Anda di halaman 1dari 12

Pengaruh Kebudayaan Luar Terhadap

Kebudayaan Indonesia

Disusun Oleh:
Nama : ELIA YEKWAM
Nim :
Kelas : I (Satu) A

PROGRAM STUDI IPS


FAKULTAS PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MUHAMMADIYAH SORONG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini agar kedepannya lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh karena itu, kami harapkan kepada pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Sorong, 14 Januari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................................

KATA PENGANTAR...........................................................................................................

DAFTAR ISI..........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG......................................................................................................

B.  RUMUSAN MASALAH.................................................................................................

C.  TUJUAN PENULISAN...................................................................................................

D.  METODE PENULISAN..................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A.    UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN..............................................................................

C.     PENGARUH KEB. LUAR TERHADAP KEB. INDONESIA....................................

BAB III PENUTUP

A.    KESIMPULAN..............................................................................................................

B.     SARAN.........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG
Budaya merupakan suatu cerminan hidup suatu negara. Setiap negara mempunyai
cerminan atau budaya tersendiri dalam lika liku di kehidupannya masing masing. Budaya
juga merupakan warisan dari generasi ke generasi. Di setiap negara pasti mempertahankan
budayanya dari budaya asing. Indonesia sudah berakulturasi dengan kebudayaan asing sejak
lama. Terletaknya Indonesia di pertengahan benua Asia dan Australia yang menjadikan jalur
perdagangan pada masa lampau. Sehingga menjadikan budaya Indonesia bercampur dengan
budaya asing.
Fakta yang terjadi sekarang, Indonesia sudah pudar dengan budaya pribumi, yang sudah
tertindas budaya asing. Budaya barat yang menjadi modernitas dan cerminan trendsetter di
Indonesia. Pengaruh budaya asing mempunyai efek positif dan negatifnya.
Tetapi, dilihat dari minoritas,cenderung menyerap hal negatif. Sayangnya, masyarakat
Indonesia lebih mengamini kebudayaan Barat sebagai bentuk kebebasan yang sebebas-
bebasnya. Sudah banyak masyarakat yang menganggap budaya Barat merupakan budaya
yang peling benar. Hal inilah yang tampak keliru karena budaya Barat tidak hanya
melahirkan kebebasan.Seharusnya masyarakat mencontohkan budaya barat untuk kemajuan
negara Indonesia sendiri, contohnya seperti teknologi yang maju di budaya asing.
Kecenderungan masyarakat Indonesia yang lupa dan melalaikan budaya dalam negeri
sendiri mengakibatkan banyak budaya asli Indoensia tidak lagi diakui bangsa lain. Sebagai
negara berkembang, masyarakat indonesia seharusnya meniru motivasi Barat untuk menjadi
negara yang maju bukan malah melalaikan budaya sendiri.

B.  RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang tersebut, adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1.    Tuliskan unsur-unsur kebudayaan!
2.    Tuliskan pengaruh kebudayaan Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia?
3.    Bagaimana pengaruh kebudayaan luar terhadap kebudayaan indonesia baik itu berdampak
positif maupun berdampak negatif?

C.  TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka adapun tujuan penulisan dari makalah ini
adalah :
1.    Untuk mengetahui apa-apa saja unsur kebudayaan beserta penjelasannya.
2.    Untuk mengetahui pengaruh kebudayaan Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia.
3.    Untuk mengetahui pengaruh kebudayaan luar terhadap kebudayaan indonesia baik itu
berdampak positif maupun berdampak negatif.
BAB II

PEMBAHASAN

1.    Definisi Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak
unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas,
pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak
terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan
secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada
budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu
dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan
luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-
budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan
orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit
nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas
keistimewaannya sendiri.”Citra yang memaksa” itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam
berbagai budaya seperti “individualisme kasar” di Amerika, “keselarasan individu dengan
alam” d Jepang dan “kepatuhan kolektif” di Cina. Citra budaya yang brsifat memaksa
tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan
menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang
paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk
mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang
lain.

