untuk menigkatkan kesadaran diri
siswa terhadap lingkungan, dan CCTV.
• Penguatan Profil Pelajar Pancasila sudah diterapkan di sekolah, seperti:
penggunaan gending jawa sebagai bel sekolah; Menyanyikan lagu
Indonesia Raya setiap hari setelah bel masuk dan bel pulang sekolah;
bergotong royong dalam proses pembelajran; beriman dan bertaqwa
kepada tuhan YME dan berakhlak mulia; mandiri; dan bernalar kreatif.
2) Budaya Kelas
Hasil Observasi:
• Sebelum melaksanakan ulangan harian (UH) secara lisan, guru
bersepakat dengan peserta didik bahwa peserta didik mempunya

6
waktu seminggu untuk belajar terlebih dahulu. Sehingga ulangan
harian (UH) lisan ini sudah diinfokan seminggu sebelumnya.
• Cara guru untuk menekankan nilai-nilai profil pelajar Pancasila
kepada peserta didik adalah dengan mengajak peserta didik berdoa,
serta menginstruksikan untuk menghargai teman ketika maju dengan
cara tidak ribut.
Saat observasi dilakukan, peserta didik sedang melaksanakan ulangan
harian (UH) lisan. Pada pekan sebelum pelaksanaan ulangan harian (UH)
lisan ini, telah dibuat kesepakatan antara guru dan peserta didik mengenai
pelaksanaan ulangan harian (UH) secara lisan sehingga ada upaya guru
melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran. Selain itu, budaya
kelas juga terlihat bahwa guru menanamkan nilai-nilai profil pelajar
Pancasila, diantaranya yaitu mengajak peserta didik berdoa sebelum
memulai pembelajaran serta menginstruksikan untuk menghargai ketika
temannya sedang maju sehingga tidak menganggu konsentrasi. s

3) Keterlibatan peserta didik


Hasil observasi:
• Peserta didik kurang aktif karena harus dipanggil satu persatu dulu
ketika maju, tanpa ada motivasi untuk mengajukan dirinya sendiri.
• Guru memotivasi peserta didik dengan cara memanggil namanya
satu persatu melalui presensi kelas.
• Dalam hal ini anak-anak kurang antusias karena Ulangan Harian,
sehingga mungkin atmosfernya menegangkan.
• Beberapa peserta didik aktif dalam merespon pertanyaan lisan dari
gurunya, namun ada beberapa peserta didik lainnya yang juga
kurang optimal ketika menjawab.
• Dalam hal memahami materi tentunya belum terlihat karena
mahasiswa melakukan observasi ketika peserta didik
melaksanakan ulangan harian.

7
4) Identifikasi Kesiapan Peserta didik
Hasil observasi:
Ketika akan memulai pembelajaran guru terlebih dahulu
mengecek kesiapan peserta didiknya dengan cara menanyakan
kesiapan untuk ulangan harian (UH) lisan pada hari ini.

5) Perkembangan emosi
Hasil Observasi:
Sekolah sudah mulai memfasilitasi siswa untuk
mengekspresikan diri melalui ekstrakurikuler. SMAN 9 Yogyakarta
sekolah mewadahi 17 jenis ekstrakurikuler yang menunjang potensi
diri peserta didik sesuai minat bakatnya. Selain itu juga terdapat
ruangan-ruangan untuk mengekspresikan diri peserta didik
contohnya seperti ruang kesenian gamelan, ruang labolatorium dan
lain sebagainya.

6) Perkembangan psikososial
Hasil Observasi:
• Guru disekolah SMAN 9 Yogyakarta mengembangkan
kemampuan sosial peserta didik dengan menerapkan budaya
5S (senyum, sapa, salam, sopan, dan santun) setiap bertemu
guru/karyawan bahkan sesama peserta didik.
• Membimbing peserta didik untuk belajar memisahkan
sampah menjadi tiga bagian yaitu sampah organik, non-
organik, dan berbahaya.
• Dalam kegiatan belajar guru mengembangkan keterampilan
sosial peserta didik dengan membiasakan berdiskusi.
Setiap pagi hari guru menerapkan budaya 5S yaitu senyum,
sapa, salam, sopan, dan santun. Para guru menyambut kedatangan
guru lain, karyawan dan peserta didik di depan gerbang masuk
sekolahan. Di SMAN 9 Yogyakarta juga telah diterapkan pemisahan
sampah melalui tong-tong sampah yang telah disediakan di setiap

8
sudut-sudut sekolah. Selain itu, di tiap-tiap kelas juga tersedia tas-
tas sampah yang digunakan untuk memisahkan sampah sesuai
dengan jenisnya. Sementara itu, dalam kegiatan pembelajaran di
kelas guru mengembangkan keterampilan sosial peserta didik
dengan membiasakan berdiskusi. Terlihat ketika peserta didik
berdiskusi secara lirih tentang soal-soal yang diujikan ketika
ulangan harian (UH) lisan.

7) Perkembangan fisiologis
Hasil observasi:
Di kelas X.5 tidak ada anak yang berkebutuhan khusus,
hanya saja ada sebagian kecil anak yang memang menggunakan
kacamata karena mengalami gangguan penglihatan.

