Disusun Oleh :
RITA FLORDA ERGOR
NIM. 2017RK09042
Semester VII (Tujuh) Kelas Khusus
1.2. Rumusan Masalah
1) Tujuan
a) Untuk mengetahui pelaksanaan pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN)
di Kecamatan Makbon Kabupaten Sorong;
b) Untuk mengetahui pengaruh Pelayanan Administasi Terpadu Kecamatan (PATEN)
terhadap peningkatan pelayanan publik Kantor Kecamatan Makbon Kabupaten Sorong.
2) Manfaat
Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara obyektif terkait
Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN) terhadap Peningkatan kualitas
pelayanan publik di Kecamatan Makbon. Dan dapat memberikan masukan kepada para
pengambil keputusan di Pemerintah Daerah Kabupaten Sorong dalam penataan kelembagaan
pemerintah daerah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian PATEN
Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN) adalah penyelenggaraan pelayanan
publik di kecamatan yang proses pengelolaannya, dimulai dari permohonan sampai ke tahap
terbitnya dokumen dilakukan dalam satu tempat pelayanan (Dian Utomo; 2010: 32). Satu
tempat ini disini berarti cukup melalui satu meja atau loket pelayanan. Sistem ini
memposisikan warga masyarakat hanya berhubungan dengan petugas meja/loket pelayanan
di kecamatan.
Asas PATEN
Sebagai bagian dari upaya peningkatan kualitas pelayanan publik, khususnya jenis pelayanan
administrasi, maka PATEN menganut asas-asas pelayanan publik sesuai dengan Undang-
undang Republik Indonesia nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik. Asas-asas itu
adalah :
1. Kepentingan umum, yang berarti pemberian pelayanan oleh petugas pelaksana PATEN
tidak boleh mengutamakan kepentingan pribadi atau golongan;
2. Kepastian hukum, berarti ada jaminan bagi terwujudnya hak dan kewajiban antara
penerima pelayanan (warga masyarakat) dan pemberi pelayanan (kecamatan) dalam
penyelenggaraan PATEN;
3. Kesamaan hak, berarti pemberian pelayanan dalam PATEN tidak membedakan suku,
agama, ras, golongan, gender, dan status ekonomi;
4. Keseimbangan hak dan kewajiban, berarti pemenuhan hak harus sebanding dengan
kewajiban yang harus dilaksanakan, baik oleh pemberi maupun penerima pelayanan;
5. Keprofesionalan, berarti setiap pelaksana PATEN harus memiliki kompetensi yang
sesuai dengan bidang tugasnya;
6. Partisipatif, berarti peningkatan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan PATEN
dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat;
7. Persamaan perlakuan/tidak diskriminasi, berarti dalam penyelenggaraan PATEN setiap
warga masyarakat berhak memperoleh pelayanan yang adil;
8. Keterbukaan, berarti setiap penerima pelayanan dapat dengan mudah mengakses dan
memperoleh informasi tentang PATEN;
9. Akuntabilitas, berarti proses penyelenggaraan PATEN harus dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan perundang-undangan;
10. Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan, berarti ada pemberian kemudahan
terhadap kelompok rentan sehingga tercipta keadilan dalam pelayanan;
11. Ketepatan waktu, berarti penyelesaian setiap jenis pelayanan yang dikelola dilakukan
tepat waktu sesuai dengan standar pelayanan PATEN;
12. Kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan, berarti setiap jenis pelayanan dalam
PATEN dilakukan secara cepat, mudah dan terjangkau oleh warga masyarakat penerima
pelayanan.
2.4 Hipotesis
Dari penjelasan kerangka konseptual yang ada, maka dibuat hipotesis dari penelitian,
sebagai berikut:
1. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Pelayanan Administrasi Terpadu
Kecamatan (PATEN) terhadap Peningkatan kualitas pelayanan Publik pada Kantor
Kecamatan Makbon.
2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan
(PATEN) terhadap Peningkatan kualitas pelayanan Publik pada Kantor Kecamatan
Makbon.
Dari dua hipotesis tersebut, maka peneliti mengambil salah satu hipotesis untuk
penelitian ini bahwa “Terdapat pengaruh yang signifikan antara Pelayanan Administrasi
Terpadu (PATEN) terhadap Peningkatan kualitas pelayanan Publik pada Kantor
Kecamatan Makbon”
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Sampel
Sample menurut sugono (2004:91) sebagaian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Dan menurut Hadi (1983:63) adalah sebagian indivdu atau
populasi yang diselidiki. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
nonprobability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memiliki
peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilh menjadi
sampel, Sugiono (2006; 95). Kemudian menggunakan teknik Accidental sampling, yang
mana teknik penentuan sampelnya berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang
yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
Observasi
Pengumpulan data melalui data pengamatan atau observasi dilakukan untuk
mendapatkan informasi yang dapat melengkapi data kuesioner yaitu dengan melihat kondisi
pada Kecamatan Makbon.
Wawancara
Dalam penelitian ini teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara tak
berstruktur, yaitu wawancara bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara
yang telah disusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data. Pedoman
wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan
ditanyakan, Sugiyono (2011; 234)
Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder merupakan merupakan data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal
mencari dan mengumpulkan (Jonathan Sarwono, 2006; 123). Data sekunder yaitu data yang
diperoleh dari lembaga atau instansi tertentu. Data sekunder merupakan data yang sudah
diolah oleh pihak lembaga atau institusi tertentu, seperti data profil serta tugas pokos dan
fungsi Kecamatan Makbon.
Ali, Faried. 2011. Teori dan Konsep Administrasi: Dari Pemikiran Paradigmatik Menuju
Redefinisi. Jakarta; Rajawali Pers.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta; Rineka
Cipta.
Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Metodologi Penelitian dan teknik penyusunan Skripsi. Jakarta;
Rineka Cipta.
Ibrahim, Amin. 2008. Teori dan Konsep Pelayanan Publik Serta Implementasinya . Bandung;
Mandar Maju.
Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuatitatif dan Kualitatif. Yogyakarta; Graha
Ilmu.
Peraturan Pemerintah nomor 65 tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan
Standar Pelayanan Minimal.
Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 4 tahun 2010 Tentang Pedoman Pelayanan
Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN).