Anda di halaman 1dari 8

SMA NEGERI 1 SURAKARTA

Jl. Monginsidi no. 40 Surakarta


Web: http://sman1-slo.sch.id

MAPEL BAHASA INDONESIA

MEMBACA PUISI
Standar Kompetensi : Memahami wacana sastra
melalui kegiatan membaca puisi dan cerpen
Kompetensi Dasar : 7.1 Membacakan puisi
dengan lafal, nada, tekanan, dan intonasi yang tepat
Kls
X
Hak Cipta pada SMA Negeri 1 Surakarta
SMA NEGERI 1 SURAKARTA
Jl. Monginsidi no. 40 Surakarta
Web: http://sman1-slo.sch.id

MEMBACA PUISI
Ada dua pengertian membaca puisi. Pertama, membaca puisi untuk diri
sendiri, yaitu membaca puisi yang hanya untuk dinikmati sendiri. Kedua
membacakan puisi atu melisankan puisi di depan orang banyak.
Membacakan puisi di depan orang banyak juga beragam bentuknya. Ada
yang sekadar membacakan naskah, ada pula yang membacakan dengan
penuh penghayatan.
Agar dapat menghayati sebuah puisi, ada beberapa cara yang dapat
dilakukan.
a. Memahami makna yang tersirat dan tersurat dalam puisi tersebut;
b. Memahami sejarah penciptaan puisi tersebut;
c. Membayangkan kita berada pada waktu ketika puisi tersebut dibuat.
Dalam membaca puisi dengan penuh penghayatan tentunya perlu
pengaturan ekspresi, gesture, lafal, tekanan, dan intonasinya sesuai dengan
isi puisi.

Hak Cipta pada SMA Negeri 1 Surakarta


SMA NEGERI 1 SURAKARTA
Jl. Monginsidi no. 40 Surakarta
Web: http://sman1-slo.sch.id

MEMBACA PUISI
Ekspresi adalah pandangan air muka yang memperlihatkan perasaan
seseorang.
Gesture adalah gerakan isyarat untuk membantu menjelaskan sesuatu.
Lafal adalah cara seseorang atau sekelompok orang dalam suatu
masyarakat bahasa dalam mengucapkan bunyi bahasa. Untuk melatih
pelafalan dapat dilakukan dengan latihan olah vokal dan senam tubuh.
Olah vokal adalah dengan melafalkan bunyi A, I, U, E, dan O. Olah vokal
ini selain melatih lafal yang benar, juga untuk melatih pernapasan dada,
pernapasan diafragma (sekat antara rongga dada dan rongga perut).
Perincian latihannya adalah:
a. Ucapkan bunyi A, I, U, E, O secara berulang-ulang dengan suara lantang.
b. Ucapkan bunyi A, I, U, E, O dengan suara panjang secara bergantian.

Hak Cipta pada SMA Negeri 1 Surakarta


SMA NEGERI 1 SURAKARTA
Jl. Monginsidi no. 40 Surakarta
Web: http://sman1-slo.sch.id

MEMBACA PUISI
Senam tubuh dilakukan untuk membantu melancarkan pernapasan dan
melenturkan persendian. Agar pernapasan panjang dan teratur, biasanya dilatih
dengan lari dan senam di seputar kepala dan leher, seputar dada dan tangan, perut,
dan kaki. Caranya, setelah berlari, kemudian senam, dan ketika mengambil napas,
teriakkan bunyi vokal berulang-ulang.
Tekanan adalah kekuatan yang lebih besar pada salah satu bagian ujaran yang
membuatnya lebih menonjol daripada bagian ujaran yang lain.
Sebagai contoh gunakanlah tanda-tanda berikut untuk mempermudah Anda
memberikan tekanan pada saat membaca puisi:

/ : merupakan jeda pengganti koma


// : merupakan jeda pengganti titik
─ :u
... : untuk tekanan lembut
: langsung ke baris selanjutnya untuk tekanan keras

Hak Cipta pada SMA Negeri 1 Surakarta


SMA NEGERI 1 SURAKARTA
Jl. Monginsidi no. 40 Surakarta
Web: http://sman1-slo.sch.id