8) Aspek kognitif
Hasil observasi:
Peserta didik di kelas X.5 ini rentang usianya adalah 15-16 tahun,
sebab mereka memang baru berada pada masa peralihan yaitu dari
masa Sekolah Menengah Pertama (SMP), ke masa Sekolah
Menengah Atas (SMA).

9) Perkembangan moral/spiritual
Hasil observasi:
Guru membangun nilai-nilai integritas dan spiritual dalam diri
peserta didik dengan cara selalu mengajak mereka berdoa ketika
akan memulai pelajaran.

B. HASIL OBSERVASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Observasi pelaksanaan pembelajaran saat ulangan harian (UH)
yang dilaksanakan secara lisan dikelas X.5 yang berada di SMAN 9
Yogyakarta yaitu tidak semua peserta didik sudah menguasai materi yang
akan diujikan pada ulangan harian (UH) lisan pada hari ini. Ada beberapa
peserta didik yang tidak siap. Ada peserta didik yang tidak dapat

9
menjawab pertanyaan lisan dari gurunya. Peserta didik tidak
menggunakan waktu dengan baik yang diberikan oleh guru untuk
mempelajari materi.
Proses pembelajaran masih kurang efektif. Hal ini terlihat tidak
semua peserta didik terlibat aktif. Ada peserta didik yang tidak dapat
menjawab pertanyaan guru. Namun terlihat ada usaha guru membantu
peserta didik yang mengalami kesulitan dalam mencapai tujuan
pembelajara yaitu guru memberikan kesempatan remedial pada
pertemuan atau minggu selanjutnya. Selain itu, guru juga memberikan
kesempatan untuk maju terlebih dahulu tanpa dipanggil kepada peserta
didik yang sudah siap untuk mengikuti ulangan harian (UH) lisan pada
hari tersebut. Terkait perangkat ajar, guru melakukan modifikasi dari
modul ajar/RPP karena menyesuaikan kegiatan pembelajaran di kelas.

C. MANAJEMEN SEKOLAH

Manajemen sekolah di SMAN 9 Yogyakarta tertata dengan rapi.


Berbagai kegiatan di sekolah dapat terlaksana dengan baik dengan
pembagian tugas dalam proses manajemen sekolah. Kegiatan akademik
ataupun nonakademik difasilitasi dengan baik oleh pihak sekolah. Fasilitas
yang disediakan oleh sekolah sudah mendukung dan sesuai dengan
kebutuhan sekolah. Pengaturan fasilitas sekolah disesuaikan oleh pihak-
pihak yang ditugaskan mengurus sarana prasarana sekolah. Kebutuhan
fasilitas atau sarana prasarana diperoleh dari masukan guru atau pihak
admin gudang sehingga fasilitas yang tersedia sesuai dengan kebutuhan
yang ada.
Manajemen sekolah juga mengatur bagaimana kurikulum yang akan
diterapkan. SMAN 9 Yogyakarta mengikuti peraturan kurikulum
pemerintah pusat. Selain itu SMAN 9 Yogyakarta melakukan standar proses
baik dari perencanaan hingga evaluasi. Kegiatan administrasi pendidikan di
SMAN 9 Yogyakarta yang mengelola pencatatan, pengumpulan,
penyimpanan data, dan dokumen untuk membantu pimpinan dalam

10
pengambilan keputusan, urusan surat menyurat serta laporan mengenai
kegiatan sekolah dilakukan oleh pihak tata usaha. Upaya yang dilakukan
bertujuan untuk mewujudkan tujuan yaitu dengan melaksanakan hak dan
kewajibannya dengan baik.