2.    Definisi Kebudayaan
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan
Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam
masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah
untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu
generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut
Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial,
ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan
lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks,
yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota
masyarakat.
A.  UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
Mempelajari unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah kebudayaan sangat penting untuk
memahami kebudayaan manusia. Kluckhon dalam bukunya yang berjudul Universal
Categories of Culture membagi kebudayaan yang ditemukan pada semua bangsa di dunia
dari sistem kebudayaan yang sederhana seperti masyarakat pedesaan hingga sistem
kebudayaan yang kompleks seperti masyarakat perkotaan. Kluckhon membagi sistem
kebudayaan menjadi tujuh unsur kebudayaan universal atau disebut dengan kultural
universal. Menurut Koentjaraningrat, istilah universal menunjukkan bahwa unsur-unsur
kebudayaan bersifat universal dan dapat ditemukan di dalam kebudayaan semua bangsa yang
tersebar di berbagai penjuru dunia. Ketujuh unsur kebudayaan tersebut adalah :
1.    Sistem Bahasa
Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan sosialnya untuk
berinteraksi atau berhubungan dengan sesamanya. Dalam ilmu antropologi, studi mengenai
bahasa disebut dengan istilah antropologi linguistik. Menurut Keesing, kemampuan manusia
dalam membangun tradisi budaya, menciptakan pemahaman tentang fenomena sosial yang
diungkapkan secara simbolik, dan mewariskannya kepada generasi penerusnya sangat
bergantung pada bahasa. Dengan demikian, bahasa menduduki porsi yang penting dalam
analisa kebudayaan manusia. Menurut Koentjaraningrat, unsur bahasa atau sistem
perlambangan manusia secara lisan maupun tertulis untuk berkomunikasi adalah deskripsi
tentang ciri-ciri terpenting dari bahasa yang diucapkan oleh suku bangsa yang bersangkutan
beserta variasi-variasi dari bahasa itu. Ciri-ciri menonjol dari bahasa suku bangsa tersebut
dapat diuraikan dengan cara membandingkannya dalam klasifikasi bahasa-bahasa sedunia
pada rumpun, subrumpun, keluarga dan subkeluarga. Menurut Koentjaraningrat menentukan
batas daerah penyebaran suatu bahasa tidak mudah karena daerah perbatasan tempat tinggal
individu merupakan tempat yang sangat intensif dalam berinteraksi sehingga proses saling
memengaruhi perkembangan bahasa sering terjadi.
2.    Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan dalam kultural universal berkaitan dengan sistem peralatan hidup
dan teknologi karena sistem pengetahuan bersifat abstrak dan berwujud di dalam ide
manusia. Sistem pengetahuan sangat luas batasannya karena mencakup pengetahuan manusia
tentang berbagai unsur yang digunakan dalam kehidupannya. Masyarakat pedesaan yang
hidup dari bertani akan memiliki sistem kalender pertanian tradisional yang disebut system
pranatamangsa yang sejak dahulu telah digunakan oleh nenek moyang untuk menjalankan
aktivitas pertaniannya.
Selain itu, manusia tidak dapat membuat alat-alat apabila tidak mengetahui dengan
teliti ciri-ciri bahan mentah yang mereka pakai untuk membuat alat-alat tersebut. Tiap
kebudayaan selalu mempunyai suatu himpunan pengetahuan tentang alam, tumbuh-
tumbuhan, benda-benda, binatang, dan manusia yang ada disekitarnya. Menurut
Koentjaningrat setiap suku bangsa di dunia memiliki pengetahuan. Pengetahuan ini antara
lain adalah :
a.    Alam sekitarnya;
b.    Tumbuhan yang tumbuh disekitar daerah tempat tinggalnya;
c.    Binatang yang hidup di daerah tempat tinggalnya;
d.    Zat, bahan mentah, dan benda-benda dalam lingkungannya;
e.    Tubuh manusia;
f.      Sifat dan tingkah laku manusia;
g.    Ruang dan waktu.
3.    Sistem Kekerabatan Dan Organisasi Sosial
Unsur budaya berupa sistem kekerabatan dan organisasi social merupakan usaha
antropologi untuk memahami bagaimana manusia membentuk masyarakat melalui berbagai
kelompok sosial. Menurut Koentjaraningrat tiap kelompok masyarakat kehidupannya diatur