MEMBACA PUISI
Intonasi adalah pola perubahan nada yang dihasilkan pembaca
pada saat mengucapkan kalimat atau bagian-bagian puisi.
Contoh:
Tanda (panah miring naik) : untuk intonasi naik
Tanda (panah datar) : untuk intonasi datar
Tanda (panah miring turun) : untuk intonasi turun

Selain itu, pemahaman bunyi dalam puisi pun juga perlu diketahui
sebagai dasar kuat lemahnya tekanan kata saat membaca puisi. Bunyi-
bunyi tersebut antara lain bunyi efoni dan bunyi kakofoni. Bunyi efoni
adalah bunyi dari kata-kata yang menghasilkan kesan cerah, halus,
lemah, lunak, atau pasrah. Bunyi ini biasanya dihasilkan dari huruf
vokal (a, i, u, e, dan o).

Hak Cipta pada SMA Negeri 1 Surakarta


SMA NEGERI 1 SURAKARTA
Jl. Monginsidi no. 40 Surakarta
Web: http://sman1-slo.sch.id

MEMBACA PUISI
Adapun bunyi kakofoni adalah bunyi dari kata-kata yang
menghasilkan kesan buram, kasar, kaku, keras, atau berontak.
Bunyi kakofoni biasanya dihasilkan dari huruf-huruf k, t, s, dan
p.
Untuk mengetahui jenis bunyi yang dihasilkan dari kata
dalam puisi dapat dilakukan dengan cara mengejakan kata-
kata dan suruhlah salah satu teman untuk mendengarkan dari
tempat yang agak jauh. Kalau huruf vokal terdengar jelas,
maka kata tersebut menghasilkan bunyi efoni, tetapi kalau
bunyi konsonan kata tersebut lebih kuat dari vokal, berarti
kata tersebut memunyai bunyi kakofoni.

Hak Cipta pada SMA Negeri 1 Surakarta


SMA NEGERI 1 SURAKARTA
Jl. Monginsidi no. 40 Surakarta
Web: http://sman1-slo.sch.id

MEMBACA PUISI
Kita ambil contoh kata bunga, kembang, surya, dan
mentari.
Jika diejakan dari tempat yang agak jauh, kata bunga
akan terdengar vokalnya saja (u dan a). Huruf konsonan
dalam kembang (k) lebih kuat terdengar daripada e dan
a. Surya akan terdengar u dan a, mentari terdengar e-ta-
i. Jadi dengan demikian bunga dan surya menghasilkan
bunyi efoni dan sebaiknya dibaca lembut, sedangkan
kembang dan mentari menghasilkan bunyi kakofoni dan
sebaiknya dibaca kuat.

Hak Cipta pada SMA Negeri 1 Surakarta


SMA NEGERI 1 SURAKARTA
Jl. Monginsidi no. 40 Surakarta
Web: http://sman1-slo.sch.id

TUGAS KELOMPOK
Tugas Kelompok
Guru atau salah seorang teman Anda akan membacakan pusi berikut ini. Perhatikan dengan saksama.
Kemudian diskusikan bersama kelompok Anda tentang ekspresi, gesture, lafal, tekanan, dan intonasi pembaca puisi
secermat-cermatnya.

DARI BENTANGAN LANGIT


Oleh : Emha Ainun Najib

Dari bentangan langit yang semu


Ia, kemarau itu, datang kepadamu
Tumbuh perlahan. Berhembus amat panjang
Menyapu lautan. Mengekal tanah berbongkahan
menyapu hutan !
Mengekal tanah berbongkahan !
datang kepadamu, Ia, kemarau itu
dari Tuhan, yang senantia diam
dari tangan-Nya. Dari Tangan yang dingin dan tak menyapa
yang senyap. Yang tak menoleh barang sekejap.

Antologi Puisi XIV Penyair Yogya, MALIOBORO, 1997

Hak Cipta pada SMA Negeri 1 Surakarta

Anda mungkin juga menyukai