D. LINGKUNGAN BELAJAR

Siswa SMAN 9 Yogyakarta berasal dari berbagai latar belakang


sosial-ekonomi. Terdapat siswa yang mendapat uang saku lebih dari
Rp25.000 per hari, namun ada pula siswa yang tidak mendapat uang saku.
Namun demikian, keberagaman latar belakang sosial-ekonomi tersebut
tidak menjadikan siswa memperoleh akses layanan pendidikan yang
berbeda. Seluruh siswa memiliki hak yang sama dalam mengakses dan
memperoleh layanan pendidikan yang berkualitas di Sekolah.
Pembelajaran di kelas berjalan efektif dan berkualitas. Guru
mengelola manajemen kelas dengan baik, merespon semua siswa yang
bertanya, menegur dan mengondisikan siswa yang tidak memperhatikan,
membimbing diskusi, melakukan tanya jawab lisan dan memberi motivasi
pada siswa.
Lingkungan belajar di SMAN 9 Yogyakarta memiliki sistem
keamanan yang baik. SMAN 9 Yogyakarta memiliki CCTV, petugas parker,
dan satpam yang selalu memonitor area sekolah. Selain itu tata tertib di
sekolah berjalan dengan baik.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas XII MIPA 5
SMAN 9 Yogyakarta dan di lingkungan SMAN 9 Yogyakarta didapatkan
kesimpulan sebagai berikut:
1) Observasi terkait karakteristik peserta didik di SMAN 9 Yogyakarta
yang terdiri dari aspek budaya sekolah, budaya kelas, keterlibatan
peserta didik, identifikasi kesiapan siswa, perkembangan emosi,
perkembangan sosial, perkembangan fisiologis dan perkembangan
moral/spiritual dapat saya menyimpulkan bahwa peserta didik SMAN 9
Yogyakarta sudah menerapkan budaya sekolah yang berbasis seni
budaya dan adiwiyata sesuai dengan visi dan misi sekolah.
2) Fasilitas sarana dan prasarana SMA N 9 Yogyakarta sudah mendukung
proses pembelajaran. Terlihat dari tersedianya infokus dan proyektor,
wifi, AC, CCTV, pojok baca, tong sampah, air isi ulang dan lain
sebagainya.
3) Penerapan profil pelajar pancasila juga sudah mulai terbiasa diterapkan
oleh peserta didik di SMAN 9 Yogyakarta dalam pembelajaran dikelas
seperti berdiskusi, gotong royong, kreatif, jujur dan mandiri saat ulangan
harian (UH) lisan. Selain itu, hal ini juga terlihat dari segi membangun
semangat spiritual melalui kegiatan sholat berjamaah, berdoa sebelum
dan sesudah pembelajaran. Penerapan profil pancasila juga diterapkan
dalam kegiatan sekolah seperti menyanyikan lagu wajib Nasional diawal
dan akhir jam sekolah, penerapan budaya simpatik 5S (senyum, salam,
sapa, sopan, santun), adiwiyata lingkungan sekolah untuk memilah
sampah organik dengan non-organik, pengenalan batik disetiap sudut
sekolah,
4) Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan pembelajaran (ulangan harian)
lisan terkait materi ragam gejala sosial saya mengamati bahwa ada

12
sebagian peserta didik yang kurang memiliki kesiapan ketika mengikuti
ulangan harian lisan terkait materi tersebut.
5) Guru pengampu mata pelajaran memfasilitasi peserta didik yang
mengalami kesulitan dalam menjawab soal ulangan harian dengan
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk remedial pada
pertemuan atau minggu selanjutnya.
6) Perkembangan kognitif, emosi, sosial, fisiologi, dan moral peserta didik
mendukung proses pembelajaran di kelas sehingga peserta didik dapat
belajar dengan maksimal serta dapat berpikir kritis untuk membangun
pengetahuan bagi dirinya sendiri.
7) Manajemen sekolah tersusun rapi dan dikoordinasikan dengan baik.
Fasilitas serta sarana prasarana tersedia dengan baik dan sesuai
kebutuhan untuk mendukung proses pembelajaran.
8) Lingkungan belajar di sekolah mendukung seluruh peserta didik
meskipun peserta didik di SMAN 9 Yogyakarta berasal dari latar
belakang yang berbeda-beda.

13
DAFTAR PUSTAKA

Amirin, Tatang M., dkk. 2013. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Direktorat Sekolah Dasar Kemdikbud (2022). Profil Pelajar Pancasila.


http://ditpsd.kemdikbud.go.id/hal/profil-pelajar-pancasila. 31 Oktober 2022.

Siswoyo, Dwi, dkk. 2013. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

14
LAMPIRAN FOTO KEGIATAN OBSERVASI

Penilaian ulangan harian lisan materi


Suasana proses pembelajaran di kelas X-5 ragam gejala sosial

Mahasiswa PPG dalam program Gazebo tempat siswa berdiskusi


Senyum Sapa Salam di pagi hari

15
Acara Lustrum ke XIV dengan tema “The Ekstrakurikuler sebagai wadah tempat
artand culture” untuk mendorong minat siswamengembangkan minat dan
siswa dibidang kebudayaan bakatnya

16
FORMAT LEMBAR OBSERVASI KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK

HARI/TANGGAL : Selasa, 25 Oktober 2022

NAMA MAHASISWA PPG : Norma Fajarina Sulistiyaningtyas

KELAS SASARAN : X.5

ASPEK YANG DIOBSERVASI HASIL OBSERVASI

Budaya Sekolah Hasil Observasi:


• Apakah suasana sekolah Sekolah SMAN 9 Yogyakarta sudah
mendukung pembelajaran dan mendukung pembelajaran siswa,
interaksi yang optimal? terlihat dari sarana dan prasarana
• Secara umum, apakah profil lengkap di ruang kelas. Setiap
pelajar Pancasila dihidupkan ruangan sudah tersedia infocus dan
dalam sekolah? proyektor yang dapat membantu guru
untuk menampilkan materi atau
media pembelajaran. Setiap pojok
ruangan kelas terdapat pojok baca
terdiri dari buku-buku pelajaran
untuk meningkatkan minat literasi
belajar siswa tanpa harus
keperpustakaan. Setiap sudut ruangan
juga dilengkapi wifi agar dapat
menunjang peserta didik dalam
memperoleh ilmu dari media belajar
elektronik lainnya. Meningkatkan
kenyamanan siswa diruangan kelas
pihak sekolah juga memfasilitasi air
isi ulang untuk mengurangi sampah
plastik dari botol air kemasan, tong
sampah terpisah untuk menigkatkan
kesadaran diri siswa terhadap
lingkungan, dan CCTV. Profil belajar
Pancasila sudah diterapkan
disekolah, seperti: penggunaan
gending jawa sebagai bel sekolah;
Menyanyikan lagu Indonesia raya
setiap hari setalah bel masuk dan bel

17
pulang sekolah; Bergotong royong
dalam proses pembelajran; Beriman
dan bertaqwa kepada tuhan YME dan
berakhlak mulia; mandiri; dan
bernalar kreatif
Interpretasi
Suasana sekolah sudah mendukung
pembelajaran dan interaksi yang
terjadi sudah optimal dan profil
pelajar pancasila sudah diterapkan
di lingkungan sekolah SMAN 9
Yogyakarta. Berdasarkan hasil
interpretasi saya profil belajar
Pancasila sudah diterapkan
disekolah, seperti: penggunaan
gending jawa sebagai bel sekolah
yang dapat memberikansuasana
budaya yang kental sesuai
dengan visi sekolah;
Menyanyikan lagu Indonesiaraya
setiap hari setalah bel masuk dan
bel pulang sekolah untuk
meningkatkan jiwa nasionalisme
peserta didik sebagai bangsa
Indonesia; Bergotong royong
ketika proses pembelajran
dilaksanakan secara berkelompok;
Beriman dan bertaqwa kepada
tuhanYME dan berakhlak mulia
dengan membiasakan peserta didik
shalat berjamaah; mandiri untuk
mencari referensi atau sumber
belajar; bernalar kreatif ketika
menghasilkan gagasan orisinal
untuk mengekspresikan pikiran
atau perasaan.
Budaya kelas Hasil Observasi:
Sebelum melaksanakan ulangan
harian (UH) lisan, guru bersepakat
dengan peserta didik bahwa peserta

18
• Bagaimana guru dan peserta didik mempunya waktu seminggu
didik melakukan kesepakatan untuk belajar terlebih dahulu.
kelas? Sehingga ulangan harian (UH) lisan
• Bagaimana guru menekankan ini sudah diinfokan seminggu
nilai-nilai profil pelajar sebelumnya. Cara guru untuk
Pancasila kepada peserta didik? menekankan nilai-nilai profil pelajar
Pancasila kepada peserta didik adalah
dengan mengajak peserta didik
berdoa, serta menginstruksikan untuk
menghargai teman ketika maju
dengan cara tidak ribut.

Interpretasi
Saat observasi dilakukan, peserta
didik sedang melaksanakan ulangan
harian (UH) lisan, dimana sebelum
pelaksanaan ulangan harian (UH)
lisan ini seminggu sebelumnya sudah
ada kesepakatan antara guru dan
peserta didik mengenai pelaksanaan
ulangan harian (UH) lisan ini
sehingga tidak ada kesan mendadak.
Dalam budaya kelas juga terlihat
bahwa guru menanamkan nilai-nilai
profil pelajar Pancasila, diantaranya
adalah dengan mengajak peserta
didik berdoa sebelum memulai
pembelajaran serta menginstruksikan
untuk tidak rebut ketika temannya
sedang maju sehingga tidak
menganggu konsentrasi temannya
tersebut.

Keterlibatan peserta didik Hasil Observasi


• Apakah peserta didik terlibat Peserta didik kurang aktif karena
aktif selama pembelajaran harus dipanggil satu persatu dulu
berlangsung? Dalam bentuk apa ketika maju, tanpa ada motivasi
untuk mengajukan dirinya sendiri.
Guru memotivasi peserta didik

19
saja keterlibatan peserta didik dengan cara memanggil namanya
dalam pembelajaran ini? satu persatu melalui presensi kelas.
• Jika iya, bagaimana guru Dalam hal ini anak-anak kurang
memotivasi peserta didik untuk antusias karena Ulangan Harian,
terlibat dalam pembelajaran? sehingga mungkin atmosfernya
• Jika tidak, mengapa peserta menegangkan.
didik tidak termotivasi dalam Beberapa peserta didik aktif dalam
pembelajaran? merespon pertanyaan lisan dari
• Apakah Anda menangkap gurunya, namun ada beberapa peserta
antusiasme belajar dari para didik lainnya yang juga kurang
peserta didik? optimal ketika menjawab. Dalam hal
• Apakah peserta didik aktif memahami materi tentunya belum
merespon pertanyaan guru terlihat karena mahasiswa melakukan
selama pembelajaran observasi ketika peserta didik
berlangsung? Jelaskan melaksanakan ulangan harian.
• Apakah peserta didik
mengalami kesulitan dalam Interpretasi
memahami materi? Ketika pelaksanaan ulangan harian
(UH) lisan ini, peserta didik nampak
kurang aktif. Jika dilihat dari segi
kesiapan mungkin peserta didik
terlalu takut atau gugup sehingga
terkesan tidak siap untuk mengajukan
diri tanpa dipanggil terlebih dahulu.
Dalam hal ini agar peserta didik mau
maju maka guru harus memanggil
nama mereka satu persatu. Sebagian
peserta didik dapat menjawab
pertanyaan dengan lancer namun
sebagiannya belum mampu
menjawab dengan maksimal. Jika
dikomposisikan maka presentasenya
adalah 50% 50%.

Identifikasi kesiapan peserta didik Hasil Observasi:


• Apakah di awal pembelajaran Diawal pembelajaran guru
guru mengamati atau mengecek menanyakan kesiapan belajar siswa.
kesiapan peserta didik dari segi Mendampingi peserta didik untuk
mencapai kemampuan secara
kognitif.

20
kemampuan awal materi yang Interpretasi
akan diajarkan? Ketika akan memulai pembelajaran
• Apa yang dilakukan oleh guru guru terlebih dahulu mengecek
saat mengetahui bahwa kesiapan peserta didiknya dengan
kompetensi awal peserta didik cara menanyakan kesiapan untuk
beragam? ulangan harian (UH) lisan pada hari
• Bagaimana guru mendampingi ini.
setiap peserta didik agar
mencapai tujuan pembelajaran?
Perkembangan emosi Hasil Observasi
• Sejauh mana kelas dan ruang Diawal pembelajaran suru mengecek
pembelajaran lainnya menjadi kehadiran peserta didik dengan cara
ruang ekspresi diri yang sehat mengecek presensi. Selain ruang
untuk peserta didik? kelas, ada ruang-ruang lainnya untuk
• Bagaimana guru merespon ekspresi diri bagi peserta didik,
peserta didik yang belum bisa contohnya seperti ruang kesenian
mengekspresikan diri dengan gamelan dan lain sebagainya.
tepat? Guru merespons dengan cara terus
menggali bakat atau kemampuan
dalam diri peserta didik.
Interpretasi
Sekolah sudah mulai memfasilitasi
siswa untuk mengekspresikan diri
melalui ekstrakurikuler. SMAN 9
Yogyakarta sekolah mewadahi 17
jenis ekstrakurikuler yang menunjang
potensi diri peserta didik sesuai
minat bakatnya. Selain itu juga
terdapat ruangan-ruangan untuk
mengekspresikan diri peserta didik
contohnya seperti ruang kesenian
gamelan, ruang labolatorium dan lain
sebagainya.

Perkembangan psikososial Hasil Observasi:


• Secara umum, bagaimana guru Guru disekolah SMAN 9 Yogyakarta
membangun atmosfer yang mengembangkan kemampuan sosial
mendukung peserta didik untuk peserta didik dengan menerapkan
mengembangkan kemampuan budaya 5S (senyum, sapa, salam,
sopan, dan santun) setiap bertemu

21
bersosialisasi? Misalnya peka guru/karyawan bahkan sesama
terhadap siatuasi sekitar, peserta didik. Membimbing peserta
berempati, saling menghargai, didik untuk belajar memisahkan
serta berinteraksi dan sampah menjadi tiga bagian yaitu
berkomunikasi? sampah organik, anorganik, dan
• Bagaimana guru memfasilitasi berbahaya. Dalam kegiatan belajar
peserta didik dalam guru mengembangkan keterampilan
mengembangkan keterampilan sosial peserta didik dengan
sosial peserta didik dalam membiasakan berdiskusi.
kegiatan belajar (contoh, kerja Interpretasi
kelompok, mengerjakan proyek Setiap pagi hari guru menerapkan
bersama)? budaya 5S yaitu senyum, sapa,
salam, sopan, dan santun. Para guru
menyambut kedatangan guru lain,
karyawan dan peserta didik di depan
gerbang masuk sekolahan. Di SMAN
9 Yogyakarta juga telah diterapkan
pemisahan sampah melalui tong-tong
sampah yang telah disediakan di
setiap sudut-sudut sekolah. Selain itu,
di tiap-tiap kelas juga tersedia tas-tas
sampah yang digunakan untuk
memisahkan sampah sesuai dengan
jenisnya. Sementara itu, dalam
kegiatan pembelajaran di kelas guru
mengembangkan keterampilan sosial
peserta didik dengan membiasakan
berdiskusi. Terlihat ketika peserta
didik berdiskusi secara lirih tentang
soal-soal yang diujikan ketika
ulangan harian (UH) lisan.
Perkembangan fisiologis Hasil Observasi:
• Apakah peserta didik ada yang Tidak ada peserta didik yang
berkebutuhan khusus? berkebutuhan khusus.
• Apakah peserta didik memiliki Interpretasi
gangguan penglihatan ataupun Di kelas X.5 tidak ada anak yang
pendengaran? berkebutuhan khusus, hanya saja ada
sebagian kecil anak yang memang
menggunakan kacamata.

