II.1 Pengertian Pelayanan Publik, Reformasi Pelayanan Publik dan Kualitas Pelayanan
Publik
a. Pelayanan Publik
Pelayanan Publik adalah segala bentuk jasa pelayanan. Baik dalam bentuk barang
publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan
oleh Instansi Pemerintah di Pusat,daerah dan di lingkungan BUMN atau BUMD.
Pelayanan Publik menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan
publik adalah segala suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebuutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga
negara dan penduduk atas barang,jasa dan atau pelayanan administrative yang disediakan
oleh penyelenggara pelayanan publik.
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan publik sebagai
pemberian layanan atau melayani keperluan orang atau masyarakat dan/atau organisasi lain
yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu, sesuai dengan aturan pokok dan tatacara
yang ditentukan untuk memberikan kepuasan kepada penerima layanan.
b. Reformasi Pelayanan Publik
Reformasi Pelayanan Publik Menurut Pollit dan Bouckaert yaitu perubahan sistematis,
menyeluruh dan berkesinambungan agar kinerja sector publik semakin baik. Reformasi
sektor publik mencakup bukan saja unsur organisasi dan manajemen akan tetapi sumber
daya manusia. Perubahan-perubahan tersebut tidak hanya terfokus pada perubahan
kuantitas namun juga kualitas.
c. Kualitas Pelayanan
Konsep kualitas pelayanan sangatlah bersifat relatif karena ada penilaian. Penilaian
kualitas sangat ditentukan oleh persepektif yang digunakan.Kualitas pelayanan menurut
Samapara yaitu pelayanan yang diberikan kepada pelanggan sesuai standar pelayanan yang
telah dibakukan sebagai pedoman dalam memberikan layanan. Kualitas juga diartikan
sebagai sesuatu yang berhubungan dengan terpenuhinya harapan/kebutuhan pelanggan.
II.2 Permasalahan Pelayanan Publik
Masalah utama pelayanan publik sebenarnya adalah peningkatan kualitas pelayanan publik
itu sendiri. Kelemahan Pelayanan publik yang berkualitas dipengaruhi oleh berbagai aspek, yaitu
bagaimana pola penyelenggaraannya, sumber daya mmanusia yang mendukung dan kelembagaan.
Beberapa kelemahan pelayana publik berkaitan dengan pola penyelenggaraannya antara lain :
1. Susah diakses;
2. Belum Informatif;
3. Belum bersedia mendengar keluhan/saran/aspirasi masyarakat;
4. Belum responsive;
5. Belum saling berkoordinasi;
6. Tidak Efisien;
7. Birokrasi yang bertele-tele.
II.3 Pemecahan masalah
Pelaksanaan reformasi birokrasi dimasing-masing instansi pemerintah dilakukan
berdasarkan kebijakan program/kegiatan yang telah digariskan dalam Grand Design Reformasi
Birokrasi dan Road Map Reformasi Birokrasi serta berbagai pedoman pelaksanaannya. Tindakan
yang sudah diterapkan dalam upaya reformasi pelayanan publik di Indonesia, namun belum
sepenuhnya berjalan dengan baik, diantaranya :
1. Penetapan Standar Pelayanan (SPM dan SOP)
2. Pelayanan terpadu;
3. Pengembangan sistem Pengelolaan Pengaduan Masyarakat;
4. Pelayanan yang bersifat jemput bola.
Agar reformasi birorasi dapat berjalan baik, perlu dilakukan langkah-langkah manejemen
perubahan. Manajemen Perubahan adalah proses mendiagnosis, menginisialisasi,
mengimplementasi dan mengintegrasi perubahan individu, kelompok atau organisasi dalam
rangka menyesuaikan diri dan mengantisipasi perubahan lingkungannya agar tetap tumbuh,
berkembang dan menghasilkan keuntungan. Tuntutan masyarakat saat ini terhadap pelayanan
publik yang berkualitas akan semakin menguat, oleh karena itu kredibilitas pemerintah sangat
ditentukan oleh kemampuannya utnuk mengatasi berbagai permasalahan yang ada.
BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Model reformasi birokrasi perlu dibuat untuk mendukung demokratisasi dan terbentuknya
clean and good governance yaitu tumbuhnya pemerintahan yang rasional,melakukan transparansi
dalam berbagai urun publik, memiliki sikap kompetisi antar departemen dalam memberikan
pelayanan, mendorong tegaknya hukum dan bersedia memberikan pertanggungjawaban terhadap
publik secara teratur.
Dalam melaksanakan reformasi pelayanan publik kendala yang sering dihadapi adalah
kurangnya SDM penyelenggara pelayanan, pemeberian pelayanan masih bersifat lama dan mahal,
pemberian pelayanan masih bersifat diskriminatif, tifak adanya kepastian dari penyelenggara
pelayanan terkait teknis pelayanan, pola pikir para aparatur masih menginginkan dilayani bukan
melayani dan masih banyak dijumpai tindakan KKN dalam proses penyelenggaraan pelayanan
publik.
IV.2 Saran
Penerapan model reformasi birokrasi pelayan publik dalam sistem pemerintahan yang
sekarang diterapkan belum mencapai hasil yang diharapkan.Perilaku birokrasi dan kinerja
pemerintah belum dpat mewujudkan keinginan dan pilihan publik untuk memperoleh jasa
pelayanan yang memuaskan untuk meningkatkan kesejahteraan. Diharapkan juga kepada
masyarakat agar lebih berpartisipatif dalam pelaksanaan reformasi birokrasi, prinsip-prinsip good
governance, pelayanan publik, penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang baik,bersih
dan berwibw serta pencegahan dan percepatn pemberantasan korupsi.