=======================================================================================
I. IDENTITAS UMUM
Nama Penyusun : Widiyanto, S.Pd
Instansi : SMP Negeri 80 Jakarta
Tahun Penyusunan : 2024
Jenjang Sekolah : SMP
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Fase/Kelas : D/VIII
Tema/Sub Tema : Nasionalisme dan Jati Diri Bangsa
Proses Pergerakan Kemerdekaan
Alokasi Waktu : 3 Pertemuan (6 jam Pelajaran)
Jumlah Siswa : 36 Siswa
2. PEMAHAMAN BERMAKNA
3. Peserta didik menyadari bahwa materi PROSES PERGERAKAN KEMERDEKAAN
dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
4. PERTANYAAN PEMANTIK
5. Bagaimana upaya yang dilakukan rakyat Indonesia menuju kemerdekaan? Apa saja
faktor penyebab kegagalan perlawanan yang dilakukan rakyat Indonesia? Bagaimana
proses terbentuknya organisasi pergerakan nasional? Bagaimana akhir dari upaya
perlawanan melalui organisasi pergerakan?
6. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
Guru dan peserta didik mengucapkan salam dan doa.
Guru dan peserta mengondisikan pembelajaran.
Apersepsi : Peserta didik membaca dengan lantang ikrar “Sumpah Pemuda”
dipimpin oleh salah satu peserta didik. Peserta didik difasilitasi guru untuk tanya
jawab berkaitan materi pergerakan kemerdekaan. Selain menceritakan kisah
perjuangan, guru dapat menampilkan gambar-gambar pada masa perjuangan dan
tokoh-tokoh pergerakan. Guru melanjutkan dengan memberikan motivasi terkait
semangat pergerakan yang dilakukan pahlawan dan rakyat Indonesia pada masa
lampau. Selain itu, peserta didik dapat meneladani perilaku dan nilainilai yang
dimiliki para pahlawan.
Peserta didik dibantu guru menyimak gambaran tema dan tujuan pembelajaran
dalam Tema 03.
Guru menginformasikan tujuan pembelajaran pada pertemuan 47, 48, dan 49
tentang perjuangan dan pergerakan bangsa Indonesia meraih kemerdekaan.
Tujuan pembelajaran:
Peserta didik mampu mendeskripsikan penyebab pergerakan nasional,
Peserta didik mampu menganalisis organisasi pergerakan nasional di
Indonesia.
Peserta didik mampu menganalisis upaya pergerakan pada zaman
pendudukan
Jepang
Kegiatan Inti (60 Menit)
Guru menjelaskan tentang petunjuk kerja dan tugas dari Lembar Aktivitas 8 untuk
mengidentifikasi penyebab kegagalan perlawanan di berbagai daerah dalam mengusir
penjajah, lembar aktivitas 9 tentang kliping organisasi pergerakan, lembar aktivitas 10
tentang organisasi pergerakan kedaerahan, kemudian pada aktivitas 11 peserta didik
diarahkan untuk meneladani berbagai upaya pergerakan yang dilakukan. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik bahwa setiap upaya
pergerakan yang dilakukan masyarakat berdampak besar bagi kelangsungan perjuangan
kemerdekaan Indonesia. Proses diskusi hasil dapat dilakukan dalam waktu singkat,
kemudian guru melakukan tanya jawab dengan peserta didik terkait hasil identifikasi.
Secara interaktif guru mengaitkan hasil identifikasi dengan orientasi pembelajaran
tentangpergerakan organisasi nasional.
VIII. ASESMEN
Penilaian ditetapkan pada pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Penilaian pengetahuan dapat dilakukan dengan tes dan nontes. Penilaian pengetahuan
guru mengembangkan soal tes terstrandar. Soal tes dikembangkan secara bertingkat
dengan menekankan pada kemampuan berpikir tingkat tinggi/Higher Order Thinking
Skills (HOTS).
Penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan tes, unjuk kerja, dan proyek.
Penilaian proyek yang dikerjakan peserta didik.
Penilaian sikap dilakukan melalui observasi dengan jurnal penilaian sikap.