22
Aspek kognitif Hasil Observasi:
• Rentang usia peserta didik Peserta didik rentang usianya 15-16
• Apakah kemampuan berpikir tahun.Selain itu peserta didik juga
peserta didik sudah cukup baik? mulai memiliki kemampuan berpikir,
namun tetap harus membutuhkan
pendampingan dan motivasi dari
guru.
Interpretasi
Peserta didik di kelas X.5 ini rentang
usianya adalah 15-16 tahun, sebab
mereka memang baru berada pada
masa peralihan yaitu dari masa
Sekolah Menengah Pertama (SMP),
ke masa Sekolah Menengah Atas
(SMA).
Perkembangan moral/spiritual Hasil Observasi:
• Apa saja yang dilakukan guru Guru selalu mengajak peserta didik
dalam membangun nilai-nilai untuk berdoa saat akan mengawali
integritas dan spiritual peserta pembelajaran.
didik? Interpretasi
• Apakah peserta didik selalu Guru membangun nilai-nilai
berdoa diawal dan diakhir integritas dan spiritual dalam diri
pembelajaran? peserta didik dengan cara selalu
mengajak mereka berdoa ketika akan
memulai pelajaran

23
Lampiran 4: Observasi - Manajemen Sekolah

LEMBAR WAWANCARA
MANAJEMEN SEKOLAH

Nama Mahasiswa : Norma Fajarina Sulistiyaningtyas


NIM : 22425299042
Prodi/Bidang Studi : Pendidikan Sosiologi
Sekolah PPl : SMA Negeri 9 Yogyakarta

Mahasiswa dapat mewawancara kepala satuan pendidikan, wakil kepala satuan


bidang kurikulum, atau guru yang terlibat dalam manajemen sekolah. Di tiap
sasaran digali informasi tentang kebijakan dan program kegiatan yang dirancang,
pelaksanaan kebijakan dan program, dan evaluasi pelaksanaan kegiatan dan
tindak lanjut. Dikaji juga faktor lingkungan yang mendukung dan menghambat
pelaksanaan kebijakan atau program.

Tgl
Sasaran Observasi*) Hasil Observasi
.
Manajemen Kesiswaan Hasil Observasi :
● Apa saja kebutuhan siswa yang • Kebutuhan siswa yang menjadi prioritas
menjadi prioritas sekolah? sekolah:
● Apa yang sudah diupayakan satuan 1. Kegiatan Akademik
pendidikan untuk memenuhi Kegiatan akademik meliputi kegiatan
kebutuhan tersebut pembelajaran di dalam dan di luar ruang
● Bagaimana kebutuhan siswa ini kelas, laboratorium, kegiatan evaluasi
tercermin dalam analisis pembelajaran, dan kegiatan administrasi
karakteristik satuan pendidikan? yang menyertainya.
● Bagaimana kebutuhan peserta didik 2. Kegiatan Non Akademik
ini tercermin dalam tujuan satuan Kegiatan non akademik meliputi
pendidikan? -kegiatan pengembangan diri yaitu OSIS
(Organisasi Siswa Intra Sekolah) dan MPK
(Majelis Perwakilan Kelas)
-kegiatan ekstrakurikuler yaitu 17
ekstrakurikuler.
• Yang sudah diupayakan satuan
Pendidikan untuk memenuhi kebutuhan
tersebut:
1. Kegiatan Akademik
Memfasilitasi dalam penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran

24
- Di dalam dan luar kelas : AC, Galon air
minum, LCD, papan tulis, kursi meja,
lapangan, dan lain-lain).
- Laboratorium Komputer
- Laboratorium Bahasa
- Laboratorium Kimia, dll
2. Kegiatan Non Akademik
Memfasilitasi dalam penyelenggaraan
kegiatan non akademik:
- 17 ekstrakurikuler : memenuhi
kebutuhan pendukung kegiatan
ekstrakurikuler
- OSIS : kegiatan terdekat ada acara
Lustrum Sekolah.
• Bagaimana kebutuhan siswa ini
tercermin dalam analisis karakteristik
satuan pendidikan? Bagaimana
kebutuhan peserta didik ini tercermin
dalam tujuan satuan pendidikan?
Pemenuhan kegiatan siswa merupakan
penjabaran dari bingkai visi misi
karakteristik satuan pendidikan yaitu :
Berakhlakul Karimah, Unggul dalam Iptek,
dan Arif Terhadap Lingkungan.
Misal : Arif Terhadap Lingkungan melalui
kegiatan adiwiyata, pemilihan sampah
organik dan non organik,

Interpretasi Hasil Observasi:


Pelaksanaan manajemen kesiswaan di satuan
Pendidikan SMA N 9 Yogyakarta dilaksanakan
untuk memenuhi kebutuhan siswa baik kegiatan
akademik maupun non akademik. Pemenuhan
kegiatan siswa merupakan penjabaran dari
bingkai visi misi karakteristik satuan pendidikan
yaitu : Berakhlakul Karimah, Unggul dalam
Iptek, dan Arif Terhadap Lingkungan.

25
Manajemen Kurikulum Hasil Observasi:
● Bagaimana satuan pendidikan ● Bagaimana satuan pendidikan mengelola
mengelola pembelajarannya? pembelajarannya?
● Bagaimana proses perencanaan dan SMA N 9 Yogyakarta menjalankan 2
desain kurikulum? kurikulum yakni kurikulum merdeka untuk
● Seberapa jauh/rutin sekolah kelas X dan kurikulum 2013 untuk kelas XI
melakukan monitoring terhadap dan XII, terdapat bidang yang mengelola
pelaksanaan kurikulum? kurikulum di sekolah yakni Wakil Kepala
● Seberapa jauh penggunaan data Sekolah (Wakasek) Bidang Kurikulum.
dalam proses refleksi kurikulum?
● Bagaimana proses perencanaan dan
desain kurikulum?
Proses perencanaan dan desain kurikulum
merdeka dan kurikulum 2013 yang
diterapkan di SMA N 9 Yogyakarta
mengikuti peraturan kurikulum pemerintah
pusat.

