Anda di halaman 1dari 6

ETIKA, MORAL DAN INTEGRITAS

KEPEMIMPINAN PANCASILA (MEMBENTUK


PEMIMPIN DENGAN PANCASILA)

Oleh : Bayu Purna Safroni, S.H.I., M.H.


NIP. 198804262014031001

PESERTA PELATIHAN KEPEMIMPINAN PENGAWAS


ANGKATAN I TAHUN 2022
L LATAR BELAKANG
E
A 1. Organisasi public mempunyai peran yang penting dalam perubahan masayarakat, selain itu juga Organisai Publik juga
harus dapat memberikan pelayan yang prima bagi masyarakat, Jika Fungsi itu gagal maka harapan masyarakat dan fungsi
D yang diharapkan masyarakat akan tergerus/bahakan dianggap tidak ada;
2. Dibutuhkan pemimpin yang inovatif dan berbudaya kinerja tinggi sehingga dapat menggerakkan anggota organisasinya
E mencapai tujuan dengan efektif dan efisien.

R
Rumusan Masalah
Makalah ini dibuat agar para pemimpin/ pejabat negara dapat melaksanakan tugasnya berdasarkan etika dan integritas Pancasila, sehingga tujuan berorganisasi dapat di capai dengan Mudah

P 1. Bagaimanakah pemimpin yang bisa disebut dengan pemimpin yang beretika, bermoral dan
berintegritas berdasarkan Pancasila?
A 2. Bagaimana cara membentuk seorang Pemimpin menjadi pemimpin yang beretika, bermoral dan
N berintegritas berdasarkan Pancasila?

C
A
S
I
L
A
PEMBAHASAN

1. Pengertian Pemimpin / Kepemimpinan 2. Pengertian Etika, Moral dan integritas

L Suradinata (1997:11) berpendapat bahwa Pemimpin adalah orang yang


Etika adalah konsep tindakan atau perilaku manusia, tentang baik dan buruk;

memimpin kelompok dua orang atau lebih, baik organisasi maupun Moralitas standar menetapkan benar/salahnya sesuatu. Misal untuk sebagian

E keluarga.
Sedangkan kepemimpinan adalah merupakan suatu kemampuan yang
orang, mengambil beberapa puluh lembar kertas HVS di kantor tidak merugikan.
Toh kantor bisa membeli kertas puluhan rim lagi dengan mudah. Tapi untuk

A
sebagian orang lain, ini salah karena mengambil sesuatu yang bukan haknya. Kertas
melekat pada diri seorang yang memimpin yang tergantung dari macam-
HVS kantor semestinya hanya digunakan untuk keperluan kantor, bukan untuk
macam faktor, baik faktor intern maupun faktor ekstern. Pemimpin jika keperluan pribadi. Atau untuk sebagian orang, istirahat jam kerja yang agak lama
dialihbahasakan ke bahasa Inggris menjadi "LEADER", yang mempunyai
D
(misal dari jam 12 siang sampai dengan jam 2.30 siang) tidak bermasalah, yang
tugas untuk LEAD anggota di sekitarnya penting target pekerjaan hari itu tercapai. Tetapi buat sebagian orang lain itu salah,
karena waktu yang seharusnya digunakan untuk bekerja malah dicuri untuk
bersantai.

E 3. Bagaiamana Pemimpin yang beretika, bermoral dan


Integritas adalah ketika perkataan dan perbuatan kita sejalan, dalam situasi
apapun. Jika seseorang mengaku “saya seorang pekerja yang rajin”, maka itu