Lampiran 2
BAHAN AJAR GURU DAN PESERTA DIDIK
Gambar 3.16 Gedung Stovia, tampak depan pada 1920. Di sinilah tempat berdirinya
Budi Oetomo, organisasi pelopor kebangsaan Indonesia.
Sumber: Tropenmuseum/ CC-BY-SA 3.0 (2009)
Gambar di atas merupakan salah satu peninggalan yang sangat penting bagi kebangkitan
nasional Indonesia. Gedung bekas STOVIA, sekolah kedokteran khusus pribumi, yang
dijadikan Museum Kebangkitan Nasional di Jakarta ini menjadi pengingat perjuangan rakyat
Indonesia untuk memperjuangkan kemerdekaan. Tonggak pergerakan nasional yaitu 20 Mei
1908 yang selalu diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional merupakan hari lahir Budi
Utomo (BU).
c. Pergerakan pada Zaman Pendudukan Jepang
Bangsa Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk menang gapi kebijakan Jepang.
Propaganda Jepang sama sekali tidak memengaruhi para tokoh perjuangan untuk percaya
begitu saja. Bagaimanapun, mereka sadar bahwa Jepang adalah penjajah. Bahkan, mereka
sengaja memanfaatkan organisasi-organisasi pendirian Jepang sebagai alat untuk meraih
Indonesia merdeka. Beberapa bentuk perjuangan pada zaman Jepang adalah sebagai berikut.
Memanfaatkan Organisasi Bentukan Jepang
Kelompok ini sering disebut kolaborator karena mau bekerja sama dengan penjajah.
Sebenarnya, cara ini bentuk perjuangan diplomasi. Tokohtokohnya adalah para pemimpin
Putera, seperti Sukarno, Mohammad Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan K.H. Mas Mansyur.
Mereka memanfaatkan Putera sebagai sarana komunikasi dengan rakyat. Akhirnya, Putera
justru dijadikan para pemuda Indonesia sebagai ajang kampanye nasionalisme. Pemerintah
Jepang menyadari hal tersebut dan akhirnya membubarkan Putera dan menggantinya dengan
Barisan Pelopor. Sama seperti Putera, Barisan Pelopor yang dipimpin Sukarno ini pun selalu
mengampanyekan perjuangan kemerdekaan.
Gambar 3.17 Empat Serangkai. (kiri-kanan) Sukarno, M. Hatta, Ki Hadjar Dewantara,
K.H. Mas Mansur.
Sumber: NIOD Institute for War, Holocaust and Genocide Studies. (1943)
Gerakan Bawah Tanah
Larangan pendirian partai politik pada zaman Jepang mengakibatkan sebagian tokoh
perjuangan melakukan gerakan bawah tanah. Gerakan bawah tanah merupakan perjuangan
melalui kegiatan-kegiatan tidak resmi tanpa sepengetahuan Jepang (sembunyi-sembunyi).
Tokoh-tokoh yang ma suk dalam garis pergerakan bawah tanah adalah Sutan Sjahrir, Achmad
Subarjo, Sukarni, A. Maramis, Wikana, Chairul Saleh, dan Amir Syarifuddin. Mereka terus
memantau Perang Pasifik melalui radio-radio bawah tanah. Pada saat itu, Jepang melarang
bangsa Indonesia memiliki pesawat komunikasi. Kelompok bawah tanah inilah yang sering
disebut golongan radikal/ keras karena mereka tidak mengenal kompromi dengan Jepang.
Perlawanan Bersenjata
Selain itu, terdapat perlawanan ber senjata yang dilakukan bangsa Indonesia di antaranya
sebagai berikut:
● Perlawanan Rakyat Aceh menentang peraturan-peraturan Jepang.
● Perlawanan Singaparna, Jawa Barat menentang seikerei yakni meng hormati Kaisar
Jepang
● Perlawananan Indramayu, Jawa Barat meno lak pungutan padi yang terlalu tinggi
● Perlawanan Peta di Blitar, Jawa Timur. Perlawanan Peta merupakan per lawanan
terbesar yang dilakukan rakyat Indonesia pada masa pendudukan Jepang
Gambar 3.18 Soeprijadi, pemimpin perlawanan Peta di Blitar
Sumber: Wikimedia commons/public domain (1945).