● Seberapa jauh/rutin sekolah melakukan


monitoring terhadap pelaksanaan
kurikulum?
SMA N 9 Yogyakarta melakukan standar
proses baik dari perencanaan hingga evaluasi.
Dalam tahap pelaksanaan kurikulum
dilakukan pemantauan seperti administrasi,
supervisi pembelajaran, penilaian kinerja
semua guru.

● Seberapa jauh penggunaan data dalam


proses refleksi kurikulum?
SMA N 9 Yogyakarta melakukan evaluasi
setiap berjalannya kurikulum pada akhir
tahun akademik, supaya bisa mengetahui
semua kendala, review, apakah kebijakan
baru, refleksi dan sebagai bahan
pertimbangan kebijakan selanjutnya.

Interpretasi Hasil Observasi


SMA N 9 Yogyakarta saat ini menjalankan 2
kurikulum yakni kurikulum merdeka untuk

26
kelas X dan kurikulum 2013 untuk kelas XI dan
XII, bidang yang mengelola kurikulum di
sekolah yakni Wakil Kepala Sekolah (Wakasek)
Bidang Kurikulum. Rancangan dan desain
kurikulum yang diterapkan mengikuti peraturan
kurikulum pemerintah pusat.

Adapun dalam pelaksanaan kurikulum juga


dilakukan monitoring atau pemantauan supaya
dapat berjalan dengan baik melalui:
administrasi, supervisi pembelajaran, penilaian
kinerja semua guru. Selain itu, juga dilakukan
refleksi dengan cara melakukan evaluasi setiap
akhir tahun akademik untuk mengetahui semua
kendala pelaksanaan, review, apakah ada
kebijakan baru, refleksi dan sebagai bahan
pertimbangan kebijakan selanjutnya supaya
pelaksanaan kurikulum dapat berjalan semakin
baik.
Manajemen Sumber Daya Manusia Hasil Observasi:
● Bagaimana proses penerimaan guru ● Bagaimana proses penerimaan guru
dalam satuan pendidikan? dalam satuan pendidikan?
● Apakah ada kegiatan khusus untuk Proses penerimaan dilakukan oleh BKN dan
membekali guru yang baru menyesuaikan kebutuhan kekurangan guru di
mengajar? sekolah.
● Apakah ada kegiatan khusus untuk ● Apakah ada kegiatan khusus untuk
pengembangan profesional guru? membekali guru yang baru mengajar?
Ya, ada kegiatan pembekalan.
● Apakah ada kegiatan khusus untuk
pengembangan profesional guru?
Ya, terdapat kegiatan khusus dilakukan untuk
pengembangan profesi guru.
Interpretasi Hasil Observasi:
Penerimaan guru berdasarkan jalur penerimaan
CPNS, PPPK, GTT dan honorer yang
menyesuaikan kebutuhan kekurangan guru di
sekolah, untuk GTT ataupun honorer dilakukan
untuk menggantikan guru yang sudah pensiun
namun belum mendapat guru pengganti resmi
dari pemerintah. Namun untuk kedepannya

27
hanya ada CPNS ataupun PPPK, untuk status
guru yang masih GTT ataupun honorer jika
sudah memenuhi kualifikasi sebagai calon
PPPK dipersilahkan untuk mendaftar.

Pembekalan berupa workshop untuk


meningkatkan kompetensi guru dilaksanakan di
awal semester, pertengahan semester dan akhir
semester.
Pembekalan internal berupa MGMP dan
pelatihan dari sekolah atau sumberdaya manusia
yang memiliki kompetensi untuk mengajarkan
kemampuan kepada guru sejawat.
Manajemen sarana & prasarana Hasil Observasi
● Apa saja data yang digunakan ● Data yang digunakan untuk perencanaan
untuk perencanaan sarana dan sarana dan prasarana
prasarana? - Data yang digunakan berasal dari
● Apakah penggunaan sarana dan lapangan berupa masukan dari
prasarana sudah efektif untuk Bapak/Ibu guru, pustakawan, bagian
mendukung proses pembelajaran? gudang, bagian perlengkapan, bagian
● Apakah ada sarana dan prasarana di pemeliharaan dan lain sebagainya
sekitar sekolah yang dapat - Data yang diperoleh kemudian
dimanfaatkan untuk mendukung disampaikan pada pertemuan dan
pembelajaran? dilanjutkan dengan penyusunan program
kerja dalam bentuk matriks dan RAPBS
(Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Sekolah)
- RAPBS biasanya dirancang untuk 1
tahun pelajaran.