R berintegritas berdasarkan Pancasila


Pancasila telah ditetapkan sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia yang telah
dibuktikan dengan bekerja dengan baik, entah saat atasan ada atau tidak.
Karyawan yang hanya bekerja disaat atasan ada, kemudian jika tidak ada akan
bersantai seharian menikmati video kucing di YouTube bukanlah seseorang
dimurnikan dan dipadatkan menjadi dasar falsafah negara Republik Indonesia
dengan integritas tinggi.
Pancasila mengandung wawasan tentang hakikat, asal, tujuan, nilai, dan arti dunia
seisinya, khususnya manusia dan kehidupannya baik secara perorangan maupun
sosial
Pancasila memiliki 3 (tiga) fungsi utama, yaitu sebagai falsafah hidup dan moral
bangsa, sebagai ideologi nasional, dan sebagai ideologi terbuka. Pancasila sebagai
falsafah hidup menginginkan agar moral Pancasila menjadi moral kehidupan
negara sehingga negara harus tunduk kepada moral dan wajib mengamalkannya.
Moral Pancasila menjadi norma tindakan dan kebijaksanaan negara yang memberi
inspirasi dan menjadi nilai-nilai yang dilaksanakan dalam kehidupan seharihari.
PEMBAHASAN

P 4. Bagaimana Cara membentuk seorang Pemimpin menjadi pemimpin yang beretika, bermoral dan berintegritas berdasarkan Pancasila

A Dengan cara mengaktualisasikan nilai-nilai luhur Pancasila yang tercermin dari kelima silanya,
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mensyaratkan agar para pemimpin bangsa sebagai insan hamba Tuhan taat melaksanakan ajaran agamanya dan perilaku senantiasa

N meninggikan hakekat Tuhan Yang Maha Esa sebagai sumber dari segala sumber kehidupan.
2. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, mensyaratkan agar para pemimpin bangsa senantiasa memperjuangkan nilainilai universal tentang hak azasi manusia yang

C beridentitas sebagai insan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang paling mulia dan berbudi luhur, sebagai sumber dari segala sumber tatanan nilai keadilan dan peradaban. Dalam
pelaksanaannya senantiasa harus mempertimbangkan kebebasan individu maupun golongan untuk mengembangkan sendi-sendi kehidupan kebangsaan sesuai budaya daerah

A
dengan tidak meninggalkan identitas nasionalnya.
3. Sila Persatuan Indonesia, mensyaratkan agar para pemimpin bangsa senantiasa mengutamakan nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa yang menjadi sumber dari segala

S
sumber kekuatan kebangsaan dan pilar kedaulatan bangsa, sehingga semangat kepemimpinan tidak mentolerir adanya disintegrasi bangsa. OIeh karena itu, jiwa dan semangat
persatuan dan kesatuan bangsa merupakan suatu prasyarat dominan yang mutlak dipertahankan dan tidak bisa ditawar-tawar lagi.
4. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan, mensyaratkan agar para pemimpin bangsa senantiasa menjunjung tinggi
I kehidupan demokrasi dengan menghargai setiap perbedaan pendapat sebagai bagian dari realitas kehidupan Bhineka Tunggal Ika yang harus dicari solusinya untuk
kepentingan semua komponen bangsa melalui cara-cara musyawarah yang bermartabat dan berkepribadian kebangsaan untuk mencapai m ufakat kebangsaan.
L 5. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, mensyaratkan agar para pemimpin bangsa senantiasa bertindak adil, arif dan bijaksana demi kepentingan perjuangan
nasional. Setiap keputusan publik merupakan sumber kebijaksanaan politik negara yang menempatkan kepentingan bangsa dan kemaslahatan bangsa diatas segalagalanya

A sebagai bagian pertanggungjawaban moral kepada rakyat Indonesia dalam rangka mencapai tujuan nasional dan citacita perjuangan bangsa dan negara.
KESIMPULAN

P Kepemimpinan Pancasila Menjadi Penting untuk diterapkan di Lembaga ataupun Organisasi, karena dapat membentuk menjadi pemimpin beretika, bermoral dan berintegritas
Pancasila. Sehingga dapat terwujudnya tujuan dari Instansi, Lembaga ataupun Organisasi lebih tepat sasaran dengan berdasarkan Pancasila.

A
N
C
A
S
I
L
A

Anda mungkin juga menyukai