oleh adat istiadat dan aturan-aturan mengenai berbagai macam kesatuan di dalam
lingkungan di mana dia hidup dan bergaul dari hari ke hari. Kesatuan sosial yang paling
dekat dan dasar adalah kerabatnya, yaitu keluarga inti yang dekat dan kerabat yang
lain. Selanjutnya, manusia akan digolongkan ke dalam tingkatantingkatan lokalitas geografis
untuk membentuk organisasi social dalam kehidupannya. Kekerabatan berkaitan dengan
pengertian tentang perkawinan dalam suatu masyarakat karena perkawinan merupakan inti
atau dasar pembentukan suatu komunitas atau organisasi sosial.
4.    Sistem Peralatan Hidup Dan Teknologi
Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan hidupnya sehingga mereka akan selalu
membuat peralatan atau benda-benda tersebut. Perhatian awal para antropolog dalam
memahami kebudayaan manusia berdasarkan unsur teknologi yang dipakai suatu
masyarakat berupa benda-benda yang dijadikan sebagai peralatan hidup dengan bentuk dan
teknologi yang masih sederhana. Dengan demikian, bahasan tentang unsur kebudayaan yang
termasuk dalam peralatan hidup dan teknologi merupakan bahasan kebudayaan fisik.
5.    Sistem Mata Pencaharian / Ekonomi
Mata pencaharian atau aktivitas ekonomi suatu masyarakat menjadi fokus kajian
penting etnografi. Penelitian etnografi mengenai sistem mata pencaharian mengkaji
bagaimana cara mata pencaharian suatu kelompok masyarakat atau sistem perekonomian
mereka untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Sistem ekonomi pada masyarakat tradisional
antara lain adalah :
a.    Berburu dan meramu;
b.    Beternak;
c.    Bercocok tanam di ladang;
d.    Menangkap ikan;
e.    Bercocok tanam menetap dengan sistem irigasi;
Pada saat ini hanya sedikit sistem mata pencaharian atau ekonomi suatu masyarakat
yang berbasiskan pada sektor pertanian. Artinya, pengelolaan sumber daya alam secara
langsung untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dalam sektor pertanian hanya bisa
ditemukan di daerah pedesaan yang relatif belum terpengaruh oleh arus modernisasi. Pada
saat ini pekerjaan sebagai karyawan kantor menjadi sumber penghasilan utama dalam
mencari nafkah. Setelah berkembangnya sistem industri mengubah pola hidup manusia untuk
tidak mengandalkan mata pencaharian hidupnya dari subsistensi hasil produksi pertaniannya.
Di dalam masyarakat industri, seseorang mengandalkan pendidikan dan keterampilannya
dalam mencari pekerjaan.
6.    Sistem Religi
Koentjaraningrat menyatakan bahwa asal mula permasalahan fungsi religi dalam
masyarakat adalah adanya pertanyaan mengapa manusia percaya kepada adanya suatu
kekuatan gaib atau supranatural yang dianggap lebih tinggi daripada manusia dan mengapa
manusia itu melakukan berbagai cara untuk berkomunikasi dan mencari hubungan-
hubungan dengan kekuatan-kekuatan supranatural tersebut. Dalam usaha untuk
memecahkan pertanyaan mendasar yang menjadi penyebab lahirnya asal mula religi tersebut,
para ilmuwan sosial berasumsi bahwa religi suku-suku bangsa di luar Eropa adalah sisa dari
bentuk-bentuk religi kuno yang dianut oleh seluruh umat manusia pada zaman dahulu ketika
kebudayaan mereka masih primitif.
7.    Kesenian
Perhatian ahli antropologi mengenai seni bermula dari penelitian etnografi mengenai aktivitas
kesenian suatu masyarakat tradisional. Deskripsi yang dikumpulkan dalam penelitian
tersebut berisi mengenai benda-benda atau artefak yang memuat unsur seni, seperti patung,
ukiran, dan hiasan. Penulisan etnografi awal tentang unsur seni pada kebudayaan manusia
lebih mengarah pada teknik-teknik dan proses pembuatan benda seni tersebut. Selain itu,
deskripsi etnografi awal tersebut juga meneliti perkembangan seni musik, seni tari, dan seni
drama dalam suatu masyarakat. Berdasarkan jenisnya, seni rupa terdiri atas seni patung, seni
relief, seni ukir, seni lukis, dan seni rias. Seni musik terdiri atas seni vokal dan instrumental,
sedangkan seni sastra terdiri atas prosa dan puisi. Selain itu, terdapat seni gerak dan seni tari,
yakni seni yang dapat ditangkap melalui indera pendengaran maupun penglihatan. Jenis seni
tradisional adalah wayang, ketoprak, tari, ludruk, dan lenong. Sedangkan seni modern adalah
film, lagu, dan koreografi.