● Penggunaan sarana dan prasarana sudah


efektif untuk mendukung proses
pembelajaran
- Hal ini dilihat dari fasilitas sekolah yang
baik dan lengkap untuk menunjang
proses pembelajaran.
● Ada sarana dan prasarana di sekitar
sekolah yang dapat dimanfaatkan untuk
mendukung pembelajaran

28
- Untuk KBM intrakurikuler dan
ekstrakurikuler dilaksanakan di SMA N
9 Yogyakarta dengan memanfaatkan
fasilitas yang sudah tersedia seperti
gazebo pojok baca, green house, lab dll.
- Ada outdoor study, seperti mengunjungi
museum terdekat untuk kegiatan
pembelajaran pembelajaran.

Interpretasi Hasil Observasi


Sekolah memiliki aturan untuk membuat
RAPBS (Rancangan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Sekolah). RAPBS adalah anggaran
antara penerima dan penggunaan dana serta
pengelolaannya dalam memenuhi seluruh
kebutuhan sekolah selama satu tahun anggaran.
RAPBS disusun oleh Kepala sekolah dengan
melibatkan guru, komite, TU, warga sekolah
yang berkepentingan. RAPBS ini perlu disusun
untuk memastikan bahwa alokasi anggaran bisa
memenuhi kebutuhan sekolah secara optimal
Manajemen anggaran Hasil Observasi:
● Apakah satuan pendidikan Satuan Pendidikan sudah memiliki sistem
memiliki sistem dalam dalam merencanakan, melaksanakan, dan
merencanakan, melaksanakan, dan memonitor anggaran dan penggunaannya.
memonitor anggaran dan Sumber dananya yaitu dari :
penggunaannya? - Dana BOS Nasional dari Pemerintah Pusat
- APBD dari Pemerintah Daerah
- Dana Sukarela
Dana sukarela merupakan kemitraan dengan
komite terkait rencana kerja sekolah yang
dituangkan dalam RAPB Sekolah yang ternyata
dana di dana BOS dan APBD belum mencukupi,
sehingga diperlukan kerjasama dengan orangtua
murid untuk memenuhi kebutuhan sekolah agar
program sekolah dapat terlaksana dengan baik.

Interpretasi Hasil Observasi:


Satuan Pendidikan sudah memiliki sistem dalam
merencanakan, melaksanakan, dan memonitor

29
anggaran dan penggunaannya dengan sumber
dana berasal dari Dana BOS Nasional, APBD
dan Dana Sukarela. Manajemen anggaran di
satuan yang bersumber dari dana sukarela
bersumber dari orangtua siswa dan dialokasikan
kembali untuk penunjang kebutuhan siswa.

Manajemen Sistem Informasi Hasil Observasi


● Apa saja informasi/data yang ● Informasi terkait peserta didik dihimpun
dikumpulkan dalam mendukung melalui kegiatan PPDB
proses pembelajaran? ● Informasi tersebut berisi tentang data diri
● Bagaimana informasi dikelola siswa, orangtua, rumah, kondisi ekonomi,
sehingga pembelajaran bisa status sosial dan kelebihan serta kekurangan
dilakukan berbasis data? siswa
● Sejauh mana guru bisa mengakses ● Informasi tersebut disimpan dalam data
dan menggunakan data tersebut induk dan dapodik selanjutnya diolah
untuk mendukung proses dibagian BK dan wali kelas.
pembelajaran? ● Jika ada guru atau pihak lain ingin
memperoleh data tersebut, hanya bisa
melalui hasil olahan dari guru BK dan wali
kelas.
Interpretasi Hasil Observasi
Seluruh data peserta didik diolah oleh tim IT
sekolah dan bersifat rahasia. Sehingga pihak-
pihak yang berkepentingan denagn data tersebut
harus melalui guru BK dan wali kelas.
Manajemen Ketatalaksanaan Hasil Observasi:
● Apa saja yang dimiliki satuan Kegiatan administrasi pendidikan yang
pendidikan untuk membantu sistem mengelola pencatatan, pengumpulan,
administrasi? penyimpanan data, dan dokumen yang dapat
dipergunakan untuk membantu pimpinan dalam
pengambilan keputusan, urusan surat menyurat
serta laporan mengenai kegiatan sekolah
tersebut. Upaya yang dilakukan untuk
mewujudkan tujuan yaitu dengan melaksanakan
hak dan kewajibannya dengan baik.

Interpretasi Hasil Observasi:

30
Bagian Tata Usaha mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan rencana dan program
Bagian Tata Usaha, urusan kepegawaian,
keuangan, persuratan, urusan dalam,
perlengkapan.
Dalam pelaksanaannya semua Tata Usaha di
sekolah ini bertanggungjawab dengan tugasnya
masing-masing. Ketika ada anggota lain yang
berhalangan hadir maka akan digantikan dengan
yang hadir. Jadi akan saling bergotong royong.
Dalam hal ini sekolah menggunakan data hasil
dari evaluasi. Data tersebut digunakan dalam
perencanaan sarana dan prasana, dari data
evaluasi tersebut dapat terlihat apa saja sarana
dan prasarana yang masih kurang atau
diperlukan. Sarana yang ada di Tata Usaha
sekarang ini seperti computer dan sejenisnya
sudah efektif untuk menunjang kinerja bagian
Tata Usaha.

31

Anda mungkin juga menyukai