B.  KEBUDAYAAN BARAT DAN PENGARUHNYA


#  Kebudayaan Asing di Indonesia
Bangsa Indonesia dalam mengikuti arus globalisasi terkadang dapat melunturkan jati diri
bangsa yang begitu kental dengan kesopanan dan budaya timur. Dimata dunia Indonesia
dikenal sebagai bangsa yang menjunjung adab ketimuran yang sangat baik. Tapi bangsa
Indonesia tidak menutup diri bagi budaya asing yang ingin masuk ke Indonesia tanpa
melunturkan jati diri dan kepribadian bangsa Indonesia. Karena terkadang globalisasi dapat
menjadikan bangsa semakin kreatif tanpa meninggalkan adab bangsanya. Kebudayaan asing
yang masuk akibat era globalisasi (perluasan cara-cara sosial antar benua), ke Indonedia turut
mengubah perilaku dan kebudayaan Indonesia, baik itu kebudayaan nasional maupun
kebudayaan murni yang ada di setiap daerah di Indonesia. Dalam hal ini sering terlihat
ketidakmampuan manusia di Indonesia untuk beradaptasi dengan baik terhadap kebudayaan
asing sehingga melahirkan perilaku yang cenderung ke barat-baratan (westernisasi). Hal
tersebut terlihat dengan seringnya orang-orang terutama remaja Indonesia keluar-masuk pub,
diskotik dan tempat hiburan malam lainnya, dengan berbagai perilaku menyimpang yang
menyertainya dan sering melahirkan komunitas tersendiri terutama di kota-kota besar dan
metropolitan. Dalam hal ini terjadinya berbagai kasus penyimpangan seperti penyalah gunaan
zat adiktif, berbagai bentuk pelanggaran susila dan lain sebagainya. Ini merupakan
ketidakmampuan masyarakat Indonesia dalam beradaptasi dan menyeleksi pengaruh asing
sehingga masih bersikap ‘latah’ terhadap kebudayaan asing.
# Pengaruh Budaya Asing Di Indonesia
Dari sekian banyak budaya asing yang masuk ke Indonesia, diantaranya adalah budaya
barat. Barat, sesuai namanya, merupakan produk perkembangan di bilangan barat dunia yang
menekankan individualitas dan kebebasan. Sementara Indonesia merupakan bagian bangsa
timur yang menghendaki harmoni, komando, dan kolektivitas. Bangsa Barat yang
memberikan pengaruh cukup membekas adalah Portugis dan Belanda. Terutama Belanda,
budaya bangsa-bangsa ini sebagiannya telah terserap dan masuk ke dalam struktur budaya
bangsa Indonesia. Sesungguhnya, terdapat sejumlah pengaruh “Barat” yang hingga kini terus
membekas di dalam struktur kebudayaan Indonesia. Utamanya di dalam sistem pendidikan
Indonesia. Pendidikan merupakan salah satu komponen nonmaterial kebudayaan yang punya
peran signifikan dalam melestarikan suatu budaya. Selain pendidikan, mekanisme
administratif pemerintahan negara barat yang pernah menjajah Indonesia, yaitu Belanda juga
punya pengaruh tersendiri dalam pembentukan sistem sosial (politik) Indonesia. Tidak hanya
Negara barat saja yang mempengaruhi, tetapi negara-negara Timur seperti Cina dan Jepang
pun memberikan derajat pengaruh tertentu bagi perkembangan sistem sosial dan budaya
Indonesia. Jepang tentu saja, memberikan pengaruh , yaitu lewat penjajahan singkat mereka
atas Indonesia. Sementara Cina, yang telah punya hubungan dengan kepulauan nusantara
jauh sebelum Islam menyentuh Indonesia, dan telah membentuk derajat pengaruh tersendiri.
Sedangkan sekarang ini, kebiasaan-kebiasaan orang barat yang telah membudaya hampir
dapat kita saksikan setiap hari melalui media elektronik dan cetak yang celakanya
kebudayaan orang-orang barat tersebut yang sifatnya negatif dan cenderung merusak serta
melanggar norma-norma ketimuran kita sehingga ditonton dan ditiru oleh orang-orang kita
terutama para remaja yang menginginkan kebebasan seperti orang-orang barat. Contoh
kebudayaan-kebudayaan barat tersebut dapat kita lihat dari cara mereka berpakaian dan
mode, film, sampai pada pergaulan dengan lawan jenis.
# Dampak Kebudayaan Asing Di Indonesia
Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk
Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif.
Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi,
ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan mempengaruhi nilai-nilai nasionalisme terhadap
bangsa.
#Mempertahankan Kebudayaan Indonesia
Nilai kebudayaan yang menjadi karakteristik bangsa Indonesia, seperti gotong royong,
silahturahmi, ramah tamah dalam masyarakat menjadi keistimewaan dasar yang dapat
menjadikan individu-individu masyarakat Indonesia untuk mencintai dan melestarikan
kebudayaan bangsa sendiri. Tapi karakteristik masyarakat Indonesia yang dikenal sebagai
masyarakat yang ramah dan sopan santun kini mulai pudar sejak masuknya budaya asing ke
Indonesia yang tidak bisa diseleksi dengan baik oleh masyarakat Indonesia. Maka, dalam hal
ini pemerintah memiliki peranan penting untuk mempertahankan nilai-nilai kebudayaan
Indonesia dalam kehidupan masyarakatnya karena nilai-nilai kebudayaan dari leluluhur
merupakan filosofi hidup pada tiap daerahnya meskipun tanpa bantuan teknologi. Nilai-nilai
budaya tersebut bukan berarti mengharuskan kita untuk bersikap tertutup terhadap budaya
asing, namun nilai dan makna filosofi kebudayaan Indonesia harus dijadikan sebagai sumber
inspirasi dan kreatifitas.
Berikut ini adalah beberapa cara mempertahankan kebudayaan Indonesia agar tidak
terpengaruh oleh kebudayaan asing yang bersifat negatif : 

“Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk


dan kebudayaan dalam negeri.Menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dengan
sebaik- baiknya.Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik-
baiknya.Selektif terhadap kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia.Memperkuat dan
mempertahankan jatidiri bangsa agar tidak luntur.”

Dengan begitu masayarakat dapat bertindak bijaksana dalam menentukan sikap agar jatidiri
serta kepribadian bangsa tidak luntur karena adanya budaya asing yang masuk ke Indonesia
khususnya.
BAB III
PENUTUP

A.  KESIMPULAN
Kecenderungan masyarakat Indonesia yang lupa dan melalaikan budaya dalam negeri
sendiri mengakibatkan banyak budaya asli Indoensia tidak lagi diakui bangsa lain. Sebagai
negara berkembang, masyarakat indonesia seharusnya meniru motivasi Barat untuk menjadi
negara yang maju bukan malah melalaikan budaya sendiri. Sehingga memunculkan 2 dampak
yaitu :
Dampak Positif
·      Pola pikir dan sikap masyarakat yang berubah seiringnya dengan globalisasi dan
modernisasi yang berkembang di Barat. Mengubah masyarakat menjadi berpikir rasional
yang sebelumnya berpikir irasional.
·      Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dari barat yang memberikan kemudahan bagi
masyarakat sekaligus memotivasi masyarakat untuk maju dalam segala hal di kehidupan
bermasyarakat.
·      Perkembangan industri barat dalam memproduksi berbagai alat transportasi dan komunikasi
yang canggih yang meningkatkan taraf hifup masyarakat dan mengurangi pengangguran.
Dampak Negatif
Selain dampak positif, budaya barat juga berdampak negatif bagi kebudayaan
Indonesia:
·      Banyaknya produk impor yang menjadikan produk dalam negeri terpinggirkan.
·      Adanya kesenjangan sosial di masyarakat. Perkembangan teknologi yang semakin canggih
membuat masyarakat menjadi individu atau sudah tidak lagi butuh pertolongan antar
masyarakat. Hal ini memacu adanya individualisme.
·      Berkembangnya gaya hidup ke barat-baratan, menjadikan hidup bebas. Hal ini yang
menyebabkan sudah hilangnya moral atau perilaku yang baik dalam kehidupan
bermasyarakat, dan malah menjadikan masyarakat menganut gaya hidup hedonis.

B.  SARAN
Kami sangat mengharapkan saran dari semua pihak baik itu dosen, teman maupun
masyarakat yang sifatnya membangun.
DAFTAR PUSTAKA

·      http://www.anneahira.com/kebudayaan-barat.html
·      http://duniabaca.com/definisi-budaya-pengertian-kebudayaan.html
·      http://www.abdulrahmansaleh.com/2011/06/pengertian-kebudayan.html
·      http://fresh-lookout.blogspot.com/2012/03/pengaruh-budaya-asing-terhadap.html
·      http://www.blogger.com/profile/119512428595932215

Anda mungkin juga menyukai